DOSEN PENGAMPU
Dr. Umi Salamah, M. Pd. I
DISUSUN OLEH
1. KEKE FIRTI ANNISA NIM 222001
2. EVA NURAZIZAH NIM 222013
3. ERVIANA DEWI PERMATASARI NIM 222020
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah pandangan agama terhadap kehidupan
manusia yang berhubungan dengan kesehatan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan tarima kasih kepada Dosen pengampu
Ibu Umi Salamah M,Pdi.Mata kuliah agama sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul pandangan agama terhadap
kehidupan manusia yang berhubungan dengan kesehatan.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang impilkasi nilai
nilai ibadah dalam kehidupan sehari hari dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan........................................................................................................xiii
Daftar Pustaka......................................................................................................xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama adalah persoalan keyakinan yang dipercaya mampu membawa
kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Masalah yang berhubungan dengan
agama terkadang menimbulkan konflik antar pemeluk agama. Apalagi jika agamanya
dibandingkan dengan agama lainnya dan jika berkaitan dengan masalah keyakinan.
Karena, beragama sudah menjadi darah dan daging di dalam jiwa dan raga yang melekat
erat dalam kehidupannya.
Setiap muslim meyakini bahwa Islam adalah suatu agama yang membawa
petunjuk demi kebahagiaan pribadi dan masyarakat serta kesejahteraan mereka didunia
dan diakhirat Para ulama Islam sepakat bahwa ajaran agama Islam bertujuan untuk
memelihara lima hal pokok, yaitu: agama, jiwa, akal, kehormatan (keturunan), dan
kesehatan. Selain pernyataan dari aspek ilmu kesehatan, islam sangat memperhatikan
terhadap kesehatan manusia, seperti kesehatan fisik, kesehatan mental dan kesehatan
masyarakat.
Dalam pembahasan ini di jelaskan bahwa terdapat berbagai pandangan yang
berbeda-beda dari beberapa ulama’mengenai pandangan agama meliputi kesehatan
keluarga berencana,bayi tabung,cloning,inseminasi,aborsi,euthanasia,bunuh diri,transfusi
darah,transplantasi organ.
A. Tujuan Penulisan
Tujuan kita membuat makalah yang berjudul ini Adalah memberi wawasan bahwa
dalam agama islam menjelaskan bahwa hal tersebut Diperbolehkan untuk orang -orang
yang memang harus melakukan hal tersebut demi kebaikan dan di haramkan jika
melakukan hal tersebut dengan niat yang tidak baik. Oleh sebab itu kita sebagai manusia
yang berketuhanan harus memhami syariat-syariat yang sesuai dengan ketentuan hukum
islam.
BAB II
PEMBAHASAN
1.4 Cloning
Pengertian kloning yaitu suatu proses penggandaan makhluk hidup dengan cara nucleus
transfer dari sel janin yang sudah berdiferensiasi dari sel dewasa; atau penggandaan makhluk
hidup menjadi lebih banyak, dengan memindahkan inti sel tubuh ke dalam indung telur pada
tahap sebelum terjadi pemisahan sel-sel bagian tubuh.Kloning dimaksudkan sebagai teknik
penggandaan gen guna menghasilkan turunan sifat baik yang sama dengan induknya, dari segi
hereditas maupun penampakannya.
Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya boleh (mubah) sepanjang
dilakukan demi kemaslahatan dan/atau untuk menghindarkan kemudaratan atau hal-hal
negatif.Namun bagaimana dengan kloning pada manusia?Kloning manusia menjadi topik yang
hangat diperbincangkan di kalangan ilmuwan Amerika Serikat. Kenyataan ini sehubungan
dengan munculnya pengakuan sebuah perusahaan bioteknologi bahwa para ilmuwan di sana
telah berhasil membantu seorang wanita Amerika melahirkan bayi hasil kloning. Legalitas
kloning manusia sejauh ini memang masih diperdebatkan sehubungan dengan masih adanya pro
dan kontra.
Diluar dari benar atau tidaknya kasus kloning manusia tersebut, seperti yang sudah
dijelaskan diatas bahwa menurut pandangan islam rekayasa genetika ini tidak boleh
menggunakan gen atau bagian lain yang berasal dari tubuh manusia.
1.6 Aborsi
Istilah aborsi secara bahasa berarti keguguran kandungan, pengguguran kandungan, atau
membuang janin. Dalam terminologi kedokteran, aborsi berarti terhentinya kehamilan sebelum
28 (dua puluh delapan) minggu. Dalam istilah hukum, berarti pengeluaran hasil konsepsi dari
rahim sebelum waktunya (sebelum dapat lahir secara alamiah). Meskipun istilah ini tentunya
memerlukan penjelasan yang lebih terinci lagi, utamanya dalam relatifitas batas terhentinya
kehamilan dan terkait dengan proses yang melatarbelakangi pengguguran dan/atau keguguran
kandungan.
Ilmu kedokteran pada membedakan abortus ke dalam dua macam, yaitu :
1. Spontaneus Abortus (Aborsi spontan), yaitu abortus yang tidak disengaja. Abosrtus spontan
bisa terjadi karena salah satu pasangan berpenyakit kelamin, kecelakaan, dan sebagainya.
2. Provocatus Abortus (Aborsi yang disengaja). Aborsi semacam ini terbagi dua, yaitu :
a. Abortus artificialis therapicus, yakni aborsi yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi
medis. Misalnya jika kehamilan diteruskan bisa membahayakan jiwa si calon ibu, karena
misalnya penyakit-penyakit yang berat, antara lain TBC yang berat dan penyakit ginjal yang
berat.
b. Abortus provocatus criminalis, ialah aborsi yang dilakukan tanpa dasar indikasi media.
Misalnya aborsi yang dilakukan untuk meniadakan hasil hubungan seks di luar perkawinan atau
untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki.Aborsi dalam Pandangan Hukum Islam
Dalam menentukan hukum suatu persoalan, seorang mujtahid haruslah menempuh beberapa hal.
Tahapan-tahapan penelusuran hukum permasalahan tertentu haruslah sesuai dengan runtutan
atau urutan dasar hukum Islam.
Pandangan Ulama tentang Aborsi :
a. Aborsi sebelum ditiupkan roh Kalangan Ulama fiqhi berbeda pendapat dalam menetapkan
hukum terhadap aborsi yang dilakukan sebelum ditiupkan roh. Hal ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Dibolehkan secara mutlak tanpa dikaitkan dengan uzur sama sekali. Pendapat ini
dikemukakan ulama mazhab Zaidiyah, sebagian mazhab Hanafi, dan sebagian
mazhab Syafi‟i.
2) Dibolehkan apabila ada uzur, dan makruh hukumnya apabila tanpa uzur. Uzur yang
dimaksudkan adalah mengeringnya air susu ibu ketika kehamilan sudah mulai kelihatan,
sementara sang ayah tidak mampu membiayai anaknya untuk menyusu kepada wanita lain
apabila anaknya lahir nanti. Pendapat ini dikemukakan oleh sebagian mazhab Hanafi dan
sebagian mazhab Syafi‟i.
b.Aborsi setelah ditiupkan roh Ulama fiqhi sepakat bahwa melakukan aborsi terhadap kandungan
yang telah menerima roh hukumnya haram. Mereka mengemukakan alasan sebagaimana
keumuman makna dalam firman Allah QS. al-Isra’ (17): 31 dan 33, serta QS. al-An’am (6): 151,
sebagaimana yang telah dikemukakan. Para ulama juga sepakat mengenai sanksi hukum bagi
wanita yang melakukan aborsi setelah ditiupkannya roh, yaitu dengan membayar gurrah (budak
laki-laki atau perempuan).
c. Aborsi karena darurat Aborsi yang dilakukan apabila ada uzur yang benar-benar tidak
mungkin dihindari, yang dalam istilah fiqhi disebut keadaan “darurat”, seperti apabila janin
dibiarkan tumbuh dalam rahim akan berakibat kematian ibu. Ulama sepakat bahwa aborsi dalam
hal ini hukumnya mubah. Kebolehannya ini guna menyelamatkan nya.
1.7 Euthanasia
Euthanasia berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, Eu yang berarti baik
dan Thanatos berarti kematian. David Smith dalam bukunya Life and Morality mendefinisikan
euthanasia sebagai mengakhiri hidup manusia tanpa sakit dengan tujuan menghentikan
penderitaan fisik yang berat dan sebagai cara menangani korban yang mengalami sakit yang
tidak mungkin disembuhkan lagi. Dalam buku Euthanasia and Critical Practice, euthanasia
adalah perbuatan yang dilakukan secara sengaja untuk mengakhiri hidup seorang pasien yang
dilakukan semata-mata untuk kepentingan pasien tersebut.Secara umum, euthanasia dibagi
menjadi dua jenis:
1) .Euthanasia aktif
Euthanasia aktif adalah perbuatan yang dilakukan secara aktif oleh dokter untuk
mengakhiri hidup pasien biasanya dilakukan dengan penggunaan obat-obatan yang bekerja cepat
dan mematikan. Euthanasia aktif juga dilakuakn dengan mengehentikan segala alat-alat
pembantu dalam perawatan sehingga jantung akan berhenti berfungsi atau biasa juga dilakuakn
dengan memberikan obat penenang dengan dosis berlebih sehingga berdampak pada berhentinya
fungsi jantung.
2) Euthanasia pasif
Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan
pengobatan yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan manusia. Euthanasia pasif
dilakukan dengan tidak memberi obat sama sekali kepada pasien sehingga diperkirakan pasien
tersebut akan meninggal setelah tindakan pertolongan diberhentikan.
Para tokoh Islam Indonesia sangat menentang dilakukannya euthanasia sebagai tindakan
medis. Namun ada beberapa ulama yang mendukung euthanasia. Menurut salah satu ulama yang
pro terhadap euthanasia, Ibrahim Hosen, tindakan tersebut boleh dilakukan apalagi terhadap
penderita penyakit menular dan tidak bisa disembuhkan. Pendapat ini didasari oleh kaidah ushul
fiqh: Al-Irtifaqu Akhaffu Dlarurain, melakukan yang teringan dari dua mudharat. Menurutnya,
euthanasia boleh dilakukan karena merupakan pilihan dari dua hal yang buruk, yaitu pertama,
penderita mengalami penderitaan. Kedua, jika menular akan sangat membahayakan.
G.Bunuh diri
Bunuh diri merupakan tindakan agresif, melukai diri sendiri, merusak dirinya dan
selanjutnya mengakhiri kehidupannya.Orang yang nekad bunuh diri, biasanya karena putus asa
diantara penyebabnya adalah penderitaan hidup. Ada orang yang menderita fisiknya
(jasmaninya), karena memikirkan sesuap nasi untuk diri dan keluarganya. Keperluan pokok
dalam kehidupan sehari-hari tidak terpenuhi, apalagi pada jaman sekarang ini, pengeluaran lebih
besar dari pemasukan.
Adapula orang yang menderita batinnya yang beru patah hati, hidup tidak bergairah,
masa depannya keliatan suram, tidak bercahaya. Batinnya kosong dari cahaya iman dan berganti
dengan kegelapan yang menakutkan. Penderitaan kelompok kedua ini, belum tentu karena tidak
punya uang, tidak punya kedudukan, dan tidak punya nama, karena semua itu belum tentu dan
ada kalanya tidak dapat membahagiakan seseorang, pada media masa kita baca ada jutawan, artis
dan ada tokoh yang memilih mati untuk mengakhiri penderitaanya itu, apakah penderitaan
jasmani atau penderitaan batin.
Hidup dan mati itu ada ditangan Allah SWT dan merupakan karunia dan wewenang
Allah SWT, maka Islam melarang orang melakuakn pembunuhan, baik terhadap orang lain
(kecuali, dengan alasan yang dibenarkan oleh agama) maupun terhadap dirinya sendiri (bunuh
diri) dengan alasan apapun.Dalil-dalil syar’i yang melarang bunuh diri dengan alasan apapun,
ialah:
1. Firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 29-30
Artinya: dan janganlah kamu membunuh diri mu, sesungguhnya Allah adalah maha penyayang
kepada kamu. Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar dan aniaya, maka kami
kelak akan memasukannya kedalam neraka yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
2. Hadits Nabi riwayat Bukhari dan Muslim dari jundub bin Abdullah r.a:
Artinya: telah ada diantara orang-orang sebelum kamu seorang lelaki yang mendapat luka, lalu
keluh kesahlah ia. Maka ia mengambil pisau lalu memotong tangannya dengan pisau itu
kemudian tidak berhenti-henti darahnya keluar sehingga ia mati. Maka Allah bersabda,
”Hambaku telah menyegerakan kematiannya sebelum aku mematikan.” aku mengharamkan
surga untuknya.
1.8 Transfusi Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian, yaitu cairan yang disebut plasma
dan sel darah. Darah secara keseluruhan kira-kira seperduabelas dari badan kita atau kirakira
lima liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan atau plasma, sedangkan 45 persen sel darah yang
terdiri dari tiga jenis, sel darah merah sel darah putih dan trombosit.
Plasma adalah cairan yang berwarna kuning dan mengandung 91,0 persen air, 8,5 persen
protein, 0,9 persen mineral, dan 0,1 persen sejumlah bahan organik seperti lemak, urea, asam
urat, kolesterol dan asam amino. Plasma darah berfungsi sebagai perantara untuk menyalurkan
makanan, lemak, dan asam amino ke jaringan tubuh. Plasma merupakan perantara untuk
mengangkut bahan buangan seperti urea, asam urat dan sebagai karbon dioksida. Selain itu
plasma juga berfungsi untuk menyegarkan cairan jaringan tubuh, karena melalui cairan ini semua
sel tubuh menerima makanannyaUnsur kedua dari darah manusia dalah sel darah merah. Dalam
setiap milimeter kubik darah terdapat 5 juta sel darah merah. Sel darah merah memerlukan
protein, karena strukturnya terbentuk dari asam amino. Sel darah merah bekerja sebagai sistem
transpor dari tubuh, mengantarkan semua bahan kimia, oksigen dan zat makanan yang
diperlukan tubuh supaya fungsi normalnya dapat berjalan, dan menyingkirkan karbon dioksida
dan hasil buangan lainnya serta mengatur napas ke seluruh tubuh.
Landasan Hukum Transfusi darah
Transfusi darah merupakan salah satu bentuk upaya penyembuhan manusia ketika
diserang penyakit karena manusia tidak boleh berputus asa pada penyakit yang
menimpanya.Menyumbangkan darah kepada orang lain yang amat membutuhkannya menurut
kesepakatan para ahli fikih148 termasuk dalam kerangka tujuan syariat Islam, yaitu
menghindarkan salah satu bentuk kemudaratan yang akan menimpa diri seseorang. Sebagai
sesuatu hal yang tidak dikenal dalam kajian klasik Islam pembahasan tentang transfusi darah
dapat ditemukan landasan ushul fiqhnya dari zaman klasik. pada umumnya pembicaraan tentang
transfusi darah mencapai kesimpulan dibolehkan dilaksanakannya namun berbeda pendapat pada
kasus-kasus yang muncul.
1.9 Transplantasi Organ
Transplantasi organ atau jaringan tubuh pendonor hidup kepada orang lain dibolehkan
dengan ketentuan terdapat kebutuhan mendesak yang dibenarkan secara syar'i (dharurah
syariah). Kemudian, tidak ada dharar bagi pendonor karena pengambilan organ atau jaringan
tubuh baik sebagian ataupun keseluruhan.
Hukum Transplantasi Organ Tubuh dalam Islam
Menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 13 Tahun 2019 tentang Transplantasi
Organ dan/atau Jaringan Tubuh dari Pendonor Hidup untuk Orang Lain, tindakan transplantasi
diperbolehkan.Kendati demikian, ada persyaratan yang mesti dipenuhi sebagai berikut:
1. Terdapat kebutuhan mendesak yang dibenarkan secara syar’i (dharurah syariah);
2. Tidak ada dharar bagi pendonor karena pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh baik
sebagian atau keseluruhan;
3. Jenis organ tubuh yang dipindahkan kepada orang lain tersebut bukan merupakan organ vital
yang mempengaruhi kehidupan atau kelangsungan hidupnya;
4. Tidak diperoleh upaya medis lain untuk menyembuhkannya, kecuali dengan transplantasi;
5. Bersifat untuk tolong-menolong (tabarru’), tidak untuk komersial;
6. Adanya persetujuan dari calon pendonor;
7. Adanya rekomendasi dari tenaga kesehatan atau pihak yang memiliki keahlian untuk
jaminankeamanan dan kesehatan dalam proses transplantasi;
8. Adanya pendapat dari ahli tentang dugaan kuat (ghalabatil zhon) akan keberhasilan
transplantasi organ tersebut kepada orang lain;
9. Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh dilakukan oleh ahli yang kompeten dan kredibel;
10. Proses transplantasi diselenggarakan oleh negara.
Dalam jenis organnya, MUI memberikan catatan bahwa bolehnya transplantasi tidak
berlaku untuk organ reproduksi, organ genital, dan otak.Selain itu, seseorang tidak diperbolehkan
memberikan atau menjual organ dan atau jaringan tubuhnya pada orang lain karena organ tubuh
bukan termasuk hak milik mutlak (haqqul milki).Pengambilan dan transplantasi organ tanpa
disertai alasan yang dibenarkan syar'i hukumnya haram.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang pandangan islam mengenai kesehatan keluarga
berencana,bayi tabung,cloning,inseminasi,aborsi,euthanasia,bunuh diri,transfusi
darah,transplantasi organ bisa disimpulkan bahwa:
1.Kesehatan keluarga berencana adalah kesehatan mengenai kesejahteraan keluarga
meliputi kesehatan ibu dan anak.
2.Bayi tabung adalah bayi yang didapatkan dari proses pembuahan sel telur oleh sel
sperma dilaboratorium.
3.Cloning adalah proses reproduksi aseksual yang bisa terjadi di alam contohnya bakteri
hewan dan manusia.
4.Inseminasi merupakan memasukkan sperma kedalam leher Rahim ataupun Rahim.
5.Aborsi ialah kegiatan menggugurkan kandungan yang tidak diinginkan
6.Euthanasia adalah praktek pencabutan kehidupan manusia melalui cara yang dianggap
tidak menimbulkan rasa sakit biasanya dilakukan dengan cara melakukan pemberian
suntikan yang mematikan
7.Bunuh diri adalah usaha melukai diri sendiri untuk mengakhiri hidupnya
8.Tranfusi darah adalah proses menyalurkan darah dari satu orang ke system peredaran
darah orang lain
9.Transplantasi organ adalah pencangkoan atau pemindahan seluruh atau Sebagian organ
dari satu tubuh ke tubuh yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
5Tim Penyusun, Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
2001), h. 7.
6Masyfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah: Kapita Selekta Hukum Islam (Cet. III; Jakarta:
CV. Haji Masagung, 1992), h 77.
7Departemen Kesehatan RI., Laporan Lengkap Symposium Abortus (Jakarta: t.p.,
1965), h. 138. Ahmad Azhar Basyir, op. cit., h. 163.
5Tim Penyusun, Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
2001), h. 7.
6Masyfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah: Kapita Selekta Hukum Islam (Cet. III; Jakarta:
CV. Haji Masagung, 1992), h 77.
7Departemen Kesehatan RI., Laporan Lengkap Symposium Abortus (Jakarta: t.p.,
1965), h. 138. Ahmad Azhar Basyir, op. cit., h. 163.