Anda di halaman 1dari 7

HEMATOLOGY Susunan eritrosit

Definisi : ilmu yang mempelajari tentang darah dan  Mean Corpuscular Volume (MCV)
jaringan pembentuk darah yang merupakan salah Untuk menentukan ukuran eritrosit
satu sistem organ terbesar di dalam tubuh.  Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)
Nilai yang mengindikasikan berat Hb rata-
Tiga jenis sel darah :
rata dalam eritrosit
a. Eritrosit  Mean Corpuscular Hemoglobin
b. Leukosit Concentration (MCHC)
c. Trombosit Mengukur konsentrasi Hb rata-rata dalam
1. Eritrosit eritrosit
Fungsi : mengangkut oksigen dari paru-paru
ke jaringan tubuh dan mengangkut CO2 dari 2. Hematokrit
jaringan tubuh ke paru oleh hemoglobin (Hb). Didefinisikan sebagai jumlah volume eritrosit
terhadap jumlah seluruh darah, digunakan
Nilai normal : untuk menghitung nilai eritrosit rata-rata.
 Pria : 4,4 – 5,6 juta sel/mm3
Nilai normal :
 Wanita : 3,8 – 5,0 juta sel/mm3
 Pria : 40 – 50%
Implikasi klinik :  Wanita : 35 – 45%
 Terjadi penurunan jumlah sel pada Implikasi klinik :
pasien anemia, leukimia, penurunan
fungsi ginjal, talasemia, dll.  Penurunan nilainya merupakan
 Secara umum, nilai Hb dan Hct indikator anemia
digunakan untuk memantau derajat  Peningkatan nilainya terjadi pada
anemia. diare, dehidrasi, dll
 Terjadi peningkatan jumlah sel pada  Nilai normalnya sekitar 3 kali nilai
pasien polisitemia, diare, dehidrasi, dll. hemoglobin

Metode pemeriksaan : Metode pemeriksaan :

 Hemositometer (manual)  Mikrometode


Digunakan untuk menghitung jumlah Prinsip : sampel darah yang sudah
sel dan terdiri dari kamar hitung, kaca dicampurkan dengan antikoagulan
penutup dan beberapa pipet. dimasukkan dalam tabung kapiler
panjang dan disentrifugasi dengan
Prinsip : Perhitungan secara manual centrifuge mikrohematokrit.
dimana darah diencerkan dalam larutan  Makrometode (Wintrobe)
isotonis untuk memudahkan Prinsip : sampel darah yang sudah
menghitung eritrosit dan mencegah dicampurkan dengan antikoagulan
hemolisis. disentrifugasi selama 30 menit.

 BC-2600 Auto analyzer hematology 3. Hemoglobin


(automatic) Pigmen merah yang terdapat dalam darah yang
Menggunakan mode sampler terbuka berfungsi sebagai alat transportasi O2 dan
untuk menghisap sampel darah dari CO2.
tabung EDTA yang kemudian
dilarutkan dan dicampurkan sebelum Nilai normal :
pengukuran masing-masing parameter  Pria : 13 – 18 g/dL
dilakukan.  Wanita : 12 – 16 g/dL
Implikasi klinik :  Humased 20
 Penurunan nilainya terjadi pada
7. Prothrombin time (PT)
anemia, sirosis, hipertiroidisme, dll
Nilai normal : 10 – 15 detik
 Peningkatan nilainya terjadi pada luka
bakar, polisitemia, dll
Implikasi klinik :
Metode pemeriksaan :  Nilai meningkat pada defisiensi faktor
tromboplastin ekstrinsik, dll
 Fotometrik hemoglobinsianida atau  Nilai menurun apabila mengkonsumsi
sianmethemoglobin vitamin K juga meningkat
 Hematin D alkali
 Metode Sahli 8. Internasional normalized ratio (INR)
Merupakan satuan lazim yang digunakan
4. Leukosit untuk pemantauan pemakaian antikoagulan
Fungsi : melawan infeksi, melindungi tubuh oral.
dengan memfagosit organisme asing dan
memproduksi atau mengangkut antibodi Nilai normal : 0,8 – 1,2

Nilai normal : Implikasi klinik :


 3200 – 10.000/mm3  (sama dengan PT)
Implikasi klinik :
9. Activated Partial Thromboplastin Time
 Peningkatan mengindikasikan (APTT)
gangguan bone marrow Mendeteksi defisiensi sistem tromboplastin
 Peningkatan yang sangat tinggi dapat intrinsik dan digunakan untuk memantau
disebabkan oleh leukimia penggunaan heparin.
Metode pemeriksaan :
Nilai normal : 21 – 45 detik
 Perhitungan manual dengan
menggunakan mikroskop Implikasi klinik :
 Hematology analyzer  Meningkat pada penyakit hemofilia,
penyakit hati, dll
5. Trombosit  Menurun pada DIC awal, hemoragi
Nilai normal : akut, dll
 170 – 380 ribu/mm3
Metode pemeriksaan :
Metode pemeriksaan :
 Metode Manchester dengan reagen
 Automatic cell counter (flow Organon
cytometry)
 Rees-Ecker 10. Thrombin time (TT)
 Fonio (tidak langsung) Merupakan pemeriksaan sensitif terhadap
defisiensi fibrinogen
6. Laju endapan darah (LED)
Merupakan ukuran kecepatan endap eritrosit 11. Fibrinogen
yang menggambarkan komposisi plasma serta Nilai normal : 200 – 450 mg/dL
perbandingan eritrosit dan plasma.
Prinsip kerja alat :
Metode pemeriksaan : Coagulometer coag-mate.
 Westergren
 Wintrobe
12. D-Dimer Kelainan kelenjar tiroid :
Merupakan produk akhir degenerasi cross-
Hipotiroidisme
linked fibrin oleh aktivitas kerja plasmin
dalam sistem fibrinolitik.  kegagalan primer dari kelenjar tiroid,
 defisiensi TRH dan TSH
Metode pemeriksaan :  kekurangan konsumsi iodium
 ELISA
 Latex Agglutination Hipertiroidisme
 WBA  Tingginya konsentrasi hormon tiroid yang
Prinsip Hematology analyzer : biasanya disebabkan oleh penyakit Graves

 Impedansi (ukuran sel darah) 1. Penyakit Gondok


 Flow cytometry (jumlah dan sifat bagian sel  Terjadi karena TSH merangsang
darah) kelenjar tiroid secara berlebihan
 SianmetHb (kadar Hb dalam darah)  Hipo atau hipertiroidisme

2. Tiroiditis Hashimoto
PEMERIKSAAN FUNGSI TIROID  Merupakan penyakit autoimun yang
menimbulkan gambaran klinis berupa
Kelenjar tiroid mensekresi 2 jenis hormon yang
pembesaran kelenjar tiroid yang tidak
mengandung iodium dan tirosin :
nyeri.
 Tiroksin (T4)  Hipotiroidisme
 Triiodotironin (T3)
3. Kretinisme
Regulasi sekresi hormon tiroid :
 Hipotiroidisme
 TRH hipotalamus menstimulasi sekresi  Pada masa bayi atau balita
TSH oleh hipofisis anterior  Terjadi gangguan sistem otot dan
 TSH dari hipofisis anterior adalah regulator susunan syaraf pusat, retardasi mental,
fisiologik terpenting sekresi hormon tiroid tubuh pendek.
 Melalui mekanisme umpan balik, hormon
tiroid menghentikan sekresi TSH dengan 4. Hipotiroid
menghambat hipofisis anterior  Terjadi sembab terutama pada wajah,
tangan dan kaki (Miksedema)
Protein binding iodine (PBI) terdiri atas :
 Melambatnya aktivitas fisik dan
 Tiroid binding globulin (TBG) mental
 Albumin
 Tiroid binding prealbumin (TBPA) 5. Hipertiroid
 Hipertiroidisme
Mekanisme aksi  Sekresi TSH berlebihan akibat defek
 Hormon tiroid berikatan dengan PBI hipotalamus
 Terdistribusi dalam aliran darah  Sekresi T4 dan T3 berlebihan karena
 Masuk ke sel stimulasi pertumbuhan tiroid yang
berlebihan
 Berikatan dengan reseptor
TSH
Fungsi utama T3 = mengatur metabolisme
karbohidrat dan protein dalam semua sel Hipo
Hiper
T4 atau T3
Eutiroid = suatu keadaan dimana terganggunya Interpretasi hasi pemeriksaan
kadar hormon tiroid di dalam tubuh dengan fungsi T4/T3 FT4/FT3 TSH Keadaan
kerja kelenjar tiroid yang normal dan tanpa adanya Keadaan
total total plasma Klinis
penyakit tiroid
Hipertiroidime Tinggi Tinggi Rendah Hipertiroid
Pemeriksaan fungsi tiroid Hipotiroidisme Rendah Rendah Tinggi Hipotiroid
Estrogen,
1. Pemeriksaan TSH
metadon, Tinggi Normal Normal Eutiroid
Nilai normal = 0,4 – 5,5 mcU/mL
heroin, klofibrat
Nilai TSH akan semakin meningkat seiring
bertambahnya usia. Glukokortikoid,
androgen,
Rendah Normal Normal Eutiroid
Metode pemeriksaan : danazol,

 ELISA (sandwich test) asparaginase

2. Pemeriksaan T3
Metode pemeriksaan lainnya :
 Sebagian besar terikat pada TBG
 Konsentrasinya jauh lebih kecil  RIA
daripada T4  ELISA
 Merupakan faktor penting untuk  ELIA
diagnosa  ECLIA
 Nilai normal : 0,8 – 2,0 mg/ml atau 60  IRMA
– 118 mg/dL  ELFA
 Kadar akan meningkat pada
penggunaan kontrasepsi dan wanita Pemeriksaan hipe/hipertiroid karena autoimun
hamil menggunakan pemeriksaan anti Trab atau anti
 Metode pemeriksaan : CLIA TPO.
Metode pemeriksaan protein pembawa :
3. Pemeriksaan T4
 Lebih dari 99% nya terikat pada TBI  Elektroforesis
 0,03% berada dalam keadaan bebas  ECLIA
(FT4) Prinsip :
 Nilai normal : 50 – 113 mg/L atau
4,5 mg/dL TBG tinggi
 Metode pemeriksaan : CLIA

4. Pemeriksaan FT3 Rendah


 Nilai normal : 4,4 – 9,3 pmol/L T4 atau T3
 Metode pemeriksaan : CLIA

5. Pemeriksaan FT4 ELEKTROLIT DAN CAIRAN TUBUH


 Nilai normal : 0,7 – 1,86 mg/dL
 Metode pemeriksaan : CLIA Komposisi cairan tubuh :
 Pelarut
 Zat terlarut
 Elektrolit
o Anion
o Kation
 Non elektrolit
o Glukosa
o Urea, dll
Kompartemen cairan tubuh  Alkalosis Respiratori
Suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru-
Intrasel
paru yang dapat menimbulkan terjadinya
Cairan tubuh Elektrolit-air PCO2 kurang dari 35 mmHg dan pH diatas
7,45
Ekstrasel
Respiratory Metabolik
Komposisi elektrolit Gangguan pH
(PCO2) (HCO3)
ekstraseluler Asidosis
↓ ↑ ↑/N
MEQ/L intraseluler Plasma Respiratori
interstisinal Asidosis
darah ↓ ↓/N ↓
KATION Metabolik
Na 15 142 144 Alkalosis
↑ ↓ ↓/N
K 150 4 4 Respiratori
Ca 2 5 2,5 Alkalosis
↑ ↑ ↑
Mg 27 3 1,5 Metabolik
ANION
Cl 1 103 114 Saturasi Oksigen (SaO2)
HCO3 10 27 30
HPO4 100 2 2  Jumlah oksigen yang diangkut oleh
SO4 20 1 1 hemoglobin.
Asam
- 5 5  Nilai normal : 95 – 99%
organik
Protein 63 16 6 Tekanan parsial oksigen (PaO2)
 Ukuran tekanan parsial yang dihasilkan
KOMPOSISI NILAI NORMAL oleh sejumlah oksigen yang terlarut dalam
Natrium 135 – 144 mEq/L plasma.
3,6 – 5,2 mEq/L  Nilai normal : 75 – 100 mmHg
Kalium Kadar akan berkurang
seiring bertambah usia Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2)
Klorida 97 – 106 mEq/L  Tekanan yang dihasilkan oleh CO2 yang
Magnesium 1,5 – 2,5 mEq/L terlarut dalam plasma.
Fosfat 2,6 – 4,6 mg/dL  Nilai normal : 35 – 45 mmHg
Metode pemeriksaan :
Gangguan asam basa :
1. ISE (Ion Selective Electrode)
 Asidosis Metabolik Nama alat : Electrolyte Analyzer
Suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi Sampel :
penumpukan asam yang ditandai dengan
 Direct : plasma, serum dan darah
penurunan pH kurang dari 7,35 dan HCO3
utuh
kurang dari 2 mEq/L
 Indirect : sampel yang diencerkan
 Alkalosis Metabolik
Pemeriksaan : Na, K, Cl
Suatu keadaan kehilangan ion H atau
penambahan pada cairan tubuh dengan
2. FES (Flame Emissio Spectrofotometry)
adanya peningkatan bikarbonat plasma
Pemeriksaan :
lebih dari 26 mEq/L dan pH lebih dari 7,45
 Na (kuning) : 589 nm
 Asidosis Respiratori
 K (ungu) : 768 nm
Suatu keadaan yang disebabkan oleh karena
kegagalan sistem pernapasan membuang
CO2 dari cairan tubuh, ditandai dengan
meningkatnya PCO2 diatas 45 mmHg dan
pH kurang dari 7,35.
3. Pemeriksaan dengan Spektrofotometer  Tidak langsung
berdasarkan aktivitas enzim o Kultur/biakan
Pemeriksaan : o Test imunologis
 Na : 420 nm o Teknik biomolekuler
 K o Uji biokimia
 Cl : 480 nm
Penyakit :
4. AAS (Atomic Absorption 1. Bakteri (Demam Tifoid)
Spectrofotometry) Penyebab :
5. Metode titrasi merkurimeter  Salmonella thypii
6. Metode titrasi kolorimetrik amperometrik  Salmonella parathypii
Diagnosis labor :
Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan kadar
elektrolit darah :  Isolasi S. Thypii
 Molekuler (dengan metode CPR
 Pre analitik menggunakan antigen Vi spesifik)
o Persiapan pasien  Serologi
o Pengambilan sampel o ELISA (enzyme linked
o Pengiriman dan penanganan sampel immunosorbent assay)
o Wadah penampungan o Widal
 Analitik o IgM dipstick test
o Persiapan reagen o IMBI (immunoassay
o Peralatan magnetic binding inhibition)
 Pasca analitik
2. Virus (HIV/AIDS)
Merupakan kumpulan gejala atau penyakit
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi virus HIV.
Manfaat : Diagnosis labor :
 Mengetahui etiologi penyakit  ELISA
 Mengetahui sensitivitas mikroorganisme  Western Blot
terhadap agensia tertinggi  PCR
 Menentukan jenis pengobatan
 Untuk penelitian di bidang mikrobiologi 3. Candida albicans (Candidiasis)
 Analisa kualitatif dan kuantitatif Penyakit yang bersifat akut atau sub akut,
mikroorganisme biasa menyerang daerah mulut, vagina,
kulit, kutu, bronki, atau paru.
Pengambilan sampel : Diagnosis labor :
 Kulit  Pemeriksaan langsung dengan
 Konjungtiva KOH
 Telinga  Germ tube
 Saluran kemih  PNA FISH (peptide nucleic acid
fluorescence in situ hybridization)
 Saluran cerna
 Darah
Macam-macam pemeriksaan :
 Langsung
o Sediaan/preparat lekapan basah
o Sediaan yang diwarnai
4. Protozoa (Malaria)
Diagnosis labor :
 Pemeriksaan mikroskopis dengan
pewarnaan (Giemsa)
 Pemeriksaan metode
imunokromatografi

- C -
T2
-
- T1
P. valsiparum P. Vivax
Uji automatic bakteri
 Alat : Vitex 2 compact
 Prinsip : pengukuran resistensi antibiotik (4
jam) dan pengukuran jenis bakteri (2 menit)
o Gram negative = 0,5- 0,63
McFarland
o Gram positive = 1,8 – 2,2
McFarland

Anda mungkin juga menyukai