Mengembangkan Kewirausahaan di
Bidang Farmasi pada Era New
Normal
Rina Herowati
Disampaikan dalam Webinar Nasional
“Menakar Peluang Kewirausahaan Farmasi di Era New Normal”
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Gorontalo, 7 Juli 2020
Sebelum memulai
berwirausaha….
Regulasi
• Agar bisa memproduksi,
mengiklankan, dan memasarkan
dengan benar.
Informasi
• Agar bisa memotivasi dan
mengedukasi masyakarat untuk
menggunakan obat tradisional
secara rasional.
• UU RI No. 23 Tahun1992 tentang Kesehatan
• Keputusan Kepala BPOM RI No. HK.00.05.4.2411
Tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok
Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam
Indonesia
Regulasi • Keputusan Menkes RI No: 381/MenKes/SK/III/2007
tentang Kebijakan Obat Tradisional
• Peraturan Kepala BPOM RI No.
HK.03.1.23.06.11.5629 tahun 2011 tentang
“Persyaratan Teknik Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik”
• PeraturanMenteri Kesehatan No. 7 Tahun2012
tentang Registrasi Obat Tradisional
• Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014
tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional
• Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Regulasi Nomor 32 Tahun 2019 tentang Persyaratan
Keamanan Dan Mutu Obat Tradisional
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 386/Menkes/SK/IV/1994 Tentang Pedoman
Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat
Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga Dan Makanan-minuman
Informasi tentang tanaman obat
1. Informasi umum, termasuk
kandungan kimia
2. Khasiat, dengan bukti empiris
maupun bukti ilmiah
3. Penggunaan (takaran/dosis)
4. Keamanan
5. Peringatan/perhatian
6. Status regulasi di Indonesia
Definisi:
• Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat.
• Suplemen Kesehatan adalah produk yang dimaksudkan untuk
melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara, meningkatkan dan/atau
memperbaiki fungsi Kesehatan, mempunyai nilai gizi dan/atau efek
fisiologis, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral,
asam amino dan/atau bahan lain bukan tumbuhan yang dapat
dikombinasi dengan tumbuhan.
Tujuan penggunaan obat tradisional
Preventif
Promotif
Kuratif
Rehabilitatif
Memeliha
ra
kesehatan
Membantu
tubuh pulih
dari kondisi
penyakit
tertentu
Tidak untuk menggantikan makanan sehari-hari.
Klaim Obat Tradisional
Jamu, OT Impor
dan OT Lisensi
kombinasi berlebihan
Penggunaan jangka ●
Hati-hati penggunaan jangka panjang
panjang, efek tak ●
Adanya peringatan/perhatian
diinginkan ●
Muncul efek yang tidak diinginkan
Klaim obat tradisional & suplemen kesehatan
dalam masa pandemic Covid-19
• Lebih ke arah fungsi memelihara atau
meningkatkan daya tahan tubuh
• Belum pernah disetujui produk herbal & suplemen
kesehatan dengan klaim mencegah atau
mengobati penyakit yang disebabkan oleh
virus (antivirus), termasuk Covid-19,
tanpa adanya uji klinik.
• Idealnya tidak sebatas hanya dibuktikan
berdasarkan pengalaman empiris.
• Beberapa tumbuhan obat telah dibuktikan melalui
penelitian ilmiah (in vitro dan in vivo), masih
terbatas sekali data hasil uji klinis.
Bagaimana
peran obat
tradisional
dalam
modulasi
sistem imun?
Jantan et al 2019
kunyit jambu biji
temulawak meniran
jahe sambiloto
Rimpang kunyit (Curcuma longa L.)
Imunomodulator Meningkatkan produksi sel darah putih dan berat organ limfoid. Mengaktivasi
●
Antivirus hepatitis B ●
Menekan replikasi sel HBV dan produksi sitokin inflamasi.
menurunkan MDA,
25 g kunyit segar, cuci, parut,saring,ditambah 1 sdm
●
Bahan kering ●
Infus oral:0,5-1 g 3 x sehari
s
i Serbuk ●
2-3 x sehari sesudah makan
s
Teh
2-3 gelas dikonsumsi saat makan
Panaskan 0,5-1 g serbuk dalam air
mendidih, tutup, tunggu 5 menit,
Keamanan
• Kunyit & kurkumin: non mutagenik, tidak ada toksisitas reproduksi
• Tidak ada efek samping mayor dilaporkan pada uji klinik (hingga dosis
8 g/hari selama 3 bulan)
• Pada uji klinik serbuk kering rimpang kunyit 2 g/hari dilaporkan efek
samping ringan (mual, diare, sakit kepala, kelelahan, mengantuk).
• Tidak boleh digunakan bersama NSAID, antiplatelet dan
antihiperlipidemia.
• Penderita penyumbatan saluran empedu, cholangitis, batu empedu
atau penyakit empedu lain berkonsultasi dengan dokter.
• Tidak dianjurkan pada ibu hamil, menyusui (belum ada data yang
relevan)
Klaim yang disetujui:
6, IL-1β, CRP).
D Gangguan fungsi 25 g irisan segar, direbus dengan 500 ml air
●
tor
Menurunkan produksi PG-E2, TNF-α, IL-6,
●
• Membantu memelihara
kesehatan
• Membantu meredakan gejala
masuk angin seperti mual,
muntah, dan perut kembung
Daun jambu biji (Psidium guajava)
Imunostimulan Meningkatkan jumlah sel darah putih, platelet, monosit, dll. Mencegah
●
mielosupresi
Antiinflamasi Mengurangi udem pada artritis diinduksi CFA maupun udem diinduksi
●
karagenan.
Antipiretik ●
Menurunkan demam yang diinduksi ragi.
D
o Daun 15 g direbus dengan 1 liter air
●
TB.
Antiinflamasi ●
Menekan inflamasi dan mengurangi kadar IL-1β.
Antivirus hepatitis Penurunan dan eliminasi aktivitas surface antigen titer dan DNA polymerase di
●
serum.
Antioksidan Menurunkan GOT, GPT serum dan meningkatkan aktivitas katalase pada hati.
●
D
o 15-30 g herba dalam 250 ml air
●
spesifik.
Antivirus HIV ●
Meningkatkan jumlah limfosit CD4+
Antiinflamasi ●
Mengurangi keparahan colitis.
D Herba kering 3-9 g herba kering sesuai kebutuhan.
●
o
s Herba segar 25-75 g herba segar sebagai dosis tunggal.
●
i
s Direbus dan diminum 2x sehari sebelum
●
makan.
Keamanan
• Efek yang tidak diinginkan: dosis tinggi dapat menyebabkan perut
tidak enak dan kehilangan selera makan (karena rasa pahit
andrografolid)
• Pada wanita dapat menyebabkan efek antifertilitas.
• Laporan timbul gatal/urtikaria dan bengkak pada mata (sangat jarang)
• Tidak digunakan selama hamil karena efek pencegahan ovulasi.
• Alergi dapat menyebabkan anafilaksis
• Hindari penggunaan jangka panjang bersama imunosupresan
• Interaksi obat: efek sinergis dengan isoniazid. Sambiloto memiliki efek
antihipertensi dan antiplatelet sehingga meningkatkan efek obat
antihipertensi dan antiplatelet.
Klaim yang disetujui:
●
Rajangan
●
Serbuk
●
Sediaan lain
●
a. Serbuk Instan; g. Tablet/Kaplet; ●
Salep; ●
Cairan Obat Luar;
●
b. Granul; h. Tablet
Efervesen;
●
Krim; dan ●
Losio; dan
●
c. Serbuk Efervesen; i. Tablet Hisap; ●
Gel. ●
Parem Cair.
●
d. Pil; j. Pastiles;
●
e. Kapsul; k. Dodol/Jenang;
●
f. Kapsul Lunak; l. Film Strip
• Pastikan kebenaran simplisia
Pemilihan simplisia nabati yang akan digunakan
• Bermutu baik, tidak tercampur
dengan tumbuhan lain, bersih,
tidak mengalami kerusakan karena
penyakit/hama.
• Lakukan pengamatan organoleptis:
penampilan, ukuran, bau, warna,
rasa (jika mungkin), identifikasi
kerusakan.
• Jangan menggunakan simplisia
nabati yang sudah terkontaminasi
Gambar: A. Horulko
pertumbuhan kapang
mikotoksin.
RASIONALISASI
FORMULA
• Fitofarmaka mengandung tidak
lebih dari 5 simplisia
• Dalam satu sediaan sebaiknya tidak
mengandung 2 atau lebih bahan
dengan efek farmakologi sama,
atau bahan yang saling berkontra
indikasi.
• Keuntungan komposisi sederhana:
kontrol bahan aktif, stabilitas dan
efek terapeutik jelas.
Aromaterapi
1. Lavender 6. Geranium
2. Teh 7. Rosemary
3. Mint 8. Thymi
4. Chamomile 9. Lemon
5. Kayu putih 10. Cengkeh
(Gnata et al., 2016)
REFERENSI
• BPOM RI, Buku Pedoman Penggunaan Herbal dan Suplemen Kesehatan Menghadapi Covid-10 di Indonesia, Jakarta,
2020.
• BPOM RI, Buku Saku Obat Tradisional untuk Daya Tahan Tubuh, Jakarta, 2020.
• Kemenkes RI, Pembuatan Jamu Segar yang Baik dan Benar, Jakarta, 2015.
• KMK No. HK.01.07-MENKES-187-2017 ttg Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia
• Choudhury, H. et al. (2018) ‘An update on natural compounds in the remedy of diabetes mellitus: A systematic review’,
Journal of Traditional and Complementary Medicine, 8(3), pp. 361–376. doi: 10.1016/j.jtcme.2017.08.012.
• Elfahmi, Woerdenbag, H. J. and Kayser, O. (2014) ‘Jamu: Indonesian traditional herbal medicine towards rational
phytopharmacological use’, Journal of Herbal Medicine. Elsevier GmbH., 4(2), pp. 51–73. doi:
10.1016/j.hermed.2014.01.002.
• Gnatta, J. R. et al. (2016) ‘Aromatherapy and nursing: Historical and theoretical conception’, Revista da Escola de
Enfermagem, 50(1), pp. 127–133. doi: 10.1590/S0080-623420160000100017.
• Jantan I, Haque MA, Ilangkovan M and Arshad L (2019) An Insight Into the Modulatory Effects and Mechanisms of
Action of Phyllanthus Species and Their Bioactive Metabolites on the Immune System. Front. Pharmacol. 10:878
Semoga
bermanfaat…
Terima kasih