Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIFITAS PEMBERIAN AIR REBUSAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) TERHADAP

KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS


BATU NYALA KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NTB

Ariska (1), Anwar Wardi Warongan (2), Yani Sofiani (3)


1.
Mahasiwa Program magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Muhammadiyah Jakarta
2. 3.
Dosen Program magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Muhammadiyah Jakarta
email : arieska28.ak@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis menahun yang di tandai dengan peningkatan kadar gula
dalam darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin, dan atau
kedua-duanya. (ADA, 2018). NIDDM merupakan kelainan metabolic yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula darah yang tinggi dalam konteks resistensi dan defisiensi insulin relative. Lidah
buaya adalah tanaman serbaguna yang sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Lidah buaya atau
sering disebut dengan aole vera, menghasilkan dua bahan, yaitu gel dan getah, yang biasanya digunakan
sebagai obat-obatan. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan desain quasi
eksperimen pre and post with control group. Responden adalah pasien yang pernah dirawat di
Puskesmas Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah NTB dan diagnose
mengalami diabetes mellitus tipe II. Total sampel dalam penelitian ini adalah 22 sampel dengan 11
responden kelompok intervensi dan 11 responden kelompok kontrol menggunakan teknik porposive
sampling. Hasil uji Dependen t test di dapatkan hasil rata-rata skor kadar gula darah sebelum intervensi
adalah 178,73 dan sesudah intervensi adalah 172,18 dengan rata-rata penurunan 2,258. Hasil uji T
Dependen diperoleh P value (0.016) < (0,05) dan thitung (2,899) > ttabel (1,812) maka Ho ditolak
artinya ada perbedaaan kadar gula darah sebelum dan sesudah intervensi pemberian air rebusan lidah
buaya.

Kata Kunci : lidah buaya (aloe vera); Diabetes mellitus tipe II; kadar gula darah

EFFECTIVENESS OF GIVING VEGETABLE TREATMENT WATER (ALOE VERA) TO


BLOOD SUGAR LEVEL IN TYPE II DIABETES MELITUS IN BATUNYALA HEALTH
CENTER IN PRAYA TENGAH DISTRICT, CENTRAL LOMBOK DISTRICT, NTB

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a chronic disease characterized by an increase in blood sugar levels (hyperglycemia)
caused by abnormal insulin secretion, insulin action, and / or both. (ADA, 2018). NIDDM is a metabolic
disorder characterized by an increase in high blood sugar levels in the context of resistance and relative
insulin deficiency. Aloe vera is a versatile plant that has been known for centuries. Lidah buaya or often
called aole vera, produces two ingredients, namely gels and latex, which are usually used as medicines.
The research design used in this study is a quasi-experimental design pre and post with control group.
Respondents were patients who had been treated at Batunyala Health Center, Praya Tengah District,
Central Lombok Regency, NTB and diagnosed with type II diabetes mellitus. The total sample in this
study was 22 samples with 11 respondents in the intervention group and 11 respondents in the control
group using porposive sampling technique. The results of the Dependent t test in getting the results of
the average blood sugar level before intervention was 178.73 and after the intervention was 172.18 with
an average decrease of 2.258. The results of the Dependent T test obtained P value (0.016) <(0.05) and
t count (2.899)> t table (1,812) then Ho was rejected meaning that there were differences in blood sugar
levels before and after the intervention giving aloe vera water.

Key words : Aloe Vera; Type II diabetes mellitus; blood sugar levels

1
PENDAHULUAN afrika yang sudahbanya di budidayakan di
Diabetes mellitus adalah penyakit kronik seluruh Negara di dunia. Selain banyak, lidah
progresif yang di tandai dengan buaya juga mudah ntuk di budidayakan dan
ketidakmampuan tubuh untu melakukan harganya terjangkau sekitar 11-15 ribu rupiah
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. per kilogram.
(Jane hokanson hawks & joyce M.Black. Lidah buaya biasanya di gunakan menjadi
2014) sekelompok sel beta (β) menghasilkan shampoo untuk merawat rambut, sebagai
hormone insulin di kelenjar pancreas. masker wajah dan dibuat menjadi makanan
Hormone insulin ini angat berpengarh dalam seperti nata de aloevera. Kurangnya
metabolisme glukosa dalam sel tubuh. pengetahuan tentang khasiat lidah buaya
Tingginya prevalensi diabetes mellitus untuk menurunkan kadar gula darah
menjadikannya sangat penting untuk segera menyebabkan tanaman ini tidak optimal
diataasi. Saat ini masih banyak masyarakat dalam penggunaannya sebagai obat-obatan
yang kurang memahami manfaat tanaman herbal. Oleh karena itu peneliti merasa perlu
herbal sebagai terapi dalam mengobati untuk meneliti kembali dan memberitahukan
penyakit diabetes mellitus. pada masyarakat akan khasiat lidah buaya
Angka kejadian diabetes mellitus meningkat dalam menurunkan kadar gula darah pada
setiap tahunnya di Negara seluruh dunia. pasien diabetes mellitus.
Menurut international of diabetic federation Pengobatan pasien yang mengalami diabetes
(IDF, 2015), presentase prevalensi dunia mellitus bias dibilang cukup mahal dan
penderita diabetes mellitus pada tahun 2014 memerlukan waktu perawatan yang relative
mengalami peningkatan yang cukup lama di bandingkan dengan penyakit lainnya.
signifikan sebesar 8,3% atau 387 kasus Selain mengobati penyakit diabetes mellitus
keseluruhan penduduk di dunia. Indonesia itu sendiri dibutuhkan juga pengobatan untuk
menempati urutan ke-7 dengan anga kejadian mengobati komplikasi dari penyakit diabetes
sebanyak 8,5 juta kasus setelah Brazil, Rusia seperti penyakit jantung, gagal ginjal dan lain
Dan Cina. Berdasarkan hasil studi Riskesdas sebagainya.
(2013) peningkatan terjadi dari tahun 2007 Berbagai penelitian telah dikembangkan
sebanyak 1,1% dan meningkat pada tahun untuk mengobati penyakit diabetes mellitus.
2013 menjadi 2,1% dari 250 juta jiwa Salah satunya adalah dengan menggunakan
penduduk Indonesia. pengobatan menggunakan obat-obatan
Pengobatan pasien yang mengalami diabetes herbal. Salah satunya dengan menggunakan
mellitus bias dibilang cukup mahal dan tanaman lidah buaya. Lidah buaya (Aloe
memerlukan waktu perawatan yang relative vera) merupakan tanaman yang berasal dari
lama di bandingkan dengan penyakit lainnya. afrika yang sudahbanya di budidayakan di
Selain mengobati penyakit diabetes mellitus seluruh Negara di dunia. Selain banyak, lidah
itu sendiri dibutuhkan juga pengobatan untuk buaya juga mudah ntuk di budidayakan dan
mengobati komplikasi dari penyakit diabetes harganya terjangkau sekitar 11-15 ribu rupiah
seperti penyakit jantung, gagal ginjal dan lain per kilogram.
sebagainya. Lidah buaya biasanya di gunakan menjadi
Berbagai penelitian telah dikembangkan shampoo untuk merawat rambut, sebagai
untuk mengobati penyakit diabetes mellitus. masker wajah dan dibuat menjadi makanan
Salah satunya adalah dengan menggunakan seperti nata de aloevera. Kurangnya
pengobatan menggunakan obat-obatan pengetahuan tentang khasiat lidah buaya
herbal. Salah satunya dengan menggunakan untuk menurunkan kadar gula darah
tanaman lidah buaya. Lidah buaya (Aloe menyebabkan tanaman ini tidak optimal
vera) merupakan tanaman yang berasal dari dalam penggunaannya sebagai obat-obatan

2
herbal. Oleh karena itu peneliti merasa perlu buya (aloe vera), variable dependennya
untuk meneliti kembali dan memberitahukan (terikat) adalah kadar gula darah counfonding
pada masyarakat akan khasiat lidah buaya (perancu) yang terdiri atas: usia, pola makan,
dalam menurunkan kadar gula darah pada riwayat DM.
pasien diabetes mellitus. Proses pengumpulan data dilakukan selama
Kandungan kromium pada lidah buaya 14 hari berturut- turut, Pada kelompok
dipercaya dapat menurunkan kadar gula intervensi dan control, sebelum dilakukan
darah pada pasien diabetes mellitus. intervensi terlebih dahulu semua di lakukan
Kandungan kromium dari lidah buaya dapat pengukuran gula darah, kemudian diukur
menjadi alternative dalam membatu embali pada saat hari ke 15.
pengobatan pasien dengan diabetes mellitus. Analisa data dilakukan secara univariate,
bivariate. menggunakan uji T yang
METODE PENELITIAN sebelumnya dilakukan uji normalitas dengan
uji shapiro wilk.
Desain penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah desain quasi
eksperiment pre and post with control group. HASIL PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan adalah 1. Karakteristik Responden
memberikan perlakuan pada kelompok Tabel. 5.1 Distribusi Frekuensi Responden
intervensi. populasi dalam penelitian ini Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan
Terakhir, Pekerjaan, Pola Makan, lama
adalah semua pasien diabetes mellitus yang mengalami DM Juni 2018 (n=22).
datang berobat di Puskesmas Batunyala Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombo Karakteristik Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
Tengah NTB sebanyak 74 orang. Sampel (f) (%) (f) (%)
penelitian adalah pasien Diabetes Mellitus Usia
tipe II yang diambil secara purposive random 29–41 Tahun 3 37,3 2 18,2
42–54 Tahun 4 36,4 5 45,5
sampling, yaitu sebanyak 22 orang. 55–57 Tahun 4 36,4 4 36,4
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Jenis
Batunyala Kecamatan Prayah Tengah. Kelamin 5 45,5 4 36,4
Pertimbangan pemilihan tempat penelitian ini Laki-laki 6 54,5 7 63,6
karena Puskesmass ini memiliki populasi DM Perempuan
yang banyak, sehingga memungkinkan untuk Pendidikan
Terakhir 4 36,4 4 36,4
memperoleh sampel sesuai dengan kriteria SD 3 27,3 5 45,5
inklusi. SLTP 4 36,4 2 18,2
Penelitian ini dilaksanakan dimulai dari SLTA
persiapan penelitian dan proposal diajukan Pekerjaan
pada bulan Februari - Maret 2018, dan Tani 8 73,7 6 54,5
PRT 2 18,2 3 27,3
pengumpulan data akan dilakukan selama Pedagang 1 9,1 2 18,2
dua minggu, yaitu pada bulan April 2018. Pola Makan
Dalam penelitian ini proses pengambilan dan Baik 7 63,6 6 54,5
pengumpulan data diperoleh dengan lembar Tidak Baik 4 36,4 5 45,5
observasi pengukuran kadar glukosa darah. Lama
Alat yang digunakan dalam pengukuran Mengalami 3 8 72,7
DM 8 27,3 3 27,3
kadar glukosa darah adalah blood glucose 1-3 Tahun 72,7
test. > 3 Tahun
Variable dalam penelitian ini adalah variabel Total 11 100 11 100
independen (bebas) yaitu air rebusan lidah

3
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan gula darah sebelum pada kelompok
bahwa usia terbanyak pada responden intervensi rata-rata 178,73 dengan standar
kelompok intervensi yaitu 42 – 54 Tahun deviasi 15,014 dengan skor terendah 154
dan 45 – 57 Tahun sebesar 4 responden dan tertinggi 198, sedangkan rata-rata
(36,4%) sedanglan usia terbanyak pada skor kadar gula darah sesudah intervensi
responden kelompok kontrol yaitu 42 – 54 rata-rata 174,45 dengan standar deviasi
Tahun sebesar 5 responden (45,55). 13,648, skor terendah 153 dan tertinggi
Untuk Jenis kelamin yang terbanyak pada 201. Sedangkan rata-rata skor kadar gula
kelompok intervensi dan kelom pok darah sebelum pada kelompok kontrol
kontrol yaitu perempuan 6 responden rata-rata 166,82 dengan standar deviasi
(54,5%) dan 7 responden (63,6%). Untuk 17,999 dengan skor terendah 140 dan
pendidikan terakhir pada kelompok tertinggi 191, sedangkan rata-rata skor
intervensi yang terbanyak SD dan SLTA kadar gula darah sesudah kelompok
4 responden (36,4%), pada kelompok kontrol rata-rata 167,27 dengan standar
kontrol yang terbanyak SLTP 5 responden deviasi 17,867, skor terendah 139 dan
(45,5%). Untuk pekerjaan pada kelompok tertinggi 187.
intervensi dan kelompok kontrol
terbanyak yaitu tani 8 responden (73,7%) 3. Analisa Bivariat
dan 6 responden (54,5%). Untuk pola Untuk mengevaluasi efektivitas
makan pada kelompok intervensi dan pemberian air rebusan lidah buaya
keompok kontrol yang terbanyak yaitu terhadap penurunan gula darah sewaktu
pola makan baik 7 responden (63,6%) dan
pada pasien diabetes mellitus dilakukan
6 responden (54,5%). Untuk riwayat
dengan menggunakan uji beda rata-rata
diabetes mellitus pada kelompok
dua kelompok berpasangan (dependen)
intervensi yang terbanyak > 3 tahun yaitu
dimana terlebih dahulu dilakukan
8 responden (72,7%) dan pada kelompok
pengujiaan normalitas data secara analitik
kontrol yang terbanyak 1-3 tahun yaitu 8
responden (72,7%). menggunakan shapiro wilk test (data
jumlahnya < 60 yaitu 22 terbagi menjadi
2 kelompok). Karena data berdistribusi
2. Analisa Univariat normal (hasil uji normalitas data
Tabel 5.2 Gambaran Perubahan dan Rata-rata terlampir) maka pengujian secara
penurunan kadar gula darah pasien DM pada bivariate menggunakan uji T Dependen
kelompok intervensi dan kelompok kontrol dan Independen. Sebelum dilakukan
Juni 2018 (n=22) analisa bivariat terlebih dahulu dilakukan
Penurunan Kadar Gula Darah uji kesetaraan (homogenitas).
Pengukuran Min- a. Analisa Perbedaan Rata-Rata Skor
Mean SD 95% CI
Max kadar gula darah Sebelum dan
Kelompok Intervensi Sesudah Intervensi pemberian air
Sebelum 178,73 15,014 154 – 0,008- rebusan lidah buaya (aloe vera)
Sesudah 198–
172.18 13,648 153 10,538 didapatkan bahwa rata-rata skor kadar
Kelompok Kontrol 201 gula darah sebelum intervensi adalah
Sebelum 166,82 140 –
17,999 -2,690- 178,73 dan sesudah intervensi adalah
Sesudah 167.27 17,867191–
139 1,781 172,18 dengan rata-rata penurunan
Gambaran 187
Perubahandan Rata-rata 2,258. Hasil uji T Dependen diperoleh
penurunan kadar gula darah pada P value (0.016) < (0,05) dan t hitung
Kelompok Intervensi dan Kelompok (2,899) > ttabel (1,812) maka Ho
control didapatkan rata-rata skor kadar ditolak artinya ada perbedaaan kadar

4
gula darah sebelum dan sesudah tahun, berjenis kelamin perempuan
intervensi pemberian air rebusan lidah 59,1%, berpendidikan SD dan SLTP
buaya. masing-masing 36,4%, bekerja sebagai
b. Analisa Perbedaan Rata-Rata Skor petani 63,6%, dengan pola makan yang
kadar gula darah Sebelum dan baik 59,1% dan 50,0% memiliki riwayat
Sesudah pemberian air rebusan lidah diabetes mellitus tipe II > 3 tahun.
buaya pada kelompok control 2. Rata-rata kadar gula darah sebelum pada
didapatkan bahwa rata-rata skor kadar kelompok intervensi 178,73 dan sesudah
gula darah sebelum adalah 166,82 intervensi 173,45.
dan sesudah adalah 167,27 dengan 3. Rata-rata kadar gula darah sebelum pada
rata-rata penurunan 1,003. Hasil uji T kelompok kontrol 166,82 dan sesudah
Dependen diperoleh P value (0.660) 167,27.
> (0,05) dan thitung (- 0,453) < ttabel 4. Tidak ada perbedaan kadar gula darah
(1,812) maka Ho diterima artinya pada pasien diabetes mellitus tipe II
tidak ada perbedaaan kadar gula darah sebelum dan setelah intervensi pada
sebelum dan sesudah pada kelompok kelompok control
kontrol. 5. Ada perbedaan kadar gula darah pada
c. Analisa Perbedaan Rata-Rata Kadar pasien diabetes mellitus tipe II sebelum
Gula Darah Sebelum dan Sesudah dan setelah intervensi pada kelompok
Pada Kelompok Intervensi dan intervensi.
Kontrol Hasil uji T Independen pada 6. Intervensi pemberian rebusan lidah buaya
rata-rata kadar gula darah sebelum (aloe vera) efektif menurunkan kadar gula
(pretest) pada kelompok Intervensi darah pada pasien diabetes mellitus tipe II
dengan Kontrol diperoleh P value = dengan rata-rata penurunan 2,363.
0,108 > (0,05) maka Ho diterima
artinya tidak ada perbedaan rata-rata SARAN
kadar gula darah sebelum (pretest) A. Puskesmas Batunyala Kec. Praya Tengah,
pada kelompok Intervensi dengan Kabupaten Lombok Tengah, NTB
Kelompok kontrol. Hasil uji T 1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Independen pada rata-rata kadar gula bahwa Intervensi pemberian rbusan
darah sesudah (posttest) pada lidah buaya (aloe vera) efektif dalam
kelompok Intervensi dengan Kontrol menurunkan kadar gula darah pada
diperoleh P value = 0,450 < (0,05) pasien diabetes mellitus tipe II. Hal ini
maka Ho diterima artinya tidak ada bisa dijadikan pertimbangan menjadi
perbedaan rata-rata gula darah intervensi alternative pada saat
sesudah (posttest) pada kelompok melakukan penyuluhan masyarakat
Intervensi dengan Kelompok kontrol. yang dapat dilakukan oleh perawat.
2. Perlu menyusun program kegiatan
untuk memberi sosialisasi dan edukasi
KESIMPULAN atau penyuluhan yang dapat
Berdasarkan hasil penelitian maka simpulan membantu meningkatkan
yang didapat adalah sebagai berikut : pengetahuan pasien diabetes mellitus
Berdasarkan hasil penelitian maka simpulan tipe II agar mamapu membuatan
yang didapat adalah sebagai berikut : rebusan lidah buaya (aloe vera) untuk
1. Dari 22 pasien diabetes mellitus tipe II menurunkan kadar gula darah pada
sebagian besar 40,9% berusia 55-57 pasien diabetes mellitus tipe II.

5
Arisman. (2008). Buku Ajar Ilmu Gizi
B. Institusi Pendidikan Obesitas, Diabetes Mellitus,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Dislipidemia.EGC : Jakarta.
digunakan sebagai evidence base practice Black, Joyce M & Hawks, Jane Hokanson.
dan menambah wawasan baru baik untuk (2014). Keperawatan Medikal Bedah.
pengajar maupun mahasiswa sehingga Edisi 8, Jilid 3. Elsevier. Singapura : PT
menjadi bahan rujukan untuk Salemba Medika
pengembangan materi dan bisa diterapkan Brunner & Suddarth, (2014). Buku Ajar
dalam aplikasi bahwa terapi Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
komplementer merupakan bagian dari volume 2. Jakarta EGC
intervensi mandiri keperawatan dan Brunner & Suddarth, (2014). Buku Ajar
memasukan kedalam sub pokok bahasan Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
keperawatan khususnya materi tentang volume 2. Jakarta EGC
intervensi menggunakan tanaman herbal Carpenito, L. J. (2009). Diagnosa
bagi pasien diabetes mellitus tipe II Keperawatan: Aplikasi pada Praktek
dalam upaya menurunkan kadar gula Klinik, Edisi 9. Jakarta: EGC
darah. Corwin, EJ 2009, Buku saku patofisiologi,
C. Penelitian Selanjutnya 3 edn, EGC, Jakarta.
Penelitian ini di harapkan menjadi data Departemen kesehatan RI. Kemitraan
dasar untuk penelitian berikutnya pemerintah dan swasta dalam
khususnya mengenai intervensi pada pengendalian diabetes mellitus di
pasien diabetes mellitus tipe II dan Indonesia. Buletin Depkes RI [serial
penelitian selanjutnya tidak hanya online] 2012 [dikutip 3 Okt 2013].
menggunakan metode kuantitatif tetapi Tersedia dari URL:
juga kualitatif untuk mendapatkan http://www.depkes.go.id/index.php?vw
informasi yang mendalam dengan mix =2053.
methods. Selain itu diharapkan penelitian Depkes R.I., 2008. Profil Kesehatan
selanjutnya menggunakan sampel yang Indonesia. Jakarta
lebih besar dan dapat menganalisis lebih Dewa. (2011). Teknik Memasak.http://dewa-
mendalam mengenai faktor-faktor masak.blogspot.com/2011/10/teknik-
confounding yang dapat mempengaruhi memasak.html. Diperoleh tanggal 28
penyebab terjadinya penurunan atau February 2018
kenaikan kadar gula darah, seperti Fajar, I. DTN, I. Pudjirahayu, A. Asmin, I.
obesitas, aktivitas, ras, jenis kelamin, pola Sunindya, B, Rudy. Aswin, AAG,
makan dll. Anom. Iwan, S. (2009). Statistika untuk
Praktisi Kesehatan. Graha Ilmu :
Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Furnawanthi. 2007. Khasiat dan Manfaat
American Diabetes Association (ADA). Lidah Buaya, Cet.1. Jakarta: Agro Media
2018. Diagnosis and classification of Pustaka
diabetes mellitus. Diabetes Care - The Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes
Journal of Clinical and Applied Mellitus Pada Orang Dewasa dan Anak-
Research and Education. Anak dengan Solusi Herbal. Nuha
Anas, Yance, dkk. 2010, Potensi Medika : Yogyakarta.
hipoglikemik ekstrak etanolik daun Hegner, B. R & Caldwell, E. (2003). Asisten
srikaya [artikel ilmiah]. Semarang: Keperawatan Suatu Pendekatan Proses
Universitas diponegoro;.

6
Keperwatan. Buku Kedokteran EGC : (aloe vera L.) terhadap penurunan kadar
Jakarta. glukosa darah [skripsi]. Semarang;
https://www.idf.org/sites/default/files/Atlas- Universitas Diponegoro.
poster-2015_EN.pdf.di download pada Price Sylvia A, Wilson Lorraine M.
18 Februari 2018 Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Idris, M. (2013). Efektivitas Ekstrak Aloe Proses Penyakit. Jakarta: EGC; 2012.
vera Terhadap Pertumbuhan Bakteri Putri, adella anfidina. 2013. Pengaruh serat
Streptococcus sanguis. Diunduh di lidah buaya (aloe vera) terhadap
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/ penurunan kadar gula darah mencit
handle/123456789/5986/Maryam.pdf?se hiperglikemik dengan induksi aloksan
quence=1 Tanggal 9 Maret 2018 [skripsi]. Bandung: Universitas
International Diabetes federation. (2017). Pendidikan Indonesia
IDF Diabetes Atlas Eighth edition 2017. Rahardja, F., dkk. (2010). Aktivitas
Isbn (vol. 8). Antimikroba Gel Lidah Buaya (Aloe
http://doi.org/10.1017/CBO9781107415 vera L) Pada Acne vulgaris yang
324.004 Terinfeksi Staphylococcus sp. Secara In
Kemenkes. (2013). Diabetes Mellitus Vitro. Diunduh di
Penyebab Kematian Nomor 6 di Dunia : http://download.portalgaruda.org/article.
Kemenkes Tawarkan Solusi CERDIK php?article=72566&v al=4914&title= .
Melalui Posbindu. www.depkes.go.id Tanggal 16 Februri 2018.
diperoleh tanggal 23 Oktober 2013. Rahmawati, Rini. 2012. Pengaruh pemberian
Kriska. (2007). Physical activity and jus bengkuang terhadap kadar glukosa
prevention of type II (non insulin darah pasien diabetes mellitus tipe II
dependent) Diabetes. [karya tulis ilmiah]. Padang: Poltekkes
http://www.fitness.gov/diabetes.pdf Kemenkes Padang.
diperoleh 15 Maret 2018 Rendy, Clevo. M. (2012). Asuhan
Malar, R. J. J., dkk. (2012). Anti-Bacterial Keperawatan Medikal Bedah dan
And Antifungal Activity Of Aloe Vera Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha
Gel Extract. Diunduh di Medika
http://ijbar.ssjournals.com/index.php/jou Rimbawan AS. 2015. Indeks Glikemik
rnal/art icle/download/117/. Tanggal 2 Pangan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Maret 2018. Robinson, T. (1995). Kandungan Organik
Media komunikasi RS Dr. Oen surakarta. Tumbuhan Tinggi. Terjemahan K.
Diabetes mellitus (the mother of all Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB.
disease). Buletin tumbuh. Edisi Januari. Saifudin, A., dkk. (2011). Standarisasi Bahan
2013;20-6. Obat Alam. Yogyakarta: Graha Ilmu..
Ningrum, E. Kristin dan Mey Murtie. 2012, Sari, Dessy Mastika. 2010. Pemanfaatan
Dahsyatnya khasiat herbal untuk hidup lidah buaya (aloe vera) terhadap
sehat. Jakarta: Dunia Sehat Media. penurunan kadar gula darah pada
Notoatmodjo, soekidjo. 2005, Metodologi penderita diabetes mellitus tipe II
penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka [skripsi]. Medan: Universitas sumatera
Cipta. Utara
PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G,
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di 2013, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2011. Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol.
Pradono, Arisyi sunu. 2011, Pengaruh 1,2), Alih bahasa oleh Agung
pemberian decocta daun lidah buaya Waluyo…(dkk), EGC, Jakarta.

7
Sudoyo, A. Dkk (2014). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta FKUI.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: PT Alfabet.
Sutanto, teguh. 2005. Diabetes deteksi,
pencegahan, pengobatan. Yogyakarta:
buku pintar; 2013.
Tahitian. (2008), Diabetes Mellitus,
http://www.subscribe.com. Tanggal 17
Maret 2018.
Tapan MHA, Erik. Penyakit Degeneratif.
Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.
Teixeira-Lemos, Edite, Sara Nunes,
Frederico taixeira, Flavio Reis. (2011).
“Reguler Physical Exercise training
assist in preventing type 2 diabetes
development: focus on its antioxidant
and anti inflamantory properties”.
Biomed Central Cardiovascular
Diabetology 10: 1-15
Tim karya Tani Mandiri. (2013). Pedoman
Bertanam Lidah Buaya. Bandung: CV
Nuansa Aulia.
Utami, Prapti. 2014. Tanaman obat untuk
mengatasi diabetes mellitus. Jakarta: PT.
Agromedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai