Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KOMPILASI TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH

KOMUNIKASI KEPERAWATAN:

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA DEWASA

Diajukan Guna Memenuhi Penugasan Mata Kuliah Komunikasi


Dengan Dosen Pengampu Ahmad Abdul Ghofar Abdulloh, S.Kep., Ns., M.Kep.

Oleh:
Semester 3 Kelas 2B
Kelompok 1

1. M. Deryl Oktavio (1440122034)


2. Nimas Ajeng Dyah E.I (1440122036)
3. Nita Suci Maulidia (1440122037)
4. Novi Setyaningyas (1440122038)
5. Novia Eva Wulandari (1440122039)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUSTIDA
KRIKILAN – GLENMORE - BANYUWANGI
2023
MAKALAH

KOMPILASI TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH

KOMUNIKASI KEPERAWATAN:

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA DEWASA

Diajukan Guna Memenuhi Penugasan Mata Kuliah Komunikasi


Dengan Dosen Pengampu Ahmad Abdul Ghofar Abdulloh, S.Kep., Ns., M.Kep.

Oleh:
Semester 3 Kelas 2B
Kelompok 1

1. M. Deryl Oktavio(1440122034)
2. Nimas Ajeng Dyah E.I (1440122036)
3. Nita Suci Maulidia (1440122037)
4. Novi Setyaningyas (1440122038)
5. Novia Eva Wulandari (1440122039)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUSTIDA
KRIKILAN – GLENMORE - BANYUWANGI
2023

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “TAHAP PEBGKAJIAN
KOMUNIKASI TERAUPETIK PADA DEWASA “.

Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat


bantuan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini penyusun menghanturkan rasa hormat dan
terimah kasih kepada dosen Komunikasi, serta teman-teman yang membantu
dalam makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses makalah ini perlu


disempurnakan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penyusun telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan oleh karenanya, penyusun
dengan rendah hati menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini. Dan penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Banyuwangi, 9 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.3 Tujuan..............................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................3

2.1 Pengertian Komunikasi Teraupetik pada pasien dewasa.................................................3

2.2 Jenis-jenis komunikasi pada pasien dewasa.....................................................................3

2.3 Teknik untuk berkomunikasi dengan pasien dewasa......................................................5

2.4 Hal yang harus diperhatikan saat berkomunikasi............................................................6

2.5 Praktik komunikasi padapasien dewasa...........................................................................7

2.6 Study Case........................................................................................................................9

2.7 Naskah RolePlay..............................................................................................................9

BAB III.....................................................................................................................................10

PENUTUP................................................................................................................................10

3.1 Simpulan.........................................................................................................................10

3.2 Saran...............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan


orang lain. la ingin melihat lingkungan sekitarya dan bahkan ingin melihat
apa yang terjadi pada dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang masuk ke dalam
manusia perlu berkomunikasi. Komunikasi merupakan kebutuhan yang
sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat, sebab tanpa
komunikasi maka masyarakat tidak akan terbentuk. Adanya komunikasi yang
disebabkan oleh karena adanya kebutuhan akan kelangsungan hidup dan
kebutuhan akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain itu melalui
komunikasi, manusia dapat melihat peluang-peluang yang ada untuk
dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam
sekitarnya.

Suasana yang menggambarkan komunikasi yang terapeutik adalah


ketika dalam komunikasi dengan klien, perawat mendapatkan gambaran yang
jelas dan alami tentang kondisi klien yang sedang dirawat mengenai tanda
dan gejala yang ditampakkan serta keluhan yang dirasakan. Gambaran
tersebut dapat dijadikan acuan dalam menentukan masalah keperawatan dan
tindakan keperawatan yang akan dilakukan, dengan tindakan harapan yang
akan dilakukan sesuai dengan keluhan dan masalah keperawatan yang sedang
klien atau bisa dikatakan bahwa tindakan keperawatan tepat sasaran sehingga
membantu mempercepat proses kesembuhan.

1.2 Rumusan Maslah

1. Bagaimana pengertian dari komunikasi pada pasien dewasa?


2. Bagaimana jenis-jenis kmunikasi pada pasien dewasa?
3. Bagaimana teknik yang akan digunakan untuk berkomunkasi dengan
pasien dewasa?
4. Bagaimana hal yang diperhatikan saat komunikasi dengan pasien dewasa?
5. Bagaimana praktik komunikasi pada pasien dewasa?

1.2 Tujuan

1. Tujuan umum
Supaya mahasiswa mengetahui cara komunikasi teraupetik yang benar saat
tahap pengkajian pada pasien dewasa.
2. Tujuan khusus
1. Mendeksripsikan pengertian dari komunikasi pada [asien dewasa
2. Mendeksripsikan jenis-jenis kmunikasi pada pasien dewasa
3. Mendeksripsikan teknik yang akan digunakan untuk berkomunkasi
dengan pasien dewasa
4. Mendeksripsikan hal yang diperhatikan saat komunikasi dengan pasien
dewasa
5. Mendeksripsikan praktik komunikasi pada pasien dewasa
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi Pada Dewasa

Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional perawat


yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan atau
pemulihan pasien. Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik
pada orang dewasa perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling
percaya dengan klien, sehingga akan lebih efektif mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang telah diterapkan, memberikan kepuasan profesional dalam
pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi

Menurut Erikson (1985) dalam Stuart & Sundeen (1998), pada orang
dewasa terjadi tahap hidup intimasi VS isolasi, dimana pada tahap ini orang
dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih,minat masalah dengan
orang lain. Oleh karena itu dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat
diajarkan sesuatu untuk merubah tingkah lakunya dengan cepat. Pada masa
ini orang dewasa mempunyai cara-cara tersendiri dalam berkomunikasi
dengan orang lain. Cara cara spesifik yang biasa mereka lakukan adalah
terkait dengan pengetahuan pengalaman, sikap kemaparan, harga diri dan
aktualisasi dirinya

2.2 Jenis Komunikasi Pada Pasien Dewasa

Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan klien dewasa dapat


diterapkan beberapa jenis komunikasi sebagai berikut:

a. Model Shanon dan Weaver

Suatu model yang menyoroti problem penyampaian pesan


berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini melukiskan suatu sumber
yang berupa sandi atau menciptakan pesan dan menyampaikan melalui
suatu saluran kepada penerima. Suatu konsep penting dalam model ini
adalah adanya gangguan (Noise) Yang dapat menganggu kecermatan
pesan yang disampaikan.

Model ini dapat diterapkan pada konsep komunikasi interpersonal.


Model ini memberikan keuntungan bahwa sumber informasi jelas dan
berkompeten, pesun langsung kepada penerima tanpa perantara. Meskipun
demikian, pada model ini pun terdapat k elemahan yang berupa hubungan
antara sumber dan penerima pesan tidak kasat mata. Karena itu klien
dewasa lebih memilih komunikasi secara langsung karena penerapan
komunikasi melalui perantara dapat mengurangi kejelasan pesan yang
dikomunikasikan.

b. Model Komunikasi Leary

Model komunikasi Leary menekankan pengaruh hubungan


interaksi di antara dua pihak yang berkomunikasi. Model ini mengamati
perilaku klien yang dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Model
komunikasi Leary diterapkan dalam bidang kesehatan berdasarkan
keseimbangan informasi yang terjadi dalam komunikasi antara profesional
dan klien. Dalam pesan komunikasi pada model ini ada dua dimensi yang
perlu diperhatikan dalam penerapannya, yakni dimensi; penentu vs
ditentukan, dan suka vs tidak suka.

c. Model Interaksi King

Model interaksi King menekankan arti proses komunikasi antara


perawat dan klien dengan mengutamakan penerapan system perspektif
untuk mengilustrasikan profesionalisme perawat dalam memberikan
bantuan kepada klien. Model ini menekankan arti penting interaksi
berkesinambungan di antara perawat dan klien dalam pengambilan
keputusan mengenai kondisi klien berdasarkan persepsi mereka terhadap
situasi.
Komunikasi berdasarkan model interaksi King lebih sesuai
diterapkan pada klien dewasa karena model ini mempertimbangkan faktor
intrinsik-ekstrinsik klien dewasa yang bertujuan untuk menjalin transaksi.
Transaksi adalah hubungan Relationship yang umpan balik antara
perawat-klien selama berpartisipasi. Umpan balik yang terjadi bermanfaat
untuk mengetahui hasil informasi yang disampaikan diterima dengan baik
oleh klien

d. Model Komunikasi Kesehatan

Komunikasi ini difokuskan pada transaksi antara professional


kesehatanklien. 3 faktor utama dalam proses komunikasi kesehatan yaitu:

1) Relationship
2) Transaksi, dan
3) Konteks.

2.3 Teknik Komunikasi Pada Pasien Dewasa

Berikut ini teknik komunikasi yang secara khusus yang harus Anda
terapkan saat berkomunikasi dengan orang dewasa:

a. Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan


penyampaian langsung maka klien akan lebih mudah untuk menerima
penjelasan yang disampaikan Penggunaan telepon atau media komunikasi
lain misalnya tulisan akan dapat menimbulkan salah persepsi karena tidak
ada feedback untuk mengevaluasi secara langsung
b. Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara
perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada
yang mendominasi Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga
ken ditempatkan dalam keadaanyang selalu patuh Teknik ini menekankan
pada hubungan saling membantu a (helping-Relationship).
c. Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung maksudnya
komunikasi timbal balik dapat meminimalkan kemungkin terjadinya salah
persepsi. Hubungan dan komunikasi secara timbal balik ini menunjukkan
pentingnya arti hubungan perawat-klien
d. Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis

2.4 Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Berkomunikasi

Hal yang harus diperhatikan saat komunikasi pada pasien dewasa,


perawat harus memperhatikan suasana komunikasi sebagai berikut:

a. Suasana saling menghormati


Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat
pribadinya dihormati,ia lebih senang kalau ia lebih turut berfikir dan
mengemukakan fikirannya. Apabila hal-hal tersebut diabaikan akan
menjadi kendala bagi keberlangsungan komunikasi
b. Suasana Saling Menghargai

Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, system nilai yang dianut


perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan
dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.
c. Suasana Saling Percaya Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan
itu benar adanya akan dapat membawa hasil yang diharapkan
d. Suasana Saling Terbuka Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka
untuk mendengarkan orang lai, Hanya dalam suasana keterbukaan segala
alternative dapat tergali.

2.5 Praktik Komunikasi Perawat di Rumah Sakit

Fase-fase komunikasi terapeutik:

1. Tahap persiapan (Printeraksi )

Tahap persiapan atau printeraksi sangat penting dilakukan sebelum


berinteraksi dengan klien (Christina, dkk. 2002). Pada tahap ini perawat
menggali perasaan dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.
Pada tahap ini perawat juga mencari informasi tentang klien. Tahap ini
harus dilakukan oleh seorang perawat untuk memahami dirinya, mengatasi
kecemasannya, dan meyakinkan dirinya bahwa dia siap untuk berinteraksi
dengan klien (Suryani, 2005).

2. Tahap perkenalan (Orientasi )

Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kalin


bertemu atu kontak dengan klien. Pada saat berkenalan perawat, perawat
harus memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada klien. Dengan
memperkenalkan dirinya berarti perawat telah bersikap terbuka pada klien
dan ini diharapkan akan mendorong klien untuk membuka dirinya
(Suryani, 2005). Tujuan tahap ini adalah untuk memvalidasin keakuratan
data dan rencana yang telah di buat dengan keadaan klien saat ini, serta
mengevaluas tindakan yang lalu.

Perawat

Pasien: Wa'alaikum salam..

Perawat :Baiklah bapak, kami yang akan bertugas pada shift siang dari

Perawat :Dan saya suster meryana biasa di panggil suster Mery. jam 14.00
sampe jam 20.00. Jika bapak butuh bantuan bapak bisa menghubungi
kami,baik bapak sekarang rekan saya suster Mery akan memeriksa luka
dan Pasien: Sudah agak mendingan sus. mengganti perban pada kaki
bapak. Silakan suster Mery.

Perawat: Baik bapak bagaimana keadaan hari ini?

Pasien : Sudah agak mendingan ners

Perawat: Saya akan memeriksa luka dan mengganti verban bapak.

Pasien: Iya sus.

Suster: Apakah bapak sudah siap?


Pasien: Sudah sus.

Suster: Sebelum saya mulai apakah ada pertanyaan bapak?

Pasien: Tidak ada sus.

3. Tahap kerja

Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunkasi
terapeutik. Pada tahap ini perawat dan klien bekerja bersama-sama untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien. Pada tahap kerja ini dituntut
kemampuan perawat dalam mendorong klien mengungkap perasaan dan
fikirannya. Perawat juga dituntut mempunyai kepekaan dan tingkat
analisis yang tinggi terhadap adanya perubahan dalam respon verbal
maupun nonverbal klien

Perawat: Bisa kita mulai ya bapak?

Pasien: Iya sus, Pelan-pelan ya.

Perawat: Baik bapak, bisa diangkat sedikit kakinya pak pelan-pelan saja
jangan di paksa bapak

Pasien: Sedikit nyilu sus.

Perawat Bisa saya bantu bapak? Atur nafas nya dulu bapak dan mari pak
angkat pelan-pelan saja kaki nya bapak.

Pasien: iya sus

Perawat: Baik bapak sedikt tahan iya bapak saya akan membuka dan
mengganti perbannya.

Pasien: iya sus

Perawat: bismillahirrohmanirrohim....

Pasien: sakit..
Perawat: Ditahan sedikit bapak.

4. Tahap terminasi

Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien. Tahap


ini di bagi menjadi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir
(Stuart, G.W dalam Suryani, 2005).

a. Temminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuam perawat dan


klien, setelah terminasi sementara, perawat akan bertemu lagi pada waktu
yang telah ditentukan.

b. Terminasi akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses


keperawatan.

Perawat: Alhamdulillah akhirnya selesai juga bapak.

Pasien : Alhamdulillah Perawat: Baik bapak tugas kami sudah selesai, ada
yang ingin bapak tanyakan kepada saya silahkan bapak.

Pasien : Tidak sus

Bapak Pasien: Anak saya bilang ingin rasa nya nanti sore mandi karena
sudah seharian gak mandi sus

Perawat: Untuk sementara waktu ini bapak Marzuki belum bisa dengan
kondisi seperti ini untuk mandi karena luka dan praktur pada kaki bapak
marzuki masih basah belum terlalu kering. Nanti jika sudah mengering
bapak Marzuki bolch untuk mandi, untuk sementara ini cukup di lap sibin
saja ya pak.

Bapak Pasien: Baik sus, terimakasih atas informasinya.

Perawat lya sama-sama bapak. Baik bapak tugas kami sudah selesai.apa
bila bapak membutuhkan sesuatu bapak bisa menghubungi kami dengan
cara memencet tombol yang berwana hijau tepat di atas kepala bapak.
Wassalamualaikum bapak.
Pasien: Waalaikum salam warohmatullahi wabarokatuh

2.6 Study Case

Ny D. 30 tahun, Di rawat di ruang Anyelir RS Swasta di


Banyuwangi, dengan keluhan sesak nafas karena menderita asma
bronchiale saat dikaji pasien tampak lemas, TD: 110/80 mmHg. Nadi: 70
kali menit. pernafasan 24 kali menit (normal 16 s.d.20 kali/menit)

2.7 Role Play

1. Fase pra interaksi

Pada hari ini terdapat pasien yang bernama Ny. Devi yang berusia
30 tahun, yang dirawat dengan keluhan sesak nafas karena menderita
asma bronchiale. Perawat akan melakukan pengkajian pada pasien
dengan tujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keadaannya
dengan harapan pasien dapat bekerja sama dengan baik sehingga tujuan
saya dapat tercapai. Perawat akan melakukan pengkajian pada pukul
09.00 pagi selama 10-15 menit dan akan dilakukan di ruang rawat
pasien yaitu ruang anyelir dan alat yang sudah perawat siapkan yaitu
sebuah catatan kecil.

2. Fase Orientasi

Perawat : Selamat pagi bu

Pasien: Pagi ners

Perawat : Baik bu sebelumnya perkenalkan, saya perawat Riska yang


akan merawat Ibu pada pukul 08 pagi s/d pukul 2 siang nanti.
Sebelumnya apakah benar ini dengan Ibu Devi?

Pasien : Iya benar ners

Perawat : Baik, Ibu biasanya suka dipanggil apa supaya ibu merasa
nyaman?
Pasien : Bu devi aja ners

Perawat : Baik kalau begitu bu Devi, adapun maksud dan tujuan saya
disini yaitu untuk melakukan pemeriksaan terkait dengan keadaan ibu,
tujuannya untuk mendapatkan data yang nantinya akan dipakai untuk
menentukan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya, dengan
lama interaksi sekitar 10-15 menit, tempatnya disini apakah ibu
bersedia?

Pasien : Bersedia ners

Perawat: Baik bu, selama saya melakukan pengkajian, saya harap Ibu
bisa terbuka dan jujur kepada saya, apapun yang Ibu katakana akan saya
jaga kerahasiaannya dan hanya saya perlukan untuk keperluan medis.

Pasien:Baik ners

Perawat: Baik bu, sebelumnya bagaimana perasaan bapa hari ini?

Pasien : Saya merasa tidak nyaman ners, karena sesak yang saya alami
saat ini

Perawat: Baik bu, apa ada kegiatan yang ibu lakukan tadi pagi?

Pasien : Tidak ners, saya hanya berbaring disini saja

3. Fase Kerja

Perawat : Baik la kalau begitu, seperti yang Ibu katakan tadi, ibu merasa
sesak.nah sesaknya itu dirasa sejak kapan ya bu?

Pasien : Sejak kemarin ners

Perawat : Oh begitu, baik bu. Sebelumnya apakah posisi ibu berbaring


terlentang seperti ini membuat ibu nyaman?

Pasien : Nyaman ners, namun kadang saya merasa sesak.


Perawat : Baik bu kalau begitu, boleh saya menyarankan kepada ibu
untuk mengubah posisi semi fowler, atau setengah duduk? supaya ibu
merasa lebih nyaman dan dapat bernafas dengan dengan lebih baik?

Pasien : Iya boleh ners

Perawat : Baik bu kita lanjutkan, apakah sesak yang ibu rasakan itu
seperti tertindih benda berat

Pasien : Iya benar ners.

Perawat : Baik bu selain merasa sesak, apakah ada keluhan lain yang
ibu rasakan?

Pasien : Saya merasa sangat lemas ners

Perawat : Oh begitu, apakah ada keluarga yang pernah mengalami


penyakit yang sama, seperti yang ibu rasakan saat ini?

Pasien : Ada sus, bapak saya, beliau juga memiliki penyakit asma sama
seperti saya

Perawat : Baik bu, jadi ayah ibu pun menderita penyakit yang sama ya
bu?

Pasien : Iya benar sus

Perawat : Baik bu, apakah sesaknya mengganggu tidur ibu atau tidak
bu?

Pasien : Iya sus, kadang saya terbangun karena merasakan sesak

4. Fase Terminasi

Perawat : Oh begitu, baik bu. Alhamdulillah tidak terasa waktu yang


sudah kita sepakati tadi sudah habis, dan saya sudah selesai melakukan
pengkajian terhadap ibu. Sebelumnya ada yang ingin ibu tanyakan atau
sampaikan kepada saya?
Pasien : Sepertinya tidak ada ners

Perawat : Baik bu kalau begitu, setelah dilakukan pemeriksaan


bagaimana perasaan ibu saat ini?

Pasien : Saya merasa lebih baik karena bisa membicarakan keluhan


saya kepada ners

Perawat : Baik bu kalau begitu, saya izin pamit ke raunagn dulu untuk
mempelajari data yang telah ibu berikan, dan menentukan tindakan
lebih lanjut untuk menangani sesak ibu

Pasien : Baik ners

Perawat : Baik bu devi, kalau ibu butuh saya, ibu bisa memencet bel
yang ada di sebelah kiri ibu, saya pamit ya bu, terimakasih atas
waktunya permisi.

Pasien : Baik sama-sama ners.


BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik pada orang


dewasa perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan
klien, sehingga akan lebih efektif mencapai tujuan asuhan keperawatan yang
telah diterapkan, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan
keperawatan dan akan meningkatkan profesi. Disamping itu, salah satu tujuan
komunikasi terapeutik dewasa adalah membantu pasien untuk memperjelas
dan mengurangi beban perasaan atau pikirannya serta dapat mengambil
tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal-hal
yang diperlukan penerapan komunikasi pada dewasa.

Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan pasien dewasa ada


beberapa jenis komunikasi pada pasien dewasa yang masing-masing memiliki
cara tersendiri dalam memahami komunikasi pada pasien dewasa. Dan untuk
dapat berkomunikasi dengan baik pada pasien dewasa, kita sebagai perawat
harus memahami betul tentang teknik-teknik yang akan digunakan dan juga
hal-hal yang harus diperhatikan pada saat berkomunikasi.

.2.3 Saran

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran
yang membangun dari pada pembaca sangat diharapkan demi tercapainya
kesempurnaan makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sartika, Rika, Maisa, E.A.. Freska. Windy. (2018). Buku Ajar Keperawatan Dasar
2 Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan. Padang Andalas
University Press.

Anjaswarni, Tri. (2016). Modul Bahan Afar Cetak Keperawatan Komunikasi


Dalam Keperawatan Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Afnuhazi, R. (2014). Komunikasi terapeutik dalam keperawatan


jiwa.Jakarta:Gosyen Publishing.

Asdawati, A. I. (2014). Gambaran Kepuasan Pasien dalam Pelaksanaan


Komunikasi. 8 19.

Harahap, T. (2019). Aplikasi Berpikir Kritis Dalam Mengolah Informasi dan


Komunikasi Dalam Tindakan Keperawatan.

Siti, M. Z. (2016). Komunikasi terapeutik perawat berhubungan dengan kepuasan


pasien. . Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia,, 4(1), 30-34.

Anda mungkin juga menyukai