“WAHAM”
KEPERAWATAN JIWA
OLEH :
Salma Syafitri
223410955
DOSEN PENGAMPU :
PADANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gangguan jiwa terdiri daribeberapa macam termasuk diantaranya adalah waham
atau delusi. Waham dan delusi adalah keyakinan tentang sesuatu pikiran yang kokoh,
kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang
budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun teah dibuktikan
kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum
Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide-ide
pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan logika/bukti-bukti
yang nyata.
Waham adalah keyakinan isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak
cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan walaupun hal-hal itu mustahil.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan masalah
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Waham adalah kepercayaan atau keyakinan yang salah, tidak mudah digoyahkan,
dan tidak sesuai dengan latar belakang budaya pasien.
Waham merupakan keyakinan yang salah dengan kepastian absolute,
mendominasi pikiran pasien, dan tidak sesuai dengan latar belakang social budaya.
Waham sering disebabkan oleh usaha untuk membuat gejala lain masuk akal seperti
merasakan pasivitas (merasa bahwa seseorang atau sesuatu mengontrol tubuh, emosi, dan
pikiran anda).
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian ralitas yang
salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya klien (Keliat, 2011).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal
dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control (Depkes RI, 2000 dalam Fitria,
2013).
B. Klasifikasi waham
Klasifikasi waham berdasarkan isi menurut Agung :
Klasifikasi Isi
waham kejaran Pasien merasa dirinya dicelakai, diancam, atau menjadi
korban konspirasi
Waham kebesaran Waham bahwa pasien memiliki kekuatan atau bakat luar
biasa (termasuk kekuatan gaib) dan mersaa dirinya sangat
penting
Waham rujukan Pasien merasa bahwa hal-hal disekitarnya memiliki makna
khusus bagi pasien, contoh : yakin bahwa pembawa berita
di televise membicarakan tentang dirinya
Waham dengan tema Waham dengan tema religious, kerap dengan kebesaran
keagamaan (contoh : merasa dirinya utusan tuhan)
Waham erotomania Pasien meyakini bahwa seseorang sangat mencintai dirinya
(lebih umum terjadi pada wanita)
Dalam sindrom de clerambault, pasien wanita meyakini
bahwa seorang pria, yang biasanya lebih tua dan dari status
social lebih tinggi, jatuh cinta pada pasien
Waham cemburu Waham bahwa pasangannya tidak setia. Kecemburuan ini
(morbid jealousy, juga dapat ditimbulkan sebagai overlued idea tanpa
sinndrom Othello) psikosis
Waham Sindrom capgras
misidentifikasi Waham bahwa seseorang yang ia kenal baik sudah
digantikan oleh orang lain yang sama persis rupanya
sindrom fregoli
Waham pasien merasa sangat kenal dengan orang yang
sama sekali tidak ia kenal
Waham somatik Waham mengeni tubuh dan fungsi organ tubuh pasien,
misalnya ususnya membusuk.
Disebut juga sebagai waham hipokondriak (berbeda
dengan overvalued idea yang tampak dalam gangguan
hipokondriasis)
Waham kutu/parasit Waham bahwa terdapat banyak organism kecil tapi terliaht
(sindrom ekbom) yang tinggal di tubuh pasien
Dapat terjadi berkaitan dengan halusinasi taktil seperti
formikasi
Waham nilistik Waham bahwa dirinya, orang lain, atau dunia ini tidak ada
atau akan segera berakhir
Dalam kasus yang berat, pasien memiliki waham yang
sangat ektrem hingga ppercaya bahwa tidak ada yang
benar-benar adaa, bahkan termasuk dirinya
C. Tanda dan gejala
Data subjectif Data objectif
- Klien mengatakan sebagai orang - Marah-marah tanpa sebab
hebat - Banyak kata
- Klien mengatakan memiliki - Menyendiri
kekuatan yang luar biasa - Sirkumtasial
- Klien merasa sudah mati - Mudah tersinggung
- Klien merasa sakit/rusak organ - Sangat waspada
tubuh - Tidak tepat menilai
- Klien merasa diancam/diguna-guna lingkunga/realistis
- Klien merasa curiga - merusak
- Klien merasa orang lain menjauh
- Klien merasa tidak ada yang mau
mengerti
D. Rentang respon
Rentang respon gangguan adaptif dan maladaptive dapat dijelaskan sebagai berikut :
F. Faktor presipitasi
1. Faktor social budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok
2. Faktor biokimia
Dopamine, norepineprine, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang
3. Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah
sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang
menyenangkan.
G. Mekanisme koping
Menurut Hermawati (2008), mekanisme koping yang biasanya digunakan sebagai berikut
:
1. Regresi, berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi
ansietas
2. Proyeksi : upaya menjelaskan kerancuan persepsi
3. Menarik diri
4. Pada keluarga : mengingkari.
H. Pohon masalah
Resiko tinggi perilaku kekerasan
1) Bina Hubungan saling percaya. Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, bina
hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan dalam rangka membina hubungan saling
percaya:
b. Berjabat tangan
d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
e. Fokuskan pembicaraan pada realitas, (mis., memanggil nama pasien, menjelaskan hal
yang sesuai realita).
f. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realita.
4) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien.
5) Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimiliki pada saat yang lalu dan saat ini.
7) Libatkan pada kegiatan sehari-hari di rumah sakit serta tingkatkan aktifitas yang dapat
memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien, misalnya menggambar, bernanyi,
membuat puisi, religious terapi, dsb.
8) Lakukan kontrak dengan klien untuk berbicara dalam konteks realita seperti cara-cara
mengisi waktu, cara meningkatkan ketrampilan yang mendatangkan uang, cara belajar
menjahit, menjaga kebersihan, dsb.
9) Berdiskusi tentang obat yang diminum (manfaat, dosis obat, jenis, dan efek samping obat
yang diminum serta cara meminum obat yang benar).
10) Libatkan dan diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien, cara
merawat klien dengan waham dirumah, follow up dan keteraturan pengobatan serta
lingkungan yang tepat untuk klien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Waham merupakan keyakinan yang salah dengan kepastian absolute, mendominasi
pikiran pasien, dan tidak sesuai dengan latar belakang social budaya. Waham sering
disebabkan oleh usaha untuk membuat gejala lain masuk akal seperti merasakan pasivitas
(merasa bahwa seseorang atau sesuatu mengontrol tubuh, emosi, dan pikiran anda)
DAFTAR PUSTAKA
Fitria,Nita. 2013. Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan. Jakarta : salemba medika
Keliat, B.A. 2011. Model praktik keperawatan professional jiwa. Jakarta : EGC