Semaraknya aliran sesat saat ini, membuat saya ingin sekali mengungkapkan apa itu waham atau
delusi. Dalam ilmu kedokteran jiwa, dikatakan bahwa waham sering dijumpai pada penderita
gangguan mental yang merupakan salah satu dari gejala gangguan isi pikir. Waham atau delusi
merupakan keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus luar yang cukup dan mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
Tidak realistik
Tidak logis
Menetap
Egosentris
Keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosiokultural setempat.
5. Seseorang yang mengalami waham berfikir bahwa ia memiliki banyak kekuatan dan
bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau ia merasa sangat kuat dan sangat
terkenal. Hal ini sesuai dengan penjelasan Varcarolis dalam Fundamental of Psychiatric
Mental Health Nursing ( 2006 : 397 ): Thinks he or she has powers and talents that are
not possessed or is someone powerful or famous.
6. Delusi adalah suatu keyakinan yang dipegang secara kuat namun tidak akurat, yang terus
ada walaupun bukti menunjukkan hal tersebut tidak memiliki dasar dalam realitas.
Dalam ilmu psikiatri, delusi diartikan sebagai kepercayaan yang persifat patologis (hasil
dari penyakit atau proses sakit) dan terjadi walaupun terdapat bukti yang berkebalikan.
Sebagai penyakit, delusi berbeda dari kepercayaan yang berdasar pada informasi yang
tidak lengkap atau salah, dogma, kebodohan, memori yang buruk, ilusi, atau efek lain
dari persepsi. Delusi menyudutkan seseorang untuk melakukan tindakan yang
mengacaukan situasi. Seseorang bertindak berdasarkan persepsi salah yang membuat kita
membayangkan respons negatif dari orang lain, karena itu mungkin sekali orang tersebut
justru mendapat reaksi seperti yang dibayangkan sehingga menguatkan rasa takut.
[wikipedia]
Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya
(tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi
tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak
(diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan/realitas.
Penyebab:
1. Faktor Predisposisi
Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre frontal dan korteks limbic.
2. Faktor Presipitasi
pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan
klien tidak merugikan orang lain.
4. Fase environment support.
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan
klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan
tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai
terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma ( Super Ego ) yang
ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
5. Fase comforting.
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa
semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering
disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih
sering menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).
6. Fase improving.
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang
salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan
traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai yang
hilang ). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan
klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa
yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
1.3 Tanda dan Gejala Waham
a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulangkali tetapi
tidak sesuai kenyataan.
Contoh : Saya ini titisan Bung Karno, punya banyak perusahaan, punya rumah di berbagai
negara dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
b. Waham Curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : Banyak Polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup saya, suster
akan meracuni makanan saya .
c. Waham Agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi
tidak sesuai dengan kenyakinan, Contoh : Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus
terus-menerus memakai pakaian putih setiapa hari gar masuk surga .
d. Waham Somatik
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan berulangkali tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh : Sumsum Tulang saya kosong, saya pasti terserang
kanker, dalam tubuh saya banyak kotoran,tubuh saya telah membusuk, tubuh saya menghilang.
e. Waham nihilisti
Waham kebesaran
Waham kejar
Waham cemburu
Dll.
Gangguan Delusi
Gangguan delusi merupakan suatu kondisi dimana pikiran terdiri dari satu atau lebih delusi.
Delusi diartikan sebagai ekspresi kepercayaan yang dimunculkan kedalam kehidupan nyata
seperti merasa dirinya diracun oleh orang lain, dicintai, ditipu, merasa dirinya sakit atau disakiti.
Gangguan delusi dapat terjadi pada siapa saja dengan beberapa kondisi tertentu, tanpa mestinya
Tipe tidak terdefinisi; bila tidak termasuk didalam kategori yang ada diatas; atau tipe
lainnya yang berkaitan dengan budaya setempat
Delusion of influence, pasien merasa dirinya dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan dari luar
dirinya
Delusion of perception, pengalaman indrawi yang berkenan dengan mistik atau mukjizat
Tipe campuran; mempunyai delusi lebih dari satu tema atau tipe lainnya yang berkaitan
dengan budaya setempat
Simtom
1. Munculnya delusi atau pikiran aneh-aneh yang merupakan refleksi pemikiran dari situasi
tertentu yang kemudian muncul kedalam kehidupan nyata dengan waktu durasi minimal
selama 1 bulan atau lebih.
2. Simtom berbeda dari skizofrenia bila individu belum pernah mengidap gangguan
tersebut, kecuali diikuti dengan delusi pembauan secara konsisten bersamaan dengan
tema yang ada.
3. Tidak adanya gangguan perilaku (atau bentuk perilaku yang ganjil) dan gangguan fungsi
sosial
4. Gejala mood menyertai gejala delusi yang muncul berlangsung singkat selama episode
delusi berlangsung
5. Ganguan delusi tidak disebabkan oleh penggunaan obat dan kondisi medis tertentu
Faktor penyebab
Banyak faktor kemunculan delusi, berkembangnya atau mood yang tidak stabil mempunyai
pengaruh terhadap kepercayaan-kepercayaan delusi. Misalnya saja pada tipe persecutory dan
cemburu akan memicu munculnya rasa marah dan perilaku kekerasan. Himpitan ekonomi,
banyaknya stressor disekeliling individu dapat memicu munculnya delusi hingga individu
tersebut menjadi penakut. Individu yang mencoba mengobati dirinya dengan sesuatu yang
seharusnya tidak perlu merasakan adanya pengaruh terhadap tubunya merupakan salah satu
gambaran tipe somatic
Treatment
Gangguan delusi jarang sekali dirasakan sebagai suatu problem bagi individu, sehingga mereka
menolak dilakukan intervensi medis, kecuali gangguan tersebut bila dirasakan cukup
mengganggu, kehilangan kontak sosial atau munculnya konflik interpersonal.
Assessment dan diagnosa harus dilakukan dengan hati-hati karena kemunculan delusi
berhubungan erat dengan beberapa gangguan lainnya; skizofrenia, depresi, demensia, delirium,
stress, gangguan keperibadian, penyalahgunaan obat-obatan, narkoba, sakit anggota tubuh, dsb.
Bagi beberapa pasien dengan gangguan delusi, metode supportif kadang cukup membantu,
keberhasilan metode ini dengan memberikan dukungan kepada pasien untuk mengikuti treatment
secara teratur berupa memberikan pengetahuan dan pendidikan mengenai hubungan sosial
(social-skills training) dan mengurangi resiko dari dampak gangguan delusi seperti kehilangan
rasa peka, isolasi diri, stress dan menghindari terjebaknya dalam perilaku kekerasan. Disamping
itu pasien juga dibimbing dalam menghadapi dunia nyata, bagaimana menyesuaikan harapan dan
pikirannya dengan realistic.
Terapi kognitif juga dapat membantu pasien, ini dilakukan terapis dengan membantu pasien
mengidentifikasi pikiran-pikiran maladaptif dengan beberapa pertanyaan yang disesuaikan
dengan pengalaman individu. Selanjutnya terapis memberikan alternative yang lebih adaptif dan
dapat disesuaikan. Diskusi tentang pikiran-pikiran delusi pasien dilaporkan cukup memberikan
kontribusi membaiknya pasien.
Untuk membantu pasien dengan gangguan delusi kadang dibutuhkan teman, anggota keluarga
atau kelompok diskusi, dukungan dari mereka dapat membantu individu menumbuhkan kembali
kepercayaan dan kemampuan dirinya seperti semula. Cara terbaik adalah memberikan dukungan
pendekatan positif dengan pasien berupa kritikan dan nasehat secara terus menerus sehingga
pasien akan mempunyai pengalaman dalam menghadapi stres sehingga tidak semakim
memburuknya delusi tersebut.
GANGGUAN WAHAM
Aa.PENGERTIAN
Gangguan waham adalah satu gangguan psikiatri yang didominasi oleh gejalagejala waham. Waham pada gangguan waham bisa berbentuk: kebesaran,
penganiayaan, cemburu, somatic, atau campuran.
Waham merupakan suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan
dengan kenyataan (dunia realitas), serta dibangun atas unsur-unsur yang tak
berdasarkan logika, namun individu tidak mau melepaskan wahamnya walaupun
ada bukti tentang ketidakbenaran atas keyakinan itu. Keyakinan dalam bidang
agama dan budaya tidak dianggap sebagai waham.
Epidemiologi
Prevalensi gangguan waham di Amerika Serikat diperkirakan 0,025 sampai 0,03
persen.gangguan waham lebih jarang dari pada skizofrenia dan gangguan afektif.
Usia onset kira-kira 40 tahun, rentang usia untuk onset dari 18 tahun sampai 90
tahunan, terdapat lebih banyak pada wanita
Etiologi
Penyebab sebenarnya tidak diketahui.ada beberapa factor:
a. Factor biologi:
Penyakit fisik (misal: tumor otak)
Kelainan neurologic (system limbic dan ganglia basalis)
b. Factor psikodinamik:
Isolasi sosial
Hipersensitif (reaksi farmasi, proyeksi dan denial)
Seperti kebanyakan gangguan psikiatri lainnya, penyebab gangguan utama
delusional adalah tidak diketahui. Selain itu, pasien yang sekarang diklasifikasikan
menderita gangguan delusional kemungkinan memiliki suatu kelompok kondisi yang
heterogen.dengan waham sebagai gejala yang menonjol. Konsep inti tentang
penyebab gangguan delusional adalah pernbedaannya dari skizofernia dan
gangguan mood. Disamping itu gangguan delusional mempunyai onset yang lebih
lambat dari skizofernia dan mempunyai predominansi wanita yang jauh lebih sedikit
daripada yang ditemukan pada gangguan mood.
Faktor Biologis
Menurut Diagnostic Manual of Mental Disorders, Fourth Edition , Text Revision (DSMIV) criteria diagnostic untuk gangguan delusional adalah:
Waham yang tidak aneh (yaitu melibatkan situasi yang terjadi dalam kehidupan
nyata, seperti sedang diikuti, diracuni, ditulari infeksi, dicintai jarak jauh, atau
dikhianati oleh pasangan atau kekasih atau menderita sesuatu penyakit) selama
sekurangnya satu bulan.
Kriteria A untuk skizofrenia tidak pernah dipenuhi. Catatan: halusinasi taktil dan
cium mungkin ditemukan pada gangguan delusional jika berhubungan dengan tema
waham.
Terlepas dari pengaruh waham atau percabangannya, fungsi tidak terganggu
dengan jelas dan kacau.
Jika episode mood telah terjadi secara bersama-sama dengan waham, lama
totalnya adalah relative singkat disbanding periode waham
Gangguan adalah bukan Karena efek fisiologis langsung suatu zat (misalnya obat
yang disalhgunakan, suatu medikasi atau sudatu kondisi medis umum).
Waham dapat berbentuk:
Waham yang kacau (bizzare) : keyakinan palsu yang aneh,mustahil dan tidak
masuk akal. Misalnya,orang dari angkasa luar telah menanamkan elektroda pada
otak pasien
Waham tersistematisasi : keyakinan palsu yang digabungkan oleh suatu
tema/peristiwa tunggal. Misalnya,pasien dimata matai oleh agen rahasia,mafia atau
bos.
Waham yang sejalan dengan mood : waham yang isinya sesuai dengan mood.
Misalnya,seorang pasien depresi percaya bahwa ia bertanggungjawab untuk
penghancuran dunia
Waham yang tidak sejalan dengan mood : waham dengan isi yang tidak
mempunyai hubungan dengan mood atau merupakan mood netral. Misalnya,pasien
depresi mempunyai waham control/siar pikiran
Waham nihilistik : persaan palsu bahwa dirinya,orang lain dan dunia adalah tidak
ada dan berakhir.
Waham kemiskinan : keyakinan palsu bahwa pasien kehilangan atau akan
terampas semua harta miliknya
Waham somatik : keyakinan palsu menyangkut fungsi tubuh pasien.
Misalnya,keyakinan bahwa otak pasien berakar atau mencair
Waham paranoid : termasuk waham persekutorik dan waham referensi,kontrol dan
kebesaran (dibedakan dari ide paranoid kecurigaan lebih kecil dari bagian waham)
1. Waham persekutorik : keyakinan palsu bahwa paseien sedang diganggu,ditipu
dan disiksa. Sering ditemukan pada pasien yang senag menuntut yang mempunyai
kecendurungan patologis untuk mengambil tindaka hukum karena panganiyaan
yang dibayangkan
2. Waham kebesaran : gambaran kepentingan,kekuatan,atau identitas sesorang
yang berlebihan
3. Waham referensi : keyakinan palsu bahwa perilaku orang lain ditujukan kepada
dirinya,bahwa peristiwa,benda benda,atau orang lain mempunyai kepentingan
tertentu dan tidak biasanya. Umumnya dalam bentuk negatif,diturunkan dari ide
referensi ( dimana seseorang secara salah merasa bahwa ia sedang dibicarakn oleh
orang lain,misalnya percaya bahwa ditelevisi atau diradio berbicara pada dirinya
atau membicarakan dirinya) Waham menyalahkan diri : keyakinan palsu tentang
penyesalan yang dalam dan salah.
Waham pengendalian : perasaan palsu bahwa kemauan,pikiran atau perasaan
pasien dikendalikan tenaga dari luar.
Penarikan pikiran (thought withdrawal) : waham bahwa pikiran pasien dihilangkan
dari ingatannya oleh orang lain/tenaga lain
Penanaman pikiran (thought insertion) : waham bahwa pikiran ditanam dalam
pikiran pasien oleh orang/tenaga lain
Siaran pikiran (thought broadcasting) : waham bahwa pikiran pasien dapat didengar
oleh orang lain,seperti pikiran mereka sedang tersiar keluar.
Pengendalian pikiran (thought control) : waham pbahwa pikiran pasien dikendalikan
oleh orang/tenaga lain.
Waham ketidaksetiaan ( waham cemburu) : keyakinan palsu yang didapatkan dari
kecemburuan patologis bahwa kekasih paien adalah tidak jujur
Erotomania : keyakinan palsu,lebih sering pada wanita dibndingkan laki
laki,bahwa seseorang sangat mencintainya.
Pseudologica phantastica : suatu jenis kebohongan diman sesorang tampak
percaya terhadap kenyataan fantasinya dan bertindak atas kenyataan,disertai
dengan sindrom munchausen,berpura pura sakit berulang
Gangguan afektif dibedakan dengan gangguan waham. Gangguan mood bisa
sejalan dengan wahamnya, tapi gangguan waham tidak menunjukkan gejala afektif
yang menetap seperti pada gangguan mood
Gambaran Klinis
Status mental
Deskripsi umum
Orang dengan gangguan waham biasanya berdandan dengan baik dan berpakaian
baik, tanpa adanya bukti adanya disintegrasi nyata pada kepribadian atau aktivitas
harian .Tetapi mungkin saja terlihat eksentrik, aneh, pencuriga, atau bermusuhan
Mood, perasaan dan afek
Mood penderita gangguan waham konsisten dengan isi wahamnya. Seorang
poenderita dengan waham kebesaran adalah euphoria, seoraang penderita dengan
waham kejar adalah pencuriga
Gangguan persepsi dengan gangguan waham tidak memiliki halusinasi yang
menonjol atau menentap. Menurut DSM-IV waham raba tau cium mungkin
ditemukan jika hal tersebut adalah konsisten dengan waham, sebagai contohnya
wahan aromatik tentang bau badan
Pikiran
Gangguan pikiran pada waham merupakan gejala utama dari gangguan waham
2) Indikasi
Mengatasi episode waham dari gangguan bipolar. Gejala hilang dalam jangka waktu
1-3 minggu setelah minum obat litium juga digunakan untuk mencegah atau
mengurangi intensitas serangan ulang pasien bipolar dengan riwayat mania.
3) Dosis
Untuk tablet atau kapsul immendiate rease biasanya diberikan 3 dan 4 kali sehari,
sedangkan tablet controlled release diberikan 2 kali sehari interval 12 jam.
Pemberian dosis litium harus dilakukan hati-hati dan individual, yakni berdasarkan
kadar dalam serum dan respon klinis. Untuk menukar bentuk tablet dari immediate
release maka diusahakan agar dosis total harian keduanya tetap sama.
Control jangka panjang : kadar serum litium yang diinginkan adalah 0,6-1,2 mEq/L.
dosis bervariasi per individu,tapi biasanya berkisar 900mg-1200mg per hari dalam
dosis berbagi. Monitor dilakukan setiap bulan, pasien yang supersensitive biasanya
memperlihatkan tanda toksik pada kadar serum dibawah 10mEq/L.
4) Efek Samping
Insiden dan keparahan efek samping tergantung pada kadar litium dalam serum.
Adapun efek yang mungkin dijumpai pada awal terapi. Misalnya tremor ringan pada
tangan, poliuria nausea, dan rasa haus. Efek ini mungkin saja menetap selama
pengobatan.
5) Contoh obat
Berbentuk tablet ataupun kapsul immediate release dan tablet controlled release.
6) Mekanisme kerja
Menghambat pelepasan serotonin dan mengurangi sensitivitas dari reseptor
dopamine.
b. Haloperidol
1) Farmakologi
Haloperidol merupakan obat antipsikotik (mayor tranquiliner) pertama dari turunan
butirofenon. Mekanisme kerjanya yang pasti tidak diketahui.
2) Indikasi
Haloperidol efektif untuk pengobatan kelainan tingkah laku berat pada anak-anak
yang sering membangkang an eksplosif. Haloperidol juga efektif untuk pengobatan
jangka pendek, pada anak yang hiperaktif juga melibatkan aktivitas motorik
berlebih disertai kelainan tingkah laku seperti : impulsive, sulit memusatkan
perhatian, agresif, suasana hati yang labil dan tidak tahan frustasi.
3) Dosis
a) Dewasa
Gejala sedang : 0,5-2mg, 2 atau 3 kali sehari
Gejala berat : 3-5mg, 2 atau 3 kali sehari
Untuk mencapai diperlukan dosis control yang cepat, kadang-kadang diperlukan
dosis yang lebih tinggi. Pasien usia lanjut atau labil :1/2-2 mg, 2 atau 3 kali sehari.
Pasien yang tetap menunjukkan gejala yang berat atau adekuat perlu disesuaikan
dosisnya. Dosis harian sampai 100mg mungkin diperlukan pada kasus-kasus
tertentu untuk mencapai respon optimal. Jarang sekali haloperidol diberikan dengan
dosis diatas 100mg untuk pasien berat yang resisten.
b) Anak-anak
Haloperidol tidak boleh diberikan pada anak-anak usia kurang dari 3tahun. Pada
anak-anak dengan usia 3-12 tahun (berat badan 15-40kg). obat mulai diberikan
dengan dosis terkecil (0,5mg sehari). Jika perlu dosis dapat ditingkatkan sebesar 5-7
hari sampai tercapai efek terapi yang diinginkan. Dosis total dapat dibagi yaitu 2
atau 3 kali sehari.
Kelainan psikotik : 0,05-0,15mg/kg/hari.
1) Efek samping
a) Susunan saraf pusat
Gejala ekstrapiramidal, diskinesia Tardif, distonia tardif, gelisah, cemas, perubahan
pengaturan temperature tubuh, agitasi, pusing. Depresi, lelah, sakit kepala,
mengantuk, bingung, vertigo, kejang.
b) Kardivaskuler
Takikardi, hipertensi/hipotensi, kelainan EKG (gelombang T abnormal dengan
perpanjangan repolarisasi ventrikel), aritmia.
c) Hematologik : Timbul leucopenia dan leukositosis ringan.
d) Hati : Gangguan fungsi hati
e) Kulit
Makulopapular dan akneiform, dermatitis kontak, hiperpigmentasi alopesia.
f) Endokrin dan metabolic
Laktasi, pembesaran payudara, martalgia, gangguan haid, amenore, gangguan
seksual, nyeri payudara, hiponatremia.
g) Saluran cerna : Anoreksia, konstipasi, diare dan mual muntah.
h) Mata : Penglihatan kabur
i) Pernapasan : Spasme laring dan bronkus.
j) Saluran genitourinaria : Retensi urin.
2) Kontraindikasi
Hipersensitifitas terhadap haloperidol atau komponen lain formulasi, penyakit
Parkinson, depresi berat SSP, supresi sumsum tulang, penyakit jantung atau
penyakit hati berat, koma.
3) Mekanisme kerja
Memblok reseptor dopaminergik D1 dan D2 di postsinaptik mesolimbik otak.
Menekan pelepasan hormon hipotalamus dan hipofisa, menekan Reticular Activating
System (RAS) sehingga mempengaruhi metabolism basal. Temperature tubuh, tonus
vasomotor dan emesis.
c. Karbamazepin
1) Farmakologi
Karbamazepin terbukti efektif, dalam pengobatan kejang psikomotor, serta
neuralgia trigeminal. Karbamazepin secara kimiawi tidak berhubungan dengan obat
antikonvulsan lain maupun obat-obat lain yang digunakan untuk mengobati nyeri
pada neuralgia trigeminal.
2) Indikasi
Karbamazepin diindikasikan sebagai obat antikonvulsan yaitu jenis :
a) Kejang parsial dengan symptom atologi komplek (psikomotor, lobus temporalis)
pasien dengan jenis kejang ini menunjukkan perbaikan yang lebih besar
dibandingkan jenis yang lain.
b) Pola kejang campuran termasuk jenis diatas dan kejang parsial maupun kejang
umum yang lain. Kejang jenis petitmal tampaknya tidak efektif diobati dengan
karbamazepin.
c) Neuralgia trigeminal
Karbamazepin diindikasikan untuk pengobatan nyeri akibat neuralgia trigeminal
murni. Obat ini bukan merupakan analgesic dan tidak boleh diberikan untuk
mengobati sakit/nyeri.
3) Dosis
a) Dewasa dan anak-anak : diatas 12tahun
Dosis awal : 200mg 2x sehari untuk tablet/ 1 sendok teh 41 hari suspense (400mg
sehari). Umumnya dosisnya tidak melebihi 1000mg sehari pada anak usia 12-15
tahun dan 1200mg sehari pada diatas 15tahun.
b) Anak usia 6-12tahun
Dosis awal : 100mg 2 kali sehari, untuk tablet atau sendok teh 41 hari. Untuk
suspense (200mg sehari), umumnya dosis tidak melebihi 1000mg sehari.
c) Neuorologi trigeminal
Dosis awal pada hari pertama diberikan 100mg 21 hari untuk tablet atau
sendok teh 41 hari untuk suspense dengan dosis total 200mg x 1 hari. Dosis ini
dapat ditingkatkan sampai 200mg sehari dengan peningkatan sebesar 100mg tiap
12jam untuk tablet /50mg (setengah sendok teh) 4x 1 hari untuk suspense, hanya
jika diperlukan untuk obat nyeri. Jangan melebihi dosis 1200mgx 1 hari.
4) Efek samping
Efek samping paling berat terjadi pada system liemopoetik, kulit dan kardivaskular.
Efek samping yang paling sering timbul yang terutama terjadi pada awal terapi
adalah pusing, ngantuk, mual, dan muntah.
Contoh obat:
a) Tegritol (ciba)
b) Temporal (orion)
c) Karbamazepin (generic)
5) Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap karbamazepin, antidepresan trisiklik, atau komponen
sediaan, depresi sumsum tulang belakang.
6) Mekanisme kerja
Selain sebagai antikonvulsan, karbamazepin mempunyai efek sebagai
antikolinergik, antineuralgik, antideuritik, pelemas otot, antimanik, antidepresif dan
antiariunia. Menekan aktifitas senralis nucleus pada thalamus/menurunkan jumlah
stimulasi temporal yang menyebabkan neural discharge dengan cara membatasi
influks ion natrium yang menembus membran sel atau mekanisme lain yang belum
diketahui, menstimulasi pelepasan ADH untuk mereabsorbsi air, secara kimiawi
terkait dengan antidepresan trisiklik.
2. Pasien hiperaktif atau agitasi anti psikotik low potensial
Penatalaksanaan ini berarti mengurangi dan menghentikan agitasi untuk
pengamanan pasien. Hal ini berkaitan dengan penggunaan obat anti psikotik untuk
pasien waham. Dimana pedoman penggunaan antipsikotik adalah:
a. Tentukan target symptom
b. Antipsikosis yang telah berhasil masa lalu sebaiknya tetap digunakan
c. Penggantian antipsikosis baru dilakukan setelah penggunaan antipsikosis yang
lama 4-6 minggu
d. Hindari polifarmasi
e. Dosis maintenans adalah dosis efektif terendah.
Contoh obat antipsikotik adalah:
a. Antipsikosis atipikal (olanzapin, risperidone).
Pilihan awal Risperidone tablet 1mg, 2mg, 3mg atau Clozapine tablet 25mg, 100mg.
Keuntungan : angka keberhasilan tinggi, ekstra pyramidal symptom minimal.
Kerugian : harganya mahal
b. Tipikal (chlorpromazine, haloperidol), chlorpromazine 25-100mg
Keuntungan : harganya relatif lebih murah, efektif untuk mmenghilangkan gejala
positif.
Kerugian : angka keberhasilan rendah, efek samping pyramidal (gejala mirip
Parkinson, distonia akut, akathisia, tardive dyskinesia, (pada 24% pasien),
neuroleptic malignant syndrome, dan hyperprolactinaemia) kurang efektif untuk
menghilangkan gejala negative.
3. Penarikan diri high potensial
Selama seseorang mengalami waham. Dia cenderung menarik diri dari pergaulan
dengan orang lain dan cenderung asyik dengan dunianya sendiri (khayalan dan
pikirannya sendiri). Oleh karena itu, salah satu penatalaksanaan pasien waham
adalah penarikan diri high potensial. Hal ini berarti penatalaksanaannya ditekankan
pada gejala dari waham itu sendiri, yaitu gejala penarikan diri yang berkaitan
dengan kecanduan morfin biasanya dialami sesaat sebelum waktu yang dijadwalkan
berikutnya, penarikan diri dari lingkungan sosial.
4. ECT tipe katatonik
Electro Convulsive Terapi (ECT) adalah sebuah prosedur dimana arus listrik
melewati otak untuk memicu kejang singkat. Hal ini tampaknya menyebabkan
perubahan dalam kimiawi otak yang dapat mengurangi gejala penyakit mental
tertentu, seperti skizofrenia katatonik. ECT bisa menjadi pilihan jika gejala yang
parah atau jika obat-obatan tidak membantu meredakan katatonik episode.
5. Psikoterapi
Walaupun obat-obatan penting untuk mengatasi pasien waham, namun psikoterapi
juga penting. Psikoterapi mungkin tidak sesuai untuk semua orang, terutama jika
gejala terlalu berat untuk terlibat dalam proses terapi yang memerlukan komunikasi
dua arah. Yang termasuk dalam psikoterapi adalah terapi perilaku, terapi kelompok,
terapi keluarga, terapi supportif.
Prognosis
50% sembuh dengan pengobatan
A.Price, Sylvia. 2005. Buku Ajar Patofisiologi Konsep Klinis Proses proses
penyakit. Edisi ke 9. Volume 2. Jakarta : EGC.
Sadock B, Sadock V A. Kaplan & Sadock, Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. 2010. Hal
Maslim, Rusdi SpKJ. 2007. Panduan Praktis: Pengguanaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi
Ketiga. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya. Jakarta.