The word paediatric and its cognates mean "healer of children"; they dr. Winda Yanuarni Meye
derive from two Greek words: παῖς (pais "child") and ἰατρός (iatros dr. Afrilia Intan Pratiwi
"doctor, healer") dr. Reagan Resadita
dr. Mike Lauda
OUTLINE MATERI
ENDOKRINOLOGI-GENETIK GIZI
• Hypoglycemia • Malnutrisi
• Growth Hormone • CDC Growth Chart Interpretation –
• Thyroid Hormone percentile
• DM – Diabetic Keto Acidosis • Pemberian makanan
• Kelainan Genetik
• Pubertas Prekoksia
• Delayed Puberty HEMATOONKOLOGI
GASTROHEPATOLOGI • Anemia Defisiensi Besi
• Hemofilia
• Diare Cair Akut • Henoch Schonlein Purpura
• Diare Persisten • Vitamin K Deficiency Bleeding
• Disentri
• Giardiasis
• Balantidiasis
• Kolera PEDIATRIK SOSIAL
• E. Coli • Tumbuh kembang anak
• Perhitungan Cairan • Vaksinasi
• Lactose intolerant • Congenital deafness
• Hypoglycemia
• Growth Hormone
• Thyroid Hormone
• DM – Diabetic Keto Acidosis
• Kelainan Genetik
• Pubertas Prekoksia
• Delayed Puberty
Anamnesis: Manifestasi:
• Tremor, jitterness (gerakan tidak
beraturan), atau iritabilitas • Berkeringat, lapar, tremor,
takikardia, pucat, kehilangan
• Kejang, koma
nafsu makan
• Letargis, apatis
• Sulit menyusui, muntah sehingga • Disorientasi, nyeri kepala,
asupan berkurang strabismus, Letargi, kejang,
• Apneu koma
• High Pitched Cry atau lemah
• Sianosis
• Beberapa bayi asimptomatik
Penyebab Hipoglikemia
Peningkatan Penurunan produksi/
Keduanya
pemakaian glukosa simpanan glukosa
• Neonatus dari ibu • IUGR • Stres perinatal
penderita DM • Prematur (Sepsis, syok,
• Besar Masa • Asupan kalori tidak asfiksia, hipotermi,
Kehamilan adekuat resp. distress)
• Neonatus dengan • Penundaan • Transfusi tukar
eritroblastosis pemberian asupan • Defek metabolisme
foetalis karbohidrat
• Ibu mendapat terapi • Defisiensi endokrin
tokolitik, tiazid (insuf adrenal,
• Setelah transfusi defisiensi
tukar hipotalamus,
hipopituitarism)
NEONATAL Neonates <24h: <30mg/dL
>24h: <45 mg/dL PPM IDAI
GD >25-<45 mg/dl
GD
GD 36-<45 mg/dl
36-<45 mg/dl
GD <45 mg/dl
GD 36-<45 mg/dl
GD 36-<45 mg/dl
GD45 mg/dl GD45 mg/dl
ANAK
Growth Hormone
Regulated by:
–Growth hormone-releasing hormone
(GHRH) stimulates both the
synthesis and the release of GH
–Somatostatin inhibits the release
of GH
•IGF
–end product of GH bioeffect
–negativefeedback effect on GH
secretion
1. Excess GH
Gigantisme Akromegali
- Terjadi PRE-PUBERTAS - Terjadi POST-PUBERTAS
lempeng epifisis belum lempeng epifisis sudah
tertutup tertutup
- Pertumbuhan tulang berlebih - Pertumbuhan jaringan kartilago,
- Tinggi > 7 feet (2meter) tangan, kaki, ridge of eyebrow,
- Macrocephaly dagu, dan lidah masih terjadi
- Obesitas - Efek metabolik
- Frontal bossing - Peningkatan gula darah
- Hiperhidrosis peningkatan insulin risiko
- Soft tissue hipethropy DM tipe 2
- Penyempitan arteri, serangan
jantung
Acromegaly face Gigantism
Diagnosis
GH Excess
2. GH Deficiency : Dwarfism
SHORT STATURE DDx:
Dwarfism Cretinism
Hipopituitarism Hipotiroidisme
Penurunan GH Penurunan T4 dan T3
Bagian Tubuh Proposional, Perawakan pendek, bagian
Perawakan pendek (<147cm), tubuh tidak proposional,
smart look ekspresi datar, ugly look
• Perawakan Pendek
• Delayed Bone Age
• Increased Weight for Height/Age
• Kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah
• Gejala mirip pada orang dewasa
• Kadang disertai pembesaran kelenjar pituitari dan tiroid
©Bimbel UKDI MANTAP
Pemeriksaan Terapi L-tiroksin
penunjang USIA DOSIS
(microgram/kg/hari)
• Pemeriksaan darah
– TSH (), fT4 () 0-3 bulan 10-15
– Darah lengkap
– Ibu bisa di periksa antibody 3-6 bulan 8-10
• Radiologis 6-12 bulan 6-8
– Bone age
– Skintigrafi tiroid 1-5 tahun 4-6
• Screening fungsi tiroid 6-12 tahun 3-5
– skrining TSH pada usia 2-5 hari atau
2-6 minggu, jika faskes terbatas > 12 tahun 2-4
gunakan Scoring Quebec. Normal
jika skor<3 (dari total skor 13)
Prognosis
- Terapi mulai usia <1 bln IQ >90 usia 3-4
- Terapi usia <3 bln IQ > 85
- Tidak diterapi/ tiap 1 bulan keterlambatan
akan kehilangan 1 point IQ
Sebelum 4 Bl
Tx Setelah Tx
Hipertiroid kongenital
Kondisi yang jarang ditemui. Diakibatkan oleh transplasental antibody dari ibu
yang memiliki grave disease
UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
Kriteria Diagnostik
Diagnosis DM dapat ditegakkan apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:
1. Ditemukannya gejala klinis poliuria, polidipsia, nokturia, enuresis, penurunan berat
badan, polifagia, DAN kadar glukosa plasma sewaktu 200 mg/ dL (11.1 mmol/L).
Atau
2. Kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dL (7 mmol/L). Atau
3. Kadar glukosa plasma 200 mg/ dL (11.1 mmol/L) pada jam ke-2 TTGO (Tes Toleransi
Glukosa Oral). Atau
4. HbA1c >6.5% dengan standar NGSP dan DCCT
UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
Tatalaksana
Prinsip pengobatan Insulin
• Pengobatan seumur hidup • Dipikirkan jenis dan sediaan
• Pemberian INSULIN • Bisa digunakan Basal Bolus
• Pengaturan makan atau Premix
• Olahraga • Diberikan oleh spesialis
• Edukasi anak, jika memungkinkan
subspesialis endokrin
• Self monitoring blood
glucose
Ketoasidosis Diabetik
• Merupakan kedaruratan medis
• Kurangnya insulin dalam sirkulasi secara absolut ditunjang dengan meningkatnya
counterregulatory hormones : katekolamin, glukagon, kortisol, dan growth hormone
Klinefelter
Sindroma Marfan • Kelainan genetik pada jaringan ikat
• ciri : ekstremitas panjang, jari – jari panjang, kelainan katup jantung
dan aorta
Sindroma Jacobs • Laki – laki, XYY ( sindrom laki – laki super)
• Ciri : pertumbuhan pesat, lebih tinggi dari rata – rata, tidak mandul
Predisposition to criminal behavior/insanity
Sindroma Down • kelainan pada kromosom 21
• Ciri : microcephal dg bagian anteroposterior mendatar, sela hidung
datar, macroglossia, mata menjadi sipit dengan sudut bagian bawah
tengah membentuk lipatan (epicanthal folds) dan melebar, tangan
pendek, jarak antara jari pertama dan kedua (baik tangan dan kaki)
melebar, simian line/crease
Marfan
Syndrome Jacobs Down Syndrome
Sindrom kelainan pada kromosom 13
Patau • defek saraf pusat ,retardasi mental
•sumbing bibir, dan palatum,
polidaktili,
•anomaly pola dermis
•abnormalis jantung, genitalia.
Full Only
spectrum of secondary
physical and sexual
hormonal developmen
changes of t present
puberty (determined
by Tanner
staging)
Delayed Puberty
Delayed Puberty : merupakan kondisi dimana pertumbuhan kelamin sekunder
anak terlambat atau tidak ada sama sekali. Batasan usia anak laki-laki dikatakan
delayed puberty yaitu usia diatas 14 tahun, dan anak perempuan pada usia
diatas 12 tahun.
Penyebab terjadinya delayed puberty digolongkan menjadi Hipogonadisme
Primer dan Sekunder.
• Diare Cair Akut
• Diare Persisten
• Disentri
• Giardiasis
• Balantidiasis
• Kolera
• E. Coli
• Perhitungan Cairan
• Lactose intolerant
PEDIATRIK GASTROHEPATOLOGI
Diarrhea
Qualitative Assessment:
The passage of unusually loose or watery stools, usually at
least three times in a 24 hour period.
Quantitave Assessment:
The augmented water content in the stools above the
normal value of approximately 10 mL/kg/d in the infant and
young child, or 200 g/d in the teenager and adult
Frequent passing of
formed stool ≠ diarrhea.
Lect. by Prof. dr. S. Yati Soenarto, Ph.D., Sp.AK, ©Bimbel UKDI MANTAP
.
Klasifikasi Diare
Diare Akut
• Kondisi diare yang terjadi mendadak dan dapat
berlangsung beberapa hari sampai 14 hari (umumnya <1
minggu)
Diare Persisten
• Kondisi diare akut yang terus berlangsung sampai > 14
hari dan umunya disebabkan agen infeksius
Diare Kronik
• Kondisi diare dengan durasi > 14 hari dan umumnya
disebabkan agen non-infeksius
MEKANISME DIARE
Osmotik
• Terjadi perubahan gradien absorbsi cairan sehingga menimbulkan
retensi cairan dalam intralumen usus
• Contoh:
• Intoleransi laktosa hiperosmotik malabsorbsi cairan
• Infeksi rotavirus, Shigella merusak epitel usus malabsorbsi
cairan
Sekretorik
• Akibat aktifnya enzim adenil siklase oleh toksin yang mengubah ATP
menjadi cAMP. Akumulasi cAMP intraseluler menyebabkan sekresi aktif
air, Cl, Na, K, dan bikarbonat ke lumen usus.
• Contoh:
• Infeksi Cholera, rotavirus toxin ke epitel usus sekresi
• Substansi empedu, asam lemak, lakastif
• Kelainan kongenital (Congenital Chloride Diarrhea) defek pada
Na-H exchange atau Cl-/HCO3- exchange Gejala failure to thrive
sejak neonatus
MEKANISME DIARE
Motilitas
• Terjadi perubahan motilitas gastrointestinal yang mempengaruhi
kemampuan absorbsi (secara tidak langsung)
• Contoh:
• Hipomotility stasis inflamasi overgrowth bacterial
malabsorbsi
• Hipermotility mengurangi waktu transit cairan untuk
diabsorbsi
Inflamatorik/Invasif
• Terjadi karena adanya proses peradangan yang menyebabkan
destruksi villi usus dan atau disfungsi transporter sehingga
menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dalam rupa mucus,
protein dan darah.
• Contoh:
• Infeksi shigella, Inflamatory Bowel Disease, Celiac Disease
(Imunne process)
Pemeriksaan Pada Diare
ANAMNESIS Physical exam Lab exam
Tanda Dehidrasi
• Gelisah/cengeng
Tanda Utama • lemah/letargi/koma
• Haus, turgor kulit abdomen menurun
*Diare dengan
dehidrasi tidak
berat
5 STEPS5 OF
LANGKAH TUNTASKAN
MANAGEMENT DIARE
FOR DIARRHEA
CASE MANAGEMENT
1. NEW REDUCED
1. DEHYDRATION: Rehydration: PO oralit
OSMOLARITY ORALIT
2. CONTINUED SEVERITY
2.NUTRITION: 3.ZINC & INCIDENCE
FEEDING
4. RATIONAL
ANTIMICROBIAL
3. ETIOLOGY PHARMACOLOGIC
(commonly infection)
NO ANTIMICROBIAL &
ANTIVOMITING
4. SUCCES OF 5. PATIENT-DOCTOR
PRACTICE: COMMUNICATION
Lect. by Prof Prof. dr. S. Yati Soenarto, Ph.D., Sp.AK, WHO 2005
. ©Bimbel UKDI MANTAP
Rehidrasi
Rehidrasi
Rehidrasi
PERHATIKAN TANDA-TANDA SHOCK!
Cairan Rumatan Pemberian Cairan
(Holiday Segar) melalui infus:
BB (kg) Kecukupan sehari • MAKRODRIP (DEWASA)
20 gtt = 1 ml
0-10 100 ml/kg • MIKRODRIP (ANAK)
60 gtt = 1 ml
EFEK SAMPING :
MUAL MUNTAH
Diagnosis
• BAB cair, disertai darah.
• Shigellosis menimbulkan tanda radang akut meliputi:
– Nyeri perut
– Demam
– Kejang
– Letargis
– Prolaps rektum
• Pemeriksaan feses trofozoit amuba dan Giardia.
• Shigellosis lying-down dysentery komplikasi: Hemolytic Uremic
Syndrome
• Amoebiasis Walking dysentry ©Bimbel UKDI MANTAP
Pemberian Antibiotik yang Rasional:
Disentri
Indikasi rawat inap
- Anak dengan gizi buruk
- Bayi muda (<2bulan)
- Keracunan, letargis, kembung, nyeri tekan, dan kejang
Tatalaksana Disentri
• Pada tingkat layanan primer
– 5 lintas diare harus terpenuhi
– Diare lendir darah diterapi sebagai Shigellosis menggunakan Cotrimoxazole 10 mg
(TMP) /kgBB/ hari dibagi 2 dosis selama 5 hari
– Evaluasi 2 hari tidak membaik cek feses amoeba metronidazole dosis
10 mg/kgBB 3x sehari selama 5 hari
Manifestasi Klinis
• Diare
• Perut kembung
• Feses berminyak (Steatorhea)
• Nyeri perut
• Mual dan muntah
• Dehidrasi
• Absorbsi lemak, laktosa, vitamin A dan B12 terganggu Berat badan dan
nafsu makan menurun Tumbuh kembang terganggu
©Bimbel UKDI MANTAP
Terapi:
Metronidazole
Children: 5 mg/kg
3 times a day x 5 days
Pemberian Antibiotik yang Rasional:
Balantidiasis
Definisi
• Balantidiasis merupakan infeksi yang menyerang kolon yang disebabkan oleh
Balantidium Coli. Host primernya adalah babi.
Manisfestasi Klinis
•Diarrhea (watery, bloody, mucoid)
•Nausea
•Vomiting
•Abdominal pain
•Anorexia
•Weight loss
•Mild colitis
•Fever
•Severe and marked fluid loss (resembling
dysentery)
•Dysenteric syndrome
**Antibiotics can shorten the duration of diarrheal illness and discomfort, especially if given early, but they are
usually not required. If antibiotics were given, Fluoroquinolones have been shown to be effective therapy. (CDC)
HEMOLYTIC UREMIC SYNDROME (HUS)
• Defined by the simultaneous occurrence of:
– Microangiopathic hemolytic anemia HB< 8 g/dL, Coombs' test
negative, peripheral blood smear found schistocytes and helmet cells
– Thrombocytopenia around 40.000/mm3
– Acute kidney injury hematuria and proteinuria until severe kidney
failure and oligoanuria, hypertension
• Classification: Workups:
– Primary (Atypical or Diarrhea Negative HUS): • CBC
• Complement gene mutations
• Antibodies to complement factor H • Blood smear schistocytes and
– Secondary (Typical or Diarrhea Positive HUS) helmet cells
• Infection: Shiga toxin-producing Escherichia • Creatinine serum >>
coli (STEC); Shigella dysenteriae
• Drug toxicity
• Positive stool culture of STEC
• Autoimmune disorder: SLE • Shiga toxin genes in stools by
PCR
• THERAPY • Serum IgM antibodies
Hydration, antihypertention, plasma exchange if • Renal biopsy glomerular
severe thrombotic microangiopathy
KONSTIPASI
Keterlambatan atau kesulitan dalam defekasi, terjadi selama 2
minggu atau lebih. Buang air besar kurang dari 3 kali per minggu
atau riwayat buang air besar dengan tinja yang banyak dan keras
Ketidakmampuan melakukan evakuasi tinja secara sempurna, yang
tercermin dari 3 aspek:
1. Berkurangnya frekuensi berhajat dari biasanya
2. Tinja yang lebih keras dari sebelumnya
3. Pada palpasi abdomen teraba masa tinja (skibala) dengan atau
tidak disertai enkopresis
Klasifikasi durasi:
1. Konstipasi Akut berlangsung 1-4 minggu
2. Konstipasi Kronis berlangsung >4minggu
Klasifikasi etiologi:
1. Konstipasi Organik ada warning sign
2. Konstipasi Fungsional tanpa warning sign
Warning Sign Diagnosis
Pengeluaran meconium > 48 jam • Ileus
Failure to thrive • Hirscprung disease
Diare berdarah
Muntah billous
Distensi perut
Tonus anal melemah • Spinal Cord abnormalities
Kelemahan anggota gerak bawah • Myelomeningocele
Hair Tuft
Bradikardia Hypothyroidism
Cold intolerance
Polyuria Diabetes Insipidus
Polydipsia
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan
• Abdomen:
Penunjang
– Distensi • Foto polos abdomen
– Skibala • Foto barium enema
• Biopsi rectum
• Colok Dubur: • Manometri melihat
motilitas kolon
– Kekuatan anus
• Lab: fungsi tiroid
– Tonus anus
– Massa Tinja
– Tinja menyemperot
– Darah pada tinja
• Neurologis:
– Refleks
– Tonus
– Kekuatan otot
Keluhan konstipasi
WARNING SIGN?
YA TIDAK
Terapi Maintenance dilakukan minimal 6 bulan Behaviour Therapy, Medication, Dietary Change
Medikasi Disimpaksi Medikasi Supportif
• Bayi • Anak
– Gliserin supp. – Oral Polyethylene Glycol
– Enema: 6 ml/kgBB + elektrolit 0,2-0,8 g/
(max.135ml) 1-3x/hari kgBB /hari ( max.6 hari)
• Anak – Oral Lactulosa 1–2
g/kgBB, 1-2x/hari
– Oral Polyethylene Glycol
+ elektrolit 1-1,5 g /kgBB – Bisacodyl 5 mg 1-2x/hari
/hari ( max.6 hari)
– Enema: 6 ml/kgBB
(max.135ml) 1-3x/hari
Intoleransi Laktosa
Definisi
Merupakan kelainan akibat defisiensi enzim laktase sehingga tidak
dapat mencerna lactosa yang terdapat dalam makanan (susu)
Management
• Menghindari produk susu dan olahan
• Menggunakan lactose free atau low lactose milk
Idiosyncratic reactions:
• Food additives
• Food colorants
Depend on Amount Antigen Not depend on Amount
Single Organ System GIT Organ Target Multiple Organ System GIT, Respiratory, Skin,
(S&S) Systemic
No Atopic History History Atopic Histrory
• Food Challenge Work up • IgE Mediated: Skin Prick Test, IgE Rast
• Specific Work Up , eg. Hydrogen Breath Test, • Non-IgE Mediated: Double Blind Placebo
Biopsy Mucosa, stool exam Controlled Food Challenge, Blood on Feces
• Breastfeed Treatment • Cow’s Milk Antigen Avoidance
• Food Avoidance • Extensively Hydrolized Milk
• Extensively Hydrolized Milk • Amino Acid Formula Milk
• Amino Acid Formula Milk
Refluks – Regurgitasi - Muntah
• Refluks: Kembalinya isi lambung ke dalam
esophagus tanpa melihat adanya usaha dari
anak.
• Regurgitasi: lanjutan refluks dimana bahan
dari lambung dikeluarkan melalui mulut.
• Muntah: dikeluarkannya isi lambung melalui
mulut secara ekspulsif dengan bantuan otot
perut
Gastroesofageal Refluks (GER)
• GER
– kejadian fisiologis pada anak yang umumnya
disebabkan:
• hipotoni sfingter esophagus bagian bawah
• terlambatnya pengosongan lambung
– Sering terjadi pada usia 1-6 bulan, menghilang setelah
usia 1 tahun
– Bisa diikuti regurgitasi / muntah
Beri konsumsi thickened feeds Hindari diet susu sapi dan soya
PEDIATRI GIZI
Interpretation of growth and nutritional status
WHO interpreting
©Bimbel UKDI MANTAP
indicator, 2008
Gizi Buruk
KLINIS BB/TB
MP-ASI:
• Jika ASI tidak cukup
maka dapat diberikan
paling dini usia 4
bulan (dengan
pertimbangan dokter)
• Hindari makanan
mengandung nitrat
pada bayi usia < 6
bulan dapat
menyebabkan infant
methemoglobinemia
MAKANAN
NASI LUMAT NASI LEMBEK KELUARGA
Rekomendasi Praktik Pemberian Makan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita Indonesia, IDAI 2015
Pemberian Makanan pada Anak dengan Ibu HIV
PEDIATRI HEMATOONKOLOGI
©Bimbel UKDI MANTAP
Anemia?
Additional parameter:
TIBC : is indirect measure of transferrin, a serum sample is saturated with iron to fill all transferrin
binding site. The excess iron removed, and the iron is released from transferrin with acid and measure
with ferrozin
©Bimbel UKDI MANTAP
Terapi ADB
• Oral administration
– FeSO4 3-6 mg/kgBB dibagi 3 dosis (maksimal 150-200 mg/hari)
– Jika berespon dg tablet besi 1 bulan, lanjutkan sampai 2-3 bulan setelah Hb normal
– E.s. : mual, konstipasi, rasa tidak enak
• Diet
– >> daging, vit C
– << teh (tanin), fitat (sereal), susu, antasida
– Kombinasi diet +oral administration gagal parenteral administration
• Parenteral Administration (diberikan jika tablet oral tidak efektif karena poor
absorbtion)
– Iron sucrose, Ferric carboxymaltose, ferric gluconate
– E.s. : anafilaktik
• Blood transfusion
– Anemia berat
– Superimposed infeksi
– Hb<4 gr/dl 2-3 ml/kgBB PRC, dg premedikasi furosemide
– PRC
Anamnesis
• Perdarahan spontan/ post trauma
• Perdarahan sendi (hamartrosis)
• Perdarahan intrakranial
• Perdarahan mata, saluran cerna, dsb
• Riw. Serupa pada keluarga pria
Pemeriksaan fisik
• PX FISIK:
• Hamartrosis : bengkak, nyeri
• Hematom
• Tanda peningkatan intrakranial
• Perdarahan intrakranial (susp)
• Pucat, syok hemorragic – penkes
• Hemofilia A dan B tidak bs dibedakan secara klinis hamartrosis
©Bimbel UKDI MANTAP
SITES OF BLEEDING IN HEMOPHILIA
Pemeriksaan
penunjang
• Darah tepi
• CT >>
• APTT >>
• PT normal
• Kadar faktor VIII, IX
Tatalaksana Umum
• Cegah perdarahan
• Terapi perdarahan akut sedini mungkin < 2 jam
• Terapi perdarahan berat di RS dg pelayanan hemofilia
• Minimalisir suntikan IM atau ambil darah vena/arteri
• Hindari aspirin, NSAID
• Berikan faktor VIII/IX sebelum prosedur invasif
Perdarahan Akut
• RICE
• Replacement therapy dalam 2 jam (Sumber f.VIII Kriopresipitat, Sumber f.IX
FFP dan konsentrat f.IX)
• Respon klinik (-) px kadar inhibitor
Adjuvan
• Asam Traneksamat menghentikan perdarahan
• Desmopresin Melepaskan faktor VIII dari pool
Defisiensi Vitamin K
Merupakan bentuk penyakit perdarahan akibat kekurangan vitamin K,
manifestasinya berupa defisiensi kompleks protrombin yang didapat
Anamnesis
• Bayi kecil (1-6 bulan), sebelumnya sehat tiba tiba tampak pucat dan malas
minum, banyak tidur
• Minum asi, tidak mendapat suntikan vit K saat lahir
• Kejang fokal
Pemeriksaan fisik
• Pucat tanpa perdarahan yang nyata
• Peningkatan tekanan intrakranial, UUB Menonjol, penurunan kesadaran, papil
edema
• Defisit neurologis : kejang fokal, hemoparesis, peresis nervus kranial
Tatalaksana
• Vit K 1 mg IM selama 3 hari berturut turut
• Transfusi FFP 10-15ml/kg selama 3 hari
• Transfusi PRC (sesuai HB)
• Tatalaksana Kejang dan peningkatan TIK (manitol 0,5-1gram/kgBB/kali)
• Konsultasi bedah saraf
Pemantauan
• UUB, GCS, Kejang
• Balance cairan
• Monitor tumbuh kembang
PEDIATRIK SOSIAL
Umur Gross Fine Speech Personal Social
0 – 3 bln Angkat kepala 45 Melihat/ menatap Ngoceh spontan : Balas senyum,
derajat, gerakkan wajah ooh aah, bereaksi mengenali ibu
kepala kaki tangan terhadap suara
3-6 bln Berbalik dari Genggam pensil, Suara gembira Tersenyum saat
tengkurap – meraih benda, bernada tinggi bermain sendiri
telentang, angkat meraih tangan
kepala 90 derajat sendiri
6-9 bln Duduk tidak Memungut 2 benda Bersuara tanpa arti Tepuk tangan,
pegangan, sekaligus, meraup : mamama dadada mencari mainan
merangkak, belajar benda kecil
berdiri
9-12 bln Angkat badan, mau Mengulurkan badan Menirukan bunyi Mengenal
berdiri, jalan untuk mengambil yang didengar, keluarga, takut
dituntun mainan, sebut 2 – 3 suku terhadap orang
menggenggam kata tanpa arti baru
pensil
12-18 bln Berdiri tanpa Menumpuk 3 Panggil bapak ibu, Rasa cemburu,
pegangan, berdiri kubus, papa mama bersaing, menarik
jongkok berdiri, memasukkan kubus – narik tangan ibu
jalan mundur ke kotak
Umur Gross Fine Speech Personal Social
18 – 24bl Berlari tanpa jatuh Menumpuk 4 3 – 6 kata berarti Memegang
kubus, menjimpit, cangkir, makan
menggelindingkan minum sendiri,
bola membantu
pekerjaan RT
24-36 bl Jalan naik tangga, Corat coret pada Bicara baik 2 kata, Membantu
menendang bola kertas menyebut 2 benda memungut
kecil atau lebih, mainan, makan
menunjuk bagian tidak banyak
tubuh tumpah, melepas
pakaian sendiri
36-48 bln Berdiri 1 kaki Gambar garis lurus, 2-4 warna, Cuci tangan,
selama 2 detik, menumpuk 8 kubus menyebut nama, memakai sepatu,
melompat 1 kaki umur, tempat pakai celana
diangkat, panjang,kemeja,ba
bersepeda roda 3 ju
48-60 bln Berdiri 1 kaki 6 Menggambar x, o, Sebut nama Berpakaian, gosok
detik, melompat 1 orang dengan 3 lengkap tanpa gigi, tidak rewel
kaki , menari bagian, kancingkan dibantu, senang saat ditinggal
baju bertanya, jawab
benar nama har/
angka
Global Developmental Delay
• GDD is defined as evidence of significant delay in
two or more of the following developmental
domains:
– Gross ⁄fine motor
– Speech ⁄ language
– Social ⁄ personal
– Cognition
– Activities of daily living
• Typically, it is assumed that delay in two
developmental domains is associated with delay
across all domains evaluated.
Skrining Perkembangan
Skrining (jika hasil pra
Tahap Praskrining skrining meragukan)
KPSP Denver II
PEDS (Parents Evaluation Bayley Infant Neurodevelopment
Development Status) Screener (BINS)
TDD
TDL
Berdasarkan Rekomendasi IDAI No:002/Rek/PP IDAI/I/2014 tentang Pemantauan Tumbuh
kembang Anak
IDAI, 2014
Tuli Kongenital
Definisi
• Autosomal resesif (80%): Alport syndrome, Usher syndrome, Pendred syndrome, Jervell-
Lange-Nielsen Sydrome
• Autosomal dominan (15%): Waardenburg syndrome, Hemifacial microsomia , Treacher-
Collins syndrome
• X-linked (2%): Otopalatodigital syndrome, Hunter syndrome
VAKSINASI
Vaksin Hidup Vaksin Inaktif
• Kontraindikasi: imunodefisiensi • Titer antibodi akan terus
dan kehamilan menurun sehingga butuh dosis
ulangan
•
•
Respon imunitas alami
Dapat dibekukan VS• Tidak dapat dibekukan
• Oral, intradermal, sc • Deep, i.m
Relatif
– Jika daerah tersebut endemis TB, Hep-B* Sesuai jadwal anak sehat
maka BCG boleh diberikan
Hep-A Sesuai jadwal anak sehat
– Jika fasilitas kurang mendukung untuk
menegakan simptomatik HIV(+) maka MMR** Diberikan umur 12 bulan
BCG tetap diberikan (dengan asumsi Influenza Tiap tahun diulang
pasien mungkin masih asimtomatik)
– Jika kondisi anak sudah diketahui Pneumokok Secepat mungkin
simptomatik HIV (+), BCG tidak boleh BCG*** Dianjurkan untuk Indonesia
diberikan.
* Dianjurkan dosis hepatitis B dilipatgandakan 2x
** Diberikan pada asimptomatik HIV atau gejala ringan
*** Tidak diberikan bila HIV gejala berat
Hbs Ag (+):
Hbs Ag (+): berikan vaksin
Hep B 0,5 mL IM dan HbIg
Hep B 0,5 ml IM dan HbIg dalam 12 jam setelah lahir
dalam 12 jam setelah lahir, dilanjutkan dosis ke-2 , ke-
dilanjutkan dosis ke 2 dan 3 dan ke4 pada usia 1,2
ke-3 usia 1 dan 6 bulan
dan 6 bulan
• Vaksin Hep-B1 diberikan < 12 jam setelah injeksi Vitamin K1 min 30 menit sebelumnya pada paha
berbeda mencegah perdarahan
• Bayi dari ibu HBsAg (+) berikan vaksin HB dan HBIg untuk mencegah infeksi perinatal di paha
berbeda
• Jika vaksin HB dikombinasi dengan DTPa maka pemberian pada bulan 2,3,4 sedangkan jika
dikombinasi dgn DTPw pada bulan 2,4,6
2. POLIO
3. BCG
4. DTP
6. PNEUMOKOKUS
7. ROTAVIRUS
9. INFLUENZA
• Vaksin diberikan setelah usia 6 bulan dan diulangi setiap tahun (1x setiap
tahun)
• PERTAMA kali vaksin jika usia < 9 tahun, diberikan 2x dengan interval 4
minggu
• Dosis vaksin anak usia 6 sampai <36 bulan yaitu 0.25ml/vaksin
10. HPV
11. MMR/MR
• Diberikan mulai usia 12 bulan pada daerah endemis atau turis yang
akan berkunjung ke daerah endemis
• Untuk perlindungan jangka panjang diberikan booster 1-2 tahun
berikutnya
13. Dengue
+ Rubella
+ Rubella
+ Rubella
KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI)