STUDENT NUMBER: _
KSM RADIOLOGI
RSUP PERSAHABATAN JAKARTA
BANK SOAL UJIAN TULIS
Normal
Kelainan
Expertise:
1. Tak tampak diskontinuitas pada tabula interna, diploe, dan tabula eksterna
2. Sutura & jejas vascular di region parietoccipital baik
3. Tampak fraktur impresi pada os frontal/tampak garis radiolusen ireguler di osfrontalis
4. Tak tampak destruksi, lesi litik, maupun lesi blastik
5. Sella tursica baik
6. Tampak multiple kalsifikasi di os. Parietal kanan dan kiri
7. Jaringan lunak baik
Kesan: fraktur impresi os. Frontal, multiple kalsifikasi os. Parietal kanan
FOTO MASTOID
Indikasi:
1. Keluar cairan dari telinga
2. Nyeri telinga
3. Sering berdenging/tinnitus
4. Gangguan pendengaran
Posisi: Schuller
Normal
Expertise:
Pneumatic air cells mastoid kanan dan kiri baik
Tidak tampak perselubungan/sklerotik periantrum di mastoid kanan dan kiri
Tidak tampak destruksi tulang mastoid kanan dan kiri
Tidak tampak kolesteatom
Kelainan
Expertise:
Normal
Foto SPN;
Septum nasi baik
Concha nasalis bilateral hipertrofi
Tak tampak perselubungan/penebalan dinding mukosa sinus paranasalis
Tak tampak hipertrofi adenoid
Expertise:
Septum nasi baik, tidak tampak deviasi septum
Tampak hipertrofi konka nasalis inferior kanan dan kiri
Tampak perselubungan dengan air fluid level pada sinus maksilaris dextra
Tampak penebalan dinding sinus maksilaris dextra
Sinus maksilaris kiri, ethmoidalis, frontalis, dan sphenoidalis normal
Pada foto lateral tidak tampak adanya hipertrofi adenoid
Kesan: sinusitis maksilaris dextra dengan penebalan dinding sinus maksilaris dextra
Septum nasi relatif di midline dengan concha nasi inferior menebal disertai penebalan mukosa sinus maksilaris kan
an.
Aerasi sinus lain normal. Tulang-tulang dinding sinus intak.
Regio nasofaring tidak menebal. Mastoid yang tervisualisasi tampak normal.
Kesan:
Rhinitis & sinusitis maksilaris kanan
Foto SPN;
Septum nasi baik
Concha nasalis bilateral
tak hipertrofi
Perselubungan sinus m
aksilaris kanan- kiri
Hipertrofi adenoid.
Kesan:
Suspek sinusitis
maksilaris bilateral,
Hipertrofi adenoid.
THORAX
2) Marker
Right/Left
3) Proyeksi
AP (anteroposterior) : terlihat scapula menutupi parenkim paru (digunakan apabila pasien tidak
dapat berdiri tegak/duduk, pasien anak-anak).
PA (posteroanterior) : paling biasa digunakan pada foto thoraks.
Lateral : bisa menilai diameter antero-posterior dan vertikal (apakah terjadi
penebalan ->PPOK), menilai efusi pleura
AP Top Lordotik : melihat daerah apeks paru yang tertutup oleh clavicula (khususnya melihat
cavitas pada TB)
Oblique : melihat kelainan pada iga
Dekubitus : menilai ada atau tidaknya cairan pada cavum pleura yang tidak terlihat pada
pemeriksaan lain tetapi terdapat gejala klinis (RLD, LLD, Dorso decubitus)
4) Kekerasan
Melihat trakea sampai verterbrae thorakalis 5 (terlihat atau tidak), lusen/opak, kalau terlihat ->
interpretasi: cukup.
5) Simetris
Simetris apabila jarak antara midclavicularis dengan prosesus spinosus ka/ki sama
6) Inspirasi
Inspirasi dikatakan cukup apabila costae posterior terlihat sampai 9-10 (bentuk A), dan costae
anterior (bentuk V) sampai ke 6.
7) Soft tissue
Normal apabila tidak ada gelembung di luar paru (gelembung di luar paru: enfisema subkutis).
8) Trabekulasi tulang
Dinilai terutama pada pasien trauma (ada/tidaknya fraktur: fraktur tertutup atau terbuka?), Pada
pasien Ca (ada/tidaknya lesi litik->radiolusen).
9) Sudut costofrenikus
Dinilai apakah lancip, tumpul, atau sulit dinilai.
10) Diafragma
Normal: licin, bentuk dome (kubah)
Abnormal: tenting: tertarik ke atas co/ pada penyakit atelektasis, datar: co/ pada PPOK, efusi
pleura, scalloping: bergunung-gunung.
13) Jantung
Kardiomegali apabila nilai CTR ≥50%. Elongasi aorta terjadi apabila jarak arcus aorta ke clavicula
<2. Dilatasi aorta apabila lebar aorta >4cm.
Gambaran TB Paru
Kesan TB Paru dibuat jika lesi di daerah predileksi TB (apex dan zona paru atas), jika tidak dijadikan dd/
Pada CXR: opasitas pada upper lobe, segmental consolidation, hilar enlargement
Pada CXR (mmn):
TB Paru Aktif: tampak cavitas, infiltrat, dan ground glass opacity.
TB Paru Lama: fibrosis, kalsifikasi
TB Paru Lama Aktif: fibrosis, kalsifikasi, tampak cavitas, infiltrat, dan ground glass opacity
TB Paru Lesi Luas: lesi keluar dari daerah predileksi TB (apex dan zona paru atas)
TB Milier: bercak-bercak granular pada seluruh lapang paru (harus dua-duanya)
TB atipikal: pasien imunokompromise (HIV, DM)
TB tipikal: pasien biasa tanpa imunokompromise
TB MDR: fibrosis, penebalan pleura, ada tanda lesi TB lama, multiple cavitas
Gambaran Pneumonia
Pada CXR: corakan bronkovaskular kasar, terdapat air bronchogram, ground glass opacity
Gambaran Pneumothoraks
Pada CXR: hiperlusen avaskular dengan paru kolaps pada paru yang sakit, tampak pluera line, trakea
terdorong ke arah sehat
Gambaran Bronkiektasis
Pada CXR: tampak cincin ektasis (lusen)
Gambaran Hidropneumothoraks
Pada CXR: ada air fluid level di pleura
KELAINAN
VERTEBRAE
V. THORACAL
Metastasis Vertebrae Thoracalis
V. LUMBOSACRAL
Ekspertise:
Alignment melurus
Spur VL 1 sampai dengan VL5
Foramen VL5-S1 sempit
Kesan: Spondiloarthrosis lumbal, straight lumbal.
Foramen VL5-S1 sempit susp. HNP
ABDOMEN
Pemeriksaan foto polos abdomen dilakukan dengan pengambilan gambar dengan satu
posisi yaitu anteroposterior (AP)-supine, maupun tiga posisi, yaitu dengan posisi anteroposterior
(AP)-supine, erect, dan left lateral decubitus (LLD). Foto abdomen 3 posisi merupakan prosedur
pemeriksaan radiografi tanpa kontras pada daerah abdomen khususnya untuk memperlihatkan
kelainan yang terjadi pada traktus gastrointestinal yang dilakukan dalam tiga posisi pengambilan
gambar, yaitu posisi supine, erect, dan posisi left lateral decubitus.
Kesan:
tak tampak tanda ileus maupun
pneumoperitoneum
Kelainan
ILEUS OBSTRUKTIF
Adalah suatu pemeriksaan foto abdomen dan/atau pelvis untuk mengetahui kelainan pada
daerah tersebut khususnya sistem urinaria.
Indikasi: untuk mendeteksi kelainan pada sistem urinaria misalnya batu pada saluran kemih, hematuria,
nyeri kolik, trauma ginjal, dll.
Persiapan:
1. Sehari sebelum peeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk makan makanan lunak tanpa serat
(seperti bubur kecap, atau dengan kaldu) makanan tersebut mudah dicerna oleh usus
sehingga faeces tidak keras
2. Makan terakhir pukul 19.00 (malam sebelum pemeriksaan) supaya tidak ada lagi sisa makanan
di usus
3. Malam hari pukul 20.00 pasien diminta minum laksatif minum garam inggris 30 gram
diseduh dengan ½ gelas air hangat
4. Setelah minum garam inggris puasa makan sampai selesai pemeriksaan (minum boleh)
5. Selama puasa jangan terlalu banyak bicara dan tidak merokok
6. Datang pagi hari di hari pemeriksaan untuk diperiksa di ruang radiologi
Expertise:
Preperioneal fatline dan psoas line
tampak jelas
Distribusi udara usus sampai ke
pelvis minor
Tidak tampak dilatasi maupun
penebalan dinding usus
Tampak bayangan radiopaque pada
ginjal kiri
Tampka DJ stent pada ginjal kiri
hingga buli
Tulang-tulang intak
Kesan:
Batu cetak (staghorn) ginjal kiri
EKSTREMITAS
ATAS
SHOULDER
Ekspertise:
Tampak fraktur komplit pada midshaft os.clavicula sinistra
Kedudukan tulang tidak baik, tampak subluksasi caput humeri kearah superolateral
Trabekulasi tulang baik, tidak tampak lesi litik maupun lesi blastik
Soft tissue baik
Kesan: fraktur komplit midshaft os. Clavicula sinistra dengan subluxasio art. Glenohumerale kearah
superolateral
HUMERUS
Ekspertise:
ANTEBRACHII
Ekspertise:
MANUS
Ekspertise:
Deformitas tulang digiti IV dan V dengan keterlibatan PIP joint sesuai fraktur yang disertai
pembengkakan jaringan lunak disekitanya. Tulang-tulang lain pada manus terlihat intak
dengan persendian tampak baik. Tidak terdapat dislokasi.
BAWAH
PELVIS
FEMUR
Ekspertise:
Swelling jaringan lunak genu kanan
Tampak fraktur metafisis distal os femur kanan
Terlihat deformitas tibial plateau lateral kanan
Celah sendi femorotibia medial kanan menyempit
Kesan: fraktur distal os femur dextra, disertai suspek fraktur tibial plateau dextra
CRURIS
Ekspertise:
Radiografi cruris AP/Lat, dengan hasil:
Tampak fraktur komplit oblik distal tibia dan fibula kedudukan kurang baik, tidak tampak subluksasi
maupun dislokasi. Jaringan lunak sekitar tulang baik.
GENU
Ekspertise:
Spur patella kanan, spur condilus medialis tibia kanan. Sela sendi genu sisi medial sempit.
Kesan: osteoarthtritis genu kanan
OA Genu: kedudukan tulang baik, densitas tulang: trabekula kasar, tidak ada fraktur/destruksi/lesi litik dan blastik,
terdapat kalsifikasi soft tissue
PEDIS
Ekspertise:
Tampak lesi litik pada distal tibia dan fibula kiri, lesi litik destruktif calcaneus kiri dengan soft tissue
swelling dan kalsifikasi disekitarnya.
Kesan: osteomyelitis distal tibia dan fibula kiri, calcaneus kiri.
HSG (HYSTEROSALPHYNGOGRAPHY)
AP uterine cavity
Dilakukan pada hari ke 9-10 sesudah haid mulai (HPHT) karena haid sudah berhenti dan
selaput lendir uterus sudah bersih. Karena kalo masih ada haid kemungkinan kontras masuk ke
pembuluh darah balik.
Harus puasa
Kontras yg digunakan lipiodol ultrafluid
Indikasi:
1) Infertilitas primer
2) Infertilitas sekunder
3) Infeksi e.c. salfingitis
4) Neoplasma
5) Kelainan uterus dan salphinx
6) Evaluasi IUD
Kontraindikasi:
1) Inflamasi akut
2) Hamil muda
3) Perdarahan per vaginam
4) Setelah kuretaase
Komplikasi nyeri saat pemeriksaan
Ekspertise:
Kesan:
Cavum uterus normal
Tuba fallopi bilateral patent
BNO-IVP
Indikasi:
- Perubahan pada kebiasaan menentukan batas atas
buang air besar penyempitan agar tidak
- Nyeri perut terjadi impaksi barium
- Massa intraabdomen - Colitis
- Melena - Diverticulum
- Obstruksi (jika terdapat - Intususepsi
penyempitan, berikan hanya - Polip
sedikit barium untuk - Volvulus
Kontraindikasi:
- Alergi kontras
- Hamil
- Megacolon toksik
- Perforasi (kecuali jika menggunakan kontras water-soluble)
- Obtruksi (kecuali jika menggunakan kontras water-soluble)
Persiapan:
1. Sehari sebelum peeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk makan makanan lunak tanpa
serat (seperti bubur kecap, atau dengan kaldu) makanan tersebut mudah dicerna oleh
usus sehingga faeces tidak keras
2. Makan terakhir pukul 19.00 (malam sebelum pemeriksaan) supaya tidak ada lagisisa
makanan di usus
3. Malam hari pukul 20.00 pasien diminta minum laksatif minum garam inggris 30gram
diseduh dengan ½ gelas air hangat
4. Setelah minum garam inggris puasa makan sampai selesai pemeriksaan (minum boleh)
5. Selama puasa jangan terlalu banyak bicara dan tidak merokok
6. Datang pagi hari di hari pemeriksaan untuk diperiksa di ruang radiologi
Hasil:
Ekspertise:
1. Pasase kontras
2. Besar, bentuk, posisi kolon
3. Mukosa (penilaian lebih optimal pada
kontras ganda)
4. Adanya luput isi (filling defect) atau
bayangan tambahan (filling
affect/additional shadow)
Kolitis
Sinar X Rays:
Paling putih/ hiper opak: metal density, co/ logam
Putih/radio opak: bone density, co/tulang
Intermediet/abu--abu: co/ cairan dan soft tissue
Hitam/Radio lusen: fat density, co/ lemak
Paling hitam/ hiper lusen: air density, co/ udara
Tulang kranium: dapat dinilai tabula interna - diploe -tabula externa. Nilai sela tursika (ada massa atau tidak?)