Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM
KEPERAWATAN JIWA II

Di Buat, Oleh Kelompok 7:

1. Adey Rika 185140011


2. Agnes Rini Arti (185140025)
3. Finantia Mutiara Putri (185140043)
4. Rianda (185140012)
5. Rosi Amilia Sari (185140123)
6. Yunita Putri Wulandari (185140043)

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
TA. 2020-2021
A. Masalah Utama
Perubahan proses pikir: Waham

B. DEFINISI WAHAM
Waham adalah salah satu tanda yang bisa ditemukan pada pengidap skizofrenia. Menurut
Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Riskesdas) 2018, jumlah
prevalensi penderita skizofrenia di dalam rumah tangga adalah 7 permil. Artinya di dalam seribu
rumah tangga, ada 7 rumah tangga yang memiliki anggota keluarga dengan skizofrenia.
Skizofrenia adalah masalah kejiwaan yang membuat orang mengartikan kenyataan dengan cara
yang tidak akurat. Menurut American Psychiatric Association, selain waham, pengidap
skizofrenia juga mengalami halusinasi, kekacauan pikiran, bicara tidak teratur, kesulitan berpikir,
dan kehilangan motivasi.Waham serupa dengan penyakit pada umumnya. Waham memiliki
penyebab maupun gejalanya. Namun, sebelum mengerti lebih lanjut mengenai waham, kenali
pengertian waham terlebih dahulu.
Waham adalah keyakinan keliru yang dianut penderita gangguan kejiwaan. Meski banyak
bukti nyata yang menunjukkan adanya kesalahan, pengidap waham tetap bersikukuh bahwa apa
yang dianut atau dipercayai itu benar.Menurut buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM-5), waham adalah kepercayaan keliru dan dianut dengan kuat, yang diakibatkan
kesalahan mengambil kesimpulan tentang kenyataan.Keyakinan mengawur ini dipegang teguh
terlepas dari kenyataan dan apa yang diketahui pasti oleh hampir semua orang serta didukung
bukti-bukti kuat yang tidak terbantahkan. Waham dapat dikategorikan sebagai gangguan
psikotik, yaitu adanya kesulitan untuk mengenali dan membedakan kenyataan dan khayalan. 
C. PROSES TERJADINYA MASALAH
Gangguan isi pikiran adalah ketidakmampuan individu memproses stimulus eksternal dan
internal secara akurat. Gangguannya berupa waham yaitu keyakinan individu yang tidak dapat
divalidasi atau dibuktikan dengan realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan
tingkat intelektual dan latar belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang
logis. Selain itu, keyakinan itu diucapkan berulang kali. (Kusumawati,2010)
Gangguan orientasi realitas adalah ketidak mampuan menilai dan berespons pada realitas.
Klien tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan sehingga muncul perilaku yang sukar
untuk domengerti dan menakutkan. Gangguan ini biasanya ditemukan pada pasien skizofrenia
dan psikotik. Waham merupakan gangguan orientasi realita pada 10 isi pikir dan pasien
skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi kebutuhan psikoligisnya yang tidak
terpenuhi oleh kenyataan dalam hidup. Misalnya: harga diir, rasa aman, hukuman yang terkait
dengan perasaan bersalah atau perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi dengan kesalahan
atau logika. (Kusumawati, 2010)
D. JENIS WAHAM
Waham ternyata memiliki tipe yang beragam. Hal ini dibedakan berdasarkan perasaan apa
yang dipercaya oleh pengidap waham.Menurut  Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders edisi kelima, inilah jenis-jenis waham:
1. Waham erotomania
Penderita waham merasa jika ada orang lain yang mencintai dirinya. Biasanya, orang yang
dianggap mencintai dirinya adalah orang dengan status lebih tinggi. Namun, bisa juga orang
tidak dikenal.
2. Waham kebesaran
Penderita waham melebih-lebihkan kemampuannya, seolah-olah mereka memiliki bakat dan
wawasan yang sangat mumpuni, atau bahkan merasa pernah membuat penemuan mutakhir. Ada
juga yang merasa memiliki hubungan khusus dengan orang terkenal, tetapi ini jarang ditemui.
3. Waham cemburu
Penderita merasa pasangannya atau orang lain selalu berselingkuh atau tidak setia. Biasanya,
mereka langsung membuat kesimpulan yang tidak tepat, yang didukung oleh bukti yang meleset,
seperti menjumpai pakaian pasangan yang kusut sebagai tanda jika pasangannya pernah
berselingkuh.
4. Waham curiga
Penderita biasanya merasa dihantui oleh ancaman, misalnya dimata-matai seseorang untuk
dibunuh, merasa ada penguntit yang ingin meracun, atau menghalangi tujuan jangka panjangnya.
Biasanya, mereka membesar-besarkan hal-hal yang dianggap melecehkan mereka.Bahkan, tak
jarang, mereka kerap mengambil tindakan hukum berkali-kali. Penderita juga sering meluapkan
kemarahan. Mereka bahkan juga melakukan tindak kekerasan terhadap orang yang dianggap
menyakiti.
5. Waham somatik
Penderita seolah-olah merasakan sensasi tertentu pada tubuhnya. Bentuk waham yang paling
umum dari waham somatik adalah mereka merasa tubuhnya mengeluarkan bau busuk.Selain itu,
mereka merasa tubuh mereka terjangkit parasit atau serangga. Mereka juga menganggap tubuh
mereka cacat atau jelek dan salah satu bagian tubuh tidak berfungsi.
6. Waham agama
Individu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan berkali-
kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh: “kalau saya masuk surge saya akan
menggunakan pakaian berwarna putih”.
7. Waham nihilistic
Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal dunia, dan diucapkan
berulang kali padahal tidak sesuai dengan kenyataannya.
E. FASE TERJADINYA WAHAM
1. Fase Lack of Human Need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien secara fisik maupun psikis.
Secara fisik, klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status social dab
ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada
juga klien yang secara social dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dan self
ideal sangat tinggi.
2. Fase Lack of Self Esteem
Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan kesenjangan anatara self ideal dengan self reality
(kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar
lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
3. Fase Control Internal Eksternal
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah
kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi
kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui,
kebutuhannya untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam
hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil.
4. Fase Environment Support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien
merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai
suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah kerusakan control diri dan tidk
berfungsinya norma yang ditandai tidak ada perasaan dosa saat berbohong.
5. Fase Comforting
Klien merasas nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua
orang sama yaitu akan memepercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai dengan
halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya.
6. Fase Improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu dan keyakinan yang
salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatic
masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi.
F. TANDA DAN GEJALA
 Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya
 Klien tampak tidak mempunyai orang lain
 Curiga
 Bermusuhan
 Merusak diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
 Takut dan sangat waspada
 Tidak tepat menilai lingkungan/realitas
 Ekspresi wajah tegang
 Mudah tersinggung

G. MASALAH KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL


1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain, dan lingkungan
2. Kerusakan komunikasi : verbal
3. Perubahan isi pikir : waham

H. AKIBAT YANG SERING MUNCUL


 Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat), cara berpikir magis dan primitive,
perhatian, isi pikir, dan perorganisasian biacara (tangensial, neologisme, sirkumtansial)
 Fungsi persepsi, depersonalisasi dan halusinasi
 Fungsi emosi, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi berlebihan, ambivalen
 Fungsi social, kesepian
 Isolasi social, menarik diri, dan harga diri rendah

Anda mungkin juga menyukai