DISUSUN OLEH:
KELAS: X1
GURU: BU LST
Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada orang lain, bahkan
sejak beberapa minggu sejak tertular. Semua orang berisiko terinfek
Di Indonesia dan beberapa negara lain, tidak sedikit ODHA yang kehilangan
pekerjaan, dikucilkan oleh keluarga dan teman-temannya, atau bahkan menjadi
korban kekerasan. Data dari UNAIDS menyebutkan bahwa sekitar 63%
masyarakat Indonesia masih enggan berinteraksi langsung dengan ODHA.
Ada beberapa alasan mengapa stigma dan diskriminasi terhadap ODHA masih
begitu tinggi di Indonesia, yaitu:
Adanya anggapan bahwa hanya kelompok tertentu saja yang bisa terkena HIV.
Anggapan yang salah tentang penyebaran HIV, seperti mempercayai HIV bisa
menular melalui kontak fisik atau berbagi peralatan makan.
HIV dan AIDS sering dikaitkan dengan perilaku negatif tertentu, seperti
penggunaan obat terlarang atau narkoba, terutama narkoba dalam bentuk suntik
dan seks bebas
Oleh karena itu, pemberian edukasi mengenai HIV dan ODHA kepada masyarakat
penting dilakukan guna menghilangkan stigma dan meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang penyakit ini.
Pengalaman yang sama diceritakan March Setya Kurniawan dari Yayasan Vesta
Indonesia yang mendampingi pasien yang berobat ke salah satu puskesmas namun
ditolak. “Petugas hanya menjawab bahwa mereka belum siap melayani pasien
HIV dengan alasan belum ada ruang khusus. Sebenarnya kami tidak perlu
dikhususkan dan dibedakan yang penting dilayani,” ujarnya.
Setya Kurniawan juga pernah melakukan testimoni dengan berobat langsung salah
satu rumah sakit di DIY. Saat ia menyatakan ia terkena demam panas setelah
minum obat HIV. Selanjutnya dari petugas administrasi hingga perawat
menurutnya melakukan diskriminasi. Meski akhirnya dilayani, namun ia
mendapatkan perlakukan yang baik dari dokter. “Seharusnya petugas medis sudah
dapat informasi sebagaimana layanan HIV,” paparnya.
Peneliti HIV/AIDS dari FKKMK UGM, dr. Yanri Wijayanti Subrontyo, Ph.D.,
Sp.PD., menuturkan petugas kesehatan seharusnya tidak melakukan diskriminasi
terhadap pasien yang positif terkena HIV/AIDS. Sebab, pelayanan adekuat
dilakuan tanpa melihat latar belakang pasien. “Standar pelayanan kesehatan dari
level direktur hingga satpam sudah ada standarnya ketika melayani pasien,”
ujarnya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diskriminasi dialami orang HIV atau
AIDS ODHA berbentuk penghinaan verbal penghindaran pengucilan dan
kekerasan fisik. permasalahan diskriminasi terhadap ODHA terjadi dikarenakan
stigma terhadap penyakit HIV atau AIDS dan kurangnya penerimaan masyarakat
terhadap ODHA. kedua hal tersebut membuat permasalahan yang cukup
kompleks. penolakan terhadap ODHA yang hidup di lingkungan sekitar serta
kurangnya pengetahuan keluarga dan masyarakat menyebabkan terciptanya
stigma terhadap odha sehingga menimbulkan tindakan diskriminatif terhadap
ODHA. diskriminasi memberikan dampak psikologis sosial dan ekonomi terhadap
ODHA.Dampak psikologis akibat diskriminasi yang dialami ODHA berupa
dendam dan sakit hati dan merasa hidup sengsara, dampak sosial berupa ODHA
menjadi tertutup,tidak berani keluar rumah dan tidak mau mengikuti kegiatan di
mastaydanbdampak ekonomi berupa tidak ada pemasukan.