Anda di halaman 1dari 13

PERMASALAHAN SOSIAL BUDAYA

DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN

Oleh Diyah Yulistika


TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengetahui Permasalahan Sosial
Budaya yang Mempengaruhi Perawat
dalam Melaksanakan Implikasi Asuhan
Keperawatan Terutama Menyangkut
masalah perilaku kesehatan & penyakit,
pola makan & Gizi, Program KB
Menerapkan Konsep peka budaya
dalam mengatasi masalah kesehatan
PENGANTAR
• Faktor sosial budaya pengaruhi kesehatan (Blum)
• Manusia adalah mahluk sosial
• Manusia adalah mahluk berbudaya
• Kebudayaan mempengaruhi perilaku manusia
Faktor sosial yang mempengaruhi
Penyakit antara lain
Umur :
misal penyakit infeksi
penyakit degeneratif
Jenis kelamin
Misal kanker payudara
Pekerjaan
Pekerja tambang v.s petani
 Sosial ekonomi
• Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan
Aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan antara lain adalah :
• Umur; Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan golongan
umur. Misalnya balita lebiha banyak menderita penyakit infeksi, sedangkan golongan usila lebih
banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker, dan lain-
lain.
• Jenis Kelamin; Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda pula. Misalnya
dikalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara, sedangkan laki-laki banyak menderita
kanker prostat.
• Pekerjaan; Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya dikalangan petani
banyak yang menderita penyakit cacing akibat kerja yang banyak dilakukan disawah dengan
lingkungan yang banyak cacing. Sebaliknya buruh yang bekerja diindustri , misal dipabrik tekstil
banyak yang menderita penyakit saluran pernapasan karena banyak terpapar dengan debu.
• Sosial Ekonomi; Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit. Misalnya penderita
obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi, dan
sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan dikalangan masyarakat yang status ekonominya
rendah.
Menurut H. Ray Elling (1970) dan G.M Foster (1973), ada beberapa faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku
kesehatan, antara lain :
• Pengaruh Self Concept terhadap Perilaku Kesehatan; ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan
yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepada
orang lain. Apabila orang lain melihat kita positif dan menerima apa yang kita lakukan, kita akan meneruskan
perilaku kita. Tetapi apabila orang lain berpandangan negatif terhadap perilaku kita dalam jangka waktu yang
lama, kita akan merasa suatu keharusan untuk melakukan perubahan perilaku. Self Concept adalah faktor
yang penting dalam kesehatan, Karena mempengaruhi perilaku masyarakat dan juga perilaku petugas
kesehatan.
• Pengaruh Image Kelompok terhadap Perilaku Kesehatan; image seorang individu sangat dipengaruhi oleh
image kelompok. Sebagai contoh, keluarga di pedesaan yang mempunyai kebiasaan untuk menggunakan
pelayanan dukun, akan berpengaruh terhadap perilaku anaknya dalam mencari pertolongan pengobatan pada
saat mereka sudah berkeluarga.
• Pengaruh Identifikasi Individu kepada Kelompok Sosialnya terhadap Perilaku Kesehatan; identifikasi individu
kepada kelompok kecilnya sangat penting untuk memberikan keamanan psikologis dan kepuasan dalam
pekerjaan mereka. Identifikasi tersebut dinyatakan dalam keluarga besar, di kalangan kelompok teman,
kelompok kerja desa yang kecil, dan lain-lain.
Budaya & Makanan

NUTRI
FOOD
NT
Budaya

Asal kata “budhayah” (Sansekerta) : bentuk


jamak dari budi atau akal
Kebudayaan : hal-hal yang bersangkutan
dengan akal
Kluckhohn mengumpulkan 160 definisi
kebudayaan
VARIASI MAKANAN
• Status / Prestise
• Usia
• Pertemuan sosial
• Kondisi Sehat Sakit
• Nilai simbolik /
ritual
HAMBATAN BUDAYA
&KECUKUPAN GIZI
• Ketidakmampuan
melihat hubungan
makanan dan kesehatan
• Kegagalan mengenali
kebutuhan
Program Keluarga Berencana
• Menurut World Health organization (WHO) Keluarga
Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami
istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta
menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2004 )
• Keluarga berencana menurut Undang-undang no 52 tahun 2009
(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
berencana) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia
ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan
dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas (Undang-Undang No. 52 tahun 2009 ).
YANG MEMPENGARUHI PROGRAM
KELUARGA BERENCANA
• AGAMA
• PENDIDIKAN &
PENGETAHUAN
• BUDAYA
• USIA
• EKONOMI
Sekian Wassalam Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai