Anggota :
Bertha Lydia Novita (012121007)
Maria agustina Manalu (012121026)
Nurfitri Nilam Asri (012121032)
Ruri Hidayat (012121022)
Udy Kurniawan (012121009)
Yakhya Masduki (012121002)
LatarBelakang
Menurut World Health Organization (WHO)
Afektif
contoh-contoh waham
waham kebesaran
waham agama
waham curiga
waham somatik
waham nihilistik
mekanisme koping
Penyangkalan digunakan untuk
menghindari kesadaran akan kenyataan
yang menyakitkan. Proteksi digunakan
untuk melindungi diri dan mengenal impuls
yang tidak dapat diterima dari dirinya
sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan
inferioritas telah dihipotesiskan telah
menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi
waham dan suporioritas. Waham juga
dapat muncul dari hasil pengembangan
pikiran rahasia yang menggunakan fantasi
sebagai cara untuk meningkatkan harga diri
mereka yang terluka (Dermawan, 2013)
Akibat terjadinya waham
Kerusakan komunikasi verbal
pikiran tidak
realistic, flight of
ideas, kehilangan
asosiasi,
pengulangan
akibat lain
kata-kata yang
didengar dan beresiko mencederai diri, orang
kontak mata yang lain dan lingkungan
kurang
LOREM IPSUM Pohon Masalah
DOLOR SIT AMET,
LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET,
CU USU AGAM INTEGRE IMPEDIT.
Identifikasi Klien, keluhan utama/alasan citra tubuh, identitas diri, peran, ideal diri,
masuk,Riw.penyakit sekarang, aspek fisik harga diri
(ttv), aspek psikososial
Spiritual
Hubungan sosial dgn org lain
Pengetahuan
Diagnosa keperawatan
Perubahan Proses Pikir :
Waham 1.Data Subjektif : 2.Data Objektif :
Klien mengungkapkan Klien tampak tidak mempunyai
sesuatu yang diyakininya orang lain, curiga, bermusuhan,
(tentang agama, merusak (diri, orang lain,
Get a modern PowerPoint Get a modern PowerPoint kebesaran, kecurigaan, lingkungan), takut, kadang
Presentation that is Presentation that is
beautifully designed. beautifully designed.
keadaan dirinya) berulang panik, sangat waspada, tidak
kali secara berlebihan tepat menilai lingkungan /
tetapi tidak sesuai realitas, ekspresi wajah klien
kenyataan tegang, mudah tersinggung
benar STEP 2
4) Klien menggunakan obat dengan prinsip 5 dilakukan adalah :
-Mengucapkan salam terapeutik
-Jika klien terus menerus membicarakan
wahamnya, dengarkan tanpa memberikan
-Berjabat tangan dukungan atau menyangkal pembicaraan
STEP 3
-Menjelaskan tujuan interaksi
-Membuat kontrak, topik, waktu, dan tempat
sampai klien berhenti
Berikan pujian bila penampilan dan orientasi
setiap kali bertemu klien klien sesuai dengan realitas
STEP 4
3)Diskusikan kebutuhan psikologis
STEP 5 emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan
marah
4)Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi
kebutuhan fisik dan emosional klien
5)Berdiskusi tentang kemampuan positif
yang dimiliki
6)Bantu melakukan kemampuan yang
dimiliki
7)Berdiskusi tentang obat yang diminum
8)Melatih minum obat yang benar
C . Tindakan keperawatan pada klien dengan menggunakan pendekatan strategi pelaksanaan (SP)
SP 1 KLIEN SP 2 KLIEN
SP 3 KLIEN SP 4
Damiyanti & Iskandar. (2014). Asuhan Purba, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan pada Prabowo, Eko. (2014). Konsep dan
Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika klien dengan masalah psikososial dan gangguan Aplikasi Asuhan Keperawatan
Aditama jiwa. Medan : USU Press Jiwa.Yogyakarta : Nuha Medika