Anda di halaman 1dari 28

KARDIOPULMONAL

Pertemuan 3
Oleh :
Atin Septika Sari
Postural Drainage
Postural drainase (PD) merupakan salah satu
intervensi fisioterapi yang digunakan untuk
melepaskan sekresi dari berbagai segmen
paru dengan cara mengatur posisi dan
memanfaatkan gaya gravitasi.
Tujuan
• Mengeluarkan sekresi di jalan napas
• Mengalirkan dan mengeluarkan secret yang
berlebihan
• Menurunkan akumulasi secret pada klien yang
tidak sadar atau lemah
• Memperbaiki ventilasi
• Meningkatkan efisiensi otot-otot pernapasan
Indikasi
• Profilaksis, untuk mencegah penumpukan
sekret yaitu pada :
1.Pasien yang memakai ventilator
2. Pasien tirah baring yang lama
3. Pasien dengan produksi sputum yang
berlebihan
4. Pasien dengan batuk yang tidak efektif .
• Mobilisasi sekret yang tertahan :
1. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan
oleh sekret
2. Pasien dengan abses paru
3. Pasien dengan pneumonia
4. Pasien pre dan post operatif
5. Pasien neurologi dengan kelemahan umum
dan gangguan menelan atau batuk
Kontraindikasi
• Pneumotoraks
• Hemoptisis (batuk darah)
• Gangguan sistem kardiovaskuler seperti
hipotensi, hipertensi, infark miokard akut dan
aritmia
• Edema paru
• Efusi pleura yang luas
Persiapan pasien untuk PD
• Longgarkan seluruh pakaian terutama daerah
leher dan pinggang.
• Terangkan cara pengobatan kepada pasien
secara ringkas tetapi lengkap.
• Periksa nadi dan tekanan darah.
• Apakah pasien mempunyai refleks batuk atau
memerlukan suction untuk mengeluarkan
sekret.
Cara melakukan
• Terapis harus di depan pasien untuk melihat
perubahan yang terjadi selama Postural
Drainase.
• Postural Drainase dilakukan dua kali sehari,
bila dilakukan pada beberapa posisi tidak lebih
dari 40 menit, tiap satu posisi 3 – 10 menit.
• Dilakukan sebelum makan pagi dan malam
atau 1 s/d 2 jam sesudah makan
Segmen apikal bagian anterior paru kanan dan
kiri lobus atas, posisi pasien halflying dengan
lutut disanggah bantal
Segmen apikal bagian posterior paru kanan dan
kiri lobus atas, posisi pasien setengah
menunduk (bersandar pada bantal/kursi ke arah
depan, dengan lutut disanggah bantal
Segmen posterior paru kanan lobus atas, posisi
pasien tidur miring ke kiri 45 ̊ ke arah tengkurap
memeluk bantal
Segmen posterior paru kiri lobus atas, posisi
pasien tidur miring ke kanan 45 ̊ ke arah
tengkurap memeluk bantal, kemudian kepala
ditinggikan 45 ̊
Segmen anterior paru kanan dan kiri lobus
atas, posisi pasien berbaring datar dengan lutut
disanggah bantal
Segmen anterior paru kanan dan kiri lobus bawah,
posisi pasien berbaring datar dengan lutut disanggah
bantal dan bed di tinggikan 45 cm atau 18 inchi
Segmen lingular paru kiri, posisi pasien berbaring
miring ke arah kanan dengan lengan di atas kepala dan
punggung di sanggah bantal (45 ̊ ke arah terlentang),
kemudian bed ditinggikan 30 cm atau 12 inchi
Lobus Middle paru kanan, posisi pasien berbaring
miring ke arah kiri dengan lengan di atas kepala dan
punggung di sanggah bantal (45 ̊ ke arah terlentang),
kemudian bed ditinggikan 30 cm atau 12 inchi
Segmen lateral paru kanan lobus bawah, posisi
pasien tidur miring ke kiri memeluk bantal
(kemiringan 90 ̊), kemudian bed ditinggikan 45
cm atau 18 inchi
Segmen lateral paru kiri lobus bawah, posisi
pasien tidur miring ke kanan memeluk bantal
(kemiringan 90 ̊), kemudian bed ditinggikan 45
cm atau 18 inchi.
Segmen superior posterior paru kanan dan kiri
lobus bawah, posisi pasien tidur tengkurap dengan
bantal di bagian pelvic dan tungkai bawah
Segmen inferior posterior paru kanan kiri lobus
bawah, posisi pasien tidur tengkurap dengan bantal di
bagian pelvic dan tungkai bawah, kemudian bed
ditinggikan 45 cm atau 18 inchi.
• Penilaian hasil pengobatan :
1. Pada auskultasi apakah suara pernafasan meningkat
dan sama kiri dan kanan.
2. Pada inspeksi apakah kedua sisi dada bergerak sama.
3. Apakah batuk telah produktif, apakah sekret sangat
encer atau kental.
4. Bagaimana perasaan pasien tentang pengobatan
apakah ia merasa lelah, merasa enakan, sakit.
5. Bagaimana efek yang nampak pada vital sign, adakah
temperatur dan nadi tekanan darah.
6. Apakah foto toraks ada perbaikan
• Kriteria untuk tidak melanjutkan pengobatan :
1. Pasien tidak demam dalam 24 – 48 jam.
2. Suara pernafasan normal atau relative jelas.
3. Foto toraks relative jelas.
4. Pasien mampu untuk bernafas dalam dan
batuk.
PERKUSI/clapping
• tepukan dilakukan pada dinding dada atau
punggung dengan tangan dibentuk seperti
mangkok.
• lndikasi :
Perkusi dapat secara rutin dilakukan pada
pasien yang mendapat postural drainase, jadi
semua indikasi postural drainase secara umum
adalah indikasi perkusi.
• Perkusi harus dilakukan hati-hati pada
keadaan :
1. Patah tulang rusuk
2. Emfisema
3. Skin graf yang baru
4. Luka baka, infeksi kulit
5. Emboli paru
Vibrating
• Vibrasi dilakukan dengan cara meletakkan
tangan bertumpang tindih pada dada
kemudian dengan dorongan bergetar.
• Vibrasi dilakukan hanya pada waktu pasien
mengeluarkan nafas. Pasien disuruh bernafas
dalam dan kompresi dada dan vibrasi
dilaksanakan pada puncak inspirasi dan
dilanjutkan sampai akhir ekspirasi.
• Kontraindikasinya adalah patah tulang dan
hemoptisis

Anda mungkin juga menyukai