Khoirena Shonia (2017011954) Nafis Khoirina (2017011957) Putri Ayu Aryastuti (2017011962) Rarastiti Dwi Y(2017011963) Farikhatus Syafiah (2016011897) VENTILATOR • Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi. • Ventilasi mekanik adalah suatu alat adalah suatu alat bantu mekanik bantu yang berfungsi memberikan bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas buatan yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi TUJUAN VENTILATOR MEKANIK • Tujuan ventilasi mekanik adalah untuk mempertahankan ventilasi yang tepat untuk kebutuhan metabolik pasien dan untuk memaksimalkan transpor oksigen, atau mempertahankan oksigenasinya. • Tujuan fisiologis meliputi membantu pertukaran gas kardio- pulmonal (ventilasi alveolar dan oksigenasi arteri), meningkatkan volume paru-paru (inflasi paru akhir ekspirasi dan kapasitas residu fungsional), dan mengurangi kerja pernafasan. • Tujuan klinis meliputi mengatasi hipoksemia dan asidosis respiratori akut, mengurangi distress pernafasan, mencegah atau mengatasi atelektasis dan kelelahan otot pernafasan, dan menstabilkan dinding dada (Urden, Stacy, Lough, 2010). FISIOLOGI • Pada pernafasan spontan inspirasi terjadi karena diafragma dan otot intercostalis berkontrkasi, rongga dada mengembang sehingga aliran udara masuk ke paru, sedangkan fase ekspirasi berjalan secara pasif. Pada pernafasan dengan ventilasi mekanik, ventilator mengirimkan udara dengan memompakan ke paru pasien, sehingga tekanan selama inspirasi adalah positif dan menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat. Pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga thorax paling positif. • Pada saat inspirasi pernapasan normal yang spontan diawali dengan terjadi kontraksi otot diafragma dan otot pernapasan yang lain sehingga volume dada mengembang dan membuat tekanan negatif dalam rongga dada. Tekanan negatif ini menyebabkan udara di luar yang bertekanan lebih tinggi masuk ke dalam paru-paru.dan terjadilah inspirasi. Ketika otot-otot kembali ke posisi semula terjadilah ekspirasi karena tekanan dalam rongga dada lebih tinggi daripada diluar tubuh. • Pada penggunaan ventilasi mekanik,aliran udara dapat masuk ke paru-paru, Ventilator mengirimkan udara dengan memompakan ke paru-paru pasien, sehingga tekanan selama inspirasi adalah positif dan menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat. Pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga torakspaling positif. KLASIFIKASI VENTILATOR
• VentilatorTekananPositif 2. Ventilator Tekanan Negatif • Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal. Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara untuk mengalir ke dalam paru-paru, sehingga memenuhi volumenya. Secara fisiologis, jenis ventilasi terbaru ini serupa dengan ventilasi spontan. Ventilator jenis ini digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungan dengan kondisi neurovaskular seperti poliomielitis, distrofimuskular, sklerosis lateral amiotrofik, dan miasteniagravis. Penggunaannya tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilatori sering. Ventilator Tekanan Positif Ventilator tekanan positif menggembungkan paru- paru dengan mengeluarkan tekanan positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang selama inspirasi. Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau trakeostomi. Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru primer. Ventilator ini secara luas digunakan di lingkungan rumah sakit dan meningkat penggunaannya di rumah untuk pasien dengan penyakit paru primer Jenis-jenis Ventilator Tekanan Positif 1. Ventilator Tekanan-Bersiklus Perinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya berdasarkan volume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan. 2. Ventilator Waktu-Bersiklus Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkan waktu ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan 3. Ventilator Volume-Bersiklus Perinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya berdasarkan volume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan. Mode Operasional Ventilator Ventilasi mode control menjamin bahwa pasien menerima suatu antisipasi jumlah dan volume pernafasan setiap menit. Pada mode control , ventilator mengontrol pasien. Pernafasan diberikan ke pasien pada frekuensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi. Bila pasien sadar atau paralise, mode ini dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan • Mode Control. Pada mode kontrol mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien. Contoh mode control adalah: a) CR (Controlled Respiration / Controlled Ventilation), yaitu pernafasan seluruhnya diatur atau dibantu oleh ventilator b.CMV (Controlled Mandatory Ventilation), digunakan bila nafas spontan tidak ada atau minimal c.IPPV (Intermitten Positive Pressure Ventilation), merupakan bentuk pernafasan dimana semua pernafasan pasien dikontrol penuh oleh mesin,d.PEEP (Positive End-Expiratory pressure) diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah atelektasis. e.Mode IMV yaitu campuan antara nafas spontan pasien dan dibantu nafas pada ventilator f. Mode ASB / PS : (Assisted Spontaneus Breathing / Pressure Suport) g. CPAP : (Continous Positive Air Pressure) 2. Sistem Alarm . Sistem alarm perlu untuk mewaspadakan perawat tentang adanya masalah
Indikasi Ventilasi Mekanis dan Efek Pemakaian Ventilasi Mekanik
• Jika pasien mengalami penurunan kontinue
oksigenasi (PaO2), peningkatan kadar karbondioksida arteri (PaCO2), dan asidosis persisten (penurunan pH), maka ventilasi mekanis kemungkinan diperlukan. Komplikasi Ventilasi Mekanis • Pasien dengan ventilator mekanis memerlukan observasi, keterampilan dan asuhan keperawatan berulang. Komplikasi yang dapat terjadi dengan terapi ventilator ini adalah • Komplikasi pada jalan nafas • Masalah Selang Endotrakeal • Masalah Mekanis • Penurunan Curah Jantung • Keseimbangan air positif • Pada paru • Pada sistem kardiovaskuler • Pada sistem saraf pusat Prosedur Pemberian Ventilator
Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan tes paru
pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut: • Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100% • Volume Tidal: 4-5 ml/kg BB • Frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit • Aliran inspirasi: 40-60 liter/detik • PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah atelektasis PENGKAJIAN IDENTITAS KLIEN IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB KLIEN
• Nama : Ny.K • Nama : Ny. Y
• Umur : 60 thn • Umur : 30 thn • Alamat : Ds.Jepang • Alamat : Ds.Jepang • Jenis kelamin : Perempuan • Jenis kelamin : Perempuan • Agama : Islam • Agama : Islam • Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga • Pendidikan : SD • Pekerjaan : Wirasuwasta • Tanggal masuk RS/ICU : 20-10-2020 • Pendidikan : SMA • No. RM : 1527xx • Hub dengan pasien : Anak • Diagnosa : Kandung RIWAYAT PENYAKIT /RIWAYAT KEPERAWATAN
• Informasi mengenai latar belakang dan riwayat penyakit yang
sekarang dapat diperoleh melalui oranglain (keluarga, tim medis lain) karena kondisi pasien yang dapat bentuan ventilator tidak mungkin untuk memberikan data secara detail. Pengkajian ini ditujukan untuk mengetahui kemungkinan penyebab atau faktor pencetus terjadinya gagal nafas/dipasangnya ventilator. – Keluhan • Untuk mengkaji keluhan pasien dalam keadaan sadar baik, bisa dilakukan dengan cara pasien diberi alat tulis untuk menyampaikan keluhannya. KELUHAN
• Untuk mengkaji keluhan pasien dalam
keadaan sadar baik, bisa dilakukan dengan cara pasien diberi alat tulis untuk menyampaikan keluhannya. Keluhan pasien yang perlu dikaji adalah rasa sesak nafas, nafas terasa berat, kelelahan dan ketidaknyamanan. PENGKAJIAN FISIK • Perawat mempunyai peran penting dalam mengkaji status pasien dan fungsi ventilator. Dalam mengkaji pasien, perawat mengevaluasi hal-hal berikut: • Tanda-tanda vital. • Bukti adanya Hipoksia (Gelisah, Ansietas, Takikardia, Peningkatan Frekuensi Pernapasan, Sianosis). • Frekuensi dan Pola Pernapasan. • Bunyi Napas. • Status Neurologis. • Volume Tidal, Ventilasi Satu Menit, Kapasitas Vital Kuat. • Kebutuhan Penghisapan. • Upaya Ventilasi Spontan Pasien. • Status Nutrisi. • Status Psikologis. SISTEM PERNAFASAN • Setting ventilator meliputi: • Mode ventilator A.CR/CMV/IPPV (Controlled Respiration/Controlled Mandatory Ventilation/ Intermitten Positive Pressure Ventilation) B.SIMV (Syncronized Intermitten Mandatory Ventilation) C.ASB/PS (Ass ASB/PS (Assisted Spontaneus isted Spontaneus Breathing/ Pressure Breathing/Pressure Suport) Suport) D.CPAP (Continous Possitive Air Presure) E.FiO2: Prosentase oksigen yang diberikan F.PEEP: Positive End Expiratory Pressure GFrekwensi nafas LANJUTAN • Gerakan nafas apakah sesuai dengan irama ventilator • Expansi dada kanan dan kiri apakah simetris atau tidak • Suara nafas: adalah ronkhi, whezing, penurunan suara nafas • Adakah gerakan cuping hidung dan penggunaan otot bantu tambahan • Sekret: jumlah, konsistensi, warna dan bau • Humidifier: kehangatan dan batas aqua • Tubing/circuit ventilator: adakah kebocoran tertekuk atau terlepas • Hasil analisa gas darah terakhir/saturasi oksigen • Hasil foto thorax terakhir SISTEM KARDIOVASKULER&SISTEM NEUROLOGI
• Penkajian kardiovaskuler dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan gangguan hemodinamik yang diakibatkan setting ventilator (PEEP terlalu tinggi) atau disebabkan karena hipoksia. Pengkajian meliputi tekanan darah, nadi, irama jantung, perfusi, adakah sianosis dan banyak mengeluarkan keringat. SISMTEM NEUROLOGI • Pengkajian meliputi tingkat kesadaran, adalah nyeri kepala, rasa ngantuk, gelisah dan kekacauan mental. SISTEM UROLOGI & STATUS CAIRAN DAN NUTRISI – Sistem urogenital
• Adakah penurunan produksi urine (berkurangnya
produksi urine menunjukkan adanya gangguan perfusi ginjal) – Status cairan dan nutrisi
• Status cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila
ada gangguan status nutrisi dan cairan akan memperberat keadaan. Seperti cairan yang berlebihan dan albumin yang rendah akan memperberat oedema paru. Status psycososial
• Pasien yang dirawat di ICU dan dipasang ventilator sering mengalami
depresi mental yang dimanifestasikan berupa kebingungan, gangguan orientasi, merasa terisolasi, kecemasan dan ketakutan akan kematian. Dalam memantau ventilator, perawat harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: • Jenis ventilator (volume bersiklus, tekanan bersiklus, tekanan negatif). • Cara pengendalian (kontrol, bantu/kontrol, intermitent mandatory, ventilation). • Pengesetan volume tidal dan frekuensi. • Pengesetan F1O2 (fraksi oksigen yang diinspirasi). • Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan. • Pengesetan sigh (biasanya 1,5x dari volume tidal dan berkisar dari 1-3/jam) jika memungkinkan. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mucus berlebihan 2.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi. 3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernapasan NO HARI/ NO NOC INTERVENSI NIC TTD TGL DX
1 28 1 Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas
oktobe tindakankeperawatan (3140) r 2020 selama 3×24 jam 1.Posisikan pasien untuk jam diharapkan masalah memaksimalkan ventilasi 11.00 2.Auskultasi suara nafas, wib keperawatan catat area yang ventilasinya Ketidakefektifan bersihan menurun dan adanya suara jalan nafas berhubungan nafas tambahan dengan mucus berlebihan 3.Lakukan penyedotan dapat teratasi dengan melalui endotrakea atau kriteria hasil. nasotrakea, sebagaimana 1.Frekuensi pernafasan mestinya dalam batas normal 4.Posisikan untuk (041004). meringankan sesak nafas 2. Irama pernafasan dalam 5.Monitor status pernafasan batas normal (041005). dan oksigenasi 3. Dipsnea saat istirahat tidak ada (0410016) 4. Suara nafas tambahan tidak ada (041007) 2 28 2 Setelah dilakukan Monitor oktober tindakan keperawatan Pernafasan 20220 selama 3×24 jam (3350) jam diharapkan masalah 1.Monitor suara 11.00 keperawatan Gangguan nafas tambahan wib pertukaran gas seperti ngorok berhubungan dengan atau mengi ketidakseimbangan 2.Monitor ventilasi perfusi dapat saturasi oksigen teratasi dengan kriteria (mis: SaO2, hasil : S pO2) 1.Tekanan parsial oksigen 3.Auskultasi di darah arteri (PaO2) suara nafas, dalam batas normal catat area (040208) dimana terjadi 2.Tekanan parsial penurunan atau karbondioksida di darah tidak adanya arteri (PaCO2) dalam ventilasi dan batas normal (040209) keberadaan 3.PH arteri normal suara nafas (040210) tambahan. Saturasi oksigen normal (040211). 3 28 3 Setelah dilakukan Bantuan ventilasi oktobe tindakan keperawatan (3390) r 2020 selama 3×24 jam 1.Pertahankan jam diharapkan masalah kepatenan jalan 11.00 keperawatan nafas wib Ketidakefektifan pola 2.Posisikan untuk nafas berhubungan memfasilitasi dengan keletihan otot pencocokan pernapasan dapat ventilasi teratasi dengan kriteria 3.Posisikan untuk hasil : meminimalkan 1.Penggunaan otot upaya bernafas bantu nafas tidak ada. 4.Monitor 2.Volume tidal dalam kelelahan otot batas normal. pernafasan 3.Kedalaman inspirasi dalam batas normal Retraksi dinding dada tidak ada KESIMPULAN
• Sistem respirasi merupakan sistem yang penting
dalam kehidupan, yang berfungsi dalam mengadakan pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Apabila fungsi respirasi mengalami gangguan atau kegagalan, maka kebutuhan oksigen untuk memenuhi metabolisme tidak dapat dipenuhi. Disinilah peran ventilator mekanik sebagai alat pengganti fungsi pompa dada yang mengalami kegagalan. TERIMAKASIH