Anda di halaman 1dari 36

PERENCENAAN

KARANGAN
Karangan Ilmiah (karil)
1. Karil bentuknya berupa karangan ilmu
pengetahuan.
2. Yang disajikan fakta yang bersifat umum,
bukan fakta pribadi.
3. Keilmiahan suatu karangan ditentukan oleh
metodologi penulisannya.
4. Isi karil berupa kumpulan pernyataan yang
mengungkap informasi penget atau jalan
pemikiran dlm memperoleh suatu
pengetahuan.
 Sajian isi karangan ilmiah:
1. pernyataan informatif;
2. penggambaran suatu masalah dan
pemecahannya;
3. penyajian fakta objektif secara
sistematis.
Bahasa Karil
 Bahasa yang digunakan harus terbebas dari
unsur-unsur emotif.
 Bahasa dlm karil itu diatur oleh kaidah-kaidah
makul dan definisi yang memiliki arti tunggal.
 Bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal,
kata-katanya teknis, didukung dengan fakta
umum yang dapat dibuktikan kebenarannya.
 Menggunakan ragam bahasa keilmuan, yaitu
bahasa baku yang disusun secara jelas, teratur,
dan tepat makna.
Manfaat Penulisan Karya Ilmiah

 Penulis terlatih mengembangkan keterampilan


membaca yang efektif kepustakaan yang ada
relevansinya dengan topik.
 Penulis terlatih untuk menggabungkan hasil
bacaan dari berbagai sumber, dan
dikembangkan ke tingkat pemikiran yang
matang.
 Penulis lebih mengenal perpustakaan untuk
mencari bahan bacaan.
 Penulis dapat meningkatkan
keterampilan dalam mengorganisasikan
dan menyajikan fakta secara jelas dan
sistematis.
 Penulis akan memperoleh kepuasan
intelektual.
 Penulis turut memperluas cakrawala ilmu
pengetahuan masyarakat.
Sikap Ilmiah Seorang Penulis

1. Sikap ingin tahu, diwujudkan dengan


selalu bertanya tentang berbagai hal.
Mengapa demikian?
2. Sikap kritis, direalisasikan dengan
mencari informasi sebanyak-banyaknya.
3. Sikap terbuka, dinyatakan dengan selalu
bersedia mendengarkan keterangan dan
argumentasi orang lain.
4. Sikap objektif, diperlihatkan dengan cara
menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi
perasaan pribadi.
5. Sikap rela menghargai karya orang lain,
diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan
terima kasih atas karangan orang lain
6. Sikap berani mempertahankan kebenaran,
diwujudkan dengan membela fakta atas hasil
penelitiannya.
7. Sikap menjangkau ke depan, yaitu
berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis
dan membuktikannya, bahkan mampu
menyusun suatu teori baru.
Ciri-ciri karangan ilmiah
1. Fakta objektif, yang disajikan kebenaran fakta
2. Penulisannya cermat, tepat, dan benar.
3. Tidak mengejar keuntungan pribadi.
4. Sistematis, tiap langkah direncanakan secara
konseptual dan prosedural.
5. Tidak emotif, tidak menonjolkan perasaan.
6. Tidak persuasif, tujuannya untuk mendorong
pembaca mengubah pendapat, membiarkan
fakta berbicara sendiri.
Tahapan Penyusunan Karil
1. tahap persiapan;
2. pengumpulan data;
3. pengorganisasian dan pengonsepan;
4. pemeriksaan atau penyuntingan konsep;
5. penyajian atau pengetikan.
Tahap Persiapan Mencakup:

1. Pemilihan topik
 Topik tulisan ilmiah harus berhubungan
dengan fakta.
 Memilih sesuatu yang menarik
perhatian dengan pokok masalah yang
benar-benar diketahui.
Yang dipertimbangkan dlm pemilihan topik
1. topik yang dipilih ada di sekitar kita, karena
memudahkan kita untuk memperoleh data;
2. topik yang dipilih yaitu topik yang menarik
perhatian Anda;
3. cakupannya tidak terlalu luas dan tidak
terlalu sempit;
4. topik yang dipilih bukan merupakan hal yang
baru bagi Anda;
5. tersedianya sumber pustaka sebagai acuan
(buku, majalah, jurnal, surat kabar, undang-
undang, dan lain-lain).
Pembatasan topik
 Fungsi topik dalam karangan ialah mengikat
keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan
seluruh pembuktian.
 Topik merupakan inti bahasan yang menjiwai
seluruh karangan.
 Topik juga berfungsi memudahkan
pengembangan ide bagi penulis.
 Selesai menentukan topik, perlu dilakukan
pembatasan topik.
PENENTUAN JUDUL
 Judul penelitian adalah identitas yang berisi
rumusan pokok penelitian.
 Judul dinyatakan dlm bentuk frase yang singkat,
jelas, dan relevan dengan isi pembahasan.
 Syarat judul yang baik:
1. Sesuai dengan topik
Topik: Analisis fungsi penjualan produk terhadap
kinerja bisnis.
Judul: Analisis fungsi penjualan terhadap kinerja
bisnis pada PT Semen Nusantara Cilacap Tahun
2007
2. Sesuai dengan isi karangan
Karangan ilmiah harus membatasi konsep,
lokasi, dan tempat untuk memastikan data
sekunder, dan data primer yang diperlukan.
3. Berbentuk frasa (bukan kalimat)
4. Singkat, artinya mudah dipahami, dan
mudah diingat
Pembuatan Kerangka Karangan
 Mengarang adalah mengorg ide.
Pengorg ide diawali dng menyusun
kerangka karangan (outline).
 Fungsi kerangka karangan, agar
rangkaian ide dapat disusun secara
sistematis, logis, terstruktur, dan
teratur.
 Kerangka karangan juga menjamin
bahwa penulisan akan bersifat
konseptual, menyeluruh, terarah, dan
bersasaran bagi target pembacanya.
 Dengan kerangka karangan,
kemungkinan kesalahan dlm pengemb
bagian-bagian dapat dihindari; urutan
pembahasan masalah dapat terarah,
dan dapat mudah diikuti oleh pembaca.
Fungsi kerangka karangan:
1. memudahkan pengendalian variabel;
2. menunjukkan pokok bahasan dan
subpokok bahasan;
3. agar pembahasan tidak keluar dari
sasaran yang sudah ditetapkan;
4. memudahkan penulis mengembangkan
karangan secara menyeluruh,
5. mencegah pengulangan pembahasan,
6. memperlihatkan cakupan dan arah
pembahasan.
Bentuk Kerangka Karangan
 Dapat berupa kerangka kalimat dan
kerangka topik.
1. Kerangka kalimat menggunakan kalimat
deklaratif yang lengkap untuk
merumuskan setiap topik, subtopik,
maupun sub-subtopik.
D:\Bahasa Ind\Indo PPT\kerangka
kalimat.doc
2. Kerangka topik berisi topik dan sub-
subtopik yang berupa frasa, bukan
kalimat lengkap.
D:\Bahasa Ind\Indo PPT\Contoh kerangka
karangan sistem lekuk.doc
3. Tahap Pengumpulan Data:
 Data harus relevan dengan pembahasan
masalah.
 Data itu valid jika proses pengambilannya
benar, dan jika diproses hasilnya tidak
bias.
 Data juga harus mewakili populasinya.
Jenis data yang dikumpulkan:
1. Data teoretik, data pustaka (data sekunder)
Data ini diperoleh dari kepustakaan (buku,
majalah, koran, jurnal dari internet) yang
ada hubungannya dengan topik yang akan
dibahas. Informasi yang terkait dicatat
dalam kartu informasi.
 Data ini dipakai sebagai dasar kajian
teoretik yang digunakan sebagai
landasan kerangka berpikir.
 Dari kajian teoretik tersebut dapat
disusun hipotesis (kerangka konsep)
yang mendasari keseluruhan karangan.
2. Data empirik (data primer)
 Data ini berupa informasi konkret dan
diperoleh langsung dari lapangan. Data
diperoleh melalui pengalaman pribadi
penulis, observasi objek dengan cara
wawancara, pengujian, atau proses
analisis.
 Agar kesimpulan yang dihasilkan valid,
maka pengumpulan data atau informasi
harus cermat dan tuntas.
Tahap Pemeriksaan
 Penyuntingan konsep adalah pembacaan
atau pengecekan secara cermat naskah
yang selesai ditulis dan memperbaikinya
sesuai dengan konvensi naskah dan
penggunaan bahasa yang baku.
KONVENSI NASKAH
 Pengetikan
 Kertas
 Kertas yang digunakan jenis HVS 80 gram.
 Ukuran kuarto (21,59 x 27,94), warna putih.
 Diketik hanya satu sisi halaman.
 Format naskah
 Batas margin atas 4 cm, kiri 4 cm, bawah 3 cm, dan kanan
2.5 cm
 Diketik dengan huruf ariel-11, atau times new roman-12.
Untuk judul, antara 16 s.d. 20 atau disesuaikan dengan
panjang-pendeknya judul.
 Naskah diketik rata kiri-kanan (Justify) diusahakan tanpa
pemenggalan kata dengan jarak dua spasi.
 Penomoran
 Romawi kecil (i, ii, iii)
 Romawi besar (I, II, III)
 Angka Arab (1, 2, 3)

Penomoran bagian karangan


Penomoran bag karangan.doc
Kutipan

 Kartu informasi

Paragraf

“Paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling


berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit
buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang lebih
besar….
Asul Waluyo, 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia (hal. 15)
Penampilan kutipan

 Jika nama pengarang dituliskan sebelum


kutipan, ketentuannya seperti berikut.
Contoh
Sistem dapat diartikan sebagai suatu
mekanisme yang mengatur data dan informasi.
Menurut Heru Atmojo (1991:25), sistem itu
mengandung arti sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara
teratur dan merupakan satu keseluruhan.
Jika nama pengarang ditulis sesudah
kutipan, cantumkan nama akhir pengarang
dan tahun terbit.

 Sistem dapat diartikan sebagai suatu mekanisme


yang mengatur data dan informasi. Sistem itu
mengandung arti sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara
teratur dan merupakan satu keseluruhan (Atmojo,
1991:25).
 Jika diperlukan lebih dari satu buku
rujukan dan buku tersebut membicarakan
hal yang sama, penampilannya sebagai
berikut.

Untuk menciptakan bentuk yang harmonis dan


estetis diperlukan unsur-unsur yang menunjang
bentuk-bentuk arsitektur (Ali, 1984:12; Chandra,
1985:18; Eko, 1987:11).
 Jika nama pengarang lebih dari dua
orang, yang disebutkan hanya nama
pengarang pertama dengan memberi
et.all atau dkk.

 Jika dirumuskan bagaimana hubungan


arsitektur dan arsitek, Sularno dkk. (1982:10 -
13) mengatakan bahwa ....
Daftar Pustaka

 Daftar pustaka disusun menurut abjad


nama pengarang tanpa nomor urut.
Urutan penulisan daftar pustaka sebagai
berikut:
a. nama pengarang,
b. tahun penerbitan,
c. judul penerbitan,
d. tempat penerbitan,
e. nama penerbit,
 atau
a. nama instansi atau badan penerbitan,
b. tahun penerbitan,
c. judul penerbitan,
d. tempat penerbitan.

 Setiap penyebutan keterangan pustaka


diakhiri degan tanda titik, kecuali
penyebutan tempat terbit diakhiri dengan
tanda titik dua.
Pengetikan Daftar Pustaka

1. Baris pertama tiap pustaka diketik mulai dari


tepi kiri halaman naskah. Baris kedua tiap
pustaka masuk pada ketukan keenam (0,5
inchi) dengan jarak baris satu spasi.
2. Jarak antara pustaka yang satu dengan yang
lain dua spasi.
3. Judul pustaka dicetak miring, tiap kata diawali
huruf kapital kecuali kata sambung
Contoh urutan penulisan sumber pustaka.
Buku teks:

 Contoh urutan penulisan sumber


pustaka.doc

Anda mungkin juga menyukai