kualitas penggunaan bahasa Indonesia para mhs lebih baik, dan mampu menggunakan bhs Indonesia dengan baik dan benar (lisan dan tertulis). Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia MPK ini menekankan keterampilan menggunakan bhs Indonesia secara baik dan benar Tujuannya untuk menguasai, menerapkan, dan mengembangkan iptek dan seni sbg perwujudan kecintaan dan kebanggaan thd bhs Indonesia. Visi dan Misi Visi MKBI yaitu menjadikan bhs Indonesia sbg salah satu instrumen pengembangan kepribadian mhs menuju terbentuknya insan terpelajar yang mahir berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Misi MKBI yaitu tercapainya kemahiran mhs dlm menggunakan bhs Indonesia utk menguasai, menerapkan, dan mengembangkan iptek dan seni dengan rasa tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang berkepribadian. Kompetensi Mhs dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi bahasa Indonesia Menjadikan mhs sbg ilmuwan yang profesional dan memiliki penget serta sikap positif thd bhs Indonesia sbg bhs negara dan bhs nasional. Standar kompetensi Mhs mampu menggunakan bhs Indonesia utk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan sikap ilmiah ke dalam berbagai bentuk karya ilmiah yang berkualitas, baik tulis maupun lisan. Kompetensi yang ditargetkan adalah kecakapan berkomunikasi profesional dan difokuskan kepada kemampuan menulis karya ilmiah.
Pembelajaran bhs Indonesia bertujuan agar mhs
memahami konsep dan mampu menerapkannya dlm penulisan karya ilmiah, dan diharapkan dapat mengembangkan kecerdasan, karakter, dan kepribadiannya. Harapannya Agar mhs dapat mengekspresikan kemampuan dirinya secara runut, bersistem, logis, dan lugas. Mhs berkemampuan mengorganisasikan pikiran atau gagasan, kemudian diwujudkan dalam bentuk artikel, membuat proposal, paper, laporan atau skripsi, dll. Untuk mewujudkan hal tersebut, mhs dibekali keterampilan berbhs yang diawali dengan pemahaman bidang ejaan, diksi, penalaran, kalimat efektif, paragraf, dan penulisan karangan ilmiah. Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi adalah transmisi informasi,
gagasan, emosi, keterampilan, dengan menggunakan simbol-simbol, gambar, kata-kata, tulisan dan lain-lain. Proses transmisi itulah yang disebut komunikasi. Berkomunikasi berarti menyampaikan pesan kpd orang lain untuk ditanggapi. Agar tanggapan sesuai dengan harapan, penggunaan bhs harus disusun secara runut dan nalar shg penerima dpt menanggapi isi pesan dengan benar. Bagi setiap orang, komunikasi mewujudkan tiga fungsi utama. 1. Komunikasi membentuk dunia sekeliling bagi individu. 2. Komunikasi menetapkan kedudukan individu sendiri dlm hubungan dng orang lain. 3. Komunikasi membantu individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Komunikasi mrp suatu proses, baik dilakukan secara langsung atau tidak langsung (menggunakan alat). Contoh diagram alur berkomunikasi berikut ini. D:\Bahasa Indonesia\Indo PPT\DIAGRAM ALUR KOMUNIKASI.doc Komunikasi dikatakan efektif Apabila komunikator dan komunikan seimbang dan mempunyai kebersamaan (homophily), persoalan, tujuan, dan perjuangan yang sama.
Dalam era informasi, bahasa memegang
peranan penting, krn tanpa memahami bhs yang digunakan tidak mungkin terjadi komunikasi timbal balik. Fungsi Bahasa Indonesia 28 Oktober 1928 mrp peristiwa penting berkaitan dng keberadaan bhs Indonesia yang berfungsi majemuk, yaitu sebagai bhs persatuan, bhs negara, bhs resmi, bhs pergaulan, dan sebagai bhs pengantar di semua sekolah di Indonesia. SEJARAH BAHASA INDONESIA
Melayu Indonesia
Ada empat faktor:
Merupakan lingua franca Mempunyai sistem yang sederhana Faktor psikologis Bahasa tsb mampu sbg bahasa kebudayaan Problematika Bahasa Indonesia Segi Fonologi dalam bhs Arab ilmu aswat, yaitu bagaimana lambang bunyi itu dihasilkan oleh artikulator. Lambang bunyi dalam bahasa Indonesia sesuai dengan pengucapannya. Contoh perbedaan pengucapan MTQ (emteqi) dan LPG (elpiji).
Permasalahan yang timbul, sebelum mengenal bhs
Indonesia mrk sudah mengenal lebih dahulu bhs ibu.
Orang Tapanuli (Batak) tidak mengenal /ê/ tetapi /é/--melempem
Orang Bali tidak mengenal /t/ dan /d/ tetapi /th/ dan /dh/-- ketentuan Orang Banyumas mengucapkan /k/ secara jelas, berbeda dng orang Jogja/Sala fonem /k/ diucapkan dlm bentuk / ’/ dalam kata duduk. Segi Morfologi Bhs Indonesia bersifat aglutinatif, artinya kalau kita akan membentuk kata turunan tinggal menambahkan unsur imbuhan pada kata dasar yang sesuai. Persoalan yang timbul, sering terjadi varian bentuk seperti contoh berikut. Tidak Baku Baku mempelopori – memelopori mensukseskan – menyukseskan menterjemahkan – menerjemahkan menterapkan – menerapkan mentargetkan – menargetkan menyolok – mencolok Pemakai bahasa harus memahami kaidah morfologi yang benar. Untuk memahami hal tsb, pemakai bahasa dapat menganalogikan kata bentukan lain yang diawali dengan fonem yang sama, seperti: a. kering - mengering b. perah - memerah c. susah - menyusahkan d. suci - menyucikan e. tertib - menertibkan Segi Sintaksis (tata kalimat) Setiap bhs memiliki sistem sendiri. Bhs Indonesia tidak mengenal tenses, berbeda dng bhs Inggris dan Arab –Ia adalah seorang murid. (Bhs Ingg mengenal bentuk to be, tetapi to be tdk perlu diterjemahkan) –Saya pergi ke Jakarta hari ini. –Kamu pergi ke Jakarta besok. –Dia pergi ke Jakarta kemarin.
Kata kerja (pergi) tidak berubah walapun keterangan waktu
berbeda. Bhs Indonesia tidak mengenal concorde (persesuaian bentuk) Salah Benar semua buku-buku - semua buku seluruh kata-kata - seluruh kata daftar para mahasiswa - daftar mhs sekelompok orang-orang - sekelompok orang
Bhs Indonesia tidak mengenal tingkatan penggunaan bahasa,
berbeda dng bahasa Jawa. Jadi dlm situasi formal tdk perlu menggunakan kata bhs Jawa ke dlm bahasa Indonesia. Bapak mau tindak ke mana? Silakan kalau Bapak mau kondur dahulu.