PERJALANAN PENYAKIT
DOSEN PEMBIMBING :
Oleh :
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui kelainan kongenital dan penyakit turunan dengan informasi
yang ada dalam dunia kesehatan.
1
1.4 Manfaat
1. Agar pembaca dapat mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan
kelainan kongenital.
2. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi asal mula penyakit turunan
dengan seksama.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
c. Anosia dan Mikrosia, merupakan kelainan kongenital pada telinga
bayi. Anosia terjadi jika bayi tidak memiliki satu atau kedua daun
telinga. Sedangkan mikrosia terjadi jika daun telinga bayi berukuran
lebih kecil dari ukuran daun telinga normal.
d. Bibir Sumbing (Cleft Lip) dan Sumbing Langit-langit Mulut (Cleft
Palate) sehingga bibir dan langit-langit mulut tidak menutup sempurna.
Bibir sumbing umumnya terjadi antara minggu keempat sampai
minggu ketujuh selama masa kehamilan. Sedangkan langit-langit
mulut sumbing umumnya terjadi antara minggu keenam hingga
minggu kesembilan selama masa kehamilan.
e. Kelainan Jantung Bawaan, Kelainan struktur jantung pada bayi dapat
bervariasi mulai dari ringan, berupa lubang pada dinding jantung,
hingga kelainan yang berat, berupa kehilangan satu atau lebih bagian
dari jantung).
f. Mikrosefali, merupakan kelainan pada kepala bayi umumnya memiliki
volume otak yang lebih kecil dari normal dan cenderung mengalami
keterlambatan perkembangan saraf.
g. Sindrom Down, Pada penderita sindrom Down, jumlah kromosom
nomor 21 yang seharusnya hanya sepasang, menjadi berlebih hingga
tiga buah atau trisomi.
4
2.3 Sifat Genom DNA dan RNA
Asam nukleat yang ada sangkut pautnya dengan sifat hereditas adalah
ADN (asam deoksiribo nukleat) dan ARN (asam ribonukleat). DNA dan RNA
bertanggung jawab terhadap sintesis protein serta mengontrol sifat-sifat
keturunan. DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan
komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan
pasangan basa. Pasangan basa pada DNA terdiri atas dua macam, yaitu:
1. Basa purin Basa purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G) yang
memiliki struktur cincin-ganda.
2. Basa pirimidin.
Basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T) yang memiliki struktur
cincin-tunggal. Ketika Guanin berikatan dengan Sitosin, maka akan terbentuk tiga
ikatan hidrogen, sedangkan ketika Adenin berikatan dengan Timin maka hanya
akan terbentuk dua ikatan hidrogen. Satu komponen pembangun (building block)
DNA terdiri atas satu gula pentosa, satu gugus fosfat dan satu pasang basa yang
disebut nukleotida (Lewis.2003). Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan
materi genetik dan bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan.
Genom adalah set lengkap materi genetik (DNA) yang dimiliki suatu
organisme dan terorganisasi menjadi kromosom. (Human Genome, Project. 2005).
Asam Ribonukleat (RNA) adalah salah satu dari tiga besar makromolekul
(bersama dengan DNA dan protein ) yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui. Seperti DNA, RNA terdiri dari rantai panjang komponen yang
disebut nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari nucleobase (kadang-kadang
disebut basa nitrogen), suatu ribosa gula, dan fosfat kelompok.
Urutan nukleotida RNA memungkinkan untuk mengkodekan informasi
genetik. Sebagai contoh, beberapa virus menggunakan RNA, bukan DNA sebagai
material genetik mereka, dan semua organisme menggunakan messenger RNA
(mRNA) untuk membawa informasi genetik yang mengarahkan sintesis protein.
Seperti protein, beberapa molekul RNA berperan aktif dalam sel oleh katalis reaksi
biologis, pengendalian ekspresi gen, atau sensing dan berkomunikasi tanggapan
5
terhadap sinyal seluler. Salah satu dari proses-proses aktif sintesis protein , fungsi
universal dimana mRNA molekul mengarahkan perakitan protein pada ribosom.
Proses ini menggunakan RNA transfer (tRNA) molekul untuk memberikan
asam amino ke ribosom, dimana ribosomal RNA (rRNA) link asam amino untuk
membentuk protein. Struktur kimia RNA sangat mirip dengan
DNA , dengan dua perbedaan, yaitu:
6
Adalah suatu kelainan genetic yang menyebabkan individu tidak dapat
secara sempurna memetabolismekan protein. PKU dewasa ini mudah dideteksi,
tetapi kalau tetap tidak tersembuhkan, dapat menyebabkan keterbelakangan
mental dan hiperaktif.
2. Down Syndrome
Suatu bentuk keterbelakangan mental yang secara genetic paling umum
diturunkan, disebabkan oleh munculnya suatu syndrome tambahan (ke-47).
Kenapa kromosom tambahan itu ada? Kemungkinan kesehatan sperma dan sel
telur ikut terlibat. Penderita down syndrome memiliki wajah yang bundar,
tengkorak yang rata, lipatan kulit tambahan sepanjang kelopak mata, lidah yang
menonjol keluar, tungkai dan lengan pendek, dan keterbelakangan kemampuan
motorik dan mental. Penyembuhan : pembedahan, intervensi awal, perangsangan
bayi, dan program belajar khusus.
4. Klinefelter Syndrome
Suatu kelainan genetic di mana laki-laki memiliki kromosom X tambahan.
Menyebabkan susunan kromosomnya menjadi XXY sebagai ganti XY.
Pertambahan kromosom ini menyebabkan abnormalitas fisik. Buah pelir laki-laki
yang mengidap kelainan ini tidak berkembang dan biasanya mereka memiliki
buah dada yang besar dan menjadi tinggi. Penyembuhan : terapi hormon
7
5. Turner Syndrome
Perempuan kehilangan satu kromosom X, menyebabkan susunan
kromosomnya menjadi XO sebagai ganti XX. Syndrome ini menyebabkan
abnormalitas fisik, keterbelakangan mental, dan tidak berkembang secara seksual.
Penyembuhan : terapi hormone.
6. Anencephaly
Kelainan pembuluh saraf yang menyebabkan otak dan tengkorak cacat;
kebanyakan anak-anak meninggal pada saat kelahiran. Penyembuhan :
pembedahan.
7. Thalassemia
Kelompok kelainan darah bawaan yang menyebabkan gejala kuran darah yang
mulai lesu dan lemah hingga kegagalan hati. Penyembuhan : tranfusi darah dan
antibiotic
1. Euploid
Suatu keadaan ketika jumlah kromosom yang dimiliki oleh makhluk hidup
merupakan kelipatan dari jumlah kromosom darasnya. Kejadian ini banyak
dijumpai pada hewan tumbuhan dan jarang ditemukan pada manusia.
2. Aneuploid
8
1. Skrining prakonsepsi (sebelum kehamilan).
Tujuan dari skrining perikonsepsi adalah untuk memantau kondisi ibu hamil dan
mengantisipasi hal-hal yang mungkin dapat meningkatkan risiko munculnya
kelainan, serta memberikan tindakan medis untuk menurunkan risiko tersebut.
Selain itu, skrining perikonsepsi juga bertujuan untuk mendeteksi kelainan pada
kandungan dan janin terutama pada trimester pertama dan kedua. Beberapa
metode skrining yang dilakukan selama masa kehamilan adalah sebagai berikut:
a. Memantau kondisi dan riwayat kesehatan ibu hamil. Hal yang harus
diperhatikan antara lain adalah usia ibu hamil (terutama ibu hamil pada usia
muda atau lanjut), konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, dan lain-lain.
b. USG (ultrasonografi). USG dapat mendeteksi sindrom Down serta adanya
kelainan signifikan lain pada struktur tubuh janin, pada trimester pertama
kehamilan. Kelainan genetik yang berat dapat terdeteksi pada trimester ke-dua,
melalui pmeriksaan USG.
c. Pemeriksaan Pemeriksaan darah terhadap beberapa penanda khusus sebagai
parameter, dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan kromosom atau
mendeteksi kelainan sistem saraf pada janin.
d. Diagnosis korion dan amnion. Metode tes korion dan amnion dapat mendeteksi
jika terjadi infeksi pada kandungan. Selain itu, tes ini juga dapat mendeteksi
adanya kelainan kromosomal.
9
baru lahir mencakup pemeriksaan fisik secara umum, serta skrining untuk
mendeteksi adanya kelainan darah, metabolisme atau produksi hormon.
Memastikan kecukupan gizi bagi wanita muda dan ibu hamil, terutama kecukupan
buah dan sayur serta menjaga berat badan ideal.
Memastikan kecukupan vitamin dan mineral pada ibu hamil terutama asam folat.
Menghindari paparan zat kimia berbahaya pada ibu hamil seperti pestisida,
alkohol, atau rokok.
Mengontrol kondisi gula darah untuk ibu hamil secara rutin, terutama ibu hamil
yang memiliki risiko diabetes.
10
BAB III
PEMBAHASAN
c. Faktor Lingkungan.
11
pengolahan limbah, pabrik peleburan besi, atau pertambangan juga dapat
mengganggu kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin.
d. Infeksi.
Infeksi maternal pada ibu hamil (misalnya sifilis dan rubella) merupakan
penyebab utama munculnya kelainan kongenital, terutama pada keluarga ekonomi
rendah dan menengah. Baru-baru ini,. infeksi virus zika pada ibu hamil diduga
kuat sebagai penyebab kelainan mikrosefali pada bayi.
Kekurangan asam folat pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko janin
yang mengalami gangguan organ saraf pusat. Sedangkan kelebihan asupan
vitamin A dapat memengaruhi perkembangan embrio dan janin pada ibu hamil.
a. Kelainan Kromosom.
b. Kelainan Gen.
12
1. Kelainan pada gen autosom dominan, yaitu kelainan yang muncul jika bayi
memiliki gen abnormal dari salah satu oranguanya.
2. Kelainan pada gen autosom resesif, yaitu kelainan yang muncul jika bayi
memiliki gen abnormal dari kedua orang tuanya. Contohnya adalah
penyakit cystic fibrosis dan penyakit Tay-Sachs.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan bawaan
dapat dikenali sebelum kelahiran, pada saat kelahiran atau beberapa tahun
kemudian setelah kelahiran.
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelainan kongenital atau
cacat bawaan pada neonatus yaitu kelainan genetik dan kromosom, faktor
genetik, faktor infeksi, faktor obat, faktor umur ibu, faktor hormonal,
faktor radiasi, faktor gizi, dan faktor-faktor lainnya.
3. Kelainan kongenital yang biasanya terjadi pada neonatus yaitu
encephalocele, hidrocephalus, bibir sumbing (Labio Paltoskiziz), atressia
esofagus, atrssia ani, hirschprung, spina bifida, kelainan jantung
kongenital, omfalokel.
4. Kelainan kongenital berat dapat berupa kelainan kongenital yang
memerlukan tindakan bedah, kelainan kongenital bersifat medik, dan
kelainan kongenital yang memerlukan koreksi kosmetik. Setiap
ditemukannya kelainan kongenital pada bayi baru lahir, hal ini harus
dibicarakan dengan orang tuanya tentang jenis kemungkinan
faktor penyebab, langkah-langkah penanganan dan prognosisnya.
Kelainan congenital atau cacat bawaan tidak dapat dicegah, melainkan
resiko terjadinya dapat dikurangi dengan tidak mengkonsumsi alcohol,
menghindari rokok, obat terlarang, makan makanan yang bergizi, olahraga
teratur, menjalani vaksinasi, melakukan pemeriksaan prenatal dengan
rutin, dan menghindari zat-zat berbahaya lainnya.
14
4.2 Saran
Adapun saran yang diajukan dalam makalah ini, yaitu:
1. Dalam mempelajari asuhan neonates, seorang tenaga kesehatn diharapkan
mengetahui kelainan kongenital atau cacat bawaan yang biasanya
terjadi pada neonatus sehingga mampu memberikan asuhan neonates
dengan baik dan sesuai dengan kewenangan profesi.
2. Kepada pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan
dalam pembuatan makalah atau karya tulis yang berkaitan dengan judul
makalah ini, diharapkan kekurangan yang ada pada makalah ini dapat
diperbaharui dengan lebih baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://dokterbedahmalang.com/penyebab-timbulnya-celah-bibir-bibir-sumbing/
(diakses 9 Maret 2019)