Anda di halaman 1dari 22

BAB 1 DAN 2

KONSEP DAN PRINSIP ETIKPROFESI


KEPERAWATAN
1. Konsep Dasar Etika
Pengertian :
Megan, 1989 : Etika berasal bahasa yunani “ ethikos”, berarti : adat istiadat atau kebiasaan.
Persamaan etika = moral.
Moralitas berasal dari bahasa latin.
berarti : adat istiadat atau kebiasaan.
Menurut curtin :
Etika : suatu disiplin yang diawali dengan mengidentifikasi, mengorganisasi, menganalisis
dan memutuskan perilaku manusia dengan menerapkan prinsip-prinsip untuk
mendeterminasi perilaku yang baik terhadap suatu situasi yang dihadapi ( MacPhail, 1988
).

2. Perbedaan Etika Dan Moral


 Etika : merupakan sistem dari prinsip-prinsip moral atau aturan-aturan prilaku.
 Moral : Prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk.

3. Pengertian Etika
 Ilmu ttg apa yg baik dan apa yg buruk dan ttg hak dan kewajiban moral (akhlak)
 Kumpulan azas atau nilai yg berkenan dg akhlak
 Nilai mengenai benar dan salah yg dianut suatu golongan msy.
 Etika : Ilmu yg mempelajari moralitas perbuatan seseorang melalui kegiatan yg
beralasan
Etika  studi ttg moral atau isu moral.
Etiket/norma kesopanan
 Tata cara dalam memelihara hubungan baik antara sesama manusia
 Suatu norma yg terutama mengatur aspek kehidupan antar pribadi.
 Dasar etiket : Kepantasan, kebiasaan, kepatutan yg berlaku dlm pergaulan
 Etiket memandang manusia dari segi lahiriyah Etika : seutuhnya.

4. Perbedaan Etika Dengan Etiket


a. Etika
 Memberi norma tentang apakah suatu perbuatan boleh dilakukan atau tidak
 Selalu berlaku, meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan.
 Lebih bersifat mutlak
 Menyangkut aspek batiniah
b. Etiket
 Cara yang tepat/diharapkan dan ditentukan untuk dilakukan dalam kalangan masyarakat
tertentu
 Hanya berlaku dalam pergaulan yang membutuhkan kehadiran orang lain
 Bersifat relatif, karena ukuran sopan santun antara masyarakat satu dengan lainnya bisa
berbeda
 Menyangkut aspek lahiriah

5. Prinsi-Prinsip Etika
Moral/Etika : Nilai-nilai/norma yang menjadi pegangan bagi profesi dalam bersikap
tindak pelayanan.
Prinsip-prinsip etika :
Kpts dg mempertimbangkan prinsip2 moral tanpa ini terjadi konflik moral.
Kpts moral merupakan kebutuhan yg harus dijadikan pertimbangan dlm menetapkan
tindakan yg tepat.
Dalam memberi pelayanan harus memperhatikan prinsip2 moral.

6. Istilah Etiket
Merupakan cara/aturan yang sopan dalam berhubungan sosial.
Etiket Profesional
berarti : perilaku yang diharapkan bagi setiap anggota profesi untuk
bertindak dengan kapasitas profesionalnya.

7. Prinsip Moral
a. Beneficence (doing good, loving, or caring)  berbuat baik) menolong sesama
manusia dg sebaik-baiknya/berkualitas
b. Nonmaleficence (no harm) tidak merugikan) prinsip menghindari/meminimalisir
tindakan berbahaya
c. Otonomy(freedom) prinsip memberikan kebebasan klien mengambil kpts.
d. Justice hak klien untuk diperlakukan setara.
e. Fidelity (ketaatan, pegang janji) tj tetap setia pada pd suatu kesepakatan.
f. Veracity (kejujuran) menyatakan hal yg sebenarnya dan tdk bohong. dasar hub.
Saling percaya
g. Confidentially  respek thd orang lain.

8. Persamaan Dan Perbedaan Moral Dan Etik


PERSAMAAN
1). Aspek perkembangan :
Moral dan etik dipelajari saat individu mengawali tahap perkembangannya
2). Aspek Tujuan
- Moral dan Etik bertujuan untuk mendapatkan batasan antara perilaku yang benar dan
salah
- Fokus kajian tentang aspek benar dan salah (Right and wrong)
Aspek benar dan salah pada moral dan etik merupakan nilai-nilai dan norma-norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam tingkah laku

9. Konsep Moral Dalam Praktek Keperawatan


a. Advokasi
Istilah dlm konteks hukum yang berkaitan dengan upaya melindungi hak-hak
manusia bagi mereka yang tidak mampu membela diri.
ANA (1985) : “melindungi klien/masya terhadap pelayanan kesehatan dan
keselamatan praktek tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang
dilakukan oleh siapa pun “

Peran perawat dalam advoksi :


 Karena perawat punya jam kerja 8-10 jam.
 Perawat tahu keunikan klien sebagai manusia yang holistik.
 Advokasi mrpk falsafah dan ideal keperawatan.
 Dalam advokasi perawat memberi informasi dan memberi bantuan pada klien atas
keputusan apapun yang dibuat klien.

Dalam hal memberi bantuan mengandung 2 peran :


1. Peran aksi
Perawat memberi keyakinan bahwa klien punya “hak” dan “tanggung jawab” dlm
menentukan pilihan tanpa ada tekanan orang lain.

2. Peran Non aksi


Perawat menahan diri untuk tidak mempengaruhi keputusan klien.

b. Akuntabilitas
Artinya : dapat mempertanggungjawaban suatu tindakan yang dilakukan dan dapat
menerima konsekuensi dari tindakan tersebut (Kozier,Erb.1991)
Menurut Fry (1990)
Akuntabilitas mengandung 2 komponen :
a. Tanggung jawab.
b. Tanggung gugat.
Artinya : segala tindakan yang dilakukan oleh perawat dilihat dari praktik
keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat dibenarkan atau absah.
Secara sistem hirarki, akuntabilitas terdiri atas :
1. Tingkat individu/pasien.
Akuntabilitas direfleksi dalam proses :
- pembuatan keputusan etika keperawatan.
- kompetensi
- komitmen
- integritas.
2. Tingkat institusi/profesional
direfleksikan dalam : penyataan falsafah dan tujuan bidang keperawatan atau audit
keperawatan.
Tingkat profesional : dalam standar praktek keperawatan.
3. Tingkat sosial.
direfleksikan dalam UU Praktek Kep.

c. Loyalitas
Merupakan suatu konsep yang pelbagai segi meliputi : simpati, peduli, dan hubungan
timbal balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat.
Hubungan profesional dipertahankan dengan cara : - menyusun tujuan bersama.
- menepati janji.
- menentukan masalah dan prioritas.
- mengupayakan pencapaian kepuasan bersama.
( Jameton.1984 & Creasia.1991)

10. Hak Dalam Etika Keperawatan


 Tututan thd sesuatu sebagaimana mestinya
 Hak dipandang dari sudut pribadi dan sudut pandang hukum.
 Hak pribadi  mengacu pada konsep pribadi yg menyangkut pertimbangan
kehidupannya, keputusan yg dibuat, konsep benar dan salah, konsep baik dan buruk.
 Hak hukum hak untuk memberikan kekuasaan tertentu untuk mengontrol situasi dan
mempunyai kewajiban tertentu yg menyertai.
 Faktor mempengaruhi konsep pribadi ttg hak : hubungan sosial, orang tua,
kebudayaan, dan informasi.

a. Peran Hak
 Hak dpt digunakan untk mengekspresikan kekuasaan.
 Hak dpt digunakan untuk menjustifikasi tindakan
 Hak dpt digunakan untuk menyelesaikan perselisihan
b. Jenis Hak
 Hak kebebasan mengekpresikan hak untuk hidup sebagaimana yg mereka pilih dlm
batas2 tertentu (Fromer, 1981)
 Hak kesejahteraan
 Hak legislatif ditetapkan oleh hukum yg didasarkan pada konsep keadilan.

c. Membantu Menentukan Hak (Badman 1986)


 Kebebasan menggunakan hak tdk disalahkan/dihukum untuk tdk menggunakan atau
menggunakan
 Individu mempunyai tugas memberi kemudahan orang lain dlm menggunakan haknya
 Hak sesuai dg prinsip keadilanpersamaan, tdk memihak,kejujuran
 Hak dapat dilaksanakan. jaminan bahwa hak2 manusiawi dilaksanakan untk semua
klien
 Apabila suatu hak membahayakan dikesampingkan atau ditolak, orang tsb diberi
kompensasi.

11. Masalah Etika


 Moral unpreparednesstidak didukung kemampuan yg memadai.
 Moral blindness  ketdkmampuan melihat msl moral
 Moral indifference  berkurangnya keinginan/kemamuan thd kebut. Moral
 Amoralism  tdk ada perhatian thd masalah moral dan tdk berusaha menghindari.
 Moral complacency  tdk ada keinginan menerima bahwa hal tsb salah
 Fanatisme moralterlalu fanatik thd ide tertentu/bila ada baru sukar diterima
 Dilemma moral  diperhadapkan pada situasi yg memberikan pilihan>1 sukar
mengambil kpts.

12. Menangani Masalah Moral

Curtis dan Flaherty’s (1982) model membuat kpts moral : 5 tahapan :

1. Pengkajian situasi
2. Mendiagnosa atau mengidentifikasi masalah moral
3. Menetapkan tujuan moral dan rencana yang tepat
4. Mengimplementasikan rencana tindakan
5. Mengevaluasi hasil

Levine Ariff and Geoh model

1. Menjelaskan dan mengidentifikasi dilema


2. Mengidentifikasi fakta kes/medis
3. Mengidentifikasi fakta non medis : pasien dan kel, fakta2 eksternal
4. Memisahkan asumsi2 dari fakta2 yg ada
5. Mengidentifikasi bagian2 yg membutuhkan diklarifikasi
6. Mereview prinsip2 etika yg ditetapkan
7. Menjelaskan alternatif
8. Follow-up

13. Tata Nilai Dalam Etika Keperawatan


a. CARING
 KEHADIRAN
 SENTUHAN
 MENDENGARKAN
 MEMAHAMI
b. ALTRUISME
 Sebuah perhatian yang tidak mementingkan diri sendiri untuk kebutuhan orang
lain.
 ada tiga komponen dalam altruism :
yaitu loving others,
helping them doing their time of need,
making sure that they are appeciated.
 altruism adalah respon yang menimbulkan positive feeling, seperti empati.
c. EMPHATY
 Emphaty dasar
 Emphaty terlatih
BAB 3
KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA

Kode etik Adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai


pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.

Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan


tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana
seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga
kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawatan
Indonesia :

a. Perawat dan Klien

1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan


menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien
dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warnakulit, umur, jeniskelamin, aliran politik dan
agama yang dianutserta kedudukan sosial.
2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama klien.

3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang


membutuhkan asuhan keperawatan.
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang
dikehendaki sehubungan dengan tugas yang dipercayakan
kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
b. Perawat dan praktek

1) Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang


keperawatan melalui belajar terus-menerus
2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional yang
menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan klien.

3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi


yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan
sertakualifikasi seseorang bilamelakukan konsultasi, menerima
delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain

4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi


keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.

c. Perawat dan masyarakat

Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk


memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

d. Perawat dan teman sejawat

1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesame


perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam
memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis
dan ilegal.
e. Perawat dan Profesi

1) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar


pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam
kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan

2) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan


profesi keperawatan
3) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun
dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya
asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
BAB 4
KODE ETIK MENURUT ANA DAN ICN

KODE ETIK ICN UNTUK PERAWAT


Kode etik internasional untuk perawat adalah yang pertama diadopsi oleh Dewan
Perawat Internasional (ICN) pada tahun 1953. Telah direvisi dan ditegaskan kembali di
berbagai sejak, paling baru dengan ulasan ini dan revisi selesai pada tahun 2012.

PEMBUKAAN

Perawat memiliki empat tanggung jawab mendasar: untuk mempromosikan


kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meringankan penderitaan. Kebutuhan
akan perawatan bersifat universal.

Melekat dalam keperawatan adalah penghormatan terhadap hak asasi manusia,


termasuk hak-hak budaya, hak untuk hidup dan pilihan, untuk martabat dan untuk diperlakukan
dengan hormat. Perawatan perawat dihormati dan tidak dibatasi oleh pertimbangan usia, warna
kulit, keyakinan, budaya, cacat atau sakit, jenis kelamin, orientasi seksual, kebangsaan,politik, ras
atau status sosial.

Perawat memberikan layanan kesehatan kepada individu, keluarga dan


masyarakat dan mengoordinasikan layanan mereka dengan mereka dari kelompok terkait.

Semua hak, termasuk terjemahan ke bahasa lain, dilindungi undang-undang. Pekerjaan ini
mungkin dicetak ulang dan didistribusikan kembali, seluruhnya atau sebagian, tanpa perubahan dan
tanpa izin tertulis sebelumnya, asalkan sumbernya ditunjukkan.
Unsur kode etik

Kode etik keperawatan ICN mempunya 4 unsur yang mana menjadi standar berperilaku etik.

1. PERAWAT DAN KLIEN


Tanggung jawab profesional utama perawat adalah untuk orang-orang membutuhkan perawatan.

Dalam memberikan perawatan, perawat mempromosikan lingkungan di mana hak asasi manusia,
nilai-nilai, adat istiadat, dan kepercayaan spiritual masyarakat, individu, keluarga dan komunitas
dihormati.

Perawat memastikan bahwa individu menerima informasi yang memadai dan tepat dengan cara
yang sesuai dengan budaya yang menjadi dasar persetujuan untuk melakukan perawatan dan
pengobatan.

Perawat menjaga informasi pribadi klien secara rahasia dalam berbagi informasi.

Perawat berbagi tanggung jawab dengan masyarakat untuk memulai tindakan pendukung untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan dan sosial kepada masyarakat, khususnya populasi masyarakat
yang rentan.

Perawat mendukung keadilan dan keadilan sosial dalam hal menyediakan sumber daya, untuk
mengakses keperawatan kesehatan, kehidupan sosial dan pelayanan ekonomi.

Perawat menunjukkan sikap atau nilai profesional seperti hormat, tanggap, sayang, dapat
dipercaya dan integritas

2. Perawat dan Praktik Perawat

Membawa tanggung jawab pribadi dan akuntabilitas untuk praktik keperawatan, dan untuk
mempertahankan kompetensi dengan pembelajaran berkelanjutan

Perawat mempertahankan standar kesehatan pribadi sehingga kemampuan untuk memberikan


perawatan tidak terganggu.
Perawat menggunakan penilaian tentang kompetensi individu ketika menerima dan
mendelegasikan tanggung jawab.

Perawat setiap saat mempertahankan standar perilaku pribadi yang mencerminkan profesi
dengan baik dan meningkatkan citra serta kepercayaan publik.

Perawat, dalam memberikan perawatan, memastikan bahwa penggunaan teknologi dan


kemajuan ilmiah sesuai dengan keselamatan, martabat, dan hak-hak orang.

Perawat berusaha untuk menumbuhkan dan memelihara budaya praktik yang


mempromosikan perilaku etis dan dialog terbuka

3. Perawat dan profesi Perawat

Mengasumsikan peran utama dalam menentukan dan menerapkan standar yang dapat diterima
dari praktik keperawatan klinis, manajemen, penelitian dan pendidikan.

Perawat aktif dalam mengembangkan inti dari pengetahuan profesional berbasis penelitian
yang mendukung praktik berbasis bukti.

Perawat aktif dalam mengembangkan dan mempertahankan inti dari nilai-nilai profesional.

Perawat, yang bertindak melalui organisasi profesional, berpartisipasi dalam menciptakan


lingkungan praktik positif dan mempertahankan kondisi kerja sosial dan ekonomi yang aman,
adil dalam keperawatan.

Praktik-praktik perawat untuk mempertahankan dan melindungi lingkungan alam dan menyadari
konsekuensinya terhadap kesehatan.

Perawat memberikan kontribusi untuk lingkungan organisasi etis dan menantang praktik yang
tidak etis serta pengaturannya.

4. Perawat dan rekan kerja

Perawat menopang hubungan kolaboratif dan hormat dengan rekan kerja dalam keperawatan dan
bidang lainnya.
Perawat mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi individu, keluarga dan masyarakat
ketika kesehatan mereka terancam oleh rekan kerja atau orang lain.

Perawat mengambil tindakan yang tepat untuk mendukung dan membimbing rekan kerja dalam
memajukan perilaku yang etis.

SARAN UNTUK PENGGUNAAN

Kode Etik Perawat Menurut ICN

Menurut ICN, Kode Etik Perawat adalah panduan untuk tindakan berdasarkan nilai-nilai sosial
dan kebutuhan. Kode Etik akan memiliki makna sebagai pandangan hidup jika diterapkan pada
realitas keperawatan dan pelayanan kesehatan di masyarakat sekarang.

Untuk mencapai tujuannya Kode Etik harus dipahami, dihayati dan digunakan oleh perawat
dalam semua aspek pekerjaan mereka. Hal ini harus ada disetiap pembelajaran siswa dan perawat
untuk menunjang pekerjaannya.

Menerapkan elemen elemen kode etik ICN untuk perawat


4 elemen kode etik ICN untuk perawat:

1. Perawat dan orang

2. Perawat dan praktik

3. Perawat dan profesi

4. Perawat dan rekan kerja perawat

Memberikan kerangka kerja bagi standar perilaku. Bagan berikut akan membantu
perawat

Menerjemahkan standar menjadi tindakan.

1. Pelajari standar di bawah setiap elemen kode

2. Renungkan apa arti setiap standar bagi anda. pikirkan bagaimana Anda dapat menerapkan
etika dalam domain keperawatan : praktik, pendidikan, penelitian dan manajemen
Bekerja dalam kelompok untuk memperjelas pengambilan keputusan etis dan mencapai
konsensus tentang standar perilaku etis

1. Bekerja sesama tim untuk menjelaskan keputusan etis dan mencapai konsen tentang perilaku
standar etis.

2. Bekerjasama dengan Perkumpulan Perawat Nasional, teman sejawat, dan orang lain yang
berkesinambungan dengan etis standar praktek keperawatan, pendidikan, manajemen dan
penelitian.

Elemen Kode ke # 1 :

PERAWAT DAN ORANG

Praktisi dan Manajer Pendidik dan Peneliti Asosiasi Perawat Nasional


Memberikan perhatian yang Di dalam kurikulum terdapat Mengembangkan pernyataan
menghormati hak asasi referensi tentang hak asasi posisi dan pedoman yang
manusia dan peka terhadap manusia, hak menurut mendukung hak asasi
nilai-nilai, kebiasaan dan keadilan, peradilan, manusia dan standar etika.
kepercayaan orang. solidaritas sebagai dasar
untuk akses ke perawatan.
Memberikan pendidikan Memberikan kesempatan Lobi untuk keterlibatan
yang berkelanjutan dalam belajar dan mengajar untuk perawat dalam komite etika.
masalah etika. masalah etika dan
pengambilan keputusan.
Memberikan informasi yang Memberikan kesempatan Berikan pedoman, pernyataan
memadai untuk mengizinkan belajar/mengajar yang terkait posisi, dokumentasi yang
persetujuan perawatan dengan persetujuan, privasi, relevan, dan pendidikan
dan/atau perawatan medis, dan kerahasiaan, kebaikan, berkelanjutan yang terkait
serta hak untuk memilih atau dan kejahatan. dengan persetujuan untuk
menolak perawatan. perawatan dan perawatan
medis.
Gunakan sistem pencatatan Memperkenalkan konsep Menggabungkan masalah
dan manajemen informasi kurikulum nilai-nilai kerahasiaan dan privasi ke
yang memastikan profesional. dalam kode etik nasional
kerahasiaan. untuk perawat.
Kembangkan dan pantau Sensitisasi siswa akan Advokasi untuk lingkungan
keselamatan lingkungan di pentingnya tindakan sosial. yang aman dan sehat.
tempat kerja.

Elemen Kode ke # 2 :
PERAWAT DAN PRAKTEK

Praktisi dan Pendidik dan Perawat Nasional


Manajer Peneliti Asosiasi

Menetapkan standar Memberikan Berikan akses ke


perawatan dan pengajaran / peluang meneruskan
pengaturan kerja belajar itu pendidikan, melalui
yang menumbuhkan umur jurnal, konferensi,
mempromosikan panjang belajar dan jarak pendidikan,
kualitas peduli. bersaing untuk dll.
latihan.

Membangun sistem Melakukan dan Lobi untuk


untuk penilaian menyebarluaskan memastikan
profesional, penelitian yang meneruskan
meneruskan menunjukkan pendidikan peluang
pendidikan dan hubungan antara dan standar
pembaruan terus menerus perawatan kualitas.
sistematis lisensi pembelajaran dan
untuk berlatih. kompetensi berlatih.

Monitor dan Promosikan Promosikan sehat


promosikan pentingnya gaya hidup untuk
kesehatan pribadi kesehatan pribadi menyusul
staf perawat dalam dan profesional. Lobi
hubungan untuk menggambarkan untuk tempat kerja
kompetensi mereka hubungannya yang sehat dan
untuk latihan. dengan nilai – nilai layanan untuk
lain. perawat.
Elemen Kode ke # 3 :
PERAWAT DAN PROFESI

Praktik Pendidik dan Asosiasi Perawat


Keperawatan dan Peneliti Nasional
Manajer

Menetapkan standar Pengajaran/ Berkolaborasi/ Bekerja


untuk praktek pembelajaran peluang sama dengan tenaga
keperawatan, penelitian, pada aturan standar kesehatan lainnya untuk
pendidikan, dan praktik keperawatan, menetapkan standar
manajemen pendidikan. penelitian, pendidikan pendidikan
dan manajemen. keperawatan, praktik,
penelitian dan
manajemen.

Menumbuhkan Membimbing, Kembangkan


dukungan di tempat menyebarluaskan, dan pernyataan posisi,
kerja dari melakukan memanfaatkan pedoman dan standar
penyebaran dan
penelitian untuk terkait dengan
pemanfaatan penelitian
terkait keperawatan dan memajukan profesi penelitian keperawatan.
kesehatan. keperawatan.

Mempromosikan Meningkatkan Mencoba


partisispasi dalam kepekaan peserta didik mempengaruhi untuk
asosiasi perawat terhadap pentingnya kondisi kerja sosial dan
nasional sehingga asosiasi keperawatan ekonomi yang adil
menciptakan baik profesional. dalam keperawatan.
kondisi sosial-ekonomi Mengembangkan
untuk perawat. pernyataan posisi dan
pedoman dalam
masalah di tempat
kerja.
Elemen Kode ke # 4 :

PERAWAT DAN REKAN KERJA

PRAKTISI DAN MANAJER PENDIDIK DAN PENELITI ASOSIASI PERAWAT


NASIONAL

Menciptakan kesadaran akan Mengembangkan pemahaman Merangsang kerja sama dengan


fungsi-fungsi spesifik dan tentang peran pekerja lain. disiplin ilmu lain yang terkait.
tumpang tindih serta potensi
ketegangan ketidakdisiplinan
dan menciptakan strategi untuk
manajemen konflik.

Mengembangkan sistem Mengkomunikasikan etika Mengembangkan kesadaran


tempat kerja yang mendukung keperawatan dengan profesi akan masalah etika profesi lain.
nilai dan perilaku etis lainnya.
profesional.

Mengembangkan mekanisme Menanamkan dalam diri Memberikan pedoman,


unuk melindungi individu, peserta didik kebutuhan untuk pernyataan posisi dan diskusi
keluarga, atau komunitas melindungi individu, keluarga untuk melindungi orang ketika
ketika perawatan mereka atau komunitas ketika perawatan mereke terancam
terancam oleh petugas perawatan terancam oleh oleh petugas kesehatan
kesehatan. petugas kesehatan.

Penyebaran

Dari ICN kode etik untuk perawat

Agar efektif, ICN kode etik untuk perawat harus dikenali oleh perawat. Kami berusaha membuatmu
terbantu dengan penyebaran ini pada sekolah perawat. Perawat yang masih dalam tahap latihan, media
perawat dan media massa lainnya

Kode ini seharusnya juga disebarkan kepada pekerjaan kesehatan lainnya, masyarakat umum,
konsumer dan aturan pembuatan kelompok, organisasi HAM dan para suster.

Daftar istilah yang digunakan

Di ICN kode etik untuk perawat


Rekan Kerja

Perawat, pekerja kesehatan, tidak terkait kesehatan, dan profesional

Hubungan Kolaboratif

Hubungan yang profesional berdasarkan kolegial dan tindakan timbal balik dan perilaku yang bertujuan untuk
mencapai tujuan bersama yang telah disepakati bersama

Keluarga

Social unit terdiri dari anggota yang terhubung melalui darah, kekerabata, emosional atau hubungan hukum

Perawat Berbagi Dengan Masyarakat

Seorang perawat, sebagai pekerja kesehatan profesional dan masyarakat, aksi inisiatif dan pendekatan untuk
menemukan kesehatan dan kebutuhan sosial dari masyarakat

Informasi Pribadi

Informasi yang diperoleh selama kontak profesional yang bersifat pribadi untuk individu atau keluarga, dan
yang, ketika diungkapkan, dapat melanggar hak privasi, menyebabkan ketidaknyamanan , rasa malu, atau
merugikan individu atau keluarga.

Kesehatan Pribadi

Mental, fisik, social dan spiritual kesejahteraan dari seorang perawat

Terkait Kelompok

Perawat lain, petugas kesehatan atau professional lain memberikan pelayanan kepada individu, keluarga atau
komunitas bekerja kea rah yang diinginkan sesuai tujuan
BAB 5
ETIK DAN HUKUM PROFESI KEPERAWATAN

1. ETIKA
Cabang filsafat yang membahas nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia
dalam kehidupan
Akan menuntun profesi untuk melakukan amalan baik atau bertindak dengan tepat sesuai
norma (nilai baik) yang berlaku

2. KODE ETIK
Ditetapkan sebagai upaya mengantisipasi konflik berkaitan dengan perkembangan
pengetahuan PROFESI, kemungkinan pergeseran ETIKA (nilai dan norma moral) yang
diyakini dan mengarahkan perkembangan spesialisasi/spesifikasi dalam PROFESI

3. INTI PROFESIONALISME (PROFESI)


 Meletakkan kepentingan klien diatas kepentingan pribadi,
 Menggunakan pengetahuan sebagai dasar pengambilan keputusan bertindak dan
 Melakukan interaksi profesional dengan klien dan sejawat lain

4. KOMPONEN PROFESIONALISME
 Mengutamakan/ mendahulukan kepentingan klien
 Kejujuran/Integritas
 Bertanggung jawab/ dapat dipercaya
 Menghargai orang lain
 Berbelas kasih (compassion)dan Empati
 Komunikasi dan kolaborasi
 Memperbaiki diri (self improvement)
 Mawas diri ( self awareness)

5. PROFESIONAL SEBAGAI IBADAH
 Nilai penting dalam bekerja adalah melakukan yang terbaik (ihsan) dan bersungguh
sungguh (jihad)
 Profesional yang ihsan dengan jiwa jihad mempunyai moto: ALWAYS DELIVER THE
BEST FOR HIS EMPLOYER
 Profesional dalam kehidupan bermasyarakat: memberikan kontribusi yang bermakna
kepada masyarakat sekitar kehidupannya
6. AKHLAK PROFESIONAL
 Seorang profesional berkeyakinan bahwa bekerja dan berusaha adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari ibadah yang ia lakukan.
- Berniat baik(ihsan dan jihad)
- Dilakukan secara berakhlak
- Jujur
- Konsisten (dalam kebaikan)
- Menjaga kompetensi dan kreatifitas
- Bertanggung jawab
- Menjadi panutan dan asertif

7. PENGGUNAAN ISTILAH PROFESI/ PROFESIONAL


JENIS PEKERJAAN : Didasari oleh persyaratan tertentu bahkan persyaratan khusus,
menjadi PROFESI
KUALITAS BEKERJA : Seorang yang penampilan kerjanya baik
PEROLEHAN BAYARAN : Bukan amatiran tetapi mempunyai harga tertentu/ tinggi

8. Pengertian Profesi
“Suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut ketrampilan
intelektual serta ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan
golongan atau kelompok tertentu”

9. Elemen Utama Yang Menjadi Perhatian Keperawatan


- Keperawatan adalah ilmu dan kiat
- Keperawatan adalah profesi yang berorientasi pada pelayanan
- Keperawatan mempunyai empat tingkat klien
- Pelayanan keperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan

10. KRITERIA PENENTUAN PROFESI


 Memiliki batang tubuh pengetahuan (Body of knowledge)
 Pola pendidikan tingkat tinggi
 Berorientasi pada jasa meningkatkan kehidupan manusia
 Memungkinkan dilakukan mandiri
 Memiliki kode etik
 Memiliki organisasi keahlian

11. Karakteristik Profesi


 Menurut Abraham Flexner (1915)
a. Aktivitas intelektual
b. Berdasarkan ilmu dan belajar
c. Untuk tujuan praktik dan pelayanan
d. Dapat diajarkan
e. Terorganisasi secara internal
f. Altruistik
 Menurut Greenwood, E. (1957)
a. Teori yang spesifik (Systematic theory)
b. Otoritas (Authority)
c. Wibawa/martabat (Prestise)
d. Kode etik (Code of ethics)
e. Budaya profesional (Professional culture)
 Menurut Moore dan Rosenblum (1970)
a. Memiliki teori yang sistematik
b. Mempunyai otoritas
c. Memiliki wibawa/prestise
d. Memiliki kode etik
e. Mempunyai budaya profesional
f. Menjadi sumber utama penghasilan
 Menurut Edgar Schein (1974)
a. Para profesional terkait dengan pekerjaan seumur hidup dan menjadi sumber
penghasilan utama.
b. Profesional mempunyai motivasi kuat/panggilan sebagai landasan bagi pemilihan
karier profesionalnya dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap
terhadap kariernya
c. Profesional memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan ketrampilan khusus dan
latihan yang lama
d. Profesional mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan aplikasi prinsip-
prinsip dan teori-teori
e. Profesional berorientasi pada pelayanan menggunakan keahlian demi kebutuhan
khusus klien
f. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan obyektif klien
g. Profesional lebih mengetahui apa yang baik untuk klien daripada klien sendiri.
Profesional mempunyai otonomi dalam mempertimbangkan tindakannya
h. Profesional membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan kriteria
penerimaan, standar pendidikan, perizinan atau ujian masuk formal, jalur karier
dalam profesi, batasan peraturan untuk profesi
i. Profesional mempunyai kekuatan dan status dalam bidag keahliannya dan
pengetahuan mereka dianggap khusus
j. Profesional dalam menyediakan pelayanan, biasanya tidak diperbolehkan
mengadakan advertensi/mencari klien
 Menurut Linberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy Pepper (1993), Berger
dan Williams (1992)
a. Kelompok pengetahuan yang melandasi ketrampilan untuk menyelesaikan
masalah dalam tatanan praktik keperawatan
b. Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat
c. Pendidikan yang memenuhi standar dan diselenggarakan di Perguruan
Tinggi/Universitas
d. Pengendalian terhadap standar praktik
e. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan
f. Karier seumur hidup
g. Fungsi mandiri

12. Ciri atau Tanda Profesionalisme Keperawatan (Miller)

 Peningkatan dasar pengetahuan yang diberikan pada tingkat universitas dan orientasi
pengetahuan pada tingkat pascasarjana dan doktor (graduate level) keperawatan.
 Perwujudan kompetensi yang berasal dari dasar teori penegakan diagnosa dan
penanganan respon manusia terhadap masalah kesehatan baik aktual atau potential
(ANA, 1980).
 Spesialisasi ketrampilan dan kompetensi yang membatasi keahlian (Miller, 1985).
 Secara umum tenaga profesional sering diidentifikasi sebagai:
seorang yang serius terhadap perkerjaannya,
berpenampilan sangat baik, dan mendemonstrasikan etik dan tanggung jawab terhadap
pekerjaannya (Ellis dan Hartley, 1980)

Anda mungkin juga menyukai