Anda di halaman 1dari 46

PENERAPAN

ETIK dlm BIDANG PRAKTEK


KEPERAWATAN
BACKGROUND
• Profesi keperawatan mengalami perkembangan
yang sangat pesat.
• Pengaruh globalisasi yang mana tuntutan
masyarakat menantang profesi keperawatan
untuk berbenah diri.
• Tuntutan masyarakat yang paling mendasar dan
paling menantang saat ini adalah Tuntutan yang
menyangkut layanan keperawatan yang
profesional, bermutu, memuaskan dan dapat
dijangkau oleh masyarakat.
FENOMENA
• Pengetahuan dan ketrampilan berdasarkan
perkembangan IPTEK
• Pengendalian sikap dan perilaku para praktisi
keperawatan
• Pengaturan Etika profesi dalam bentuk Kode Etik
Keperawatan dan menjamin perlindungan
terhadap masyarakat sebagai penerima layanan
dan perawat sebagai pemberi asuhan dengan
memberikan ketetapan hukum yang mengatur
praktik keperawatan.
ETIKA
Cabang filsafat yang membahas nilai dan norma moral
yang menentukan perilaku manusia dalam kehidupan
Akan menuntun profesi untuk melakukan amalan baik
atau bertindak dengan tepat sesuai norma (nilai baik)
yang berlaku
Perilaku perawat harus dilandasi oleh
prinsip-prinsip moral

– Otonomy, yaitu kemerdekaan atau kebebasan


pribadi dan hak untuk memilih bagi seseorang.
Seseorang yang memiliki otonomi, dia akan
menghargai orang lain tanpa adanya
keterikatan atau keuntungan serta menghargai
pendapat dan tindakan orang lain secara
umum.
Beneficience
 adalah promosi aktif tentang kebaikan atau kemurahan hati.
 Contohnya, mengizinkan permintaan seseorang yang ingin
meninggal tanpa resusitasi. Menurut Jonstone (1994, dikutip
dari Achir Yani S.Hamid, 2001), yaitu selalu mengupayakan
tiap keputusan dibuat berdasarkan keinginan untuk
melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien.
 Kewajiban yang berakar dalam prinsip beneficience adalah
melindungi dan membela hak orang lain, mencegah bahaya
yang akan terjadi pada orang lain, mengubah kondisi yang
dapat mencelakakan orang lain, membantu seseorang
dengan ketunaan atau ketidakmampuan dan memberikan
bantuan pertama bagi mereka yang dalam bahaya.
Non maleficience
– yaitu kewajiban untuk tidak manimbulkan bahaya
atau cedera secara fisik maupun mental.
– Contoh : Tidak membunuh, tidak menimbulkan
rasa sakitatau penderitaan pada orang lain, tidak
membuat orang lain tidak berdaya, tidak
menghina dan merusak kebahagiaan orang lain.
Adil (Justice)
– yaitu memperlakukan orang lain secara adil tanpa
membeda-bedakan status social, ras, agama, dan
sebaginya tetapi memperlakukan klien sebagai
individu yang memerlukan bantuan dengan
keunikan yang dimiliki.
– Prinsip substantive terdiri dari prinsip kebutuhan
(equality), penggunaan (utility), kemerdekaan
(liberty) dan restitusi (restitution).
Fidelity
– yaitu berperilaku caring, selalu berusaha untuk
menepati janji, memberikan harapan yang
memadai, komitmen moral, hangat, menghargai
serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien
(Kyle, 1995; Radsma, 1995; Staunton & Whyburn,
1989, dikutip dari Achir Yani S. Hamid, 2001).
Veracity
 yaitu kewajiban untuk mengatakan tentang
kebenaran dan tidak berbohong atau menipu.
Veracity merupakan focus dari informed consent.
1. Apa persamaan dan perbedaan Moral dan Etik
PERSAMAAN
1). Aspek perkembangan :
Moral dan etik dipelajari saat individu mengawali tahap perkembangannya

2). Aspek Tujuan


- Moral dan Etik bertujuan untuk mendapatkan batasan antara perilaku
yang
benar dan salah
- Fokus kajian tentang aspek benar dan salah (Right and wrong)
Aspek benar dan salah pada moral dan etik merupakan nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok
dalam tingkah laku
ASPEK PERBEDAAN

MORAL ETIK
Asal Kata Moralis, Most (Latin) Ethos (Yunani)
Arti kata Kebiasaan, Cara, adat istiadat Karakter
Implikasi  Individu yang terikat secara  Bersifat transparan,bertanggung
personal dengan dogma jawab serta berani menentang
agama issue di masyarakat
 Standar dasar untuk  Pernyataan benar dan salah serta
menentukan hal yang benar apa yang harus dilakukan
atau salah untuk dipelajari
dan diinternalisasi

Kesimpulan  Moral adalah suatu  Kesadaran yang sistematis


kegiatan/prilaku yang terhadap prilaku yang dapat
mengarahkan manusia untuk dipertanggungjawabkan
memilih tindakan baik dan  Etik lebih luas daripada moral
buruk atau benar dan salah
 moral merupakan bagian dari
etik
1.Jelaskan perbedaan teori etik dan teori dalam ilmu pengetahuan (scientific theory)

ASPEK TEORI ETIK SCIENTIFIC TEORI


Pokok bahasan Membenarkan perbuatan Menjelaskan tentang fenomena
manusia

Tujuan 1.Mengambarkan dan 1.Menekankan pada prinsip moral


menjelaskan tentang dengan tujuan membenarkan dasar
kewajiban atau pernyataan atau fakta
yang bertentangan seperti
kamu tidak boleh membunuh 1.Tidak memandang secara umum
atau berbohong itu salah tentang benar dan salah .

2.Menekankan pada benar dan


salah secara fundamental
Sifat 1.formal, empiris, 1.berdasarkan rasional, logika,
dialektikal dan intuitif universal, dan invariant.
1. Jelaskan perbedaan dan beri contoh masing-masing:
a. Utilitarian ethic
b. Deontological ethik
Aspek Utilitarian Ethic Deontological Ethic
Sinonim Teleologi/situasi etik Sistem formal
Tokoh Jeremy Bentham Immanuael Kant
John Stuart Mill Jameton
Prinsip 2 prinsip ; yaitu greatest good for Sistem pengambilan keputusan etis
greatest number (kebahagiaan didasarkan pada aturan moral dan prinsip
terbesar dari jumlah orang terbesar) yang tidak berubah/menetap, dibagi 2
dan the end justifies the means prinsip yaitu; act deontologi (nilai-nilai
(makna dari kebenaran hakiki) moral individu dalam pembuatan
keputusan etis )dan rule
deontologi(berdasarkan kepercayaan
yang memuat standar saat memilih dan
memutuskan keputusan etis)
Teori Perbuatan yang baik adalah Teori non konsekuensialism yaitu teori
melindungi hak kodrati manusia tentang hak dan kewajiban atau apa yang
(manusia menghindari pasti benar dan salah.
ketidaksenangan dan mencari
kesenangan ) sesuai dengan prinsip
kebahagiaan untuk orang banyak.
Keuntun Banyak individu yang dengan Sistem ini menggambarkan kewajiban
gan mudah menerapkan dalam dan obligasi.Hak dan kewajiban yang
berbagai situasi karena akan mewarnai saat berfikir etis yang
membangun kebahagiaan hasilnya adalah pengambilan
keputusan sehingga sistem ini dapat
bermanfaat dalam pengambilan
keputusan etis di tatanan pelayanan
kesehatan
Kerugian Kurang bisa dipakai dalam etik Sistem dalam membuat keputusan etis
pelayanan kesehatan ini tidak sempurna
Ditolak sebagai metode untuk
mencapai cita-cita
Contoh Saat klien mengalami demam Perawat dihadapkan pada dua situasi
ringan (suhu 38C), klien meminta yang memerlukan pengambilan
untuk segera diberikan obat keputusan segera dan tepat.
antipiretik. Padahal dengan Misalnya pada saat yang bersamaan,
istirahat, minum banyak dan terjadi 2 kasus klien yang sama sama
kompres akan dapat memberikan membutuhkan pengawasan ketat, tetapi
kenyamanan pada klien. karena rasio perawat dan klien tidak
sesuai, sehingga satu klien merasa
terabaikan.
1. Jelaskan Prinsip atau azas etik menurut Beauchamp dan Childress (1981) dan berikan
contoh masing-masing:

No. Prinsip Penjelasan Contoh


a. Beneficence Menyeimbangkan hal-hal yang Mengizinkan permintaan
menguntungkan dan seseorang yang ingin
merugikan(membahayakan) dari meninggal tanpa resusitasi.
tindakan yang dilakukan. (pasien ingin meninggal
Melakukan hal-hal yang baik dengan tenang)
untuk orang lain
Non Kebutuhan pelayanan kesehatan Tidak menimbulkan rasa
maleticience yang diberikan tidak melukai sakit atau penderitaan pada
baik secara intensiv maupun tidak orang lain, contoh; pada saat
ganti balut, perawat dapat
meminimalkan rasa tidak
nyaman pada pasien dengan
modifikasi tindakan
keperawatan
b. Respeat for Menghormati sesearang yang Keinginan membela
Outonomy didasari pada suatu keinginan seseorang anak yang
agar orang lain tidak dihukum orang tuanya
menderita, tetapi bila dengan dikurung di kamar
dilakukan dengan tepat justru mandi, bila orang lain
akan mengganggu kebebasan berusaha untuk
seseorang membebaskannya akan
menggangu autonomi
keluarga tersebut

Justice Suatu kewajiban untuk Setiap orang berhak


bersikap adil kepada setiap menggunakan fasilitas
orang tanpa membedakan ras, kesehatan yang sama
jenis kelamin, status
pernikahan, diagnosa medis,
status sosial, tingkat ekonomi
dan keyakinan agama
KODE ETIK

Ditetapkan sebagai upaya mengantisipasi


konflik berkaitan dengan perkembangan
pengetahuan PROFESI, kemungkinan
pergeseran ETIKA (nilai dan norma moral)
yang diyakini dan mengarahkan
perkembangan spesialisasi/spesifikasi dalam
PROFESI
• Fungsi Kode Etik Keperawatan sebagaimana yang
ditetapkan oleh Persatuan Perawat kanada (CAN),
adalah :
• Merupakan panduan dalam pembuatan keputusan
tentang masalah etik dengan memberikan serangkaian
nilai yang menjadi landasan praktik keperawatan.
• Menghubungkan dengan nilai yang dapat diterapkan
dan apa yang harus dipertimbangkan ketika membuat
keputusan etik sebagai pribadi perawat atau sebagai
bagian dari tim multi disiplin.
• Merupakan suatu cara untuk evaluasi dan refleksi diri
terkait dengan praktik keperawatan yang etis.
• Menjadi landasan untuk menginisiasi umpan balik
sejawat (peer review).
• Menginformasikan kepada perawat yang akan
memasuki dunia profesi tentang nilai dan standart yang
diharapkan dari mereka.
• Menginformasikan kepada profesi kesehatan lain dan
anggota masyarakat tentang nilai yang dianut perawat
dan harapan moral pada praktik keperawatan.
Kode Etik Keperawatan Indonesia

• Perawat Dan Klien


• Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai
harkat dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh
oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis
kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan social.
•  Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien.
• Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
• Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika
diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.
• Perawat Dan Praktek
• Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang
keperawatan melalui belajar terus menerus.
• Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan
yang tinggi disertai kejujuran professional yang menerapkan
pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan klien.
• Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi
yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta
kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima
delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.
• Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan selalu menunjukan perilaku professional.
• Perawat Dan Masyarakat
• Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat
untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan
dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
• PERAWAT DAN TEMAN SEJAWAT
• Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan
sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan
lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
• Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak
kompeten, tidak etis dan illegal.
• Perawat Dan Profesi
• Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan
standart pendidikan dan pelayanan keperawatan serta
menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan
keperawatan.
• Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan
pengembangan profesi keperawatan.
• Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk
membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif
demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu
tinggi.
•  
DILEMA ETIK
KEPERAWATAN

25
Dimensi kekeliruan penampilan profesi

1.Dimensi etika
2.Dimensi disiplin
3.Dimensi hukum

26
DIMENSI ETIKA
Pelanggaran yang dilakukan terhadap kode etik
(sebagai aturan internal profesi)
Pada umumnya tidak merupakan kesalahan
tetapi kurang tepat atau baik-buruk.
Penilaian dan penetapan sangsi dilakukan oleh
Majelis Etik Profesi
Sangsi yang dikenakan berkaitan dengan hak
sebagai anggota organisasi profesi
27
DIMENSI DISIPLIN
Pelanggaran yang dilakukan terhadap standar
profesi yang ditetapkan termasuk aturan
pada institusi tempat kerja
Merupakan kesalahan yang memungkinkan
timbul penilaian benar-salah.
Penilaian dilakukan oleh Majelis Disiplin
Sangsi yang dikenakan berupa kewenangan
bekerja sampai pemberhentian sebagai
profesi
28
DIMENSI HUKUM
• Pelanggaran dilakukan dalam melakukan kegiatan
profesi yang berakibat fatal
• Penyidangan dilakukan oleh perangkat hukum
• Sangsi yang dikenakan oleh perangkat hukum
disesuaikan dengan peraturan perundangan yang
berlaku dalam hukum pidana
• Menimbulkan dilema bagi profesi yang dianggap suatu
ketidak adilan. Profesi mengusulkan agar sangsi
dipertimbangkan atas berat dan ringan pelanggaran dan
sangsi yang dikenakan hanya sebatas pencabutan
kewenangan saja)
29
MALPRAKTEK vs KELALAIAN
• Kesalahan unsur manusia (human error)
• Termasuk dimensi pelanggaran apa?
• Perbedaan kedua istilah sering diperdebatkan
• Penilaian/ sidang dilakukan oleh siapa?
• Perlukah diadakan peradilan independen
terhadap profesi dan perangkat hukum serta
menggunakan dasar hukum tersendiri?

30
MALPRAKTEK

• Salah tindak, atau melakukan dengan tidak benar/ tidak


sesuai, mengandung unsur kelalaian dalam memilih cara/
jenis tindakan dan kurang sesuai cara melakukannya
• Melanggar standar prosedur (sering kali berbeda atau tidak
jelas antara satu tempat dengan tempat lain
• Ada kalanya merupakan kesengajaan (intentional)
• Berakibat kecelakaan

31
KELALAIAN (NEGLICENCE)

• Kekurang hati-hatian dalam melakukan suatu


tindakan
• Berakibat kegagalan
• Merupakan ketidak sengajaan (culpa) atau
kurang teliti

32
PENYELESAIAN MASALAH DISIPLIN DAN
HUKUM
• Dasar penilaian:

1.Tugas dan kewenangan (Duty)


2.Pedoman kerja atau SOP (Direction of duty)
3.Kerusakan atau kerugian (Damages)
4.Penyebab utama (Direct cause)

33
• Dasar pertimbangan:

1.Ketelitian melakukan pemilihan jenis dan cara


tindakan
2.Kesesuaian dengan ilmu yang berkembang
3.Kemampuan dan jenjang pendidikan
4.Kondisi klien
5.Tujuan tindakan

34
PENYELESAIAN DILEMA ETIK

35
SARANA PENDUKUNG

1. Kode etik (organisasi profesi)


2. Penjelasan butir kode etik
3. Tim / Komite Etik
4. Prosedur penanganan masalah etik

36
Tahapan Umum Penyelesaian Kasus Etik

1. Melakukan peninjauan terhadap kejadian


2. Memanggil saksi
3. Mengkaji dan mengidentifikasi pelanggaraan etik yang
dilakukan
4. Menetapkan sanksi terhadap pelanggaran atau
memberikan rehabilitasi
5. Melakukan pembinaan tentang etik keperawatan

37
Pelaksanaan Penyelesaian Kasus Etik

1. Persiapan dan Pencegahan


* Menyempurnakan standar praktek, standar asuhan atau standar
khusus yang akan dilaksanakan oleh perawat
* Menyempurnakan dokumen yang terkait etik keperawatan: Kode
etik, penjabaran/ Penjelasan, prosedur penyelesaian kasus etik
yang dialami perawat
* Menjamin agar semua dokumen, standar kode etik dan
perangkatnya tersedia disetiap tatanan pelayanan keperawatan

38
Persiapan ….

• Mengedukasi calon perawat pada fase orientasi


perawat baru yang akan bekerja disuatu institusi
pelayanan kesehatan/ keperawatan
• Memastikan bahwa etik keperawatan merupakan bahan
kuliah pada setiap jenjang pendidikan keperawatan
• Pendidikan etik keperawatan merupakan salah satu
pokok pembahasan pada pendidikan berkelanjutan
keperawatan
39
Persiapan ….

•Mempersiapkan perawat yang akan menjadi anggota tim/


komite etik, baik di institusi maupun di organisasi profesi agar
memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan

• Menjamin agar semua perawat menjadi anggota organisasi


profesi (PPNI) untuk memfasilitasi yang bersangkutan agar
memiliki pemahaman tentang etik dan atau menyelesaikan
masalah etik yang mungkin dihadapinya

40
Pelaksanaan ….

2. Melaksanakan persidangan :
- Memastikan bahwa yang dialami adalah masalah etik, bukan
hukum dengan melakukan penelaahan terkait dengan etik (tidak
melakukan pelanggaran terhadap prinsip etik: beneficence, non
maleficience, autonomy, dan justice)
- Menetapkan sangsi sesuai ketentuan yang berlaku

41
Pelaksanaan …

- Membuat berita acara persidangan dan


menyampaikan keputusan dan sanksi yang
ditetapkan
- Mengirimkan kepada atasan dan pimpinan
institusi atau organisasi profesi dan yang
bersangkutan

42
Malpraktek

• Balck’s law dictionary mendefinisikan malpraktek sebagai


”professional misconduct or unreasonable lack of skill” atau failure
of one rendering professional services to exercise that degree of skill
and learning commonly applied under all the circumstances in the
community by the average prudent reputable member of the
profession with the result of injury, loss or damage to the recipient
of those services or those entitled to rely upon them”.
• Bila dilihat dari definisi diatas maka malpraktek dapat terjadi karena
tindakan yang disengaja (intentional) seperti pada misconduct
tertentu, tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu kekurang-
mahiran/ketidakkompetenan yang tidak beralasan (Sampurno,
2005). Malpraktek dapat dilakukan oleh profesi apa saja, tidak
hanya dokter, perawat. Profesional perbankan dan akutansi adalah
beberapa profesi yang dapat melakukan malpraktek.
• Beberapa situasi yang berpotensial menimbulkan tindakan kelalaian dalam keperawatan diantaranya yaitu :
• Kesalahan pemberian obat: Bentuk kelalaian yang sering terjadi. Hal ini dikarenakan begitu banyaknya
jumlah obat yang beredar metode pemberian yang bervariasi. Kelalaian yang sering terjadi, diantaranya
kegagalan membaca label obat, kesalahan menghitung dosis obat, obat diberikan kepada pasien yang tiak
teoat, kesalahan mempersiapkan konsentrasi, atau kesalahan rute pemberian. Beberapa kesalahan tersebut
akan menimbulkan akibat yang fatal, bahkan menimbulkan kematian.
• Mengabaikan Keluhan Pasien: termasuk perawat dalam melalaikan dalan melakukan observasi dan memberi
tindakan secara tepat. Padahal dapat saja keluhan pasien menjadi data yang dapat dipergunakan dalam
menentukan masalah pasien dengan tepat (Kozier, 1991)
• Kesalahan Mengidentifikasi Masalah Klien: Kemunungkinan terjadi pada situasi RS yang cukup sibuk,
sehingga kondisi pasien tidak dapat secara rinci diperhatikan. (Kozier, 1991).
• Kelalaian di ruang operasi: Sering ditemukan kasus adanya benda atau alat kesehatan yang tertinggal di
tubuh pasien saat operasi. Kelalaian ini juga kelalaian perawat, dimana peran perawat di kamar operasi
harusnya mampu mengoservasi jalannya operasi, kerjasama yang baik dan terkontrol dapat menghindarkan
kelalaian ini.
• Timbulnya Kasus Decubitus selama dalam perawatan: Kondisi ini muncul karena kelalaian perawat, kondisi
ini sering muncul karena asuhan keperawatan yang dijalankan oleh perawat tidak dijalankan dengan baik dan
juga pengetahuan perawat terdahap asuhan keperawatan tidak optimal.
• Kelalaian terhadap keamanan dan keselamatan Pasien: Contoh yang sering ditemukan adalah kejadian
pasien jatuh yang sesungguhnya dapat dicegah jika perawat memperhatikan keamanan tempat tidur pasien.
Beberapa rumah sakit memiliki aturan tertentu mengenai penggunaan alat-alat untuk mencegah hal ini.
•  
•  
• Dampak Kelalaian
• Kelalaian yang dilakukan oleh perawat akan memberikan dampak yang luas,
tidak saja kepada pasien dan keluarganya, juga kepada pihak Rumah Sakit,
Individu perawat pelaku kelalaian dan terhadap profesi. Selain gugatan pidana,
juga dapat berupa gugatan perdata dalam bentuk ganti rugi. (Sampurna, 2005).
•  
• Bila dilihat dari segi etika praktek keperawatan, bahwa kelalaian merupakan
bentuk dari pelanggaran dasar moral praktek keperawatan baik bersifat
pelanggaran autonomy, justice, nonmalefence, dan lainnya. (Kozier, 1991) dan
penyelesainnya dengan menggunakan dilema etik. Sedangkan dari segi hukum
pelanggaran ini dapat ditujukan bagi pelaku baik secara individu dan profesi
dan juga institusi penyelenggara pelayanan praktek keperawatan, dan bila ini
terjadi kelalaian dapat digolongan perbuatan pidana dan perdata (pasal 339,
360 dan 361 KUHP).
•  

Anda mungkin juga menyukai