Anda di halaman 1dari 9

CREATED BY: I GEDE KRISNA PUTRA YASA

SGD KUA 1 / ACX

TEORI BIOETIKA

Halo sahabat bioetika, sebelum kita membabat habis tentang teori yang ada dalam bioetika, yuk
kita simak dulu isi SKDI 2012 :

1. SKDI 2012

Area Kompetensi: Profesionalistas yang Luhur

1.1. Agama sebagai nilai moral yang menentukan sikap dan perilaku manusia

1.2. Aspek agama dalam praktik kedokteran

1.3. Pluralisme keberagamaan sebagai nilai sosial di masyarakat dan toleransi

1.4. Konsep masyarakat (termasuk pasien) mengenai sehat dan sakit

1.5. Aspek-aspek sosial dan budaya masyarakat terkait dengan pelayanan

kedokteran (logiko sosio budaya)

1.6. Hak, kewajiban, dan tanggung jawab manusia terkait bidang kesehatan

1.7. Pengertian bioetika dan etika kedokteran (misalnya pengenalan teori-teori

bioetika, filsafat kedokteran, prinsip-prinsip etika terapan, etika klinik)

1.8. Kaidah Dasar Moral dalam praktik kedokteran

1.9. Pemahaman terhadap KODEKI, KODERSI, dan sistem nilai lain yang terkait

dengan pelayanan kesehatan

1.10. Teori-teori pemecahan kasus-kasus etika dalam pelayanan kedokteran

1.11. Penjelasan mengenai hubungan antara hukum dan etika (persamaan dan

perbedaan)

1.12. Prinsip-prinsip dan logika hukum dalam pelayanan kesehatan

1.13. Peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan lain di bawahnya

yang terkait dengan praktik kedokteran

1.14. Alternatif penyelesaian masalah sengketa hukum dalam pelayanan kesehatan

1
1.15. Permasalahan etikomedikolegal dalam pelayanan kesehatan dan cara

Pemecahannya

1.16. Hak dan kewajiban dokter

1.17. Profesionalisme dokter (sebagai bentuk kontrak sosial, pengenalan terhadap

karakter profesional, kerja sama tim, hubungan interprofesional dokter dengan

tenaga kesehatan yang lain)

1.18. Penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik di Indonesia (termasuk aspek

kedisiplinan profesi)

1.19. Dokter sebagai bagian dari masyarakat umum dan masyarakat profesi (IDI

dan organisasi profesi lain yang berkaitan dengan profesi kedokteran)

1.20. Dokter sebagai bagian Sistem Kesehatan Nasional

1.21. Pancasila dan kewarganegaraan dalam konteks sistem pelayanan kesehatan

2. UTILITARIANISM
 J. Bentham
o Memaksimalkan kesenagan dan meminimalkan penderitaan dengan perhitungan
o Hedonic calculus: intensitas, durasi, dan kemungkinan
o “The greatest happiness of the greatest number”

 J. S. Mill
o Konsekuensialism (hasil baik maupun buruk)

 Tipe:
o Act Utilitarian (asalkan hasil baik apapun tindakannya)  kejelekannya kita boleh
melakukan hal buruk asal hasilnya baik
o Rule Utilitarian (hasil baik dengan cara baik)
o Preference Utilitarian (menimbulkan penderitaan, jadi harus memilih dengan
pertimbangan dan pilihan yang baik)

2
3. PREFERENCE UTILITARIAN
 Peter Singer
“Kita perlu membuat keputusan kita sendiri melalui pemilihan dengan mengurangi
penderitaan (termasuk pada hewan) dan dalam beberapa kasus ada yang perlu mengakhiri
hidupnya”
 Mengijinkan penelitian binatang, euthanasia, dan pembunuhan bagi bayi yang cacat berat
dan orang kaya wajib membagi kebahagiaan atau keberuntungannya ke orang yang
kurang beruntung

KRITIK
 Ketidakpastian dari prediksi konsekuensi yang akan terjadi  EBM
 Bagaimana kita mendefinisikan hasil baik dan buruk dari konsekuensi tersebut?
(Utilitarian akan menghitung menggunakan kalkulator mana yang baik dan mana yang
buruk)
Contoh: ada 2 pasien yang perlu ventilator, pasien 1 adalah laki-laki 80th dan sudah
pensiun, pasien 2 adalah wanita 24 tahun dan adalah seorang dokter. Yang manakah
sebaiknya diberikan ventilator? Jawabannya adalah wanita tersebut karena dari segi usia
dan akan lebih memberikan konstribusi bagi masyarakat.
 Dari kritik diatas timbullah masalah pada Justice (keadilan) karena utilitarian lebih
mengutamakan kepentingan mayoritas daripada minoritas yang akan tertindas
 Kelemahan terori ini adalah semua keputusan diambil dari suara terbanyak.

4. DEONTOLOGY
 Deontology kontra dengan utilitarian. Diperkenalkan oleh Immanuel Kern, yang
menurutnya adalah kewajiban yang terletak dari dalam diri sendiri dan terletak di hati
nurani kita (intrinsic) bukan karena konsekuensi (artinya bukan untuk mendapatkan
sesuatu misalnya kebahagiaan atau menjadi terkenal). Yang menjadi fokus utama dari
Deontology adalah keinginan dari dalam diri sendiri untuk mematuhi aturan tanpa
paksaan yang akan menjadikan kita orang yang bermartabat
 Dari kata “Deon” yang berarti tugas atau kewajiban yang mengikat
 Hakekatnya yaitu rational good/will intent, bukan kesenangan ataupun pengakuan
 Autonomy daripada kehendak atau martabat (kehormatan), bukan keputusan atau
lawannya heteronomy

Hypothetical I Hypothetical II
Perasaan / keinginan Alasan (Rasional, Moral.
Agent)
Ketaatan yang bersyarat Ketaatan tak bersyarat

3
Preferensi Mengikuti kewajiban
Mencapai suatu tujuan Tidak berpikir tentang
konsekuensi

5. ATURAN IMPERATIF KATEGORIS


 Aturan yang diterima secara universal artinya diterima oleh masyarakat luas. Seperti
sebelum melakukan sesuatu kita harus berpikir bagaimana orang tersebut berperilaku
kepada kita maka perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.
 Dalam bertindak kita tidak boleh memanfaatkan kebaikan orang lain untuk kepentingan
pribadi dan ini adalah sumber lahirnya inform consent
Contoh: misalnya ingin melakukan penelitian dengan subject manusia, apakah hal ini
dibenarkan? Jawabannya adalah diperbolehkan dengan syarat mendapat persetujuan dari
orang tersebut untuk dilakukan penelitian padanya.
 Taatilah aturan yang ada dan orang-orang yang taat akan aturan akan menjadi orang yang
baik

KRITIK

 Apakah yang kita lakukan telah sesuai dengan teori yang ada?
 Apakah dalam kenyataannya semua aturan moral yang ada itu absolute tanpa terkecuali?
Contoh: apakah aborsi sama dengan membunuh bayi?
 Bagaimana jika terjadi konflik antara kewajiban dalam waktu yang sama?
Contoh: Seperti halnya tentara yang sedang dikerjar oleh koloni Jepang datang kerumah
anda dan anda menyuruhnya bersembunyi di dalam? Lalu, akankah kalian mengatakan
dengan jujur keberadaan tentara tersebut kepada koloni Jepang atau anda akan
melindunginya?
 Mengenai kerasionalan (pengecualian untuk anak dan orang dengan intelegensi rendah)
- Orang dengan intelegensi yang tinggi sering dikatakan tidak selalu memiliki moral
- Mereka bisa menggunakan alasan mereka untuk mencari keuntungan pribadi mereka
sendiri
- Mereka mematuhi aturan-aturan dan hukum yang ada tapi mereka tidak pernah tahu
apa maksud dari dibuatnya hukum tersebut
- Dan sifat individualism mereka sulit untuk dikendalikan

6. VIRTUE ETHICS (ETIKA KEBAJIKAN)


 Banyak digunakan oleh Thomas Aquinas di zaman pertengahan
 Jika Utilitarian dengan Deontologi timbul pertanyaan “What should I do?” maka berbeda
dengan virtue ethics yaitu “How shall I be?” atau “What sort of life should I lead?”

4
 Dalam hal ini fokus akan berpindah dari pilihan individu menjadi sebuah karakter dan
moral agen
 Jika emosional terlalu mendominasi dan terlibat banyak dalam hal ini, maka anda tidak
akan dapat bertindak secara efektif namun jika terlalu sedikit dapat menjadi orang yang
acuh dan tidak peduli.

 FOUR CARDINAL VIRTUES (MENURUT PLATO)


 Keberanian
 Kesederhanaan yaitu dengan mengendalikan hawa nafsu
 Kebijaksanaan
 Keadilan

 VIRTUE ETHICS (MENURUT ARISTOTLE)


 Telos  eudaimonia
 Function argument
 Virtue : kebaikan yang artinya tidak terlalu baik dan tidak terlalu jahat
 The golden mean
 Pilihan dan keinginan
 Practical wisdom (phronesis) : bagaimana kita harus bijaksana dalam memilih
 Deliberation / pertimbangan
 Habituation / kebiasaan

 FIVE FOCAL VIRTUES (MENURUT B&C)


 Rasa iba / belas kasihan
 Discernment (kearifan) = practical wisdom / phronesis
 Trustworthiness (sifat yang dapat dipercaya)
 Integritas
 Conscientiousness (sifat mendengarkan hati nurani)

7. THE ROLE MODEL


 Virtuous practitioner artinya menjadi dokter yang baik yang dapat dipercaya oleh pasien
dan menjadi contoh yang baik bagi mahasiswa juga.
 Virtuous practitioner artinya pasien dengan keberanian, ketekunan, dan kebaikan. Pasien
yang penuh perjuangan dalam menghadapi tantangan seperti menderita cacat bahkan
kematian. Ini juga memiliki autonomy yang tinggi.

KRITIK

 Terlalu elitis dan utopian (maksudnya idealis)


 Moral luck (keberuntungan moral)

5
 Kebaikan dan kejahatan bisa terlihat sama
 Terlalu vague (samar/tidak jelas) dalam memberikan jawaban yang jelas mengenai
dilemma etika
 Teori ini tidak memberitahu kita tentang apa yang harus kita lakukan pada situasi yang
spesifik atau lebih khusus. (Seperti contoh kasus tentara tadi)

8. RIGHT-BASED ETHICS (KEBENARAN BERDASARKAN ETIKA)


 Negative Right : hak individu tidak diganggu oleh orang lain
 Positif Right : hak individu untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain
 Human Right
o Generasi 1 : penduduk sipil dan politisi
o Generasi 2 : sosial-ekonimi, pendidikan, kesehatan
o Generasi 3 : kedamaian dan lingkungan sehat
 Manakah yang muncul terlebih dahulu? Hak atau kewajiban? Menurut B&C jawabannya
adalah hak karena dari dalam kandungan kita sudah memiliki hak seperti hak untuk
hidup.

9. PRINSIP ETIKA BIOMEDICAL


Moralitas secara umum  Norma yaitu mengenai baik dan buruknya perilaku manusia yang
diterima secara luas (universal) dan membentuk compact sosial yang stabil, dengan:
 Tidak membunuh
 Tidak menyakiti dan membuat penderitaan
 Cegah kejahatan atau kerugian
 Selamatkan orang dari bahaya
 Beritahu kenyataan
 Jaga rahasia
 Rawat yang muda dan yang membutuhkan
 Tidak mencuri
 Tidak menghukum yang tidak bersalah
 Patuhi aturan yang ada

Dalam bioetika ada 4 prinsip utama yaitu:

1. Respect for Autonomy


2. Beneficence
3. Non maleficence
4. Justice

Konflik antar prinsip biasanya tidak ada yang saling mendominasi karena keempat prinsip
tersebut setara atau prima facie.

6
1. AUTONOMY
 Auto (diri sendiri) dan Nomos (aturan) = tindakan yang dilakukan oleh individu
secara suka rela.
 Tidakan otonom:
- Disengaja (ada niat)
- Dimengerti
- Diluar kontrol / involuntariness artinya bebas dari pengaruhi, pemaksaan, dan
manipulasi
- Kewajiban negative (misal seorang dokter harus menghormati hak pasien untuk
tidak diganggu dan menjadi cikal bakal prinsip privacy dan confidentiality) dan
dan kewajiban positif (misal seorang dokter harus menghormati hak pasien dalam
memilih dengan cara memberika informasi dengan jelas dan merupakan cikal
bakal prinsip inform concern)
 Mirip dengan teory Kant’s dan juga Mill’s personal liberty dan menurut B&C
bahwanya perlu adanya kapasitas dan kompetensi pada pasien dalam melakukan
pilihan sehingga bisa memutuskan secara suka rela tanpa paksaan
 Menghormati autonomi memerlukan lebih dari sekedar sikap toleransi dan juga
memerlukan tindakan untuk memastikan kapasitas orang lain untuk membuat pilihan
yang baik sehingga bisa dipertahankan dan ditingkatkan

2. BENEFICENCE
 Suatu perilaku kewajiban moral yang mengutamakan keuntungan, memberi kebaikan,
kesenangan, dan kemudahan kepada orang lain
 Cegah dan hilangkan kejahatan dan merugikan orang lain
 Mendorong terjadinya kebaikan
 Dilakukan dengan cara menolong orang lain sehingga akan meningkatkan
beneficence itu sendiri
 Menggunakan prinsip utilitas misalnya dalam menyeimbangkan keuntungan, resiko,
dan cost
 Dalam dunia kedokteran kita pasti akan melakukan hal yang mungkin dapat
merugikan pasien seperti pemberian obat bagi penderita kanker yang tentu akan
menimbulkan efek toksik. Oleh karena itu, rasio dari “benefit to harm” menjadi
krusial
 Yang ditakutkan dari prinsip beneficence adalah kembali terjadinya sistem
paternalistic dan terjadi pelanggaran dalam menghormati prinsip autonomy. Jika
kedua hal ini terjadi maka perlu dibuat sebuah keputusan.

3. NON MALEFICENCE
 Suatu prinsip dimana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang dapat
memperburuk keadaan pasien sehingga akan merugikannya. (Primum Non Nocere)

7
 Tidak membuat kejahatan yang merugikan
 Hindari tindakan yang disengaja untuk mengurangi resiko yang akan terjadi
 Dapat membahayakan bagi individu (ex: research subject), keluarga atau komunitas,
dan ekonomi atau lingkungan

4. JUSTICE
 Keadilan dan kesetaraan (sama rata) yang merupakan cerminan sila ke 5 Pancasila
dimana keadilan harus didistribusika secara merata
 Prinsip formal yaitu prinsip timbal balik. Jika kita diperlakukan adil maka kita harus
memperlakukannya dengan adil dan sebaliknya. Karena konsep ini tidak bisa
diterapkan secara nyata dalam kehidupan maka dibuatnya konsep material
 Prinsip material yaitu prinsip kebutuhan misal pelayanan kesehatan harus diberikan
kepada yang membutuhkan

 Theories of Justice
1. Tradisional
o Utilitarian : memaksimalkan utilitas public
o Libertarian : hak individu digunakan untuk kebebasan sosial-ekonomi
o Kominitarian : distribusi yang adil dalam suatu moral komunitas
o Egalitarian : kesetaraan akses dalam mendapatkan suatu barang  oleh John
Rawls
Dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Basic Liberty yaitu liberty principle (artinya
semua orang harus saling menghormati hak individu) dan Social inequalities yang
artinya harus memiliki kesempatan dan aturan yang adil (misalnya orang yang
cacat juga berhak mendapat pendidikan yang sama dengan orang yang normal
namun mungkin hanya tempat belajarnya saja yang berbeda seperti dibuatkannya
sekolah khusus)
2. Recent (terbaru)
o Kapabilitas : kebebasan dalam mengembangkan hidup (flourishing life)
o Well-being (kesejahteraan) : diperlukan dalam mencapaian kesejahteraan

10. DERIVATIVE RULES (ATURAN TURUNAN)


 Veracity (kebenaran) : mungkinkah terjadi penipuan dalam kebaikan? Berbohong
atau disengaja?
 Privacy (pribadi) : pengawasan kesehatan public untuk penyakit menular?
 Confidentially (rahasia) : pratek jompo, apakah tidak masih tersedia?
 Fidelity (kesetiaan)

8
11. PRINCIPLISM
 Tidak tersedianya jawaban dalam pemecahan masalah moral
 Hanya tersedia jenis pertanyaan yang harus dihadapi ketika menghadapi masalah moral
dalam bioetika
 Ada keseimbangan reflektif (reflective equilibrium) antara prinsip-prinsip yang ada
sehingga dibutuhkan spesifikasi yang lebih yang bisa digunakan dalam berbagai situasi
yang dihadapi dalam bioetika

Anda mungkin juga menyukai