Anda di halaman 1dari 36

PERMASALAHAN ETIKA

KEPERAWATAN

Oleh

NANANG PRASETYO,SKep.Ns,MKes.
Metode Pendekatan
Pembahasan Masalah Etika
 Sebelum membahas ttg permasalahan etika,
perawat penting memahami metode
pendekatan yg digunakan dlm diskusi
permasalahan etika (Robert,1995)
menyatakan ada empat metode utama;
otoritas, Argumentasi/ metode Sokratik,
consensum hominum,dan pendekatan intuisi
atau self- evidence.
Metode Otoritas
Menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan
berdasarkan pada otoritas. Otoritas dapat berasal dari
manusia atau kepercayaan supernatural, kelompok
manusia atau suatu intuisi seperti majelis ulama, dewan
gereja atau pemerintah.

Metode Argumentasi atau metode sokratik


Metode menggunakan pendekatan dgn mengajukan
pertanyaan atau mencari jawaban yg memp. Alasan
tepat.Metode analitik ini digunakan untuk memahami
fenomena etika
Metode concenum hominum
Metode ini menggunakan pendekatan berdasarkan
persetujuan masy.luas atau pd seklp manusia yg
terlibat dlm pengkajian suatu masalah. Segala sst
yg diyakini bijak dan secara etika dapat diterima
dimasukkan dalam keyakinan.

Metode Pendekatan Intuisi atau self – evidence.


Dinyatakan oleh para ahli filsafat berdasarkan pd apa yg
mereka kenal sbg konsep tehnik intuisi. Metode ini
terbatas hanya pd orang-orang yang mempunyai intuisi
tajam.
Azas Dalam Pemecahan
Masalah Etika
 Penerapan teori2 etika dalam praktek
pemecahan masalah etika mengunakan azas
etika klasik dan kontemporer yaitu :
= Otonomi
= Beneficence ( berbuat baik )
= Non Maleficence ( Tidak merugikan )
= Justice ( keadilan )
= Kejujuran ( veracity )
= Avoiding to killing
OTONOMI
Otonomi berasal dari bhs latin yi: antos = berdiri
sendiri dan nomos = aturan, seseorg mengambil
keputusan ssi dgn rencana yg ditentukan sendiri.
Atau Kemerdekaan / kebebasan pribadi dan hak u/
memilih bg seseorg.

TIDAK MERUGIKAN (Non-Maleficence)


Azas ini merupakan cara teknis untuk
menyatakan bahwa kita berkewajiban tidak
mencelakakan orang lain (Primun Non Nocere),
yg utama jangan merugikan,prinsip hipokratik.
BERBUAT BAIK (Beneficence)
 Azas ini merupakan segi positip dari prinsip
tidak merugikan. Kewajiban berbuat baik
menuntut bahwa kita hrs membantu org lain
dlm memajukan kepentingan mereka, jika
kita dpt melakukan tanpa resiko bagi diri kita
sendiri, dgn pertimbangan yg bijaksana
mengenai resiko dan manfaat.
KEADILAN ( Justice )
 Keadilan ad/ pembagian manfaat dan beban
menurut standart yg adil. Memberlakukan
orang lain secara adil tanpa membedakan
status sosial, ras dan agama.
 Dalam keadilan ada 2 type dasar, keadilan
komparatif dan non komparatif
 Keadilan komparatif: membandingkan org /
klp lain yg berhak juga, Non komparatif :
menentukan pembagian berdasar standar
KEJUJURAN ( Veracity )

 Prinsip Kejujuran didefinisikan sbg hal yg


sebenarnya dan tidak bohong. Kejujuran hrs
dimiliki oleh perawat saat berhub. dgn pasien.
Kejujuran merupakan dasar terbinanya hub.
Saling percaya antara perawat dgn pasien
Avoiding to killing
 Azas ini menekankan kewajiban perawat
untuk menghargai kehidupan. Perawat
berkewajiban untuk menghargai eksistensi
kemanusiaan dan kemerdekaan untuk
melindungi dan mempertahankan kehidupan
dengan berbagai cara.
Lima Permasalahan Dasar
Dalam Etika Keperawatan
 Kuantitas melawan kualitas hidup
 Kebebasan melawan penanganan dan pencegahan
bahaya
 Berkata secara jujur melawan berkata bohong
 Keinginan thd.pengetahuan yg bertentangan dgn
falsafah agama, politik, ekonomi dan ideologi
 Terapi ilmiah konvensional melawan terapi tdk
ilmiah dan coba- coba, contoh Kalimantan Tengah
disebut BASI,di Suku Dayak disebut BOKOK, di
Bima dengan perantaraan SANDRO ( Dukun ).
Permasalahan Etika dalam
Praktek Keperawatan
 Masalah etika keperawatan pd dasarnya
merupakan masalah etika kesehatan.
 Masalah Etika Biomedis atau Bioetis
mengandung arti Ilmu yg mempelajari
masalah2 yg timbul akibat kemajuan Iptek tu.
Dibidang biologi dan kedokteran.
.
Cont……..
 Kasus2 yg timbul di masy. dpt menimbulkan
permasalahan bagi tenaga kesehatan,
permasalahan itu mengakibatkan Dilemma
dalam tindakan profesi, dis/ sbg Dilemma Etis
atau Dilemma moral
 Dilemma Etis akan sll ada di dunia kes, atau
dalam profesi keperawatan, k/ manusia
menjadi objek dalam melaksanakan Askep
Dilemma Etik
 Suatu masalah yg melibatkan dua /lebih
landasan moral suatu tindakan ttp tidak dapat
dilakukan keduanya.
 Merupakan masalah yg sulit dimana tidak
ada alternatif yg memuaskan atau suatu
situasi dimana alternatif yg memuaskan dan
tidak memuaskan sebanding
 Dilemma moral berkaitan dengan prinsip
benar dan salah dalam situasi sulit, individu
dituntut u/ memilih satu/dua pilihan yg ada.
Konflik Moral
 Konflik ad/ suatu proses ketika dua pihak atau lebih
berusaha memaksakan tujuannya dengan cara
mengusahakan u/ menggagalkan tujuan yg ingin
dicapai pihak lain ( Setiawan,2004)
 Konflik moral terjadi karena adanya perbedaan
antara prinsip moral antar individu
 C/ konflik a.l; berusaha mencapai tujuan dgn cara
memuaskan kebutuhan, mempertahankan nilai2,
memaksakan kepentingan, sumber daya tdk
mencukupi, kurang/ tidak ada komunikasi, tidak ada
rasa saling percaya dll.
Persyaratan penyelesaian
masalah Etik
 Akontabel
 Tdp standar, pedoman, teori dan model yg
berdasarkan etik
 Memahami hak klien
 Memahami kewajiban dan hak nakes
 Mempertahankan isu etik,klien, perawat dan
tim nakes
 Kolaborasi
Con’t
 Alternatif bila: belum ada pedoman / standar,
belum ada tempat konsultasi, belum ada tim
yg berkolaborasi : buat keputusan terbaik
(best judgement), sistematik, data lengkap,
berpihak pada klien, pertahankan
penghargaan pada orang lain
Trend dan Isu Etik
Isu etik / trend; kecenderungan / topik yg penting u/
didiskusikan, Isu terjadi akibat adanya konflik antara
nilai2 pribadi dgn pertanggung jawaban profesional :
1. Berkata Jujur.
2. AIDS
3. Abortus
4. Eutanasia
5. Transplantasi Organ
6. Penghentian Pemberian Mkn, cairan dan pengobatan.
7. Membuka rahasia pasien
Masalah Etika yg berkaitan langsung
dengan Praktek Keperawatan

Menurut Ellis, Hartley (1980) masalah etika


keperawatan lebih khusus yg dpt ditemui dlm
praktek keperawatan adalah :
1. Evaluasi diri
2. Evaluasi kelompok
3. Tanggung Jawab thd peralatan dan barang
4. Merekomendasikan klien pada dokter
5. Menghadapi asuhan yg buruk
6. Masalah peran merawat dan mengobati
Berkata Jujur ( Truth Telling )
 Dlm konteks berkata jujur ada suatu istilah yg
disebut desepsi (deceive) meliputi berkata
bohong, mengingkari atau tdk memberikan
informasi yg dibutuhkan. Desepsi pd keadaan
tt dibolehkan, contoh pemberian obat plasebo
 Konsep kejujuran(veraciy) merupan prinsip
etis yang mendasari berkata jujur, berkata
jujur bersifat primafacie (tdk mutlak), contoh
pasien tdk mungkin dpt menerima kenyataan.
AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrom)
 AIDS tdk saja menimbulkan dampak pd
penatalaksanaan klinis ttp juga dampak
sosial, kekhawatiran masyarakat serta
permasalahan etis.
 Pasien AIDS sering diperlakukan tidak adil
 Perawat sangat berperan dalam perawatan
pasien AIDS
 Sdh ada klinik VCT di beberapa RS.
Abortus
 Abortus menjadi salah satu perdebatan permasalah etika internasional
 Abortus secara umum dpt diartikan sbg penghentian kehamilan secara
spontan atau rekayasa.
 Aborsi dilihat dari sudut pandang moral dan hukum.

 Scr umum ada 3 pandangan dalam menanggapi abortus, menurut


Megan (1991), yi: Pandangan konservatif, Moderat dan pandangan
Liberal.
Apapun alasannya abortus sering menimbulkan konflik nilai bagi perawat
bila ia harus terlibat dlm tindakan abortus
Di LN terkenal tatanan hukum disb/ “Conscience Clauses”
Pandangan Konservatif
 Abortus scr moral jelas salah, dan dlm situasi
apapun abortus tdk boleh dilakukan,
termasuk dgn alasan penyelamatan.

Pandangan Moderat
Abortus hanya merupakan suatu primafasia,
kesalahan moral & hambatan penentangan
abortus dpt diabaikan, contoh abortus dpt
dilakukan selama tahap pre-sentience.
Pandangan Liberal
 Pandangan ini menyatakan bahwa abortus
secara moral diperbolehkan atas dasar
permintaan . Secara umum pandangan ini
menganggap bahwa fetus belum menjadi
manusia. Fetus hanyalah sekelompok sel-sel
yg menempel di dinding rahim wanita
menurut pandangan ini scr genetik fetus
dapat dianggap sbg bakal manusia, ttp
secara moral fetus bukan manusia.
Euthanasia
 Merupakan masalah bioetik yg menjadi perdebatan
tu. Di LN
 Euthanasia berasal dr Bhs Yunani Eu=mudah,
bahagia / baik dan thanatos= meninggal dunia jadi
Euthanasia ad/ meninggal dunia dgn baik dan
bahagia / Euthanasia berarti untuk mempermudah
mati dgn mudah dan tenang.
 Euthanasia sering disebut “ Mercy Killing”
 Dilihat dari aspek bioetis eutanasia t/d: Eutanasia
Volunter,involunter, aktif & pasif.
1.Eutanasia volunter, pasien scr sukarela
dan bebas memilih u/ meninggal dunia.

2.Eutanasia involunter, tindakan yg menyebabkan


kematian dilakukan bukan atas dasar persetujuan
pasien dan seringkali melanggar keinginan
pasien.
3.Eutanasia aktif melibatkan suatu tindakan yg
disengaja yg menyebabkan pasien meninggal
4.Eutanasia pasif. Dilakukan dgn penghentian
pengobatan / perawatan suportif. E.Aktif tind.
Disengaja, tind. yg melanggar hukum, dan
dinyatakan dlm KUHP psl 338, 339, 345,dan 359
Transplantasi Organ
 Pelaksanaan Transplantasi organ di Ind diatur dlm PP no.18
tahun 1981 ttg bedah mayat klinis dan bedah mayat
anatomis/ tranplantasi alat dan jar.tubuh, merupakan
pemindahan alat/ jar.tubuh yg masih memp. daya hidup
sehat u/ menggantikan alat/jar tubuh yg tdk berfungsi dgn
baik.
 Menurut Shannon (1987) ada 3 dasar u/ membenarkan
pemberian organ Yaitu:
1. Kewajiban berbuat baik,membantu org lain,jika resiko
u/kita sendiri tdk seberapa
2. Manfaat yg diperoleh si penerima dipandang dasi segi
usia dan kualitas kehidupan
3. Resiko2 terbatas yg akan dialami pemberi organ.
Menurut Nelson ada 5 prinsip sbg
cara mengevaluasi Transplantasi
 Transplantasi merupakan upaya terakhir
 Tujuan pertama ad/ Kesehatan ps. bersifat klinis
dan bukan eksperimental
 Persetujuan hrs secara bebas dan berdasarkan
informasi
 Perlindungan bg org yg ≠ bersalah,penekanannya
agar semua yg terlibat ps, klg donor jangan diberi
harapan palsu, hak2 ps & donor hrs dihormati.
 Proporsionalitas. Manfaat yg diperoleh harus
seimbang dgn resiko dan biayanya.
Penghentian Pemberian Makanan,
cairan dan Pengobatan.
 Makanan dan cairan merupakan KDM,
memberikan makanan dan minuman ad/
tugas perawat. Selama perawatan seringkali
pwt menghentikan pemberian mkn dan mnm
tu.bila pemberian tsb.Justru membayakan ps.
 Menurut ANA bahwa tind.penghentian
pemberian makan kpd ps o/ pwt scr hukum
diperbolehkan dgn pertimbangan tind.ini
menguntungkan ps.(Kozier,Erb,1991).
Evaluasi Diri
 Dalam evaluasi diri perawat dpt mengetahui
kelemahan, kekurangan dan juga
kelebihannya sbg perawat praktisi. Namun
evaluasi diri ini terkadang tidak mudah
dilakukan o/ beberapa perawat.
 Evaluasi diri dilakukan agar perawat menjadi
istimewa dan kompeten dalam memberikan
asuhan keperawatan.
Evaluasi Kelompok
 Tujuan evaluasi kelompok adalah untuk
mempertahankan konsistensi kualitas
asuhan keperawatan.
 Evaluasi klp dpt dilakukan secara oral dan
informal
 Kesalahan yg sering dilakukan ad/ bila
pengamat menggunakan perasaan pribadi
shg yg dekat cenderung baik dan org yg tdk
disenangi cenderung dinilai tidak baik.
Tanggung Jawab terhadap
peralatan atau barang
 Perawat harus menyadari dan dapat
memberi penjelasan kepada orang lain
bahwa setiap tenaga kesehatan mempunyai
Tanggung jawab thd peralatan dan barang di
tempat kerja, baik terhadap kehilangan
maupun kerusakan yang terjadi.
Merekomendasi Klien pada
Dokter.
Seringkali klien meminta rekomendasi kepada
perawat ttg dokter mana yang baik dan dapat
menangani penyakit klien.
Perawat menghadapi dilemma bila klien
menanyakan dokter mana yang
pelayanannya tidak baik. Dalam hal ini
perawat secara hukum tidak boleh
memberikan kritiknya tentang dokter.
Menghadapi Asuhan
Keperawatan Yang Buruk

Untuk dapat menilai pemenuhan


kesejahteraan klien, perawat harus mampu
mengenal dan tanggap bila ada asuhan
keperawatan yg buruk dan tidak bijak, serta
berupaya untuk mengubah keadaan tsb.
Masalah Peran Merawat dan
Mengobati

Berbagai teori menjelaskan bahwa peran perawat


secara formal adalah memberikan asuhan
keperawatan.
namun karena berbagai faktor peran ini seringkali
menjadi kabur dengan peran mengobati.
Bila dikaji lebih dalam masalah ini tidak saja
berimplikasi pd upaya prenventif dan kuratif ttp juga
etika dan hukum.

Anda mungkin juga menyukai