Anda di halaman 1dari 23

BIOETIKA KEDOKTERAN

Presented By :
Khaira Renata (71170891399)
Maria Bunga Astaria Sitepu (18010025)
Amira Wulandari (71170891402)
Al-Muntazir (130611036)

Pembimbing: dr. Dessy D Harianja, Sp.F

SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN
2019
DEFINISI
Menurut Kamus Kedokteran (Kamali dan Pamuncak,1987), etika adalah
pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam satu profesi.

Secara terminologis, para ahli memberi pengertian etika dengan ungkapan


yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing.

Secara etimologis, Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat. (Zubair, 1980:13).

Dalam Bahasa Indonesia (1991), etika diartikan sebagai ilmu pengetahuan


tentang asas-asas akhlak (moral). (Poewadarminta:1991:278).
DEFINITION OF

BIOS BIOETIKA ETHOS

kehidupan norma-norma atau


nilai-nilai moral
Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah
yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan
ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini
dan masa mendatang.
DEFINISI KEDOKTERAN
• Etika adalah suatu ilmu, bukan merupakan
suatu ajaran. Ilmu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk. Etika adalah sebuah cabang
filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan perilaku
manusia dalam hidupnya.
KAIDAH DASAR

(Tidak merugikan )
(Sikap/berbuat baik )

NON
BENEFICENCE
MALEFICENCE

(Keadilan)

JUSTICE AUTONOMY
I. Beneficence

• General beneficence
– melindungi & mempertahankan hak yang lain
– mencegah terjadi kerugian pada yang lain
– menghilangkan kondisi penyebab kerugian
pada yang lain
• Specific beneficence
– menolong orang cacat
– menyelamatkan orang dari bahaya
Prinsip prinsip yang terkandung didalam
BENEFICENCE adalah:

• Mengutamakan Alturisme
• Menjamin nilai pokok harkat dan martabat
manusia
• Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu
tindakan tidak hanya menguntungkan seorang
dokter
• Tidak ada pembatasan “goal based”
• Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya
lebih banyak dibandingkan dengan suatu
keburukannya
Prinsip prinsip yang terkandung didalam
BENEFICENCE adalah: (LANJUTAN…)

• Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang


• Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
• Memaksimalisasi hak-hak pasien secara
keseluruhan
• Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu
melakukan hal yang baik seperti yang orang lain
inginkan
• Memberi suatu resep berkhasiat namun murah
• Mengembangkan profesi secara terus menerus
• Minimalisasi akibat buruk
NON-MALEFICENCE

• Tidak berbuat yang merugikan (non-


maleficence). Praktik Kedokteran haruslah
memilih pengobatan yang paling kecil
risikonya dan paling besar manfaatnya.
Pernyataan kuno: first, do no harm, tetap
berlaku dan harus diikuti.
Prinsip prinsip yang terkandung didalam
non – malficence adalah:

• Menolong pasien emergensi


• Mengobati pasien yang luka
• Tidak membunuh pasien
• Tidak memandang pasien sebagai objek
Prinsip prinsip yang terkandung didalam
non – malficence adalah: (LANJUTAN…)

• Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan


pasien
• Melindungi pasien dari serangan
• Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian
dokter
• Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
• Menghindari misrepresentasi
• Memberikan semangat hidup
• Tidak melakukan white collar crime
CONTOH KASUS
• TINDAKAN PENGHENTIAN KEHAMILAN PADA
KEHAMILAN EKTOPIK
• PEMBERIAN MORFIN KEPADA PASIEN
TERMINAL DENGAN NYERI YANG BERLEBIHAN
• MENGHENTIKAN ALAT BANTU PADA
PASIEN TERMINAL (Futility issue)
AUTONOMI
Prinsip prinsip yang terkandung didalam
Autonomi adalah:

• Menghargai hak menentukan nasib sendiri


• Tidak mengintervensi pasien dalam membuat
keputusan
• Berterus terang menghargai privasi
• Menjaga rahasia pasien
• Menghargai rasionalitas pasien
• Melaksanakan Informed Consent
• Membiarkan pasien dewasa dan
• kompeten mengambil keputusan sendiri
Prinsip prinsip yang terkandung didalam Autonomi
adalah: (LANJUTAN…)

• Tidak mengintervensi atau menghalangi


autonomi pasien
• Mencegah pihak lain mengintervensi pasien
dalam membuat keputusan, termasuk keluarga
pasien sendiri
• Sabar menunggu keputusan yang akan diambil
pasien pada kasus non emergensi
• Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi
kebaikann pasien
• Mejaga hubungan atau kontrak
Justice
• Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana
seorang dokter wajib memberikan perlakuan
sama rata serta adil untuk kebahagiaan dan
kenyamanan pasien tersebut.
• Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik,
agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan
sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak
boleh mengubah sikap dan pelayanan dokter
terhadap pasiennya
Prinsip prinsip yang terkandung
didalam JUSTICE adalah:

• Memberlakukan segala sesuatu secara universal


• Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah
ia lakukan
• Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi
dalam posisi yang sama
• Menghargai hak sehat pasien
• Menghargai hak hukum pasien
• Menghargai hak orang lain
• Menjaga kelompok rentan
• Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar
SARA, status social, dan
• sebagainya
Prinsip prinsip yang terkandung didalam JUSTICE
adalah: (LANJUTAN…)

• Tidak melakukan penyalahgunaan


• Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan
kebutuhan pasien
• Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya
• Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian
secara adil
• Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang
tepat dan kompeten
• Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa
alasan sah atau tepat
• Menghormati hak populasi yang sama sama rentan
penyakit atau gangguan kesehatan
• Bijak dalam makroalokasi
Perilaku dokter spesialis forensik bersandar pada etika
kedokteran forensik, suatu kekhususan etika kedokteran
yang menitikberatkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Imparsialitas c. Obyektivitas medikolegal


(dalam prosedural & (berbasis fakta, keterikatan pada
penyajian fakta dasar ilmu pengetabuan hukum
ilmiahforensik) dan kedokteran)

b. Pengabdian khusus untuk d. Profesionalitas atau


penegakan keadilan kemampuan dialogis etika
interprofesional dengan norma
utama kejujuran ilmiah.
IMPARSIAL

• Sikap imparsial (tidak berpihak) dalam bidang


forensik merupakan ciri utama yang khas,
karena kiprah dokter disini hanyalah demi
tegaknya keadilan. bagi spesialis forensik yang
memeriksa korban mati, hal ini nampak lebih
jelas karena sebagian besar ia sebelumnya tak
mengenal korbannya, sehingga tugasnya
mengungkapkan patologi ketika melakukan
pemeriksaan luar atau otopsi, imparsialitas ini
mudah dilakukan.
Pengabdian khusus untuk
penegakan keadilan
• Pengabdian khusus profesi sebagai dokter
pemeriksa akan memunculkan daya kritis
terjadap masalah kerahasiaan medik (wajib
simpan vs wajib buka), kapasitas pelaku
kejahatan untuk diadili /menjalani sanksi
(kompeten atau tidak kompeten) setelah
beberapa waktu pasca dugaan kejahatan yang
dilakukannya dan kemampuan pembuatan
peraturan perundang-undangan (legislasi),
khususnya hukum disiplin profesi kedokteran
Obyektivitas medikolegal (berbasis fakta,
keterikatan pada dasar ilmu pengetabuan
hukum dan kedokteran
ObyektiVitas medikolegal mensyaratkan dua hal pokok yakni:
• Pemerian (deskripsi) gejala dan fakta di tubuh manusia
secara apa adanya oleh dokter sebagai subyek yang
independen (bebas nilai atau kepentingan selain nilai
ilmiah) untuk dijadikan sebagai bukti
• Sedangkan sikap jujur (termasuk dalam interaksi/dialog
dengan pihak/ahli penegak hokum). dan hati-hati (dalam
mengutarakan pendapat) kepada rekan profesi penegak
hukum yang memiliki logika, tradisi dan metodologi ilmiah
tersendiri namun awam medik karena perbedaan
metodologis keilmuan cenderung untuk terjadi kesalah
pahaman.
• Penggunaan kaidah dasar bioetika merupakan
salah satu metode yang dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan klinis yang etis.
Konsep prima facie akan memudahkan bagi
dokter dalam membuat keputusan medis yang
etis dalam kehidupan sehari. Dengan
meningkatkan pemahaman dan pelatihan
penggunaan kaidah dasar bioetika dalam
kehidupan sehari-hari diharapkan akan
mampu menjaga hubungan dokter secara
lebih baik.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai