Anda di halaman 1dari 47

Kaidah Dasar Bioetika

Kaidah Dasar bioetika dan teori etika


Etika
Merupakan bagian ilmu filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang yang baik, berbuat baik dan menginginkan hal yang baik dalam hidup (mempelajari moralitas) mengandung permusyawaratan dan argumen eksplisit untuk membenarkan tindakan tertentu etika praktis
Asas yang mengatur karakter manusia ideal atau kode etik profesi tertentu etika normatif Etika menjadi alasan untuk memilih nilai yang benar di tengah belantara norma

Ciri-ciri moralitas :
1. Norma yang sangat penting, lebih bernilai 2. Bersifat universal (dimana, kapan dan siapa saja) 3. Normal rasional dan objektif 4. Menyangkut kebahagiaan orang lain

Dokter melanggar janji shg datang tidak tepat waktu tidak etis Dokter meracuni pasiennya tidak bermoral

Bioetika
Bioetika atau Biomedical Ethics merupakan cabang dari etika normatif merupakan etik yang berhubungan dengan praktek kedokteran dan atau penelitian dibidang biomedis

ETIK vs HUKUM
Hukum mengatur perilaku manusia dalam kaitannya dengan ketertiban hubungan antar manusia, dengan aturan yang tertentu dan baku.

Etik mengatur manusia dalam membuat keputusan dan dalam berperilaku (profesi), dengan menggunakan dialog antar beberapa kaidah moral, dengan hasil yang tidak selalu seragam.

Contoh cara berpikir Hukum:


Dalam meminta persetujuan tindakan medik, yang penting adalah formulir persetujuan telah ditandatangani oleh pasien atau yang mewakilinya

Contoh cara berpikir etik


Dalam meminta persetujuan tindakan medik, yang penting adalah keputusan pasien dibuat setelah memahami semua informasi yang diperlukan dalam membuat keputusan tersebut.

NORMA
DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN ATURAN PENERAPAN KEILMUAN KEDOKTERAN

DISIPLIN
ATURAN PENERAPAN ETIKA KEDOKTERAN (KODEKI) ATURAN HUKUM KEDOKTERAN

ETIKA

HUKUM

Etika kedokteran yang mencantumkan kewajiban memiliki standar profesi. Etik yang memiliki sanksi moral dipaksa berbaur dengan keprofesian yang memiliki sanksi disiplin/administratif Para ahli hukum menganggap standar prosedur dan standar pelayanan medis sebagai domain hukum. Sementara profesi menganggap bahwa pemenuhan standar profesi adalah bagian dari sikap etis dan profesi.

KDM Kaidah Dasar Bioetika (KDB) KDB:


1.

2.
3. 4.

Tindakan berbuat baik (beneficence) Tidak merugikan (non-maleficence) Keadilan (justice) Otonomi (self determination)

Prinsip turunan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kejujuran Kesetiaan Privacy Konfidensialitas Menghormati kontrak Ketulusan Menghindari membunuh

Isu etik
Isu etik adalah titik awal pembahasan masalah etika klinis Konflik berkepanjangan sering disebabkan karena klinisi tidak trampil menguak aspek etik pasien yang dihadapinya Isu etik dapat ditarik dari KDB ( moral principle/principle-based ethics/ PBE ) KDB memberi pegangan pembenaran moral bagi dokter.

Etika Klinis
(Jonsen, siegler & winslade, 2002)

1.

2.

3.

4.

Medical Indication ( terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai dari sisi etik kaidah yang digunakan adalah beneficence dan nonmaleficence ) Patient Preferrence (terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan beban yang akan diterimanya cerminan kaidah otonomi) Quality of Life (aktualisasi salah satu tujuan kedokteran :memperbaiki, menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insani terkait dengan beneficence, nonmaleficence & otonomi) Contextual Features (menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi pembuatan keputusan, spt faktor keluarga, ekonomi, budaya kaidah terkait justice )

Isu etik sering sudah nampak jelas pada kasus (insight), karena adanya satu KDB yang dominan mewarnai kasus tsb. Contoh kasus sederhana : perlunya informed consent, jelas isu etiknya adalah keberlakuan KDB otonomi. KDB ini yang akan membingkai kasus di atas. Kemutlakan pemberlakuan 1 KDB atas 1 kasus konkrit dikenal dengan ketegaran moral (moral stringency)

PRINSIP BENEFICENCE
TERDIRI DUA PRINSIP:
PRINSIP POSITIVE BENEFICENCE
PREVENT EVIL ORHARM REMOVE EVIL ORHARM DO OR PROMOTE GOOD

PRINSIP BALANCING OF UTILITY / PROPORTIONALITY


BALANCING OF BENEFIT ANDHARM

PRINSIP BENEFICENCE-2
PRINSIP OF UTILITY = BALANCING OF COSTRISK-BENEFIT
COST BENEFIT ANALYSIS: DIPERHITUNGKAN DALAMHITUNGAN UANG COST EFFECTIVENESS ANALYSIS: DIPERHITUNGKAN BUKAN DALAM UANG RISK ASSESSMENT PROBABILITAS DAN BESARNYA RISIKO

Sikap/berbuat baik (beneficence )


Utamakan altruisme Menjamin nilai pokok harkat & martabat manusia apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya (apalagi ada yg hidup). Memandang pasien / keluarga / sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter Maksimalisasi akibat baik > buruk Minimalisasi akibat buruk Banyak dianut di Timur (termasuk RI), paternalisme nyata dan prinsip musyawarah mufakat.

Beneficence
General beneficence
melindungi & mempertahankan hak yang lain mencegah terjadi kerugian pada yang lain menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain

Specific beneficence
menolong orang cacat menyelamatkan orang dari bahaya

PRINSIP NON MALEFICENCE


PRIMUM NON NOCERE ABOVE ALL DO NOHARM SATU CONTINUUM DG BENEFICENCE
NOT TO INFLICT EVIL OR HARM PREVENT EVIL ORHARM REMOVE EVIL ORHARM DO OR PROMOTE GOOD

Tidak merugikan (non maleficence)


Tidak boleh berbuat jahat(evil) atau membuat derita (harm) pasien Minimalisasi akibat buruk Kewajiban nonmaleficence : One ought not to inflict evil or harm
Sisi komplementer beneficence primum non nocere (pertama jangan menyakiti).

Kewajiban (non maleficence)


Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting
Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal)

PRINSIP NON MALEFICENCE-2


PRINSIP DOUBLE EFFECT
TINDAKAN YG MERUGIKAN TIDAK SELALU DIANGGAP TINDAKAN YG BURUK

PRINSIP DOUBLE EFFECT


TINDAKAN TSB SECARA INTRINSIK TIDAK SALAH (SETIDAKNYA NETRAL) NIATNYA MEMPEROLEH AKIBAT BAIK TAK BOLEH DR SEBAB BURUK (AKIBAT BURUK TAK BOLEH FORESEEN &TOLERATED JADI SARANA) AKIBAT BURUK BUKAN CARA UNTUK MENCAPAI TUJUAN POKOK/AKIBATBAIK PERIMBANGAN YG LAYAK (TAK ADA CARA LAIN > TEPAT) : AKIBAT BAIK MSH > AKIBATBURUK

PRINSIP NON MALEFICENCE- 3


CONTOH KASUS TINDAKAN PENGHENTIAN KEHAMILAN PADA KEHAMILANEKTOPIK PEMBERIAN MORFIN KEPADA PASIEN TERMINAL DENGAN NYERI YANG BERLEBIHAN MENGHENTIKAN ALAT BANTU PADA PASIEN TERMINAL (Futility issue)

PRINSIP JUSTICE
TERDAPAT DUA ISTILAH: JUSTICE ; FAIRNESS SESEORANG MENERIMA YANG SELAYAKNYA DIA TERIMA DISTRIBUTIVE JUSTICE DISTRIBUSI SUMBER DAYA DALAM MASYARAKAT

Keadilan
Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama dan faham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan jender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter.

Keadilan
Treat similar cases in a similar way = justice within morality Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness) yakni :
Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien yang memerlukan/membahagiakannya) Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka (kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien).

Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai mahluk berakal budi (bermartabat), khususnya : yang-hak dan yang-baik

Jenis Keadilan
1. Komparatif (perbandingan antar kebutuhan penerima) 2. Distributif (membagi sumber) : kebajikan membagikan sumber-sumber kenikmatan dan beban bersama, dengan cara rata/merata, sesuai keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani-rohani; secara material kepada :
Setiap orang andil yang sama Setiap orang sesuai dengan kebutuhannya Setiap orang sesuai upayanya. Setiap orang sesuai kontribusinya Setiap orang sesuai jasanya Setiap orang sesuai bursa pasar bebas

Jenis Keadilan
3. Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bersama :
Utilitarian : memaksimalkan kemanfaatan publik dengan strategi menekankan efisiensi social dan memaksimalkan nikmat/keuntungan bagi pasien. Libertarian : menekankan hak kemerdekaan social ekonomi (mementingkan prosedur adil > hasil substantif/materiil). Komunitarian : mementingkan tradisi komunitas tertentu Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidup yang dianggap bernilai oleh setiap individu rasional (sering menerapkan criteria material kebutuhan dan kesamaan).

4. Hukum (umum) :
Tukar menukar : kebajikan memberikan / mengembalikan hakhak kepada yang berhak. pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama) mencapai kesejahteraan umum.

Otonomi (self-determination)
Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien demi dirinya sendiri (sebagai mahluk bermartabat). Pasien sebagai mahluk berakal budi tidak boleh dijadikan semata-mata alat tetapi tujuan. Kewajiban menghormati manusia sebagai mahluk/pribadi yang otonom Didewa-dewakan di Anglo-American yang individualismenya tinggi. Erat terkait dengan informed-consent.

Otonomi
Kant : otonomi kehendak = otonomi moral
kebebasan bertindak, memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri kesadaran terbaik bagi dirinya tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar (heteronomi) motivasi berdasar prinsip rasional atau self- legislation dari manusia.

Mill : otonomi tindakan/pemikiran = otonomi individu


kemampuan lakukan pemikiran & tindakan (realisasi keputusan dan kemampuan melaksanakannya), hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi.

PRINSIP AUTONOMY
SELF GOVERNANCE, LIBERTY RIGHTS, INDIVIDUAL CHOICES KANT :TIAP ORANG MEMILIKI KAPASITAS UNTUK MEMUTUSKAN NASIBNYA SENDIRI MILLS : KONTROL SOSIAL ATAS INDIVIDU HANYA SAH APABILA TERPAKSA UNTUK MELINDUNGI HAK ORANG LAIN

PRINSIP AUTONOMY- 2
PRINSIP AUTONOMY ADALAH DASAR DARI DOKTRIN INFORMED CONSENT
TINDAKAN MEDIS TERHADAP PASIEN HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN (OTORISASI) DARI PASIENTERSEBUT, SETELAH IA DIBERI INFORMASI DAN MEMAHAMINYA PATIENT WITH SUBSTANTIAL UNDERSTANDING AND IN SUBSTANTIAL ABSENCE OF CONTROL BY OTHERS, INTENTIONALLY AUTHORIZES A PROFESSIONAL TO DO SOMETHING.

PRINSIP AUTONOMY- 3
INFORMED CONSENT
1. THRESHOLD ELEMENT
1. COMPETENCE

2. INFORMATIONELEMENTS
1. 2.
1. 2.

DISCLOSURE OF INFORMATION UNDERSTANDING OF INFORMATION


VOLUNTARINESS AUTHORIZATION

3. CONSENT ELEMENTS

PRINSIP AUTONOMY- 4
COMPETENCE: KAPASITAS MEMBUAT KEPUTUSAN LEBIH KE ARAH SYARAT DAPAT MEMBERIKAN CONSENT DARIPADA SEKEDARELEMEN KOMPETENSI ADALAH SUATU KONTINUUM
DARI KOMPETEN PENUH HINGGATIDAK KOMPETEN SAMA SEKALI ADA SATUTITIK YG SESUAI KHUSUS UNTUK KOMPETENSI INI, YAITU BILA BISA MEMBUAT KEPUTUSAN YG REASONABLE BERDASARKAN ALASAN YG REASONABLE

PRINSIP AUTONOMY- 5
DISCLOSURE: ADEKUAT ATAUTIDAKNYA DITENTUKAN:
TRADISI PRAKTEK PROFESIONAL KEBUTUHAN INFORMASI PADA INDIVIDU PASIEN TERSEBUT KEBUTUHAN INFORMASI BAGI REASONABLE PERSON

TAK PERLU DISCLOSURE: GAWAT DARURAT,TAK KOMPETEN, WAIVER

PRINSIP AUTONOMY- 6
UNDERSTANDING: DIPENGARUHI OLEH: ILLNESS, IRRATIONALITY, IMMATURITY MASALAH:
NONACCEPTANCE : Menolak informasi sebagai suatu kebenaran FALSE BELIEF: Keyakinan yang salah atau irrasional BAHASA atau ISTILAH WAIVER

PRINSIP AUTONOMY- 7
VOLUNTARINESS:
BEBAS DARITIPUAN DAN PAKSAAN BEBAS DARI ANCAMAN UNTUK DIBIARKAN PERSUASI MASIH DIBOLEHKAN

Asas Prima Facie


Merupakan pemilihan 1 KDB terabsah sesuai konteks (data) yang ada pada kasus. Dalam penanganan pasien di klinik, setelah indikasi medik, pengelolaan juga ditentukan oleh seni berbasis KDB. Asas prima facie mengisyaratkan KDB yang lama akan ditinggalkan, diganti dengan KDB baru yang lebih absah.

The patients contexts for prima facies cho ice


(Agus Purwadianto , 2004)

G eneral benefit result, most of people,

Elective, educated, bread-w inner, mature person

Beneficence
Non maleficence
Vulnerables, emergency, life saving, minor

Autonomy
Justice

Time

> 1 person, others similarity, community / socials rights

beneficence
ketika kondisi pasien merupakan kondisi yang wajar dan berlaku pada banyak pasien lainnya, sehingga dokter akan melakukan yang terbaik untuk kepentingan pasien

dokter telah melakukan kalkulasi dimana kebaikan yang akan dialami pasiennya akan lebih banyak dibandingkan dengan kerugiannya.
prinsip prima facienya adalah sesuatu yang berubah menjadi atau dalam keadaan yang umum

non maleficence
Dalam konteks, prinsip prima-facienya adalah ketika pasien (berubah menjadi atau dalam keadaan) gawat darurat dimana diperlukan suatu intervensi medik dalam rangka penyelamatan nyawanya. Atau konteks ketika menghadapi pasien yang rentan, mudah dimarjinalisasikan dan berasal dari kelompok anak-anak atau orang uzur ataupun juga kelompok perempuan (dalam konteks isu jender).

autonomy
Dalam konteks autonomy, prima facie disini muncul (berubah menjadi atau dalam keadaan) pada sosok pasien yang berpendidikan, pencari nafkah, dewasa dan berkepribadian matang.

justice
Prima facienya pada (berubah menjadi atau dalam keadaan) konteks membahas hak orang lain selain diri pasien itu sendiri.

Hak orang lain ini khususnya mereka yang sama atau setara dalam mengalami gangguan kesehatan di luar diri pasien, serta membahas hak-hak sosial masyarakat atau komunitas sekitar pasien.

Lampiran
Beneficence
Kriteria 1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain) 2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia 3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter 4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya 5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang 6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia 7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien) 8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien 9. Minimalisasi akibat buruk 10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat

11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan


12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran 13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan 14. Mengembangkan profesi secara terus menerus 15. Memberikan obat berkhasiat namun murah 16. Menerapkan golden rule principle
YL-BLOK 1- 2010

Non-maleficence
Kriteria 1. Menolong pasien emergensi : Dengan gambaran sbb : - pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko kehilangan sesuatu yang penting (gawat) - dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut - tindakan kedokteran tadi terbukti efektif - manfaat bagi pasien > kerugian dokter 2. Mengobati pasien yang luka 3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia ) 4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien 5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek 6. Mengobati secara proporsional 7. Mencegah pasien dari bahaya 8. Menghindari misrepresentasi dari pasien 9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian 10. Memberikan semangat hidup 11. Melindungi pasien dari serangan 12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
YL-BLOK 1- 2010

autonomy
Kriteria 1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien 2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif) 3. Berterus terang 4. Menghargai privasi 5. Menjaga rahasia pasien

6. Menghargai rasionalitas pasien


7. Melaksanakan informed consent 8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri 9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien 10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk keluarga pasien sendiri 11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi 12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien 13. Menjaga hubungan (kontrak)
YL-BLOK 1- 2010

justice
Kriteria 1. Memberlakukan sesuatu secara universal 2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan 3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama 4. Menghargai hak sehat pasien 5. Menghargai hak hukum pasien 6. Menghargai hak orang lain 7. Menjaga kelompok yang rentan 8. Tidak melakukan penyalahgunaan 9. Bijak dalam makro alokasi 10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien 11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya 12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil 13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten 14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah 15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan 16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb
YL-BLOK 1- 2010

Anda mungkin juga menyukai