Anda di halaman 1dari 12

Skenario : Apa yang Harus Kulakukan ?

Nona A, Seorang wanita berusia 2 tahun, menderita batuk berdahak sejak tiga bulan lalu. Ia kost di daerah perumahan kumuh di Jakarta dan sudah 2 tahun bekerjanya sebagai kasir di sebuah mall. Ia bekerja dari pagi hingga sore hari dan selama bekerja ia makan tidak teratur dan sering membeli makanan siap saji. Kemudian batuk batuk yang dialaminya semakin parah selama seminggu ini dan kadang kadang disertai dengan bercak darah. Namun ia tidak pernah berobat, ia mengganggap sakitnya karena ia seing bekerja di ruangan ber-AC. Suatu hari, Nona B, teman satu kostnya, mengetahui penyakitnya, ia kaget temannya menderita batuk darah dan ia menyarankan agar nona A berobat. Menurutnya batuk darah itu menular. Timbul kekhawatiran dalam diri ona A, ia menuruti saran temannya dan kemudian memeriksakan dirinya kesebuah klinik swasta. Menurut dekter ia harus menjalani pengobatan selama 6 dan tidak boleh berhenti minum obat. Nona A sangat sedih dan khawatir penyakitnya tidak bisa sembuh, ia jga malu dengan teman-temannya, ia memutuskan berhenti bekerja dan pulang ke rumahnya dan menjalani pengobatan di sana.

Data Tambahan : Identitas penderita : belum menikah, tidak bekera saat ini. Gajinya 1 juta per bulan. Digunakan untuk membayar kost 250 ribu per bulan dan sisanya untuk transport dan makan. Riwayat pendidikan : tamat SMA. Rumah tempat tinggalnya saling berdekatan dengan tetangganya, berukuran 200 m2 , lantainya tanah, jendelanya hanya di bagian depan. Rumah tersebut jarang dibersihkan. Selain batuk, penderita juga sesak, kadang kadang deamam, dan mempunyai kebiasaan makan tidak teratur.

Step 1

: Identifikasi dan Klasifikasi Istilah - Istilah Asing

Bioetik Primavacy Nonmelficence Beneficence Spesifik General Justice Autonomy Intensif Tindakan Medis Antropologi kesehatan penyakit Filosofi kesehatan Konsultasi Kaidah dasar Bioetik Teori Rational Choice

: Tata cara untuk melakukan sesuatu yang berhubungandengan etika dan moral : Pemilihan salah satu kaedah dasar bioetik dalam

pelayanan terhadap pasien : Tidak melakukan hal yang merugikan pasien dan

memberikan pertolongan medis darurat : Berlaku baik pada pasien : Menyelamatkan orang cacat ( Medis ) : Secara umum : Mempelakukan pasien secara adil : Menghargai hak-hak pasien : Melakukan tindakan yang cepat dan bermanfaat :Tindakan untuk menolong pasien agar tidak

mengalami gangguan kesehatan lebih lanjut : studi tentang pengaruh unsure budaya terhadap

: teori tentang kebenaran di bidang kedokteran yang

berintikan logika berdasarkan penyelidikan dan pengetahuan. : kegiatan pertanyaan kepada ahli dibidangnya. : kaidah atau prinsip dasar yang harus diketahui oleh

seorang dokter sebelum mengambil suatu tindakan medis. : Apa yang harus diutamakan (tindakan pada suatu

kalkulasi untung-rugi), pengambilan keputusan yang bijak antara pasien dengan petugas kesehatan.

Step 2

: Menetapkan Masalah 1. Mengetahui tentang Kaidah Dasar Bioetik dan hubungan filosofi, bioetik, dan agama 2. Mengetahui tentang Etika Profesional, Kerjasama, dan Bisnis di Bidang Kedokteran 3. Mengetahui Teori Rational Choice beserta aplikasinya 4. Mengetahui pelanggaran Kaidah Dasar Bioetik didalam skenario. 5. Mengetahui Antropologi Kesehatan 6. Mengetahui Sejarah Kedokteran 7. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan seorang dokter terhadap pasien. 8. Mengetahui etika kerjasama di bidang kedokteran. 9. Mengetahui tentang Golden Rule Princple 10. Mengetahui tentang Referring

Step 3 I.

: Curah Pendapat KAIDAH DASAR BIOETIK

a. Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy). Menghormati martabat manusia. Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan. * Pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral yakni : kebebasan bertindak, memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar (heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari manusia. * Pandangan J. Stuart Mill : otonomi tindakan/pemikiran = otonomi individu, yakni kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan

(merealisasikan keputusan dan kemampuan melaksanakannya), hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi. * Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela,

membiarkan pasien demi dirinya sendiri = otonom (sebagai mahluk bermartabat). * * Didewa-dewakan di Anglo-American yang individualismenya tinggi. Kaidah ikutannya ialah : Tell the truth, hormatilah hak privasi liyan, lindungi informasi konfidensial, mintalah consent untuk intervensi diri pasien; bila ditanya, bantulah membuat keputusan penting. * Erat terkait dengan doktrin informed-consent, kompetensi (termasuk untuk kepentingan peradilan), penggunaan teknologi baru, dampak yang dimaksudkan (intended) atau dampak tak laik-bayang (foreseen effects), letting die. b. Berbuat baik (beneficence). Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan

kesehatannya (patient welfare). Pengertian berbuat baik diartikan bersikap ramah atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajiban. Tindakan berbuat baik (beneficence)

General beneficence :
o o o

melindungi & mempertahankan hak yang lain mencegah terjadi kerugian pada yang lain, menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,

Specific beneficence :
o o

menolong orang cacat, menyelamatkan orang dari bahaya.

Mengutamakan kepentingan pasien Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah sakit/pihak lain

Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk) Menjamin nilai pokok : apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya (apalagi ada yg hidup).

c. Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence). Praktik Kedokteran haruslah memilih pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling besar manfaatnya. Pernyataan kuno: first, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. * * * * Sisi komplementer beneficence dari sudut pandang pasien, seperti : Tidak boleh berbuat jahat (evil) atau membuat derita (harm) pasien Minimalisasi akibat buruk Kewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal : - Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting - Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut - Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif - Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal). * Norma tunggal, isinya larangan.

d. Keadilan (justice). Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama dan faham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan jender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter. * * Treat similar cases in a similar way = justice within morality. Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness) yakni : a. Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien yang memerlukan/membahagiakannya) b. Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka (kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien). * Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai mahluk berakal budi (bermartabat), khususnya : yang-hak dan yang-baik * Jenis keadilan : a. Komparatif (perbandingan antar kebutuhan penerima) b. Distributif (membagi sumber) : kebajikan membagikan sumber-sumber kenikmatan dan beban bersama, dengan cara rata/merata, sesuai keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani-rohani; secara material kepada : * * * * * * Setiap orang andil yang sama Setiap orang sesuai dengan kebutuhannya Setiap orang sesuai upayanya. Setiap orang sesuai kontribusinya Setiap orang sesuai jasanya Setiap orang sesuai bursa pasar bebas

c. Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bersama : * Utilitarian : memaksimalkan kemanfaatan publik dengan strategi menekankan efisiensi social dan memaksimalkan nikmat/keuntungan bagi pasien.

Libertarian : menekankan hak kemerdekaan social ekonomi (mementingkan prosedur adil > hasil substantif/materiil).

* *

Komunitarian : mementingkan tradisi komunitas tertentu Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidup yang dianggap bernilai oleh setiap individu rasional (sering menerapkan criteria material kebutuhan dan kesamaan).

d. Hukum (umum) : * Tukar menukar : kebajikan memberikan / mengembalikan hak-hak kepada yang berhak. * pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama) mencapai kesejahteraan umum. e. Prima Facie : dalam kondisi atau konteks tertentu, seorang dokter harus melakukan pemilihan 1 kaidah dasar etik ter-absah sesuai konteksnya berdasarkan data atau situasi konkrit terabsah (dalam bahasa fiqh ilat yang sesuai). Inilah yang disebut pemilihan berdasarkan asas prima facie. V. ANTROPOLOGI KESEHATAN Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya saja. Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat mengatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial, budaya (1984;76). Pengertian Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson merupakan konsep yang tepat karena termakutub dalam pengertian ilmu antropologi seperti disampaikan Koentjaraningrat di atas. Menurut Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya. Pokok perhatian Kutub Biologi : Pertumbuhan dan perkembangan manusia Peranan penyakit dalam evolusi manusia Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba) Pokok perhatian kutub sosial-budaya : Sistem medis tradisional (etnomedisin) Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka Tingkah laku sakit Hubungan antara dokter pasien Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat

kepada masyarakat tradisional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3). Menurut Weaver : Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1) Menurut Hasan dan Prasad : Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalahmasalah kesehatan manusia (Hasan dan Prasad, 1959; 21-22) Menurut Hochstrasser : Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karyakaryanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan (Hochstrasser dan Tapp, 1970; 245). Menurut Lieban : Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis (Lieban 1973, 1034) Menurut Fabrega : Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan: Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau mempengaruhi cara-cara dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons terhadap sakit dan penyakit. Mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola-pola tingkahlaku. (Fabrga, 1972;167) Dari definisi-definisi yang dibuat oleh ahli-ahli antropologi mengenai Antropologi Kesehatan seperti tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan mencakup: 1. Mendefinisi secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku manusia dimasa lalu dan masa kini dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut; 2. Partisipasi profesional mereka dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan kesehatan, serta melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.

VI.

SEJARAH KEDOKTERAN Pada awalnya, sebagian besar kebudayaan dalam masyarakat awal menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal dan hewan untuk tindakan pengobatan. Ini sesuai dengan kepercayaan magis mereka yakni animisme, sihir, dan dewa-dewi. Masyarakat animisme percaya bahwa benda mati pun memiliki roh atau mempunyai hubungan dengan roh leluhur. Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat terpisah yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno, Persia, dan lainnya. Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan penolakankarena tidak sesuai dengan fakta yang adaterhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan dengan penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolomeus. Beberapa tokoh baru seperti Vesalius (seorang ahli anatomi) membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galen, Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat pada masa itu. Ilmu kedokteran yang seperti dipraktekkan pada masa kini berkembang pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad ke-17), Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-Martin Charcot, Claude Bernard). Ilmu kedokteran modern, kedokteran "ilmiah" (di mana semua hasilhasilnya telah diujicobakan) menggantikan tradisi awal kedokteran Barat, herbalisme, humorlasime Yunani dan semua teori pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti ke Britania Raya dan Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler, Harvey Cushing). Kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine) adalah tindakan yang kini dilakukan untuk memberikan cara kerja yang efektif dan menggunakan metode ilmiah serta informasi sains global yang modern. Kini, ilmu genetika telah mempengaruhi ilmu kedokteran. Hal ini dimulai dengan ditemukannya gen penyebab berbagai penyakit akibat kelainan genetik, dan perkembangan teknik biologi molekuler. Ilmu herbalisme berkembang menjadi farmakologi. Masa modern benar-benar dimulai dengan penemuan Heinrich Hermann Robert Koch bahwa penyakit disebarkan melalui bakteria (sekitar tahun 1880), yang kemudian disusul

penemuan antibiotik (sekitar tahun 1900-an). Antibiotik yang pertama kali ditemukan adalah obat Sulfa, yang diturunkan dari anilina. Penanganan terhadap penyakit infeksi berhasil menurunkan tingkat infeksi pada masyarakat Barat. Oleh karena itu dimulailah industri obat. 1. LO 2. LO 3. Kepribadian adalah suatu totalitas psikologi yang dimiliki oleh seorang individu. Proses perubahan perilaku sebagai proses terapi ; a. terapi lingkungan kesehatan b. pemeliharaan kesehatan c. perilaku pencegahan penyakit d. perilaku pengobatan penyakit Aspek aspek yang berpengaruh dalam tahap perubana perilaku : e. faktor interen : dari dalam / berasal dari individu itu sendiri, pengetahuan, motivasi, dan emosi f. faktor ekstern : dari luar / lingkungan, social, ekonomi, dan budaya. (LO)

10

Step 4

: Merumuskan Penjelasan Hasil Step 3

1. Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera badan , jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan juga ekonomi. Definisi sehat, dilihat dari ruang lingkupnya : a. Fisik : Ditandai dengan keadaan organ tubuh yang baik dan berjalannya semua fungsi organ tubuh dengan baik dan lancar. b. Mental : Ditandai dengan keadaan pikian, emosi, dan spiritual yang bejalan dengan baik dan lancar. c. Ekonomi d. Sosial Sehat artinya dapat berpikir secara jernih Faktor faktor sehat ada 4: a. Genetik b. Lingkungan c. Perilaku d. Pelayanan kesehatan ( LO ) 2. LO 3. LO 4. LO 5. LO 6. LO 7. LO 8. LO

11

Step 5

: Menetapkan Learning Objektif

1. Mengetahui tentang Etika Profesional, Kerjasama, dan Bisnis di Bidang Kedokteran 2. Mengetahui Teori Rational Choice beserta aplikasinya 3. Mengetahui pelanggaran Kaidah Dasar Bioetik didalam skenario. 4. Mengetahui perbedaan Beneficense dan Non-malficense 5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan seorang dokter terhadap pasien. 6. Mengetahui tentang Golden Rule Princple 7. Mengetahui tentang Referring 8. Mengetahui tentang pelanggaran KDB dalam skenario beserta solusinya

Step 6 Step 7

: Mengumpulkan Informasi ( Secara Mandiri ) : Berbagi Informasi Mengenai LO

12

Anda mungkin juga menyukai