Oleh :
UMIATUN
NIM : 210102358
PEKANBARU
2021
1. SEBUTKAN KONSEP DASAR ETIK, MORAL DAN SIKAP.
a. Etik
Etik atau etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang
baikbagikelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip
bagiperbuatanyang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang
tidak baikdandengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk
perbuatanatau tindakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip
moralitaskarena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode
etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.
1. Definisi etik
Definisi etik atau etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan
sebagai acuan bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik
dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan
tanggungjawab moral. Beberapa pengertian Etik dan Etika menurut beberapa
ahli seperti berikut:
a) Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar
atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.
b) Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral ke
dalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang
membimbing manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang
dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan
istilah etik untuk mengambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya
dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI.
c) Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan
terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku
seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang
dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal.
d) Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal
tentang benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika
dalam agama, hukum, adat dan praktek profesional.
2. Istilah-Istilah dalam Etika dan Hukum Keperawatan
Ada beberapa istilah dalam etika dan hukum keperawatan yaitu:
a) Etika: peraturan/norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik/buruk, merupakan suatu
tanggung jawab moral.
b) Etik: suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara
moral atau ilmu kesusilaan yang menyangkut aturan/prinsip penentuan
tingkah laku yang baik dan buruk, kewajiban dan tanggung jawab.
c) Etiket: merupakan sesuatu yang telah dikenal, diketahui, diulangi
sertamenjadi suatukebiasaan di dalam masyarakat, baik berupa kata-
kata/suatu bentuk perbuatan yang nyata.
d) Moral: perilaku yang diharapkan masyarakat atau merupakan standar
perilaku atau perilaku yang harus diperhatikan seseorang menjadi anggota
kelompok atau masyarakat dimana ia berada, atau nilai yang menjadi
pegangan bagi seseorang suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
e) Kode etik adalah kaedah utama yang menjaga terjalinnya interaksi pemberi
dan penerima jasa profesi yang wajar, jujur, adil dan terhormat.
f) Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu
pekerjaan tertentu.
g) Profesionalisme, karakter, spirit, metoda profesional, mencakup pendidikan
dan kegiatan berbagai kelompok yang anggotanya berkeinginan jadi
profesional.
h) Profesionalisme, merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau
mengubah karakteristik ke arah profesi.
i) Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu
kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat.
3. Prinsip-Prinsip Etik dalam Keperawatan
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan
prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat
keputusan untuk melindungi hakhak manusia. Etika diperlukan oleh semua
profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi
dan tercermin dalam standar praktek profesional, seperti:
a) Otonomi (Autonomy)
Dalam bekerja perawat harus memilik prinsip otonomi didasarkan
pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri. Perawat harus kompeten dan memiliki kekuatan membuat
sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus
dihargai dan tidak dipengaruhi atau intervensi profesi lain.
Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap klien, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat
perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.
b) Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Setiap kali
perawat bertindak atau bekerja senantiasi didasari prinsip berbuat baik
kepada klien. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau
kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan
oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan,
khususnya pelayanan keperawatan terjadi konflik antara prinsip ini dengan
otonomi.
c) Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan harus ditumbuh kembangan dan dibutuhkan dalam
diri perawat, perawat bersikap yang sama dan adil terhadap orang lain dan
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam memberikan asuhan keperawatan ketika perawat bekerja
untuk yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan keperawatan.
d) Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip tidak merugikan harus di pegang oleh setiap perawat, prinsip
ini berarti tidak menimbulkan bahaya, cedera atau kerugian baik fisik
maupun psikologis pada klien akibat praktik asuhan keperawatan yang
diberikan kepada individu maupun kelompok.
e) Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran,perawat harus
menerpkan prinsi nilai ini setiap memberikan pelayanan keperawatan untuk
menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa
klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi
akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama
menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argumen
mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan
kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan
paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi,
mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang
kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling
percaya.
f) Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan oleh setiap perawat untuk menghargai janji
dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah
kewajiban seseorang perawat untuk mempertahankan komitmen yang
dibuatnya.Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik
yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
g) Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi .klien.Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak
ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan
oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien di luar area
pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan
tenaga kesehatan lain harus dihindari.
h) Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
b. Moral
Moral istilah ini berasal dari bahasa latin “mores”. Mores berasala dari kata
“mos” yang berarti kesuilaan, tabiat atau kelakuan atau adat atau kebiasaan. Moral
adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan standar perilaku
dan nilai yang harus diperhatikan bisa seseorang menjadi anggota masyarakat
temapt ia tinggal.
Terdapat 3 pandangan moral yang berbeda-beda, yaitu:
1. Pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku, daerah
dan agama yang hidup berdampingan.
2. Modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhan
masyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional.
3. Berbagi ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-
masing dengan ajarannya sendiri tentang cara manusia harus hidup
c. Sikap
Sikap (Attitude) adalah evaluasiatau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap
suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut (Berkowitz dalam Azwar,
2013). ambivalen individu terhadap objek, peristiwa, orang, atau ide tertentu. Sikap
merupakan perasaan, keyakinan, dan kecenderungan perilaku yang relatif menetap.
Menurut Sarwono (2000), sikap dapat didefinisikan kesiapan pada seseorang
untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap ini dapat bersifat
positif, dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan
adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu. Sedangkan dalam
sikap membenci, tidak menyukai obyek tertentu.
Menurut Sear dkk. 1999 (dalam Kartika, 2010), mengemukakan teori sikap
melalui tiga pendekatan yaitu teori belajar, teori insentif, dan teori konsistensi
kognitif.
1. Teori Belajar
Dalam proses belajar tersebut (individu) mendapat informasi dan fakta- fakta
melalui tiga mekanisme umum yaitu
a) Asosiasi melalui classical conditioning
b) Reinforcement
c) Imitasi
d) Pembentukan sikap melalui proses asosiasi terjadi dengan adanya stimulus
yang muncul bersamaan.
2. Teori insentif
Teori yang menggariskan bahwa pembentukan sikap merupakan proses
menimbang baik atau buruknya berbagai kemungkinan kemudian mengambil
alternatif terbaik. Individu cenderung mengambil sikap yang secara maksimal
menguntungkan
3. Teori konsistensi kognitif
Individu merupakan makhluk yang telah menemukan makna dan hubungan
dalam struktur kognitifnya. Individu yang memiliki suatu nilai atau keyakinan
yang tidak konsisten satu dengan yang lainnya akan berupaya menyelaraskan
untuk menjadi konsisten. Individu akan merasa nyaman bila kondisi kognisinya
konsisten dan sesuai.
Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap adalah
pendapat dan keyakinan seseorang untuk memberikan respon suka atau tidak suka,
setuju atau tidak setuju, mendekati atau menghindari dan tertarik atau tidak tertarik
secara konsisten.
Menurut Allport dalam Azwar (2013) sikap dibagi menjadi 3 komponen pokok
yaitu: