HALAMAN
JUDUL…................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang…...…………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah..…………………………………………………………….. 2
C. Tujuan Masalah..……....……………………………………………………….3
D. Manfaat penulisan........................................................................……………….3
BAB II PEMBAHASAN…..........................………………………………………. 1
I. Kesimpulan……………………………………………………………........... 1
J. Saran..................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA
BAB II PEMBAHASAN
dengan cara Astrand. Selain itu penghilangan latihan yang keras serta
pembatasan karbohidrat, akan menurunkan resiko luka dan efek samping. Atlet
dan pelatih perlu memperhatikan kebutuhan latihan dan diet untuk
memaksimalkan karbohidrat loading.Sementara kadar glikogen dapat
ditingkatkan dalam waktu 24 jam dengan diet tinggi karbohidrat (7-10 g/kg BB
atau 70-85% dari total energi), diperlukan waktu 3 – 5 hari untuk mencapai
kadar yang maksimal. Tiga (3) hari diettinggi karbohidrat umumnya dirasakan
cukup untuk kompetisi dan juga untuk meminimalkan lipogenesis.
Jenis karbohidrat yang dikonsumsi atlet pada setiap kali makan utamanya
harus berasal dari makanan sumber karbohidrat yang bergizi, namun makanan
tsb volumenya besar (bulky) sehingga dapat mempengaruhi asupan yang kuat
atau meningkatkan frekuensi buang air besar.
Penggunaan gula dan bentuk karbohidrat lain yang padat dapat menjamin
konsumsi energi dan karbohidrat yang adekuat. Mengurangi jumlah serat atau
pemberian makanan cair mungkin dapat dilakukan
Nasi 200 g (1 piring) Mapo tahu 100 g (mgk sdg) Cah sayur 100 g (1 mgk)
Buah pisang 100 g (1 buah) Susu 20 g (1 gelas) Jus buah 300 ml (1 gelas
besar)
Pukul 10.00:
· Getuk singkong 50 g (2 ptg kcl) Pancake + madu 1 bh sdg Jus buah 300
ml (1 gls besar)
Makan Siang:
Nasi 300 g (1 piring penuh)· Sayur asem 100 g (1 mgk Empal/ikan mas
goreng 50 g (1 ptg sdg) Oseng oncom cabe hijau 50 g (1 mgk sdg) Selada buah
200 g (2 mgk sdg) Jus buah 300 ml (1 gls besar)
Pukul 16.00:
Nasi 300 g Capcay sayuran + ayam 150 g (1 mgk besar) Selada buah
200 g (2 mgk sdg Jus buah 300 ml (1 gls besar) Pukul 21.00:
saat intensitas latihan dan durasi yang sudah dikurangi akan menyebabkan
simpanan glikogen otot meningkat pesat dalam waktu 2-3 hari.
Semakin glikogen otot terdeplesi, maka semakin banyak glikogen otot
yang dapat disimpan saat menerapkan diet tinggikarbohidrat. Latihan atlet hingga
lelah (fatigue) sebelum melakukan enam hari Carbo-Loading terbukti dapat
meningkatkan glikogen otot 200-400g lebih banyak. Maksud dari
latihan atlet hingga lelah (fatigue) adalah sisa karbohidrat yang masih
ada (sebelum hendak melakukan Carbo-Loading) dihabiskan dengan cara
melakukan latihan yang intensitas dan durasinya telah dirancang dengan hati-hati
dan sesuai oleh tim pelatih,
Sedangkan, pasta dan sayuran sangat baik untuk proses Carbo-Loading. FIFA
(2010) dalam Nutrition Booklet yang dikeluarkannya memberikan contoh menu
Carbo-Loading sehari yang menyediakan 630 g karbohidrat atau menyediakan 9 g
karbohidrat/kg
berat badan untuk atlet dengan berat 70 kg. Ingat, yang dimaksud dengan “gram”
di bawahini adalah “gram” dari karbohidrat, bukan berat makanannya.
Breakfast (150 g) = 2 cups cereal with milk + 250 ml fruit juice + 1 banana + 2 thick
slices toast + thick spread of jam Morning Snack (50 g) = 500 ml soft drink or 750
ml sports drink Lunch (150 g) = 1 large bread roll + 1 medium muffin + fruit
smoothie ,Snack (50 g) = 200 g flavoured yoghurt + 250 ml fruit juice, Dinner (200
g) = 3 cups cooked pasta + 2 cups fruit salad + 2 scoops ice cream + 500 ml sports
drink Snack (30 g) = 50 g cocholate
Jika tidak tepat, Carbo-Loading tidak maksimal manfaatnya Mayo Clinic (2015)
menyatakan bahwa beberapa penelitian menunjukkan banyak atlet yang gagal
menerapkan Carbo-Loading. Kegagalan tersebut akibat dari kesalahan-kesalahan
umum yang meliputi:
Carbo-loading membutuhkan pengurangan intensitas latihan, sehingga jika atlet
gagal untuk beristirahat dengan cukup makan tubuh akan sulit berkompromi
dengan Carbo-Loading.
Atlet tidak memiliki pemahaman yang baik tentang jumlah makanan yang di
perlukan untuk Carbo-Loading ,Atlet mungkin menderita sakit perut atau
ketidaknyamanan pada pencernaan karena belum terbiasa mengonsumsi makanan
tinggi karbohidrat, terutama dari karbohidrat kompleks (contohnya serat).
Ketakutan beberapa atlet terhadap naiknya berat badan dapat mencegah mereka
melakukan Carbo-Loading yang efektif.
Padahal, kenaikan berat badan yang terjadi bukan disebabkan oleh lemak,
tetapi oleh air dan jumlah glikogen dalam tubuh yang dapat habis kembali ketika
event telah selesai dilakukan.
ucapan terima kasih pun kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu kami menyelesaikan tugas ini, kami ucapkan ribuan terimakasih
kepada semua pihak ,
PENDAHULUAN
latihan atlet hingga lelah (fatigue) adalah sisa karbohidrat yang masih
ada (sebelum hendak melakukan Carbo-Loading) dihabiskan dengan cara
melakukan latihan yang intensitas dan durasinya telah dirancang dengan hati-hati
dan sesuai oleh tim pelatih,
B. Rumusan Masalah
C .Tujuan Penulisan
A.Kesimpulan
https//s.docworkspace.com/d/ANoTXZcugrza4d-MfA,
https:// .docworkspace.com/AFWiZ2nZLcugs6r4d-mFA
MAKALAH
Fisiologi olahraga
Charbohydrate - loading
DOSEN PENGAMPU: wawan junresti daya,s.si.,M.Pd.
Anggota Kelompok