kebutuhan energi yang sangat berat. Permainan ini merupakan permainan yang
berlangsung sangat cepat dalam waktu yang relatif lama ( 40 menit ), waktu bermain
rata-rata 25 menit, para pemain berlari kira-kira 7 – 10 km, 1000 m dilaksanakan
dengan kecepatan, rata-rata aktivitas dalam duel ada sebanyak 500 macam,
bermain dan berhenti kira-kira sebanyak 20 kali tiap macam. Sehingga seorang
pemain memerlukan asupan Gizi yang cukup.
Apa itu Gizi ? Dan bagaimana prosesnya serta gunanya bagi tubuh?
Dalam saluran pencernaan, makanan yang masuk melalui mulut dipecah menjadi
senyawa kimia yang lebih sederhana dan disebut zat gizi. Berdasarkan struktur
kimianya, zat gizi yang terdapat dalam makanan terdiri dari 5 macam yaitu :
1. Karbohidrat, yaitu zat gizi yang terbentuk dari unsur Carbon, Oksigen dan
Hidrogen
2. Lipida atau Lemak yang terbentuk dari rantai Carbon, Oksigen dan Hidrogen
3. Protein yang terbentuk dari senyawa selain Carbon, Oksigen dan Hidrogen
juga mengandung unsur Nitrogen
4. Mineral, yaitu senyawa berbagai garam mineral atau juga terdapat sebagai
unsur bebas
5. Vitamin, yaitu berupa senyawa organik yang fungsinya menyerupai fungsi
hormone
6. Air yang merupakan bagian terpenting dari setiap sel yang dapat ditemukan
pada hampir semua bahan makanan baik hewani maupun nabati.
Sumber makanan :
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber utama energi untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi
atlet sepakbola. Jenis makanan sumber karbohidrat antara lain : biji-bjian ( beras,
ketan, jagung ), umbi-umbian ( ubi, singkong ) dan tepung-tepungan ( roti, mie,
pasta, makaroni, bihun ).
Protein
Protein merupakan zat gizi penghasil energi yang tidak berperan sebagai sumber
energi tetapi berfungsi untuk mengganti jaringan dan sel tubuh yang rusak. Protein
bagi atlet sepakbola yang masih remaja sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
pembentuk tubuh guna mencapai tinggi badan yang optimal. Atlet sepakbola sangat
dianjurkan untuk mengkonsumsi sumber protein yang berasal dari hewani dan
nabati. Protein asal hewani seperti daging, ayam, ikan, telur dan susu. Sumber
protein nabati yang dianjurkan adalah tahu, tempe dan kacang-kacangan ( kacang
tanah, kedelai dan kacang hijau ).
Lemak
Walaupun lemak merupakan sumber energi yang paling tinggi, tetapi para atlet tidak
dianjurkan untuk mengkonsumsi lemak berlebihan. Karena energi lemak tidak dapat
langsung dimanfaatkan untuk latihan maupun bertanding. Lemak terdapat dalam
makanan asal hewan sebagai lemak hewani dan asal tumbuhan sebagai lemak
nabati. Lemak hewani contohnya adalah : keju, mentega, lemak daging
( sapi/kambing). Contoh lemak nabati adalah : minyak sawit, minyak kelapa,
margarine, minyak kedelai, minyak tanah, dan minyak jagung.
Vitamin
Mineral
Air
Sesuai prinsip dasar “ Gizi Seimbang “ yang mengandung cukup karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, air dan serat, maka kebutuhan gizi atlet futsal/sepakbola
adalah sebagai berikut :
Energi
BMR merupakan jumlah energi yang dikeluarkan untuk aktivitas vital tubuh seperti
denyut jantung, bernafas, transmisi elektrik pada otot dan lain-lain.
Tabel 1 : BMR untuk laki-laki berdasarkan berat badan
( Kg ) 10 – 18 th 18 – 30 th 30 – 60 th
( Kg ) 10 – 18 th 18 – 30 th 30 – 60 th
SDA merupakan jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengolah makanan dalam
tubuh, antara lain untuk proses pencernaan dan penyerapan zat-zat gizi oleh usus.
Besarnya SDA kurang dari 10 % dari BMR.
Pengeluaran energi untuk aktivitas fisik harian ditentukan oleh jenis, intensitas dan
lamanya aktivitas fisik dan olahraga.
1. Pertumbuhan
Langkah 1 :
Tentukan status gizi atlet dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh ( IMT ) dan
persentase lemak tubuh. IMT merupakan pembagian berat badan dalam kg oleh
tinggi badan dalam satuan meter dikuadratkan. Sedangkan presentase lemak tubuh
yaitu perbandingan antara lemak tubuh dengan masa tubuh tanpa lemak.
Pengukuran lemak tubuh dilakukan dengan menggunakan alat skinfold caliper
daerah trisep dan subskapula.
Tentukan Basal Metabolic Rate ( BMR ) yang sesuai dengan jenis kelamin, umur
dan berat badan, tambahkan BMR dengan SDA yg besarnya 10 % BMR
Langkah 3 :
Tentukan faktor tingkat aktivitas fisik setiap hari ( tanpa kegiatan olahraga ) sesuai
yang tertera dalam tabel 3 Rata-rata tingkat aktivitas harian.
Langkah 4 :
Kalikan BMR yang telah ditambah SDA dengan faktor tingkat aktivitas fisik yang
tertera dalam tabel 3 rata-rata tingkat aktivitas harian.
Langkah 5 :
Tentukan penggunaan energi sesuai dengan latihan atau pertandingan sepakbola
dengan menggunakan tabel 4 kebutuhan energi aktivitas olahraga berdasarkan
berat badan. Kalikan jumlah jam yang digunakan untuk latihan per minggu dengan
besar energi yang dikeluarkan untuk setiap latihan olahraga. Total perhitungan
energi yang didapat dari perhitungan dalam seminggu, kemudian dibagi 7 untuk
mendapatkan penggunaan energi yang dikeluarkan per hari. Tambahkan besarnya
penggunaan energi ini dengan besarnya energi yang didapatkan pada perhitungan
langkah 4.
Langkah 6 :
Apabila atlet tersebut dalam usia pertumbuhan, maka tambahkan kebutuhan energi
sesuai tabel 5 kebutuhan energi untuk pertumbuhan
Contoh Perhitungan :
Andi seorang pemain futsal, umur 19 tahun, mempunyai berat badan 60 kg, tinggi
badan 160 cm. Untuk menjaga staminanya ia berlatih berlari dengan kecepatan 5,5
menit per km, selama satu jam, tiga kali per minggu. Andi berlatih futsal 3 kali per
minggu dengan lama setiap latihan 90 menit. Aktivitas Andi di luar kegiatan olahraga
termasuk sedang. Berapa kebutuhan energi Andi setiap hari ?
Langkah 1 :
Tentukan status gizi atlet dengan menggunakan IMT dan presentase lemak.
Langkah 2 :
Langkah 3 dan 4 :
Faktor tingkat aktivitas sedang = 1,8 ( lihat tabel 3 )
Langkah 5 :
Jadi kebutuhan kalori/minggu untuk berlatih lari dan futsal adalah = 4320 kal atau
dengan 617,1 Kal/hari.
Total energi yang dibutuhkan per hari = ( 3146,2 + 617,1 ) Kal = 3763,3 Kal/hari.
Sepak bola merupakan salah satu permainan yang banyak digemari oleh
masyarakat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Pembinaan terhadap atlet sepak
bola di Indonesia telah dilakukan sejak usia dini oleh organisasi-organisasi sepak
bola, namun masih belum menghasilkan prestasi yang gemilang. Salah satu faktor
yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah kecukupan gizi atlet sepak bola beserta
pola makannya.
Sepak bola merupakan olahraga yang memerlukan kesiapan fisik yang lebih
dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Kesiapan fisik atlet dipengaruhi oleh
makanan yang dikonsumsi. Seorang atlet sepakbola harus memiliki kesiapan fisik
yang prima dalam bertanding di lapangan hijau selama 2x45 menit. Bila kesiapan
fisik seorang atlet tercapai, maka diharapkan prestasi dilapangan hijau dapat
terwujud.
Seorang atlet sepak bola yang mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
secara terencana akan berada pada status gizi baik dan mampu mempertahankan
kondisi fisik secara prima.
Pemberian makanan kepada atlet harus diatur sedemikian rupa, sehingga saat
pertandingan dimulai proses pencernaan makanan sudah selesai. Hal ini penting
karena pada saat pertandingan, aliran darah terkonsentrasi menuju otot untuk
menyalurkan zat gizi dan oksigen yang dibutuhkan pada saat otot berkontraksi. Atlet
sepak bola sebaiknya mengkonsumsi makanan kira-kira 3-4 jam sebelum
bertanding. Tenggang waktu ini tidak boleh sampai menimbulkan penurunan kadar
gula darah atau menimbulkan rasa lapar sewaktu pertandingan. Selain itu, waktu
makan yang terakhir ini juga harus disesuaikan dengan kebiasaan makan atlet.
Makanan tidak boleh merangsang atau menyebabkan masalah yang tidak baik
pada saluran pencernaan. Makanan harus lebih banyak mengandung karbohidrat,
rendah lemak dan protein, cukup vitamin dan mineral, serta cukup air. Kurang lebih
satu jam menjelang pertandingan, atlet harus menghindari minuman yang banyak
mengambil gula (manis sekali). Pemberian satu gelas (200 cc) air putih yang
ditambah satu sendok teh (5 gr) gula diperbolehkan oleh karena konsentrasi
minuman tersebut tidak melebihi 2,5%. Pemberian minuman manis yang melebihi
konsentrasi gula 2,5% dapat menimbulkan peningkatan gula darah yang akan
merangsang produksi hormon insulin. Peningkatan hormon insulin ini dapat
menyebabkan terjadinya hipoglikemi (“reactive hypoglycemia”). Keadaan ini dapat
terjadi pada saat atlet sedang bertanding dengan gejala-gejala pusing, mual dan
muntah sampai kolaps.
Seorang atlet sepak bola yang mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
secara terencana akan berada pada status gizi baik dan mampu mempertahankan
kondisi fisik secara prima. Sedangkan saat menjelang pertandingan, asupan
makanan harus memiliki unsur zat makanan berikut:
1) Banyak karbohidrat (C,H,O)
Karbohidrat merupakan sumber energi yang menjadi cadangan tenaga baru,
serta memberikan rasa kenyang pada atlet ketika mengkonsumsinya. Pada
saat pertandingan, karbohidrat sangat diperlukan, karena berfungsi untuk
membentuk simpanan glikogen dalam hati dan otot. Oleh karena itu,
karbohidrat yang cukup banyak sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk
beraktifitas, apalagi saat bertanding.
2) Sedikit Protein Dan Lemak
Protein dan lemak merupakan sumber energi, tetapi dalam persiapan maupun
saat pertandingan, makanan yang mengandung banyak protein dan lemak
harus dihindari. Karena, makanan akan lebih lama dicerna. Sehingga protein
dan lemak tidak memberi asupan glikogen pada otot dan hati yang
dibutuhkan saat pertandingan.
4) Cukup Air
Air sangat dibutuhkan oleh tubuh, baik saat beraktifitas maupun tidak
beraktifitas. Air berfungsi membentuk cairan tubuh yang hilang saat
bertanding, dan sebagai alat pengangkut unsur-unsur gizi dalam tubuh. Pada
saat bertanding, sebaiknya atlet minum air sebelum dia merasa haus. Karena,
pada waktu haus terasa, sudah menunjukkan adanya dehidrasi awal.
Sebaiknya atlet minum air secara teratur setiap 10-15 menit saat
pertandingan.