: Trie Marsella
NIM : 20172323054
Jurusan. : Sarjana Terapan Gizi & Dietetika
Kelas. : A tingkat 2
PROTEIN
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling utama”) adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan
penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Pengolongan protein berdasarkan komposisinya yaitu protein sederhana dan protein
konjugasi. Berdasarkan bentuknya protein dapat dibagai menjadi dua jenis antara lain adalah protein
globular dan protein serabut. Berdasarkan fungsi biologisnya, protein dapat dibagi menjadi 7
kelompok, antara lain Enzim, yaitu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator, Protein transpor,
Protein nutrien dan penyimpan, Protein kontraktil, Protein struktur, Protein pertahanan (anti bodi)
dan Protein pengatur. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu),
sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat):
1. Struktur primer protein
Protein yang dibentuk dengan asama amino tergabung dalam ikatan polipeptida. Setiap asam
amino terhubung dengan asam amino lainnya dalam ikatan peptida yang terbentuk karena adanya
reaksi kondensasi gugus karboksil pada setiap masing-masing asam amino. Pada ujung dari rangkaian
polipeptida yang terbentuk mempunyai sifat kimia yang berbeda: satu ujung mempunyai gugus amino
bebas (N atau amino, NH2-) disisi satunya, sedangkan mempunyai gugus karboksil bebas (ujung C
atau karboksil, COOH-) pada ujung satunya. Oleh karena itu, arah polipeptida dan dituliskan baik
N→C (kiri ke kanan) maupun C →N (kanan ke kiri)
2. Struktur sekunder protein
Adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang
distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino
berbentuk seperti spiral;
beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang
tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan
hidrogen atau ikatan tiol (S-H); beta-turn,
(β-turn, "lekukan-beta"); dan
gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").
3. Struktur tersier
Struktur polipeptida yang terjadi dari lipatan komponen struktur sekunder polipeptida yang
membentuk konfigurasi tiga dimensi. Bermacam-macam gaya ikatan hidrogen antar asam amino yang
terjadi pada rangkaian polipeptida inilah maka disebur struktur tersier. Disertai gaya hidrofobik
rangkaian ini menempatkannya (asam amino gugus non-polar) dibagian dalam protein dengan tujuan
melindunginya dari air. Selain ikatan hidrogen, terdapat juga ikatan kovalen yang disebut juga sebagai
jembatan disulfide antara asam amino sistein di berbagai macam posisi pada rangkaian polipeptida.
4. Struktur Kuartener
Struktur kuartener menggambarkan subunit-subunit yang berbeda dipakai bersama-sama
membentuk struktur protein. Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan
insulin. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak
fungsional.
LIPID/LEMAK
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber
energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Karena struktur molekulnya yang kaya akan
rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-)maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan
yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang
apolar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol.
Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber
asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan
kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh.
Secara ilmu gizi, lemak dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Lipid Sederhana :
Lemak netral (monogliserida, digliserida, trigliserida),
Ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi
B. Lipid Majemuk
o Fosfolipid
o Lipoprotein
C. Lipid Turunan
Asam lemak
Sterol (kolesterol, ergosterol,dsb)
Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Ada dua macam asam lemak yaitu:
Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap
Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)
Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap
Mekanisme dan Hubungan Radikal Bebas Dengan Gangguan Protein dan Lipid
Radikal bebas (Bahasa Latin: radicalis) adalah molekul yang mempunyai sekelompok atom
dengan elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas adalah bentuk radikal yang sangat reaktif dan
mempunyai waktu paruh yang sangat pendek. Jika radikal bebas tidak diinaktivasi, reaktivitasnya
dapat merusak seluruh tipe makromolekul seluler, termasuk karbohidrat, protein, lipid dan asam
nukleat.
Mekanisme Kerja
Mekanisme terbentuknya radikal bebas dapat dimulai oleh banyak hal, baik yang bersifat
endogen maupun eksogen. Reaksi selanjutnya adalah peroksidasi lipid membran dan sitosol
yang mengakibatkan terjadinya serangkaian reduksi asam lemak sehingga terjadi kerusakan
membran dan organel sel.
Peroksidasi (otooksidasi) lipid bertanggung jawab tidak hanya pada kerusakan makanan,
tapi juga menyebabkan kerusakan jaringan in vivo karena dapat menyebabkan kanker,
penyakit inflamasi, aterosklerosis, dan penuaan. Efek merusak tersebut akibat produksi
radikal bebas (ROO•, RO•, OH•) pada proses pembentukan peroksida dari asam lemak.
Peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai tai yang memberikan pasokan radikal bebas
secara terus-menerus yang menginisiasi peroksidasi lebih lanjut.Proses secara keseluruhan
dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Inisiasi
ROOH + logam(n) Æ ROO• + Logam(n-1) + H+
X• + RH Æ R• + XH
b. Propagasi
R• + O2 Æ ROO•
ROO• + RH Æ ROOH + R•
c. Terminasi
ROO• + ROO• Æ ROOR + O2
ROO• + R• Æ ROOR
R• + R• Æ RR
Dalam kimia organik, peroksida adalah suatu gugus fungsional dari sebuah molekul
organik yang mengandung ikatan tunggal oksigen-oksigen (R-O-O-R’). Jika salah satu dari R
atau R’ merupakan atom hidrogen, maka senyawa itu disebut Hidroperoksida (R-O-O-H).
Karena prekursor molekuler dari proses inisiasi adalah produk hidroksiperoksida
(ROOH), peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai yang sangat berpotensi memiliki efek
menghancurkan. Untuk mengontrol dan mengurangi peroksidasi lipid, digunakan senyawa
yang bersifat antioksidan.
Dampak Negatif :
Banyak teori pada proses penuaan, radikal bebas merupakan salah satu aspek penyebab
penuaan sel yang ditandai dengan penimbunan pigmen lipofusin intrasel terutama pada
jantung, hati dan otak. Pigmen ini berasal dari hasil peroksidasi polilipid tak jenuh membran
seluler dalam jangka waktu yang lama dan menyebabkan akumulasi radikal bebas yang
terbentuk secara fisiologik dan merupakan hasil reaksi agen eksogen.
Peroksidasi molekul lemak selalu mengubah atau merusak struktur molekul lemak. Selain
sifat peroksidasi membran lemak yang secara alami menghancurkan dirinya sendiri, aldehida
yang terbentuk dapat menimbulkan ikatan silang pada protein. Apabila lemak yang rusak
adalah konstituen suatu membran biologis, susunan lapis ganda lemak yang kohesif dan
organisasi struktural akan terganggu.
Radikal bebas adalah atom / molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan di bagian orbital
yang terluar serta mampu berdiri sendiri. Pada umumnya mekanisme reaksi radikal bebas dalam
tubuh terjadi dengan cepat bersama atom yang lain untuk mengisi orbital yang kosong. Simbol
penulisan radikal bebas adalah berupa titik yang terdapat di penulisan atom / molekul.
Reactive Oxygen Species (ROS) adalah radikal bebas yang berupa oksigen dan turunannya yang
sangat reaktif. Radikal bebas tersebut dapat menyebabkan kerusakan oksidatif terhadap molekul
protein, DNA, lemak membran sel, dan komponen sel atau jaringan yang lain, oleh karena
itu Reactive Oxygen Species (ROS) memiliki satu atau lebih atom yang tidak berpasangan. Reactive
Oxygen Species (ROS) dihasilkan pada saat terjadinya metabolisme oksidatif dalam tubuh seperti
proses oksidasi makanan menjadi energi.
Mekanisme Radikal Bebas dalam Tubuh dan Pembentukan ROS
ROS memiliki kecenderungan memperoleh elektron dari substansi lain yang menjadikan radikal
bebas bersifat reaktif. Pembentukan ROS melalui langkah-langkah reduksi oksigen tunggal menjadi
elektron yang terjadi di sitokrom oksidase mitokondria (Gambar 1). ROS yang dihasilkan adalah
superoksida (O2-•), hidrogen peroksida (H2O2), dan radikal hidroksil (OH•). Pembentukan ROS
dipengaruhi oleh sel yang mengalami perandangan, cedera, dan infeksi oleh bakteri maupun virus.
Hal ini dapat menyebabkan stres oksidatif yang berpengaruh terhadap kerusakan sel maupun
jaringan .