Anda di halaman 1dari 18

ULUMUL QUR’AN DAN SEJARAHNYA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Ulumul Qur’an”

Dosen Pembimbing : Putra Sumayadi, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1)Putri Patricia
2) Nurrainun

Semester : I – A / Pai

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


JAM’IYAH MAHMUDIYAH
TANJUNG PURA
2022
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


Puji syukur kelompok 1 panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, karena
berkat rahmat-Nya kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Ulumul Qur’an
Dan Sejarahnya. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas.

Dalam penulisan makalah ini kelompok 1 menemui berbagai hambatan yang di


karenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kelompok 1 mengenai hal yang berkenaan dengan
penulisan makalah ini.

Kelompok 1 mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapet diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
kata sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kelompok 1
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semogah makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Tanjung Pura, 21 Oktober 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL....................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

A. Pengertian Ulumul Qur’an...........................................................................................3

B. Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Qur’an...........................................................4

C. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan ‘Ulumul Qur’an...................................5

D. Penulisan Kitab – Kitab Ulumul Qur'an....................................................................9

E. Metode Ulumul Qur’an..............................................................................................10

F. Tujuan Ulumul Qur’an...............................................................................................11

G. Urgensi Dari Mempelajari Ulumul Qur’an..............................................................11

BAB III....................................................................................................................................13

PENUTUP...............................................................................................................................13

A. Kesimpulan..................................................................................................................13

Daftar Pustaka........................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan pedoman pertama dan utama bagi umat Islam. Al-Qur’an
diturunkan dalam bahasa Arab, namun yang menjadi masalah dan pangkal perbedaan
adalah kapasitas manusia yang sangat terbatas dalam memahami al-Qur’an. Karena pada
kenyataannya tidak semua yang pandai bahasa Arab, sekalipun orang Arab
sendiri,mampu memahami dan menangkap pesan Ilahi yang terkandung di dalam al-
Qur’an secara sempurna. Terlebih orang ajam (non-Arab). Bahkan sebagian para sahabat
nabi, dan tabi’in yang tergolong lebih dekat kepada masa nabi, masih ada yang keliru
menangkap pesan al-Qur’an.
Kesulitan-kesulitan itu menyadarkan para sahabat dan ulama generasi berikutnya
akan kelangsungan dalam memahami al-Qur’an. Mereka merasa perlu membuat rambu-
rambu dalam memahami al-Qur’an. Terlebih lagi penyebaran Islam semakin meluas, dan
kebutuhan pada pemahaman al-Qur’an menjadi sangat mendesak. Hasil jerih payah para
ulama itu menghasilkan cabang ilmu al-Qur’an yang sangat banyak. Adanya
permasalahan tersebut menjadi urgensi dari ilmu-ilmu al-Qur’an sebagai sarana menggali
pesan Tuhan, serta untuk mendapat pemahaman yang benar terhadap al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan yang
menjadi bahan kajian dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Ulumul Qur'an dan Cakupan Bahasannya?
2. Bagaimana Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Ulumul Qur'an?
3. Bagaimana Cara Penulisan Kitab-Kitab Ulumul Qur'an?
4. Apa Metode Ulumul Qur'an?
5. Apa Manfaat,Urgensi dan Tujuan Mempelajari Ulumul Qur'an?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam
penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Menjelaskan Pengertian Ulumul Qur'an dan Cakupan Bahasanya.
2. Menjelaskan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Ulumul Qur'an.

1
3. Menjelaskan Cara Penulisan Kitab-Kitab Ulumul Qur'an.
4. Menjelaskan Metode Ulumul Qur'an.
5. Menjelaskan Manfaat, Urgensi dan Tujuan Mempelajari Ulumul
Qur'an.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ulumul Qur’an


Kata Ulumul Qur’an berasal dari bahasa arab. Kata ulum merupakan bentu jama’
yang berarti ilmu-ilmu, kata ‘ilm adalah bentuk masdar dari kata ‘alima,ya’lama,yang
maknanya sama dengan kata al;fahmu, al ma’rifah. Ulumul Qur’an menjadi sebuah
disiplin ilmu dalam kajian Islam, secara etimologi ungkapan ini berarti ilmu-ilmu al-
Qur’an.
Sedangkan pengertian Ulum al-Qur’an secara terminologi adalah
dapatdikemukakan beberapa batasan pengertian yang ditampilkan oleh para ulama,
baikklasik maupun kontemporer.
1. Menurut Imam Jahaludin ‘Abdur Rahman al-Suyuthiy
Ulum Qur’an ialah: Ilmu membahas tentang hal ihwal al-Qur’an, baik
yang berkaitan dengan turunnya, sanadnya, cara penyampaian maupun
maknanya yang berkaitan dengan lafal-lafalnya serta hukum-hukumnya dan
lain-lain.1
2. Syeikh Muhammad ‘Ali al-Shabuniy
Didalam kitab al-Tibyan, memberikan rumusan pengertian ‘ulum al-
Qur’a nyaitu beberapa pembahasan yang ada kaitannya dengan Al-Qur’an
baik mengenaiturunyya, penghimpunannya, urut-urutannya, pencatatannya,
pengetahuan tentangasbabun nuzul, makiyah dan madaniyahnya, nasikh-
nasikhnya,muhkam-mustasyabihannya dan berbagai hal yang pembahasannya
terlait erat dengan al-Qur’an atau sedikit yang ada hubungan dengannya.2
3. Menurut Muhammad ‘Abd. ‘Azhim al-Zarqaniy:
‘Ulum al-Qur’an ialah, segala macam pembahasan yang berkaitan
dengan al-Qur’an al-karim, baik dari segi turunnya, urutan-urutannya,
pengumpulannya, pengodifikasiannya, bacaanya, penafsirannya, i’jaznya,

1
Jahaludin ‘Abdur Rahman al-Suyuthiy, al-Itqan fi ‘Ulum al-Quran, ( Kairo: Syarikah Mushtafa
al-Babi al-Halabi, 1951), h.3
2
Muhammad ‘Ali al-Shabuniy, al-Tibyan fi ‘Ulum al-Quran, (Beirut: Dar al-Irsyad, 1970), h.10

3
nasikh mansukhnya, penolakan terhadap hal-hal yang dapat menimnbulkan
kesangsian terhadap al-Qur’an dan lain-lain.3
Melalui definisi-definisi diatas ulum Al-Qur’an adalah ilmu yang membahassegala
macam ilmu yang ada hubungannya dengan Al-Qur’an baik seperti halnyailmu tafsir
maupun ilmu-ilmu bahasa Arab.
B. Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Qur’an
Dalam pembahasan diatas bahwa Ulumul Qur’an membahas segala macam ilmu
yang berhubungan dengan al-Qur’an, sehingga dapat dikatakan Ulumul Qur’an cabang-
cabang dan cakupannya sangat luas.Sehingga tidak ada ilmu yang tidak terkait dengan al-
Qur’an. Imam Badruddin al-Zarkasyi mengatakan “bahwa ilmu-ilmu yang merupakan
cabang dari ulum al-Qur’an itu tidak terhitung banyaknya”.
Dalam hubungan nya ini dapat dikatakan, bahwa menurut parapara
ahli jalan untuk memperoleh dan mengetahui ilmu-ilmu Qur’an yang demikian banyak itu
dapat diketahui melalui dua jalur yaitu4
1. Dengan jalannya periwayatan, yaitu melalui keterangan-keterangan yangdiperoleh
lewat riwayat.
2. Dengan jalan pembahasan dan penelitian yang sungguh-sungguh, yakni dengan
menggunakan segala kemampuan daya serta pengetahuan yang berhubungan
dengan al-Qur’an. Oleh itu para ahli membagi ilmu-ilmu al-Qur’an kedalam
dua bagian, yaitu:
Pertama, ilmu riwayah yaitu ilmu-ilmu al-Qur’an yang diperoleh melalui jalur
riwayat seperti tempat diturunkannya, sebab–sebab diturunkannya waktunya, dan
sebagainya. Kedua, Ilmu dirayah, yaitu ilmu yang diperoleh melalui kemampuan
manusia yang ada melalui jalur pemikiran, penalaran, penelitian. Seperti
pendekatan pengkajian ilmu-ilmu al-Qur’an melalui ilmu-ilmu pengetahuan
umum, seperti Astronomi,Fisika, Biologi, Geologi, dan ilmu lainnya.
Seperti penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu didalam al-Qur’an
tidak hanya membahas tentang agama dan bahasa didalam al-Qur’an saja,namun
banyak ayat–ayat kauniyah yang dapat dijabarkan sehingga dan menjadi suatu
disiplin ilmu yang bersifat lebih umum seperti dalil didalam al-Qur’an
tentang penciptaan manusia dari segumpalan darah hingga berbentuk suatu bayi sa

3
Muhammad ‘Abd. ‘Azhim al-Zarqaniy
4
T. M. Hasbi al-Shiddeqiy,sejarah dan pengantar Ilmu al-Quran/Tafsir, (Jakarta;BulanBintang,1990),
h.102

4
mpai lahir, merupakan contoh al-Qur’an tidak hanya membahas tentang ilmu
agama saja,namun juga disiplin ilmu umum yang lainnya.
C. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan ‘Ulumul Qur’an
Sebagai ilmu yang terdiri dari berbagai cabang dan macamnya, ‘Ulumul Qur’an
tidak lahir sekaligus. Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu cabang disiplin ilmu
setelah melalui proses pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal ini tentu banyak
Pribadi dan kondisi yang membuatnya sebagai cabang ilmu yang penting untuk
memahami kitab suci Al Qur’an. Berikut ini kita lihat bagaimana alur lahirnya cabang
ilmu ini.
1. Masa Sebelum Penulisan
Di masa Rasulullah dan para sahabat, Ulumul Qur’an belum dikenal sebagai
suatu ilmu yang berdiri sendiri dan tertulis. Para sahabat adalah orang Arab asli yang
dapat merasakan struktur bahasa Arab yang tinggi dan memahami apa yang
diturunkan kepadaRasul SAW. Bila mereka menemukan kesulitan dalam memahami
ayat-ayat tertentu, mereka dapat menanyakan langsung kepada Rasul SAW.
Ada tiga faktor yang menyebabkan Ulumul Qur’an tidak dibukukan di masa
Rasul dan Sahabat.
1. kondisinya tidak membutuhkan karena kemampuan mereka yang besar
untuk memahami Al-Qur'an dan rasul dapat menjelaskan maksudnya.
2. Para sahabat sedikit sekali yang pandaimenulis.
3. Adanya larangan Rasul untuk menuliskan selain Al-Qur’an.
Semuanya ini merupakan faktor yang menyebabkan tidak tertulisnya ilmu ini
baik dimasa Nabi maupun di zaman sahabat.5
2. Masa Penulisan Ulumul Qur’an
Di zaman khalifah usman Bin Affan wilayah Islam bertambah luas sehingga
terjadi pembauran antara penakluk Arab dan bangsa-bangsa yang tidak mengetahui bahasa
Arab.Keadaan ini menimbulkan ke khawatiran di kalangan sahabat akan terjadinya
perpecahan dikalangan muslimin tentang bacaan Al-Qur’an, selama mereka tidak
memiliki sebuah Al-Qur’an yang menjadi standar bagi bacaan mereka. Sehingga
disalinlah dari tulisan aslinya sebuah al-Qur’an yang disebut Mushaf Imam. Dengan
terlaksananya penyalinan ini, maka berarti Usman telah meletakkan suatu dasar

5
Shubhi Al-Shalih , Mabaahits fi Ulumul Quran,( Beirut: Dar al-‘ilm al-Malayin, 1977), h.120

5
Ulumul Qur’an yang disebut Rasm Al-Qur-an atau Ilmu a l - R a s m al-
Utsmani.6
Di masa Ali terjadi perkembangan baru dalam ilmu Qur’an. Karena melihat
banyaknya umat Islam yang berasal dari bangsa non Arab, kemerosotan dalam bahasa
Arab,dan kesalahan pembacaan Al-Qur’an. Ali menyuruh Abu al-Aswad al-Duali
untuk Menyusun kaidah-kaidah bahasa Arab. Hal ini dilakukan untuk memelihara
bahasa Arab dari pencemaran dan menjaga Al-Qur’an dari keteledoran pembacanya.
Tindakan khalifah Ali ini dianggap perintis bagi lahirnya ilmu nahwu dan I’rab al -
Qur’an. 7
Pada zaman Bani Umayyah, kegiatan para sahabat dan tabi’in terkenal dengan
usaha-usaha mereka yang tertumpu pada penyebaran ilmu-ilmu Al-Qur’an melalui
jalan periwayatan dan pengajaran secara lisan, bukan melalui tulisan atau catatan.
Kegiatan-kegiatan ini dipandang sebagai persiapan bagi masa pembukuannya. Orang
yang paling berjasa dalam usaha periwayatan ini adalah khalifah yang empat, Ibn
Abbas, Ibn Mas’ud, Zaid Ibn Tsabit, Abu Musa al-Asy’ari, Abdullah Ibn al-Zubair
dari kalangan sahabat. Sedangkan dari kalangan tabi’in ialah Mujahid, Atha’, Ikrimah,
Qatadah, Al-Hasan al-Bashri, Sa’id Ibn Jubair, dan Zaid Ibn Aslam di Madinah.
Kemudian Malik bin Anas dari generasi tabi’tabi’in. Merekah semuanya dianggap
sebagai peletak batu pertama bagi apa yang disebut ilmu tafsir, ilmu asban al-nuzul,
ilmu nasihk dan mansuhk, ilmu Gharib al- Qur’an dan lainnya.
Pada abad ke 2 H ulumul Qu’an memasuki masa pembukuan. Para ulama
memberikan prioritas perhatian mereka kepada ilmu tafsir karena fungsinya sebagai
Umm al-‘ulum al-Qur’aniah (induk ilmu-ilmu Al-Qur’an). Penulis pertama dalam
tafsir adalahSyu’bah Ibn al-Hajjaj, Sufyan Ibn ‘Uyaynah, dan Wali’ Ibn al-Jarrah.
Pada abad ke-3 terkenal seorang tokoh tafsir, yaitu Ibn Jarir al-Thabari. Dia
orang pertama membentangkan berbagai pendapat dan mentarjih sebagiannya atas
lainnya. Ia juga mengemukakan  I’rab Dan istinbath (penggalian hukum dari al-
Qur’an). Di abad ini juga lahir ilmu asbab al-Nuzul, ilmu nasikh dan mansukh, ilmu
tentang ayat-ayat Makiyah dan Madaniyah.
Berikut ini dapat kita lihat karya ulama pada abad ke-3, yaitu:
1. Kitab Asbab al-Nuzul karangan Ali Ibn Al-Madini

6
Muhammad Abdul ‘Azim Al-Zarqani,op.cit., h. 30
7
Kahar Mansyur,Pokok-pokok Ulumul Quran,(Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h.32

6
2. Kitab nasikh dan mansukh, Qiraat dan keutamaan Al- Qur’an disusun oleh
Abu ‘Ubaid al-Qasim Ibn Salam.
3. Kitab tentang ayat-ayat Makiyah dan Madaniyah karya Muhammad Ibn Ayyub al-
Dharis.8
Di abad ke-4 lahir ilmu gharib al-Qur’an dan beberapa kitab Ulumul Qur’an.
AdapunUlama ulumul Qur’an pada masa ini adalah:
1. Abu Bakar Muhammad Ibn al-Qasim al-Anbari, kitabnya  Ajaib Ulumul Qur’an.
2. Isi kitab ini tentang keutamaan Al-Qur’an, turunnya atas tujuh huruf, penulisan
mushaf -mushaf, jumlah surah, ayat dan kata– kata Al-Qur’an.
3. Abu al-Hasan al-‘Asy’ari, kitabnya Al-Mukhtazan fi Ulumul Qur’an.
4. Abu Bakar al-Sijistani,kitabnya Gharib al-Qur’an.
5. Muhammad Ibn Ali al-Adfawi, kitabnya Al-Istighna fi Ulumul Qur’an.9
Di abad ke-5 muncul pula tokoh dalam ilmu qiraat. Adapun para tokoh serta
karyanya adalah:
1. Ali Ibn Ibrahim Ibn Sa’id al-Hufi, kitabnya Al-Burhan fi Ulumul Qur’an dan I’rab
Al-Qur’an.
2. Abu Amr al-Dani, kitabnya Al-Taisir fi al-Qiraat al-Sab’I dan Al-Muhkam fi al-
Nuqath.
3. Al-Mawardi, kitabnya tentang amtsal Qur’an.10
Pada abad ke-6 lahir pula ilmu Mubhamat al-Qur’an. Abu Qasim Abdur
Rahman al-Suahaili mengarang Mubhamat al-Qur’an. Ilmu ini menerangkan lafaz-
lafaz Al-Qur’an yang maksudnya apa dan siapa tidak jelas. Ibn al-Jauzi menulis kitab
Funun al-Afnan Fi ‘Aja’ib al-Qur’an dan kitab Al-Mujtaba fi Ulum Tata’allaq bi al-
Qur’an.11
Pada abad ke-7 Ibn Abd al-Salam yang terkenal dengan sebutan Al’Izz
mengarang kitab Majaz al-Qur’an. ‘Alam al-Din al-Sakhawi mengarang tentang
Qiraat. Ia menulis kitab Hidayah al-Murtab fi al-Mutasyabih. Abu Syamah Abd al-
Rahman Ibn Ismail al-Maqdisi,menulis kitab Al-Mursyid al-Wajiz fi ma Yata’allaq bi
al-Qur’an al-‘Aziz.
Pada abad ke-8 H muncul beberapa ulama yang menyusun ilmu-ilmu baru
tentang Al-Qur’an, seperti berikut ini:
8
Shubhi al-Shalih, op.cit., h. 121-122
9
.M. Hasbi Ash-Shiddieqi,Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta:Bulan Bintang, 1973. H.14
10
Ibid.
11
Nawawi, Rifat Syauqi dan M.Ali Hasan,Pengantar Ilmu Tafsir,( Jakarta: Bulan Bintang, 1988), h.

7
1. Ibn Abi al-Ishba’, kitabnya tentang badai al-Qur’an.Ilmu ini membahas berbagai
macam keindahan bahas adalam al-Qur’an.
2. Ibn Qayyim, menulis tentang Aqsamul Qur’an.
3. Najamuddin al-Thufi, menulis tentang Hujaj al-Qur’an. Isi kitab ini tentang bukti-
bukti yang dipergunakan Al-Qur’an dalam menetapkan suatu hukum.
4. Abu Hasan al-Mawardi menyusun ilmu amstal al-Qur’an
5. Badruddin al-Zarkasyi, kitabnya Al-Burhan fi Ulum Al-Qur’an.12
Pada abad ke-9 muncul beberapa ulama melanjutkan perkembangan ilmu-ilmu
Qur’an, yaitu:
1. Jalaluddin al-Bulqini, kitabnya Mawaqi’ al-Ulum min Mawaqi’ al-
Nujum. Menurut Al-Suyuthi, Al-Buq ini dipandang sebagai ulama
yang mempelopori penyusunan Ulumul Qur’an yang lengkap. Sebab dalam kitab
nya tercakup 50 macam ilmu Al-Qur’an.
2. Muhammad Ibn Sulaiman al-Kafiaji, kitabnya Al-Tafsir fi Qawa’id al-Tafsir.
Didalamnya diterangkan makna tafsir, takwil, al-Qur’an, surat dan ayat. Juga
dijelaskan dalam kitab nya itu tentang syarat-syarat menafsirkan ayat-ayat Al-
Qur’an.
3. Jalaluddin al-Suyuthi, kitabnya Al-Tahbir fi Ulum al-Tafsir(873 H). Kitab ini
memuat102 macam ilmu-ilmu Al-Qur’an. Menurut Sebagian Ulama. Kitab ini
dipandang sebagai kitab Ulumul Qur’an yang paling lengkap. Al-Suyuthi merasa
belum puas, beliau menyusun lagi sebuah kitab Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an. Di
dalam kitab ini terdapat 80 macam ilmu-ilmu Al-Qur’an secara padat dan
sistematis. Menurut al-Zarqani kitab ini merupakan kitab pegangan bagi para
peneliti dan penulis dalam ilmu ini. Setelah wafatnya Al-Suyuthi tidak terlihat
munculnya penulis yang memiliki kemampuan seperti kemampuannya. Sehingga
terjadi kevakuman sejak wafatnya Imam Al-Suyuthi sampai dengan akhir abad ke
13 H13.
Sejak penghujung abad ke-13 H hingga abad ke-15, perhatian ulama terhadap
penyusunan kitab-kitab Ulumul Qur’an kembali bangkit. Kebangkitan ini sejalan dengan
kebangkitan modern dalam perkembangan ilmu-ilmu agama lainnya. Di antara Ulama
yang menulis tentang Ulumul Qur’an ialah:

12
Ibid., h. 222
13
Ramli Abdul Wahid,op.cit ., h.20

8
1. Syeikh Thahir Al-Jazairi, kitabnya Al-Tibyan li Ba’dh Al-Mabahits Al-
Muta’alliqah bi Al-Qur’an.
2. Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi (1332 H) kitabnya, Mahaasin Al-Takwil
3. Muhammad Abd Al-‘Azhim Al-Zarqani, kitabnya Manaahil Al-‘Irfan Fi ‘Ulum
Al-Qur’an.
4. Musthafa Shadiq Al-Rafi’, kitabnya I’jaz Al-Qur’an
5. Sayyid Quttub, kitabnya Al-Thaswir al-Fanni Fi Al-Qur’an dan Fi Zilal Al Qur’an
6. Muhammad Rasyid, kitabnya Tafsiral-Mannar
7. Shubhi al-Shalih,kitabnya Mabaahits Fi Ulum Al-Qur’an
8. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqi, kitabnya ilmu-ilmu Qur’an
9. Rif’at Syauki Nawawi dan Ali Hasan, kitabnya Pengantar ilmu Tafsir 
10. M. Quraish Shihab, kitabnya membumikan Al-Qur’an.
Adapun mengenai kapan lahirnya istilah Ulum Al-Qur’an, terdapat tiga
pendapat,yaitu:
1. Pendapat umum di kalangan para penulis sejarah ‘Ulum Al-Qur’an mengatakan
bahwalahirnya istilah ‘Ulum Al-Qur’an pertama kali ialah pada abad ke-7,
2. Ibn Sa’id yang terkenal dengan sebutan Al-Hufi, dengan demikian menurutnya,
istilah inilahir pada permulaan abad ke-15,
3. Shubhi Al-Shalih berpendapat lain. Menurutnya, orang yang pertama kali
menggunakan istilah ‘Ulum Al-Qur’an ialah Ibn Al-Mirzaban. Dia berpendapat
seperti ini berlandasan pada penemuannya tentang beberapa kitab yang berbicara
tentang kajian Al-Qur’an yang telah mempergunakan istilah ‘Ulum Al-Qur’an.
Yang paling awal menurutnya ialah kitab Ibn Al-Mirzaban yang berjudul Al-Hawi
Fi ‘Ulum Al-Qur’an yang ditulis pada abad ke-3H. Hal ini juga disepakati oleh
Hasbi As-shiddieqi.
D. Penulisan Kitab – Kitab Ulumul Qur'an
Dalam konteks modern, studi ilmu-ilmu Al-Qur'an tetap tidak kalah menarik
dengan ilmu-ilmu lain. Orang orang yang berkompeten dengan gerakan pemikiran islam
terus berupaya menemukan rumusan kajian-kajian Al-Qur'an yang relevan dengan
perkembangan zaman, seperti kitab jazul Qur'an karya Musthafa Shadiq Ar-Rafiâ, At-
Tashwir Al-Fanni fi Al-Qur' an karya Sayyid Qutbh, Tarjamah Al-Qur'an karya Syaikh
Muhammad Musthafa Al-Maraghi, termasuk pembahasan tentang buku tersebut oleh
Muhibbudin Al-khatib, Masalatu Tarjamah Al-Qur'an oleh Musthafa Shabri, An-Naba Al

9
Azhimâ karya DR. Muhammad Abdullah Darraz, dan buku pengantar tafsir Mahasin At-
Ta yang ditulis oleh Jamaluddin Al-Qasimi.
Juga syaikh Thahir Al-Jazairi menulis satu buku At-Thibyan fi Ulumul Qur'an,
Syaikh Muhammad Ali Salamah menerbitkan Manhaj Al-Furqan fi Ulumul Qur'an,
Syaikh Muhammad Abdul Azhim Az-Zarqani sendiri menulis Manahil Al-Irfan fi
'Ulumul Qur' an, Syaikh Ahmad Ali memunculkan buku Mudzakkirah fi Ulumul Qur'an.
Buku ini dijadikan pedoman di arsitektur tempat dia mengajar, pada bidang dakwah dan
bimbingan, yang terakhir adalah karya DR. Subhi Shaleh Mabahits fi Ululmul Qur'an dan
Abhats Ala Ma'idah Al-Qur'an karya Ustadz Ahmad Muhammad Jamal.
Inilah beberapa kajian yang dikenal sebagai studi ilmu-ilmu Al-Qur'an. Sekarang,
kita beralih kepada definisi singkat tentang Ulumul Qur'an. Ulum adalah bentuk jamak
dari ilmu. ilmu sendiri maknanya Al-fahmu Al-Idrak (pemahaman dan pengetahuan).
Kemudian, pengertiannya dikembangkan untuk kajian berbagai masalah yang beragam
dengan standar ilmiah.
Dan yang dimaksud dengan Ulumul Qur'an, yaitu suatu ilmu yang mencakup
berbagai kajian yang berkaitan dengan kajian-kajian Al-Qur'an seperti, pembahasan
tentang babun nuzul, pengumpulan Al-Qur'an dan penyusunannya, masalah makiyah dan
madaniyah, nasikh dan mansukh , muhkam dan mutasyabihat, dll.
Kadang-kadang ulumul Qur'an ini juga disebut ushul at-tafsir (dasar-dasar/prinsip-
prinsip), karena memuaut berbagai pembahasan dasar atau poko yang wajib dikuasai
dalam mengawasi Al-Qur'an.
E. Metode Ulumul Qur’an
Ilmu untuk memahami Al-Qur'an ini disebut dengan Ushul Tafsir atau biasa
dikenal dengan Ulumul Qur'an (ilmu-ilmu Al-Qur'an). Terdapat tiga bentuk penafsiran
yaitu Tafsîr bil ma'tsûr, at-tafsîr bir ra'yi, dan tafsir isyari, dengan empat metode, yaitu
Ijmâli
adalah menafsirkan al-Qur'an dengan ayat al-Qur'an dengan singkat dan global,
yaitu penjelasannya tanpa menggunakan uraian atau penjelasan yang panjang lebar,
sehingga mudah untuk difahami oleh masyarakat awam maupun intelektual.
Tahlîli
adalah metode menafsirkan al-Qur'an yang berusaha menjelaskan al-Qur'an
dengan menguraikan berbagai seginya dan menjelaskan apa yang dimaksudkan oleh al-
Qur'an.

10
Muqârin
adalah Muqarin berasal dari kata qarana-yuqarinu-qarnan yang artinya
membandingkan, kalau dalam bentuk masdar artinya perbandingan. Sedangkan menurut
istilah, metode muqarin adalah mengemukakan penafsiran ayat-ayat al- Quran yang
ditulis oleh sejumlah para mufassir.
Maudhû'i.
adalah metode tafsir yang berusaha mencari jawaban al-Qur'an dengan cara
mengumpulkan ayat-ayat al-Qur'an yang mempunyai tujuan yang satu, yang bersama-
sama membahas topik/judul tertentu dan menertibkannya sesuai dengan masa turunnya
selaras dengan sebab-sebab turunnya, kemudian pemperhatikan ayatayat tersebut dengan
penjelasan-penjelasan, keterangan-keterangan dan hubungan-hubungannya dengan ayat-
ayat yang lain, kemudian mengistimbatkan hukum-hukum. Metode tafsir maudhu'i
memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing serta terdapat perbedaan dalam
pelaksanaannya. Namun, dalam aplikasinya metode-metode ini sebaiknya disesuaikan
dengan situasi dan kondisi, sehingga dapat memberikan manfaat.
F. Tujuan Ulumul Qur’an
Tujuan utama Ulumul Qur'an adalah untuk mengetahui arti-arti dari untaian
kalimat al-Qur'an, penjelasan ayat-ayatnya dan keterangan makna-maknanya dan hal-hal
yang samar, mengemukakan hukum-hukumnya dan selanjutnya melaksanakan
tuntunannya untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
G. Urgensi Dari Mempelajari Ulumul Qur’an
Ulumul Qur’an memiliki urgensi yang sangat penting untuk
mempelajarinya,diantaranya adalah :
1. Untuk memahami isi kandungan al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui cara dalam menafsirkan al-Qur’an disertai dengan
penjelasan tentang tokoh-tokoh ahli tafsir dan kelebihan-kelebihan yang
dimilikinya.
3. Untuk mengetahui ilmu agama dan umum didalam al-Qur’an.
Oleh karena itu, dengan mempelajari ulumul Qur’an seseorang diharapkan
dapat memahami, menafsirkan dan menerjemahkan al-Qur’an dan mempertahankan
kesucian dan kebenaran al-Qur’an. Karena yang dikaji adalah yang berhubungan
dengan persoalan-persoalan yang harus diketahui oleh seoarang mufassir sebagai
sandaran dalam memahami makna-makna yang tersurat maupun yang tersirat dalam

11
al-Qur’an dan sebagai salah satu cara dalam menggali ajaran-ajaran yangmasih
terpendam, menangkap isyarat-isyarat dan makna yang tersembunyi,menafsirkan al-
Qur’an serta menjadikanya sebagai legislasi al-Qur’an.
Pembahasan tentang ulumul Qur’an adalah meliputi semua ilmu yang
berkaitan dengan al-Qur’an itu sendiri, yaitu berupa ilmu tentang asbabun nuzul,
urutan-urutan pengumpulnya, penulisannya, qiraatnya, tafsirnya, kemukjizatannya.
Nasihk dan manshuknya, ayat-ayat makiyah dan madaniyah, ayat muhkam dan
mutasyabih, ilmu Gharib al-Qur’an, ilmu beda al-Qur’an , ilmu tansabul ayat al-
Qur’an, aqsam al-Qur’an, amtsal al-Qur’an, ilmu jidal al-Qur’an, ilmu adabul tilawah
al-Qur’an dan sebagainnya.
Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :
‫ُأل‬
ِ T‫ث ِكتَابُ هَّللا ِ َو َخ ْي ُر ْالهُ َدى هُ َدى ُم َح َّم ٍد َو َشرُّ ا ُم‬
‫ َدثَاتُهَا‬Tْ‫ور ُمح‬T ِ ‫َأ َّما بَ ْع ُد فَِإ َّن َخي َْر ْال َح ِدي‬
ٌ‫ضالَلَة‬
َ ‫َو ُكلُّ بِ ْد َع ٍة‬
“Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah
petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek -jelek perkaraadalah (perkara
agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah,
setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867).

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Melalui definisi-definisi ulum Al-Qur’an adalah ilmu yang membahas
segalamacam ilmu yang ada hubungannya dengan Al-Qur’an baik seperti halnya ilmu
tafsir maupun ilmu-ilmu Bahasa Arab.
Dalam hubungannya ini dapat dikatakan, bahwa menurut para para ahli jalan
untuk memperoleh dan mengetahui ilmu-ilmu al-Qur’an yang demikian banyak itu dapat
diketahui melalui dua jalur yaitu
1. Dengan jalannya periwayatan, yaitu melalui keterangan-keterangan yang diperoleh
lewat riwayat.
2. Dengan jalan pembahasan dan penelitian yang sungguh-sungguh.
Seiring berkembangnya zaman dan setelah sepeninggalan Rasulullah penafsiran
tentang al-Qur’an mulai berkembang. Tidak hanya penafsiran yang berkaitan agama saja,
seperti ilmu tafsir, asbabun nuzul, dan hukum islam itu sendiri. Penafsiran ayat-ayat
al_Qur’an sehingga menjadi disiplin ilmu yang baru dan muncul seiringan dengan
perkembangan pada disiplin ilmu yang bersifat umum.
Seperti ilmu astronomi yang berkembang dari perhitungan kalender hijrah dan
penemuan-penemuan ilmuwan muslim, menjadi sebuah contoh pesatnya penafsiran ayat-
ayat al-Qur’an yang meliputi ilmu pengetahuan umum.
Sangat penting seskali seseorang mempelajari Al Qur’an sebagai kitab sucinya
yang langsung diberikan garansi oleh Allah sebagai petunjuk yang beneryang bisa
mengantarkan seseorang mencapai tujuan kepada khaliqnya. Kita mempelajari Al Qur’an
baik dari sisi cara membacannya, maupun kandungan isinya.

13
Daftar Pustaka

Jahaludin ‘Abdur Rahman al-Suyuthiy, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, (Kairo:Syarikah


Mushtafa al-Babi al-Halabi, 1951), h.3
Muhammad ‘Ali al-Shabuniy, al-Tibyan fi ‘Ulum al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Irsyad,1970),
h.10
T. M. Hasbi al-Shiddeqi, sejarah dan pengantar Ilmu al-Qur’an/Tafsir,(Jakarta;Bulan
Bintang,1990), h.102
Al-Shobuny, Mohammad Aly, at-Tibyan fi Ulumil Qur’an, Alam al-Kitab, Beirut,(tt), h. 52
Al-Shalih, Shubhi, 1977, Op. Cit., h. 121-122.
Ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi, Ilmu-Ilmu AlQur’an, Bulan Bintang, Jakarta, 1973, h.14.
Nawawi, Rif’at Syauqi dan M. Ali Hasan, Op.Cit., h. 222.
T.M. Hasbi Ash-Shidieqi,Sejarah dan pengantar Ilmu Al-Qur’an/ Tafsir,(Jakarta:
BulanBintang, 1980).
Mahmud Yunus,Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990).
Mujid al-Din Muhammad bin Ya’qub al-Farizi,al-Qamus al-Muhith,(Mesir: Mustafa al-Baby
al-Halaby, 1952/1371 H ).
Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Jakarta: PT. Syamil Cipta Media,2004).
Muhammad ‘Abdul ‘Azhim Az-Zarqani,Manahil al-Irfan fi Ulum al-Qur’an, ( Beirut: Daral-
Kutub al-‘Ilmi’ah,1996/1416 H).
Lihat: Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah,al-Madkhal li Dirasah al-Qur’an al -Karim,
(Beirut: Dar al-Jil, 1992/1412).
Muhammad bin Muhammad Abu Sya’bah,al-Madkhal li Dirasah al-Qur’an al -Karim, tt.
MuhammadAbdul‘Azim,Manahilal-‘Irfanfiulumal -Qur’an, ( Beirut: Dar al-Fikr, 1988).
Manna’ Al-Qathan,Mabahits fi ‘Ulum al -Qu’an. ( Beirut: Al-Syarikah al-Muttahidah li al-
tauzi’, 1973).
T.M. Hasbi As-Shiddiqie, Ilmu-ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993).
Ramli Abdul Wahid,Ulumul Qur’an,(Jakarta: PT RajaGrafindo, 2002).
Ahmad Syadali,Ulumul Qur’an,(Bandung: Pustaka Setia, 1997).
Shubhi Al-Shalih, Mabaahits fi Ulumul Qur’an,(Beirut: Dar al-‘ilm al-Malayin, 1977).
Kahar Mansyur,Pokok-pokok Ulumul Qur’an,(Jakarta:Rineka Cipta, 1992).
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqi,Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta:Bulan Bintang, 1973).

14
Nawawi, Rifat Syauqi dan M. Ali Hasan,Pengantar Ilmu Tafsir,( Jakarta: Bulan
Bintang,1988).

15

Anda mungkin juga menyukai