Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3

A.    Latar Belakang.......................................................................................................3

B.    Rumusan Masalah..................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................5

A.    Sejarah Aliran Khawarij.........................................................................................5

B.    Tokoh-Tokoh Aliran Khawarij...............................................................................7

D.    Alasan naqli dari Al Qur’an dan Hadits................................................................10

BAB III PENUTUP.........................................................................................................12

A.    Kesimpulan..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah “tauhid/ilmu kallam”. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Ajaran
Khawarij”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Arjasa, Agustus 2018

  
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Akidah tauhid adalah kesatuan bagi umat muslim yang diliputi oleh suasana
persaudaraan sejak zaman Nabi Muhammad SAW, tapi menjadi goyah terutama
menjelang berakhirnya dekade kedua masa khulafaurrasyiddin, yaitu diakhir
pemerintahan khalifah Usman bin Affan. Sebab utama goyahnya kesatuan umat
muslim diantaranya kelompok-kelompok muslim yang bersaing. Peristiwa
tersebut merupakan awal masa distegrasi dalam perkembangan selanjutnya.
Terutama sesudah terbunuhnya khalifah ketiga, benar-benar mendorong lahirnya
sekte-sekte dalam Islam dengan doktrin atau ajaran masing-masing yang berbeda
terutama aliran Khawarij.
Salah satu aliran dalam ilmu kalam ialah aliran Khawarij. Khawarij lahir dari
komponen yang paling berpengaruh dalam Khalifah Ali r.a, yaitu dari tubuh
militer pimpinan Ali r.a,. Aliran khawarij merupakan aliran yang tertua yang
merupakan aliran pertama yang muncul dalam teologi Islam. Khawarij merupakan
suatu sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar
meninggalkan barisan karena tidak sepakat terhadap Ali yang menerima tahkim
dalam perang siffin dengan pemberontakan Mu’awiyah. Kaum Khawarij yang
sebelumnya  mengaktifkan Mu’awiyah karena melawan Ali sebagai khalifah yang
sah. Akhirnya juga mengaktifkan Ali. Kedua tokoh itu dianggap oleh golongan
Khawarij telah melakukan dosa besar.

B.    Rumusan Masalah


1.    Bagaimana sejarah munculnya aliran Khawarij?
2.    Apa saja tokoh-tokoh aliran khawarij?
3.    Bagaimana ajaran dan keyakinan aliran Khawarij?
4.    Apa saja alasan dari naqli al-Qur’an atau hadist?
5.    Bagaimana pendapat mengenai aliran khawarij?
C.    Tujuan Masalah
1.    Untuk mengetahui sejarah aliran Khawarij.
2.    Untuk mengetahui tokoh-tokoh aliran Khawarij.
3.    Untuk mengetahui ajaran dan keyakinan aliran Khawarij.
4.    Untuk mengetahui alasan dari naqli Al-Quran dan hadis
5.    Untuk mengetahui pendapat mengenai aliran Khawarij.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Aliran Khawarij


Aliran Khawarij merupakan aliran yang tertua yang merupakan aliran pertama
yang muncul dalam teologi Islam . Kata Khawarij secara etimologis berasal dari
bahasa Arab kharaja yang berarti keluar, muncul, timbul, atau memberontak .
Berkenaan dengan pengertian etimologis ini, Syahrastani menyebutkan orang
yang memberontak imam yang sah sebagai Khawarij. Berdasarkan etimologis ini
pula Khawarij berarti setiap muslim memiliki sikap laten keluar dari kesatuan
umat Islam. Adapun yang dimaksud Khawarij dalam terminologi ilmu kalam
adalah suatu sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar
meninggalkan barisan karena tidak sepakat terhadap Ali yang menerima tahkim
dalam perang siffin pada tahun 37 H/648 M dengan kelompok bughat
(pemberontakan) Mu’awiyah bin Abi sufyan perihal peesengketaan Khalifah .
Sebagaimana telah diketahui dalam peperangan siffin antara Ali R.A. dan
Mu’awiyah bahwa pihak Mu’awiyah hampir megalami kekalahan, kemudian,
mereka mengangkat Mushaf pada ujung tombak dan menyerukan perhatian
peperangan dengan bertahkim. Mulanya khalifah Ali tidak menghendaki untuk
menerima ajakan ini karena ajakan tersebut hanyalah suatu mushlihat dalam
peperangan. Setiap orang yang terdesak pasti memohon untuk menghentikan adu
tembak dan mengadakan perundingan. Akan tetapi, sebagian anak buah Ali
mendesak supaya menerima ajakan itu. Karena itulah Ali menerima usulan
tersebut. Sebagian yang lain lagi tidak menerima ajakan tahkim, itu mereka
menganggap bahwa orang yang mau berdamai dalam pertempuran adalah orang
yang ragu akan pendiriannya dalam kebenaran peperangan yang ditegakkannya.
Hukum Allah sudah nyata, menurut mereka. “siapa yang melawan Khalifah yang
sah harus diperangi.”
Kelompok kedua ini membenci Ali karena dianggap lemah dalam menegakkan
kebenaran, dan membenci Mu’awiyah karena melawan Khalifah yang sah.
Kelompok inilah yang dinamakan kaum Khawarij, kaum yang keluar, yakni
keluar dari Mu’awiyah dan keluar dari Ali. Mereka mengemukakan slogan “La
hukma illa lillah” (tak ada hukum, kecuali dari Allah). Mereka menuntut Ali
untuk mengakui kesalahannya sebab menerima tahkim atau mengakui bahwa ia
sudah menjadi kafir. Mereka mengancam, kalau Ali mau bertaubat Ali dalam
melawan Mu’awiyah tetapi kalau tidak, mereka akan memerangi Ali dan
Mu’awiyah. Dalam hal ini Ali mendapatkan kesulitan besar akibat aksi Khawarij
ini.
Begitupula kelompok Mu’awiyah melakuakn aksi dan tindakan yang sama,
mereka merasa Ali tidak akan meninggalkan pendiriannya dan pergi kedaerah
yang bernama Harura.
Paham Khawarij ini bertambah maju setelah melihat kegagalan Ali dalam
perundingan tahkim. Paham Khawarij ini dianggap benar oleh umum. Mereka
terkenal keras dan berani berjuang mati-matian untuk menegakan pahamannya.
Karena kemarahannya yang meluap kepada Ali, Mu’awiyah dan Amru bin Ash,
kaum Khawarij berkelompok untuk membunuh ketiga-tiganya secara keji, mereka
berencana memukul ketiga-tiganya saat hendak sholat subuh ditempatnya masing-
masing.
Kaum khawarij kadang-kadang menamakan kelompok mereka dengan nama
“kaum syurah”, artinya kaum yang mengorbankan dirinya unutk kepentingan dan
keridhaan Allah, dengan berpijak pada Q.S Al-Baqarah 207:

Artinya:                                      
“Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridhaan
allah. Dan Allah maha penyentuh kepada hamba-hambanya”
Setelah Ali sebagai Khalifah ke-4 wafat mati terbunuh, Hasan bin Ali menyerakan
kekhalifahan kepada Mu’awiyah, sedangkan Husein wafat di padang karbala.
Gerakan kaum Khawarij tidak mereda, melainkan bertambah untuk melawan
Mu’awiyah, mereka membangun organisasi sendiri dengan sangat rapi dan
berkembang menjadi bercabang dua. Pada tahap berikutnya, kaum Khawarij tidak
hanya mempersoalkan kekhalifahan dan tahkim semata, tetapi merembet kepada
masalah i’tiqad dan keyakinan sehingga dalam dunia Islam terbentuk suatu aliran
yang disebut “aliran Khawarij” .

B.    Tokoh-Tokoh Aliran Khawarij


1.    Abdullah bin Wahab al-Rasyidi, pimpinan rombongan sewaktu mereka
berkumpul di Harura (pimpinan Khawarij pertama)
2.    Urwah bin Hadair
3.    Mustarid bin Sa’ad
4.    Hausarah al-asadi
5.    Quraib bin Maruah
6.    Naf bin Al-Azraq (pimpinan aliran Al-Azariqah) nama panggilan Abu Rasyid
7.    Zubair bin Ali
8.    Abdullah bin Rasyid
9.    Qathari bin Fujaah
10.    Najdah bin amir Al-hanafi (pimpinan aliran Al-Najadat)
11.    Abd Al-Rabih
12.    Abd Al-Karim bin Ajrad (pimpinan aliran Al-ajaridah)
13.    Ziyad ibn Al-Ashfar (pimpinan aliran Al-shafariyyah)
14.    Abdullah bin Ibad Al-Tamimi ( pimpinan aliran Al-Ibadhiyyah)

C.    Ajaran Keyakinan Aliran Khawarij


1.    Keyakinan aliran Khawarij
a)    Persoalan khalifah dan sahabat
Kaum Khawarij mengakui Khalifah Abu Bakar, Umar, dan separuh zaman dari
khalifah Utsman bin affan. Pengangkatan ketiga khalifah itu sah sebab sudah
dilakukan dengan syura atau dengan musyawarah ahlul halli wal aqdi.
Kepercayaan ini sama dengan kepercayaan kelompok As-ariyyah. Akan tetapi,
separuh terakhir dari masa kekhalifahan Utsman, tidak mereka akui lagi karena
Utsman menyeleweng. Begitu juga khalifah Ali mulanya pengangkatan Ali
sebagai khalifah dianggap sah, tetapi kemudian Ali melakukan kesalahan yakni
menerima tahkim.
b)    Label “Kafir”
Ciri khusus keyakinan/paham kaum Khawarij adalah mudah menuduh “kafir”
terhadap orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka. Nafi’i bin Azraq, yang
digelari Amirul Mukmin oleh kaum Khawarij menfatwakan bahwa semua orang
yang tidak sejalan dengannya adalah kafir yang halal darah, harta, dan anak
istrinya. Dalil yang mereka pakai untuk pendapat ini ialah firman Allah Q.s Nuh
26-27.

Artinya:
26. Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara
orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.
27. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan
menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak
yang berbuat ma'siat lagi sangat kafir.
c)    Iman
Kaum Khawarij berpendapat bahwa yang dilakukan iman itu bukan pengakuan
dalam hati dan ucapan dengan lisan saja, tetapi amal ibadah yang juga menjadi
rukun iman. Menurut mereka, orang yang tidak mengerjakan sholat, puasa, zakat,
dan lain-lain, ia termaksud orang kafir. Jelasnya kaum Khawarij, semua orang
mukmin yang berbuat dosa, baik besar maupun kecil adalah kafir dan wajib
diperangi serta boleh dibunuh dan dirampas hartanya.
d)    Orang sakit dan Lanjut usia
Berkenaan dengan orang-orang sakit dan orang yang telah lanjut usia yang tidak
ikut berperang dijalan Allah, kaum khawarij menganggap mereka sebagai orang
kafir dan wajib dibunuh.
e)    Dosa Besar dan Kecil
Kaum Khawarij menyatakan bahwa semua dosa itu sama, dan tidak ada yang kecil
atau besar. Semua kedurhakaan terhadap Tuhan termaksud dosa besar dan tidak
ada yang kecil. Pernyataan ini tampaknya dimaksud agar semua orang Islam yang
menjaadi lawan-lawannya dapat diperangi dan di rampas harta-hartanya karena
mereka terlah berbuat dosa setiap orang yang bebuat dosa adalah kafir.
f)    Anak-anak orang kafir
Menurut fatwa kaum Khawarij, anak-anak orang kafir ketika mati pada uasia
kecil, ia masuk neraka karena mengikuti ibu dan bapaknya yang kafir. Bagi
sebagaian kelompok lain, fatwa ini dianggap radikal. Sangat keras dan berlebihan 
karena memperlakukan manusia secara tidak adil, dan menghakimi manusia tanpa
melihat perbuatannya.  Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang
diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.

2.    Ajaran pokok aliran Khawarij


Asal mula ajaran khawarij bersifat politik yang muncul dari kancah bertentangan
tentang kaum kepemimpinan. Karena dalam Islam kekuasaan politik dan agama
atau teologi tak terpisahkan, maka Khawarij pun bersifat teologis. Oleh karena itu
pembicaraan ajaran pokok Khawarij disini juga dikelompokkan dalam dua bagian:
a)    Ajaran pokok Khawarij di bodang politik
1)    Mereka lebih bersifat demokratis, bahwa kekhalifahan atau kepemimpinan itu
haruslah diadakan dengan pemilihan umum secara bebas dan sah yang akan
diikuti oleh semua umat Islam secara keseluruhan.
2)    Bahwa yang berhak menduduki jabatan khalifah tidak hanya terbatas pada
orang-orang dari keturunan Qurais, tetapi semua bangsa Arab maupun non Arab.
3)    Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Ustman) adalah sah tetapi
setelah tahun ketujuh dari masa kekhalifahannya Ustman dianggap telah
menyeleweng.
4)    Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi tahkim ia dianggap telah
menyeleweng.
b)    Ajaran pokok Khawarij di bidang teologi
1)    Khawarij berpendapat bahwa orang yang melakukan dosa tidak dipandang
dosa apapun baik kecil maupun besar termasuk sesuatu yang mereka pandang
salah mereka menghukuminya seperti orang kafir.
2)    Bahwa orang-orang yang berbuat dosa besar dan tidak bertaubat maka
mereka itulah orang kafir yang kelak kekal di dalam neraka.
3)    Bahwa Khawarij lebih berpegang kepada dhahirnya lafadz dalam memahami
ayat-ayat Al Qur’an.
D.    Alasan naqli dari Al Qur’an dan Hadits

Artinya:
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi
ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari
rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian
kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh
telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (Q.S. An Nisa: 100)

Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk
dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-
orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang
alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan
memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu
janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah
kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit.”
(Q.S. Al Ma’idah: 44)

Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al Khudri R.A. dia berkata, “Rasulullah
SAW bersabda:
ِّ ‫ق َما ِرقَةٌ ِع ْن َد فُرْ قَ ٍة ِمنَ ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ يَ ْقتُلُهَا اَوْ لَي الطَّا ِئفَتَي ِْن بِ ْال َح‬
‫ق‬ ُ ‫تَ ْم ُر‬
Artinya: “Akan memisahkan diri satu kelompok (Khawarij) ketika kaum
muslimin berpecah belah. Kelompok itu akan diperangi oleh salah satu golongan
dan dua golongan yang lebih dekat dengan kebenaran (H.R. Muslim)

Selanjutnya Abu Sa’id Al Khudri R.A menyataka bahwa rasulullah saw bersabda.:
“nanti akan muncul diantara kamu kaum yang menghina shalat kamu
dibandingkan dengan shalat mereka, dan puasa kamu dibandingkan dengan puasa
mereka, amal perbuatan kamu dibandingkan dengan amal perbuatan mereka,
mereka itu membaca al quran tetapi bacaan mereka tidak akan melewati
kerongkongan mereka, dan merka akan memecah agama sebagaimana anak panah
keluar dari busurnya” (H.R. Sahih Bukhari)

E.    Pendapat mengenai Aliran Khawarij


Pada era modern ini yang menjadi peristiwa mendekati Khawarij salah satunya
peristiwa pengeboman Masjid Istiqlal di tahun 1998 oleh kelomppok Amin,
pengeboman masjid Polres Cirebon oleh kelompok Syarif pada tahun 2011.
Sebagai bagian dari kaum muslim, kita merasa perihatin dengan keadaan tersebut
dan mengkhawatirkan jika cara kesalahan-kesalahan dan penyimpangan seperti ini
secara tidak sadar seperti perampokan dan pembunuhan-pembunuhan ini adalah
berakar dari pemikiran dan pemahaman Takfiri, yaitu menghalalkan darah harta
tanpa dibenarkan syariat islam itu sendiri.
Dalam hal ini terkadang perbuatan tersebut bisa berkembang menjadi sebuah
ideologi Khawarij, jika perbuatan tersebut di lakukakan berulang-ulang dengan
alasan keyakinan sehingga menjadi sebuah manhaj dan aqidah mereka. Adapun
kejadian konflik tersebut yang tidak berkembang menjadi sebuah keyakinan
dikarenakan kesalahan target maka dia tidak menjadi sebuah keyakinan dasar
Khawarij.
    Menurut kami aliran khawarij adalah aliran yang sangat keras terhadap
pemikiran yang berbeda dengan mereka dan mereka terlalu mudah untuk
memberikan esensi kafir terhadap orag yang pemikiranya berbeda dengan
pemikiran mereka yang akhirnya menyebabkan perpecahan terhadap golongan
yang lain, namunjuga, menurut  kami aliran khawarij adalah aliran yang
memegang erat agama islam namun mereka tidak menerapkan toleransi terhadap
agama lain sebagaimana yang di ajarkan pada zaman ketika rasulullah masih
hidup
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Secara bahasa kata khawarij berarti orang-orang yang telah keluar. Kata ini
digunakan oleh kalangan Islam untuk menyebutkan barisan Ali ibn Abi Thalib r.a
karena kekecewaan mereka terhadap sikapnya yang telah menerima tawaran
tahkim (arbitrase) dari kelompok Mu’awiyah yang dikomandoi oleh Amr ibn Ash
dalam perang Shiffin. Kaum Khawarij  kadang-kadang menamakan kelompok
mereka dengan nama “kaum syurah”, artinya kaum yang mengorbankan dirinya
unutk kepentingan dan keridhaan Allah, dengan berpijak pada Q.S Al-Baqarah: 
207.
 Dalam ajaran Khawarij ini mereka berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa
besar sudah bukan orang Islam lagi, tetapi menjadi kafir dan murtad, lambat laun
juga dosa kecil mereka anggap telah menjadi kafir dan halal darahnya. Akhirnya
mereka anggap Islam hanya khawarij saja. Orang islam yang tidak sepaham
dengan aliran Khawarij menurut mereka adalah kafir dan bahkan boleh dibunuh.
DAFTAR PUSTAKA

Asmuni, Yusran. 1996. Ilmu Tauhid. cet. 3, Jakarta: PT. Raka Grafindo Persada.
An-Najjar, Amir. 1986. Aqidah, Pemikiran & Filsafat Khawarij, Solo: Pustaka
Mantiq.
Anwar, Rosihom dan Razak, Abdul. 2012. Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka .
Hatta, Mawardy. 2016. Aliran-Aliran Kalam/Teologi Dalam Sejarah Pemikiran
Islam, cet. I, Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Nata, Abdul, Ilmu Kalam. 1995. Filsafat dan Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Nasution, Harun. 1986. Teologi Islam: Aliran Sejarah Analisis Perbandingan.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Rahman, Taufik. 2013. Tauhid-Ilmu kalam. Bandung: Pustaka Setia.a

Anda mungkin juga menyukai