DI SUSUN OLEH:
SELFI FEBRIANTI: 2023030105038
YUNINGTYAS DWI ARININGRUM : 2023030105036
TAUFIK : 2023030105037
MUH. AIDIL FAJAR : 2023030105035
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DATAR ISI.....................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................2
C. TUJUAN MAKALAH......................................................................................................2
BABA 2 PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. PENGERTIAN KHWARIJ DAN MURJIAH..................................................................3
B. TOKOH TOKOH KWARIJ DAN MURJIAH..................................................................5
C. DOKTRIN DOKTRIN KWARIJ DAN MURJIAH..........................................................7
D. PEREMBANGAN KWARIJ DAN MURJIAH................................................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................11
A. KESIMPULAN..............................................................................................................11
B. SARAN............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kehidupan memang tidak luput dari setiap permasalahan. Dalam Islam sendiri mulai sejak
dahulu di zaman Rasulullah SAW sampai sekarang memiliki permasalahan. Setelah wafatnya
Rasulullah SAW mulai timbul banyaknya pergejolakan yang timbul dalam kalangan umat. Setiap
Pemerintah atau Khalifah yang berkuasa berusaha untuk meminimalisir dari pemberontakan tersebut.
Dari gejolak yang timbul dari umat menimbulkan berbagai firqoh (kaum) dalam kalangan umat
Islam sendiri. Seperti kaum Syiah, kaum Khawarij, kaum Mu’tazilah, kaum Qadariyah, kaum
Jabariyah, dan kaum Murji’ah. Dari hal ini membuat umat sendiri menjadi terpecah belah dalam
pemikiran tentang Islam. Sehingga hal inilah yang memicu timbulnya dari “Teologi Islam”. Dalam
konteks historis lahirnya M pada akhir abad pertama Hijrah pada saat Ibukota kerajaan Islam dari
Madinah pindah ke Kuffah kemudian pindah lagi ke Damaskus. Ini dipicunya adanya pergejolakan
yang timbul dalam politik imamah atau khilafat pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan yang
kemudian berkelanjutan pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib RA.Sehingga pada tragedi
terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan RA yang dilakukan olehAbdullah bin Salam menjadi
pembuka yang dinyatakan kaum Muslimin membuka bencana baginya yang tidak akan tetutup
sampai hari Kiamat.
Setiap Aliran yang lahir memiliki pemikiran tersendiri dalam berperndapat yang mana menjadi
pegangan tersendiri dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan, baik itu dari kaum Syiah
sampai kepada kaum Murji’ah. Dalam kesempatan ini kami mencoba menjabarkan tentang Aliran
dari khawarij dan Murji’ah yang merupakan aliran yang ada dalam salah satu aliran dari aliran-aliran
yang lahir sejak masa para sahabat Rasulullah SAW
1
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN MAKALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.khawarij
Kata khawarij secara etimologis berasal dari bahasa arab kharaja yang berarti keluar,muncul,
timbul, atau memberontak.Berkenaan dengan pengertian etimologis ini, syahrastani menyebut orang
yang memberontak imam yang sah sebagai khawarij.Berdasarkan pengertian etimologi ini pula,
khawarij berarti setiap muslim yang memiliki sikap laten ingin keluar dari kesatuan umat islam.
Adapun yang dimaksud khawarij dalam terminologi ilmu kalam adalah suatu kelompok atau
aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karenatidak sepakat terhadap
Ali yang menerima arbitrase atau tahkim dalam perang siffin pada tahun37 H/648 M dengan
kelompok bughat(pemberontakan) Mu’awiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah.
Kelompok khawarij pada mulanya memandang Ali dan pasukannnya berada pada pihak yang benar
karena Ali merupakan khalifah sah yang telah dibai’at mayoritas umat islam, sementara Mu’awiyah
berada pada pihak yang salah karena memberontak kepada khalifah yang sah. Lagi pula, berdasarkan
estimasi Khawarij,
pihak ali hampir memperoleh kemenangan pada peperangan itu, tetapi karena Ali menerima
tipu daya licik ajakan damai Mu’awiyah, kemenangan yang hampir diraih itu menjadi raib.
Ali sebenarnya sudah mencium kelicikan dibalik ajakan damai kelompok Mu’awiyah,sehingga pada
mulanya Ali menolak permintaan itu. Akan tetapi, karena desakan sebagian pengikutnya, terutama
ahli qurra’, seperti Al Asy’ats bin Qais, Mas’ud bin Fudaki AtTamimi, dan Zaid bin Husein Ath-
Tha’i, dengan terpaksa Ali memerintahkan Al Asytar(komandan pasukan Ali) untuk menghentikan
peperangan.Setelah menerima ajakan damai, Ali bermaksud mengirimkan Abdullah bin
Abbassebagai delegasi juru damai (hakam)- nya, tetapi orang-orang khawarij menolaknya dengan
alasan bahwa Abdullah bin Abbas adalah orang yang berasal dari kelompok Ali. Mereka lalu
mengusulkan agar Ali mengirim Abu Musa Al-Asy’ari dengan harapan dapat memutuskan perkara
berdasarkan kitab Allah. Keputusan tahkim,yaitu Ali diturunkan dari jabatannya sebagai khalifah
oleh utusannya, sementara Mu’awiyah dinobatkan sebagai khalifah oleh delegasinya pula sebagai
3
pengganti Ali, akhirnya mengecewakan orang- orang khawarij membelot dengan mengatakan
“mengapa kalian berhukum kepada manusia? Tidak ada hukum selain hukum yang ada pada sisi
Allah”.
Megomentari perkataan mereka, imamAli menjawab, “itu adalah ungkapan yang benar,
tetapi mereka artikan dengan keliru.” Pada waktu itulah orang-orang khawarij keluar dari pasukan
Ali dan langsung menuju Hurura,sehingga khawarij disebut juga dengan nama Hururiah.Kadang-
kadang mereka disebut dengan Syura dan Al-Mariqah.
2.murji’ah
Nama mur’jiah diambil dari kata irja’ atau arja’ yang bermakna penundaan, penangguhan, dan
pengharapan. Kata arja’a mengandung arti memberi pengharapan, yaitu kepada pelaku dosa besar
untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah SWT. Selain itu,arja’a berarti pula meletakkan di
belakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan amal dari iman. Oleh karena itu,
Murji’ah artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa, yaitu Ali
dan Mu’awiyah, serta setiap pasukannya pada hari kiamat kelak.
Ada beberapa teori yang berkembang mengenai asal-usul kemunculan Murji’ah. Teori
pertama mengatakan bahwa gagasan irja’ atau arja’a dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan
tujuan menjamin persatuan dan kesatuan umat islam ketika terjadi pertikaian politik. Murji’ah, baik
sebagai kelompok politik maupun teologis, diperkirakan lahir bersama dengan kemunculan Syi’ah
dan khawarij. Murji’ah, pada saat itu merupakan musuh berat khawarij. Teori lain mengatakan
bahwa gagasan irja’ yang merupakan basis doktrin murji’ah muncul pertama kali sebagai gerakan
politik yang diperlihatkan oleh cucu Ali bin Abi Thalib,Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah,
sekitar tahun 695.penggagas teori inimenceritakan bahwa 20 tahun setelah meninggalnya Mu’awiyah
tahun 680, dunia islam dikoyak oleh pertikaian sipil, yaitu Al-Mukhtar membawa paham Syi’ah ke
Kufah dari tahun685-687; Ibnu Zubair mengkalim kekhalifahan di Mekkah hingga kekuasaan islam.
Sebagai respons dari keadaan ini muncul gagasan irja’ atau penangguhan (postponenment).
4
Gagasanini tampaknya pertama kali dipergunakan sekitar tahun 695 oleh cucu Ali bin Abi Thalib,
Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah, dalam sebuah surat pendeknya yang tampak
autentik.Dalam surat itu, Al-Hasan menunjukkan sikap politiknya dengan mengatakan, “kita
mengakui Abu Bakar dan Umar, tetapi menangguhkan keputusan atas persoalan yang terjadi pada
konflik sipil pertama yang melibatkan Utsman, Ali, dan Zubair (seorang tokoh pembelot ke
mekkah).” Dengan sikap politik ini, Al-Hasan mencoba menanggulangi perpecahan umat islam. Ia
kemudian mengelak berdampingan dengan kelompok Syi’ah revolusioner yang terlampau
mengagungkan Ali dan para pengikutnya, serta menjauhkan diri dari khawarij yang menolak
mengakui kekhalifahan Mu’awiyah dengan alasan bahwa ia adalah keturunansi pendosa Utsman.
Teori lain menceritakan bahwa ketika terjadi perseteruan antara Ali dan
Mu’awiyah,dilakukanlah tahkim(arbitrase)atas usulan Amr bin ‘Ash, seorang kaki tangan
Mu’awiyah.Kelompok Ali terpecah menjadi dua kubu, yang pro dan yang kontra. Kelompok kontra
akhirnya menyatakan keluar dari Ali, yaitu kubu khawarij, memandang bahwa tahkim itu
bertentangan dengan Al-Quran, dalam pengertian tidak bertahkim berdasarkan hukum AllahSWT.
Oleh karena itu, khawarij berpendapat bahwa melakukan tahkim itu dosa besar dan dihukum kafir,
sama seperti perbuatan dosa besar lain, seperti zina, riba’, membunuh tanpa alasan yang benar,
durhaka kepada orang tua, serta memfitnah wanita baik-baik. Pendapat khawarij tersebut ditentang
sekelompok sahabat yang kemudian disebut Murji’a
dengan mengatakan bahwa pembuat dosa besar tetap mukmin, tidak kafir, sementara dosanya
diserahkan kepada Allah SWT, apakah mengampuninya atau tidak.
5
B.TOKOH TOKOH KHAWARIJ DAN MUR’JIAH
6
C.DOKTRIN DOKTRIN POKOK KHAWARIJ DAN MUR’JIAH
a. Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat islam b.Khalifah tidak harus
berasal dari keturunan Arab.
c. Setiap orang muslim berhak menjadi khalifah asal sudah memenuhi syarat.
d. Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan
syari’at islam. Ia harus dijatuhkan bahkan dibunuh jika melakukan kezaliman.
e. Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Utsman) adalah sah, tetapi setelah tahun ke
tujuh dari masa kekhalifahannya, Utsman r.a. dianggap telah menyeleweng
f. Khalifah Ali juga sah, tetapi setelah terjadi arbitrase ia dianggap menyeleweng
g. Mu’awiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap menyeleweng
dan telah menjadi kafir
i. Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim karenanya harus dibunuh.Mereka
menganggap bahwa seorang muslim tidak lagi muslim (kafir) disebabkan tidak mau membunuh
muslim lain yang telah dianggap kafir, dengan resiko ia menanggung beban harus dilenyapkan
pula.
j. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Apabila tidak mau
bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dalam dar al harb (negara musuh), sedangkan
golongan mereka dianggap berada dalam dar al islam (negaraislam)
L. Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk surga, sedangkan yang jahat harus
masuk ke neraka)
7
o. Al-Qur’an adalah makhluk
c. Pemberian harapan (giving of hope) terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk
memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah SWT.
d .Doktrin-doktrin Murji’ah menyerupai pengajaran (mazhab) para skeptis dan empiris dari
kalangan helenis.
b.Menyerahkan keputusan kepada Allah SWT. Atas orang muslim yang berdosa besar
c.Meletakkan (pentingnya) iman lebih utama dari pada amal
Sementara itu, Abu ‘A’la Al-Maududi menyebutkan dua doktrin pokok ajaran Murji’ah,
yaitu
: a.Iman adalah cukup dengan percaya kepada Allah SWT. Dan rasulnya. Adapun amal atau
perbuatan bukan merupakan keharusan bagi adanya iman. Berdasarkan hal ini,seseorang tetap
dianggap mukmin walaupun meninggalkan apa yang difardukan kepadanya dan melakukan
perbuatan-perbuatan dosa besar
8
b.Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih ada iman di hati, setiap maksiat tidak
dapat mendatangkan madharat atau-pun gangguan atas seseorang.Untuk mendapatkan
pengampunan, manusia cukup menjauhkan diri dari syirik dan meninggal dalam keadaan
akidah tauhid.
Aliran Murji'ah mengalami perkembangan, yaitu dengan terbagi menjadi sub-sekte yang
kecil-kecil. Hal itu dikarenakan perbedaan pendapat yang bersifat internal tentang
permasalahan-permasalahan yang muncul.Dan Khawarij, sebagaimana telah dikemukakan,
telah menjadikan imamah/khilafah/politik sebagai doktrin sentral yang memicu timbulnya
doktrin-doktrin teologis lainnya.Radikalitas yang melekat pada watak dan perbuatan kelompok
khawarij menyebabkannya sangat rentan pada perpecahandengan sesama kelompok islam
lainnya. Para pengamat telah berbeda pendapat tentang berapa banyak perpecahan yang terjadi
dalam tubuh kaum khawarij. Al Bagdadi mengatakan bahwa sekte ini telah pecah menjadi 20
subsekte. Harun mengatakan bahwa sekte ini telah pecah menjadi 18 subsekte. Adapun Al-
Asfarayani, seperti dikutip Bagdadi, mengatakan bahwa sekte ini telah pecah menjadi 22
subsekte.
Terlepas dari beberapa banyak subsekte pecahan khawarij, tokoh-tokoh yang disebutkan
di atas sepakat bahwa subsekte khawarij yang besar hanya ada 6, yaitu:
a. Al-Muhakkimah
Golongan Khawarij asli dan terdiri dari pengikut-pengikut Ali, disebut golongan Al-
Muhakkimah.Bagi mereka Ali,Mu’awiyah, kedua pengantara Amr Ibn Al-As dan Abu Musa
Al- Asy’ari dan semua orang yang menyetujui paham bersalah itu dan menjadi kafir.
b. Al-Azariqah
Golongan yang dapat menyusun barisan baru dan besar lagi kuat sesudah golongan Al-
Muhakkimah hancur adalah golongan Al-Azariqah.Daerah kekuasaan mereka terletak
diperbatasan Irak dengan Iran.Nama ini diambil dari Nafi’ Ibn Al-Azraq. Khalifah pertamayang
mereka pilih ialah Nafi’ sendiri dan kepadanya mereka beri gelar Amir AlMu’minin.
Nafi’meninggal dalam pertempuran di Irak pada tahun 686 M. mereka menyetujui paham
bersalah itu dan menjadi musyrik
9
c. Al-Nadjat
Najdah bin Ibn ‘Amir Al-Hanafi dari Yamamah dengan pengikut-pengikutnya pada mulanya
ingin menggabungkan diri dengan golongan Al-Azariqah. Tetapi dalam golongan yang tersebut
akhir ini timbul perpecahan. Sebagian dari pengikut-pengikut Nafi’ Ibn Al-Azraq, diantaranya
AbuFudaik, Rasyid Al-Tawil dan Atiah Al-Hanafi, tidak menyetujui paham bahwa orang
Azraqi yang tidak mau berhijrah kedalam lingkungan Al-Azariqah adalah musyrik.Akan tetapi
mereka berpendapat bahwa orang berdosa besar yang menjadi kafir dan kekal dalam neraka
hanyalah orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka. Adapun pengikutnya jika
mengerjakan dosa besar, benar akan mendapatkan siksaan, tetapi bukan dalam neraka, dan
kemudian akan masuk surga.
d. Al-Ajaridah
Mereka adalah pengikut dari Abd Al-Karim Ibn Ajrad yang menurut Al-Syahrastani merupakan
salah satu teman dari Atiah Al-Hanafi.Menurut paham mereka berhijrah bukanlah merupakan
kewajiban sebagai diajarkan oleh Nafi’ Ibn Al-Azraq dan Najdah, tetapi hanya merupakan
kebajikan.Kaum Ajaridah boleh tinggal diluar daerah kekuasaan mereka dengan tidak dianggap
menjadi kafir.Harta boleh dijadikan rampasan perang hanyalah harta orang yang telah mati.
e. Al-Sufriah
Pemimpin golongan ini ialah Ziad Ibn Al-Asfar. Dalam paham mereka dekat sama dengan
golongan Al-Azariqah.
f. Al-Ibadiyah
Golongan ini merupakan golongan yang paling beda dari seluruh golongan Khawarij. Namanya
diambil dari Abdullah Ibn Ibad yang pada tahun 686 M. memisahkan diri dari golongan Al-
Azariqah.
10
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Secara etimologis kata khawarij berasal dari bahasa Arab, yaitu kharaja yang berarti
keluar, muncul, timbul, atau memberontak. Terdapat beberapa doktrin pokok dalam kaum
Khawarij. Doktrin yang dikembangkan kaum Khawari’j dapat dikategorikan dalam tiga
kategori: politik, teologi, dan sosial.Murji’ah diambil dari Al-Irjo, yaitu menunda,
menangguhkan, mengakhirkan: mungkin karena mereka mengakhirkan tingkatan amal dari
iman, ataukah mereka menangguhkan hukuman terhadap pelaku dosa besar sampai hari
qiamat, dan menyerahkan perkaranya kepada Tuhannya. Ajaran pokok Murji’ah pada
dasarnya bersumber dari gagasan atau doktrin irja atau arja’a yang diaplikasikan dalam
banyak persoalan.
B.SARAN
Pada hakikatnya semua aliran tersebut tidaklah keluar dari Islam, tetapi tetap Islam.Dengan
demikian tiap umat Islam bebas memilih salah satu aliran dari aliran-aliran teologi tersebut,
yaitu mana yang sesuai dengan jiwa dan pendapatnya.Hal ini tidak ubahnya pula dengan
kebebasan tiap orang Islam memilih madzab fikih mana yang sesuai dengan
paham dikalangan umatku membawa rahmat”. Memang rahmat besarlah kalau kaum
terpelajar menjumpai dalam Islam aliran-aliran yang sesuai dengan jiwa dan
pembawaannya, dan kalau pula kaum awam memperoleh dalamnya aliran-aliran yang dapat
mengisi kebutuhan rohaninya.
11
C.DAFTAR PUSTAKA
https :/ / hur ie85.wordpres s .com/ 2014/ 07/ 16/ makala h - ilmu- kalam- k hawar ij- dan-
mur jiah/
mu rji a h . ht ml
12