Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AL KHAWARIJ

(Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Materi Pai II)

Dosen Pembimbing : Ikram Sabaruddin, S.Ag., M.Pd.I

Oleh Kelompok 2 :

 RIFLIN
 MELNA
 ROHDIYATUL JASIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YPIQ

(BAUBAU)

2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil’alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW,
yang telah memberikan petunjuk di jalan yang diridhai oleh Yang Maha Esa dengan
berbagai Ilmu pengetahuan yang sangat berharga bagi masa depan kehidupan.

Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing serta
saudara-saudara di kampus yang telah memberi motivasi dalam pembuatan makalah
ini baik secara langsung maupun tidak langsung. kami berharap semoga semua yang
telah berjasa dalam penyusunan makalah ini mendapat balasan yang sebaik-baiknya
dari Allah SWT.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata materi pai II Pendidkan
Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Sekolah Tinggi Agama Islam.
Dengan adanya tugas pembuatan makalah ini, kami mendapat tambahan ilmu
pengetahuan (Ilmu Pendidkan) terutama dengan judul yang kami buat yaitu “AL
KHAWARIJ” dan dapat memahaminya serta menambah wawasan kami dalam
pembuatan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Pendahuluan..................................................................................... 1
B. Rumusan masalah............................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................. .......... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3

A. Pengertian Al Khawarij.................................................................... 3
B. Latar Belakang Al Khawarij............................................................ 4
C. Doktrin Ajaran Al Khawarij............................................................ 10
D. Perkembangan Al Khawarij............................................................. 12
E. Tokoh-tokoh Yang Berperan Dalam Aliran Al Khawarij................ 14
F. Dampak Positif Dan Negative Dari Aliran Al Khawarij................. 14

BAB III PENIUTUP.................................................................................. 16

A. Kesimpulan...................................................................................... 16
B. Saran................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peradaban yang telah dibangun umat Islam telah mengalami banyak liku-liku,
ketidakpuasan manusia yang selalu muncul, membuat terjadinya pemikiran-
pemikiran dalam perjalanannya. Kegagalan di perang Shiffin telah menimbulkan
akibat yang sangat buruk di kalangan tentara khalifah Ali bin Abi Tholib. Ada
sebagian dari mereka melepaskan diri dari tentara Ali dan memberontak untuk
memerangi Ali dan Mu’awiyah. Golongan ini menamakan dirinya Khawarij.
Ketidak puasan atas terjadinya tahkim antara Ali dan Mu’awiyah telah
menyulut sebagian dari tentara Ali untuk memisahkan diri dan melakukan
pemberontakan. Inilah generasi pertama Khawarij lahir. Mereka menolak hasil
dari tahkim yang menyebabkan kalahnya Ali dan turunnya dari jabatan sebagai
Khalifah. Dengan jumlah sekitar dua belas ribu orang akhirnya mereka melakukan
pemberontakan. Khawarij bersikap bermusuhan terhadap Ali maupun terhadap
Mu’awiyah. Mereka beranggapan, orang-orang Islam selain mereka sendiri adalah
kafir dan halal darahnya serta kekayaannya. Penjelasan tersebut merupakan seddikit
gambaran mengenai munculnya aliran khawarij.
Dalam makalah ini kami mencoba untuk lebih menguraikan sejarah tentang
aliran Khawarij ,penyebab atau hal-hal yang melatarbelakangi munculnya aliran
khawarij, perkembangan aliran khawarij , serta doktrin-doktrin yang ada didalamnya
dan ajaran pokok yang dianutnya.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian aliran Khawarij ?


2. Apa yang melatarbelakang munculnya aliran Khawarij ?
3. Apasaja doktrin-doktrin ajaran aliran Khawarij ?
4. Bagaimana perkembangan aliran Khawarij ?
5. Siapasaja tokoh-tokoh yang berperan dalam aliran Khawarij ?
6. Apa dampak positif dan negative dari aliran Khawarij ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian khawarij.


2. Untuk mengetahui latar belakang munculnya khawarij.
3. Untuk mengetahui doktrin-doktrin ajaran khawarij.
4. Untuk mengetahui perkembangan khawarij.
5. Untuk mngetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam khawarij.
6. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif khawarij.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al Khawarij

Harun Nasution menyebutkan bahwa nama Khawarij berasal dari


kata Kharaja yang berarti keluar. Nama itu sendiri diberikan kepada mereka karena
mereka keluar dari barisan Ali.1 Tetapi ada pendapat lain mengatakan pemberian
nama itu didasarkan atas ayat Al-Qur’an surat an-Nisa’: 100 menyebutkan:

‫َو َم ْن ُّيَهاِج ْر ِفْي َس ِبْيِل ِهّٰللا َيِج ْد ِفى اَاْلْر ِض ُم ٰر َغ ًم ا َك ِثْيًرا َّو َسَع ًةۗ َو َم ْن َّيْخ ُرْج ِم ْۢن َبْيِتٖه‬
‫ُمَهاِج ًرا ِاَلى ِهّٰللا َو َر ُسْو ِلٖه ُثَّم ُيْد ِر ْك ُه اْلَم ْو ُت َفَقْد َو َقَع َاْج ُر ٗه َع َلى ِهّٰللاۗ َو َك اَن ُهّٰللا َغ ُفْو ًرا‬
ࣖ ࣖ‫َّر ِح ْيًم ا‬

Terjemahnya :
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka
bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari
rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian
kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah
tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. An-Nisaa’: 100)

Dengan demikian kaum Khawarij memandang diri mereka sebagai orang yang
meninggalkan rumah dan kampung halamannya untuk mengabdikan diri kepada
Allah dan Rasul-Nya.

1 Harun nasution, teologi Islam, Aliran-aliran sejarah analisis perbandingan (Jakarta: UI-Press,
cetakan V, 1986), hlm.1

3
Kaum khawarij kadang-kadang juga menamakan golongan mereka kaum
Syurah, artinya kaum yang mengorbankan dirinya untuk kepentingan keridhoan
Allah. Sebagaimana tercantum dalam surat al-Baqarah ayat 207:

‫َو ِم َن الَّناِس َم ْن َّيْش ِر ْي َنْفَس ُه اْبِتَغ ۤا َء َم ْر َض اِت ِۗهّٰللا َو ُهّٰللا َر ُءْو ٌۢف ِباْلِعَباِد‬
Terjemahnya :
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena
mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-
Nya. (QS. Al-Baqarah: 207).

Dan, mereka juga sering disebut Haruriyah dari kata Harura yaitu nama desa
yang terletak di dekat Kufa di Irak. Di tempat inilah mereka berkumpul setelah
memisahkan diri dari Ali berjumlah dua belas ribu orang dengan memilih Abdullah
Ibn wahab al-Rasid menjadi imam sebagai ganti dari Ali Ibn Abi Thalib.2

B. Latar Belakang Munculnya Khawarij

Wafatnya Nabi Muhammad SAW membuat umat Islam kehilangan pemimpin


yang dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi mereka. Nabi sendiri
semasa hidup tidak menunjuk seorang pun kelak yang akan menggatikannya. Hal ini
menyebabkan timbulnya dua teka-teki besar yang akan mengantarkan Islam kedalam
rentangan sejarah yang dibicarakan seakan tak berujung, yaitu pertama, golongan
mana yang akan menggantikan kepemimpinan Nabi. Kedua, bagaimana cara

2 Mulyadi & Bashori, Studi Ilmu Tauhid/ Kalam, (Malang:UIN Maliki Press (Aggota IKAPI, 2010),
hlm.102-104

4
pemilihan pimpinan itu dilangsungkan? Al Quran pun secara tegas tidak
mencantumkan siapa yang akan memimpin.

Meski penuh pertentangan, akhirnya disepakati bahwa Abu Bakar diangkat


menjadi Pengganti atau khalifah Nabi dalam memimpin umat Islam ketika itu.
Setelah wafat, ia digantikan oleh Umar Bin Khathab dan Umar digantikan oleh
Ustman Bin Affan.

Masa enam tahun kekhalifahan Ustman dinilai berjalan dengan lancar dan
baik. Namun pada tahun ketujuh, Ustman telah melakukan kesalahan besar dengan
mengangkat beberapa saudaranya untuk menduduki posisi politik dalam
pemerintahan. Kebijakan ini diprotes keras dan dianggap sebagai tindakan nepotisme
dan koruptif. Tak kurang beberapa orang tokoh terkemuka ketika itu mendesak
Ustman untuk memperbaiki keadaan. Ustman ragu-ragu dalam mengambil keputusan
dan akhirnya terlambat. Ia terbunuh secara menyedihkan saat membaca Al Quran di
rumahnya. Inilah awal permulaan munculnya pembunuhan pimpinan politik Islam
secara konstitusional dalam sejarah politik Islam.3

Ali bin Abi Thalib kemudian tampil ke pentas politik menggantikan Ustman.
Namun pengangkatan Ali ini ditolak beberapa gelintir tokoh terkemuka, seperti
Thalhah dan Zubair, dengan dukungan politik dari Aisyah, istri Nabi. Pertempuran
pun berkobar yang terkenal dengan perang Jamal tahun 656 M. Kelompok oposisi ini
dapat dipatahkan, namun muncul pula kelompok oposisi lain yang dipimpin oleh
Muawiyah bin Abi Sufyan, Gubernur Damaskus, yang diangkat pada masa Ustman.
Ia menolak kekhalifahan Ali dan menuntutnya untuk menghukum komplotan
pembunuh Ustman, bahkan lebih jauh Ali secara terselubung dianggap terlibat dalam
skenario pembunuhan itu. Peperangan tak dapat dihindari lagi. Pertempuran ini
terkenal dengan perang Shiffin, terjadi bulan Juli 657 M.

3 Harun Nasution, Teologi Islam, (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1978), hlm.1.

5
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, asal mulanya kaum Khawarij
adalah orang yang mendukung Sayyidina Ali. Akan tetapi, akhirnya mereka
membencinya karena dua anggota lemah dalam menegakkan kebenaran, mau
menerima tahkim yang sangat mengecewakan, sebagaimana mereka juga membenci
Mu’awiyah karena melawan Sayyidina Ali Khalifah yang sah.4

Munculnya nama golongan Khawarij adalah setelah peristiwatahkim, yaitu


sebagai upaya menyelesaikan peperangan antara Ali bin Abi Thalib disatu pihak
dengan Mu’awiyah dipihak lain. Peperangan kedua pihak itu terjadi disebabkan
Mu’awiyah pada akhir 37 H, menolak mengakui kekholifahan Ali bin Abi Thalib.
Karena setelah Ali bin Abi Thalib memindahkan ibu kotanya ke al- Kufah.5
Setelah adanya penolakan tersebut Mu’awiyah segera menghimpun
pasukannya untuk menghadapi kekuatan Ali sehingga pecahlah peperangan Siffin
pada tahun 37 H/ 658 M.
Dalam peperangan ini tentara Ali di bawah pimpinan Malik al-Asytar hamper
mencapai titik kemenangannya, yaitu tentara Ali dapat mendesak tentara Mu’awiyah.
Dan, melihat pasukannya terdesak mundur ‘Amru bin Asy panglima tertinggi
pasukan Mu’awiyah memerintahkan pasukannya mengangkat tinggi-tinggi al-Qur’an
dengan ujung tombak sambil berkata al-Qur’an yang akan menjadi hakim diantara
kita. Marilah kita bertahkim dengan kitabullah. Kemudian Ali mendapat desakan dari
pimpinan-pimpinan pasukannya agar mau menerima ajakan tersebut sehingga pun
tidak bisa berbuat apa-apa selain mengabulkan permintaannya untuk menerima.
Sebagai realisasi dari diterimanya perjanjian tersebut dalam Encyclopedie of
Islam yang isinya sebagai berikut:

4 Sahilun A. Nasir, Kiai Haji, Pemikiran Kalam (Teologi Islam), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2010), hlm. 123.
5 Mulyadi & Bashori, OP.Cit, hlm. 100

6
“suatu perjanjian telah direncanakan di Siffin pada Safar 37 H/ 657 M. dan
telah ditunjukkan dan dijelaskan dalam tahkim itu dua orang sebagai perantara yaitu
Abu Musa al-Asy’ari dan Ali dan Amr Ibnu al-Asy untuk Mu’awiyah yang akan
mengumumkan keputusan mereka pada tempat yang mereka telah tentukan yaitu di
tengah antara Syiria dan Iraq”. Tetapi sebagaian di antara pasukan Sayyidina Ali ada
yang tidak suka menerima ajakan tahkim itu, karena mereka menganggap bahwa
orang yang mau berdamai ketika pertempuran adalah orang yang ragu akan
pendiriannya dalam kebenaran peperangan yang ditegakkannya. Hukum Allah sudah
nyata kata mereka. Siapa yang melawan Khalifah yang sah harus diperangi.

“kita berperang guna menegakkan kebenaran demi keyakinan kepada agama


kita. Kenapa kita mau berhenti perang sebelum mereka kalah”, kata mereka.
Akhirnya kaum ini membenci Ali r.a. karena dianggap lemah dalam menegakkan
kebenaran, sebagaimana mereka membenci Mu’awiyah karena melawan Khalifah
yang sah. Kaum inilah yang dinamakan Khawarij, kaum yang keuar dan memisahkan
diri dari Ali. 6
Berdasarkan keterangan di atas dapat difahami bahwa timbulnya Khawarij
adalah persoalan politik yang berubah kemudian menjadi soal kepercayaan atau
dogmatis teologi.
Mereka menuduh Khalifah Ali bin Abi Thalib lebih percaya pada putusan
musuh dan mengenyampingkan putusan Allah yaitu menerima tahkim yang menjadi
sebab perpecahan dan perbedaan pendapat sampai tingkat dogmatis teologi.

Jadi, setelah menerima prinsip arbitrase yang merugikan pihak Ali, sebagian
pengikut-pengikutnya keluar dari golongan Ali dan menamakan diri mereka dengan
golongan Khawarij dan merupakan sekte pertama lahir dalam islam. Mereka
6 Mulyadi & Bashori, Ibid, hlm. 101-102.

7
menentang arbitrase dengan prisip la hukma Illa Lillah.7 Permasalahan tahkim.
inipun menjadi sebab yang kuat dari pemberontakan dan kemunculan Khawaarij,
karena mereka mengkafirkan Ali lantaran keridhoan beliau terhadap perkara
ini. Kedzaliman para penguasa dan tersebarnya kemungkaran yang banyak
dikalangan manusia. Demikianlah slogan dan propaganda mereka dalam khutbah-
khutbah dan tulisan-tulisan mereka untuk mengambil simpati umat Islam dengan
mengatakan bahwa para penguasa telah berbuat kedzaliman dan kemaksiatan telah
menyebar dan merebak pada masyakat yang ada sehingga perlu mencegahnya,akan
tetapi pada hakikatnya apa yang mereka lakukan dengan memberontak terhadap
penguasa itu lebih besar dari pada kemungkaran dan kedzoliman yang ada,karena
mereka menganggap bahwa membunuh orang yang menyelisihi mereka merupakan
satu ketaatan yang bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah dan menganggap
semua penguasa mulai dari Ali kemudian Bani Umayah dan Abasiyah adalah dzolim
tanpa klarifikasi dan kehati-hatian, padahal menegakkan keadilan dan mencegah
kemungkaran bisa dilakukan dengan cara yang lain tanpa harus mengorbankan dan
menumpahkan darah-darah orang yang menyelisihi mereka baik penguasa atau
rakyat.

Disamping faktor-faktor penyebab diatas, kemunculan kelompok khawarij juga


disebabkan oleh :

1. Fanatisme kesukuan.

Fanatisme kesukuan ini merupakan satu dari sebab-sebab munculnya


Khawarij. Fanatisme kesukuan ini telah hilang pada zaman Rasulullah dan Abu Bakar
serta Umar, kemudian muncul kembali pada zaman pemerintahan Utsman dan yang
setelahnya.

7 Mulyadi & Bashori, Ibid, hlm. 104.

8
Pada masa Utsman fanatisme tersebut mendapat kesempatan untuk
berkembang karena terjadi persaingan dalam memperebutkan jabatan-jabatan penting
dalam kekhilafahan sehingga Utsman di tuduh mengadakan gerakan nepotisme
dengan mengangkat banyak dari keluarganya untuk menjabat jabatan-jabatan
strategis di pemerintahannya,dan inilah yang dijadikan hujjah oleh mereka untuk
mengadakan kudeta terhadapnya.

2. Faktor ekonomi,

Semangat ini dapat dilihat dari kisah Dzul Khuwaishiroh bersama Rasulullah
dan kudeta berdarahnya mereka terhadap Utsman, ketika mereka merampas dan
merampok harta baitul-mal langsung setelah membunuh Utsman, demikian juga
dendam mereka terhadap Ali dalam perang jamal, ketika Ali melarang mereka
mengambil wanita dan anak-anak sebagai budak rampasan hasil perang sebagimana
perkataan mereka terhadap Ali: Awal yang membuat kami dendam padamu adalah
ketika kami berperang bersamamu di hari peperangan jamal, dan pasukan jamal
kalah, engkau membolehkan kami mengambil apa yang kami temukan dari harta
benda dan engkau mencegah kami dari mengambil wanita-wanita mereka dan anak-
anak mereka.

3. Semangat keagamaan.

ini pun merupakan satu penggerak mereka untuk keluar memberontak dari
penguasa yang absah.

9
C. Doktirn- Doktrin Ajaran Khawarij

a. Doktrin Politik

1) Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam
2) Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab. Dengan demikian
setiap orang muslim berhak menjadi khalifah apabila sudah memenhi
syarat.
3) Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan adil dan
menjalankan syariat Islam. Ia harus dijatuhkan bahkan dibunuh jika
melakukan kezhaliman
4) Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, Usman) adalah sah. Tetapi
setelah tahun ketujuh kepemimpinan Usman bin Affan dianggap telah
menyeleweng.
5) Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah sah. Tetapi setelah arbritase
dianggap telah menyeleweng.
6) Muawiyah, Amru bin Ash dan Abu Musa adalah kafir karena
menyeleweng. Khawarij menganggap kafir berdasarkan firman Allah di
surat Al-Maidah:44
7) Pasukan Jamal yang melawan Ali juga kafir.8

b. Doktrin Teologis

8 Golongan Murji’ah Moderat

10
1) Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus
dibunuh. Yang sangat anarkis lagi, mereka menganggap bahwa seorang
muslim dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim
lain yang telah dianggap kafir dengan resiko ia harus menanggung
beban harus dilenyapkan.
2) Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka.
Bila tidak mau bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dalam dar al-
harb (negara musuh), sedangkan golongan mereka sendiri berada dalam
dar al-islam (negara Islam)
3) Seseorang harus menghondar dari pimpinan yang menyeleweng.
4) Adanya waad dan waid (orang yang baik harus masuk surga, sedangkan
orang jahat masuk dalam neraka).

c. Doktrin Sosial

1. Amar ma’ruf nahi munkar


2. Memalingkan ayat ayat Al-quran yang tampak mutasabihat (samar)
3. Quran adalah makhluk
4. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan

D. Perkembangan aliran khawarij

11
Khawarij pada umumnya terdiri dari orang-orang arab badui yang hidup
sederhana di padang pasir yang tandus, bersifat keras hati dan berani dan merdeka
tidak tergantung pada orang lain. Diantara sekte atau kelompok yang terkenal dalam
kaum khawarij yaitu:

1. Kaum Al-Muhakimmah
Sekte Al Muhakimmah merupakan generasi pertama dan terdiri dari pengikut
ali dalam perang shifin, mereka kemudian keluar dari barisan Ali dan berkumpul di
Harurah dekat Khufah untuk menyusun kekuatan guna melakukan pemberontakan
terhadap ali bin abi thalib. Mereka disebut Al Muhakimmah sesuai dengan prinsip
dari golongan mereka: la hukma illa Allah (tidak ada hukum selain hukum Allah)
dengan prinsip tersebut, mereka berpandangan tidak sah menetapkan hukum selain
hukum Allah yaitu Alquran.
Menurut ajaran Muhakimmah semua orang yang melakukan dosa besar
termasuk kafir. Sedangkan yang mereka maksudkan dengan dosa besar tersebut
adalah berzina dan membunuh tanpa sebab.

2. Al Azariqah
Pemberian nama sekte ini dinisbahkan pada pendirinya Abi Rasyid Nai bin al
Azraq.menurut para ahli sejarah sekte ini dikenal paling ekstrim dan radikal dari pada
sekte lain.nya dikalangan khawarij. Hal ini ditandai dengan dipergunakannya term
musyrik bagi orang yang melakukan dosa besar sedangkan sekte lain hanya
menggunakan term kafir. Term musyrik dalam islam merupakan dosa yang paling
besar melebihi dosa kafir.

3. Al Najdah

12
Nama sekte ini berasal dari nama pemimpinnya Najdah bin Amir Al Hanafi.
Sekte ini merupakan sepaham dengan Al Azariqah karena mereka tidak setuju dengan
term musyrik yang diberikan kepada orang yang tidak mengikuti paham Al Azariqah
dan halal dibunuhnya perempuan dan anak-anak orang islam yang tidak sepaham
dengan mereka dengan alasan musyrik.

4. Al Ajaridah
Ajaridah adalah pengikut Adul Karim bin Ajrad. Menurut mereka hijrah
bukan merupakan kewajiban tetapi kebajikan sehinggga bila pengikutnya tinggal
diluar kekuasaan mereka tidak dianggap kafir.
5. Ash Sufriyah
Sekte ini adalah pengikut Ziyad bin Al Ashfar. Menurut kelompok ini orang
yang melakukan dosa besar dikenakan had sebagaimana yang telah ditentukan oleh
Allah. Seperti pencuri, pezina dan sebagainya. Sedangkan peaku dosa besar yang
tidak ada hadnya maka disebut kafir namun demikian ada yang berpendapat bahwa
pelaku dosa besar yang tidak ada hadnya tidak boleh dikafirkan kecuali atas
keputusan hakim.

6. Al Ibadiyah
Aliran ini dipimpin oleh ‘Abdullah ibn Ibadh. Mereka merupakan penganut
paham Khawarij yang paling moderat dan luwes serta paling dekat dengan paham
Sunni. Sehingga aliran ini masih bertahan sampai sekarang.

E. Tokoh-tokoh Kelompok Khawarij

13
Tokoh-tokoh yang ada dalam aliran khawarij antara lain: Urwah bin
Hudair, Mustarid bin Sa'ad, Hausarah al-Asadi, Quraib bin Maruah, Nafi' bin al-
Azraq, 'Abdullah bin Basyir

Berdasarkan catatan sejarah, gerakan kelompok khawarij ini terpecah menjadi


dua cabang besar yaitu :

1. Kelompok Khawarij yang bermarkas di wilyah Bathaih, yaitu kelompok yang


mengusai dan mengawasi kaum khawarij yang berada di Persia dan disekeliling
Irak. Cabang ini dipimpin oleh Nafi’ bin azraq dan Qatar bin Faja’ah

2. Kelompok Khawarij yang bermarkas di Arab Daratan, yaitu kelompok yang


mengusai dan mengawasi kaum khawarij yang berada di Yaman, Hadhramaut
dan Thaif, Cabang ini dipimpin oleh Abu Thaluf, Najdah bin ‘Ami dan Abu
Fudaika

F. Dampak Positif dan Negatif kelompok khawarij

 Sisi Positif Khawarij:


1) Dalam lapangan ketatanegaraan, mereka lebih bersifat demokratis, karena
menurut mereka khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh
ummat Islam. Yang berhak menjadi khalifah bukanlah anggota suku
Quraisy saja, bahkan bukan hanya orang Arab, tetapi siapa saja yang
sanggup asal orang Islam, sekalipun ia hamba sahaya yang berasal dari
Afrika.
2) Kaum Khawarij bersifat sederhana dalam cara hidup dan pemikirannya.
3) Golongan al-Maimuniah, yang menganut paham qadariah beranggapan
bahwa mereka semua perbuatan manusia, baik dan buruk timbul dari
kemauan dan kekuasaan manusia itu sendiri.
 Sisi Negatif Khawarij:

14
1) Mereka menganggap Usman dan Ali bagi mereka telah menjadi kafir:
demikian pula halnya dengan Mu’awiyyah, ‘Amr Ibn al-‘As, Abu Musa al-
Asy’ari serta semua orang yang mereka anggap telah melanggar ajaran-
ajaran Islam adalah kafir.
2) Sikap mereka yang terus-menerus mengadakan perlawanan terhadap
penguasa-penguasa Islam dan umat Islam yang ada di zaman mereka.
3) Mereka suka menggunakan kekerasan dan tak gentar mati.
4) Iman dan paham mereka merupakan iman dan paham orang yang sederhana
dalam pemikiran lagi sempit akal serta fanatic ini membuat mereka tidak
bias mentolerir penyimpangan terhadap ajaran Islam menurut paham
mereka, walaupun dalam bentuk kecil.
5) Semua orang yang tidak sepaham dengan mereka adalah musyrik (al-
Azariqah).9

BAB III

9 Azariqah adalah golongan yang dapat menyusun barisan baru dan besar lagi kuat sesudah
golongan al-Muhakkimah hancur Golongan Murji’ah ekstrim

15
PENUTUP

A. Kesimpulan

Mazhab Khawarij telah tumbuh dan berkembang dengan cara yang keras dan
ekstrim dalam memahami ajaran islam. Kehidupan dan lingkungan yang tidak begitu
kondusif menjadikan mereka memahami ajaran Islam apa adanya tanpa ada usaha
untuk memahami lebih lanjut tentang makna apa saja yang terkandung dalam wahyu
Allah SWT.
Pengkafiran yang begitu mudah mereka lontarkan bagi orang-orang yang di
luar paham mereka telah menyulut perpecahan bahkan pertumpahan darah yang tidak
sedikit. Bagaimanapun islam datang bukan sebagai sebuah aliran yang
mengelompokkan manusia tapi lebih pada menyatukan manusia, tergantung pada
masing-masing individu bagaimana memahami dan mengamalkanya.

B. Saran

Setelah kita membaca materi tentang aliran khawarij kita semua jadi
mengetahui asal munculnya al khawarij dan bagaimana perkembangan al khawarij.

DAFTAR PUSTAKA

16
Abu Zahrah, Imam Muhammad. 1996. Aliran Politik dan ‘Aqidah dalam
Islam. Terjemahan Abd. Rahman Dahlan dan Ahmad Qarib dari tarikh al-Madzahib
al-Islamiyyah, Jakarta: Logos
Ahmad, Muhammad. 1998. Tauhid Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia
Amin M, Djamaluddin. 2005. Ahmadiyah dan Pembajakan Al-qur’an,
Jakarta: LPPI
A. Nasir, Sahilun dan Kiai Haji. 2010. Pemikiran Kalam (Teologi Islam).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mulyadi & Bashori. 2010. Studi Ilmu Tauhid/ Kalam. Cetakan 1. Malang:
UIN Maliki Press (Anggota IKAPI).
Nasution, Harun. Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran. cetakan V.
Bandung: Penerbit Mizan Anggota IKPAI.
Zuhri, Amat. 2008. Warna-Warni Teologi Islam (Ilmu Kalam). cetakan 1.
Yogyakarta: Gama Media Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai