Anda di halaman 1dari 15

ILMU KALAM

ALIRAN KHAWARIJ

Dosen Pengampu: Hendra, M.Ud

Disusun Oleh:

Annisa Azzahra 1301202060

Mawadah Aulia Diniyah 1301202032

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL GHURABAA
2023
KATA PENGANTAR

Sebelumnya marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt.
Alhamdulillah, berkat rahmat dan inayah-Nya penulis berkesempatan
menyelesaikan tugas makalah mengenai “Aliran Khawarij”. Untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kalam.
Sholawat beserta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
junjungan kita, nabi besar Nabi Muhammad saw. Kepada keluarganya, sahabatnya
dan tak lupa kepada kita semua selaku ummatnya. Tidak lupa penulis sampaikan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam upaya
penyusunan makalah ini.
Tentu dalam proses penyelesaian makalah ini banyak sekali yang
dilakukan penulis, guna menyajikan informasi yang benar mengenai materi yang
akan disampaikan. Seperti mencari informasi dari berbagai sumber, seperti
internet, juga buku referensi. Penulis berharap makalah ini dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat terutama bagi
penulis dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 8 Febuari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN....................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan...........................................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Pengertian Khawarij......................................................................................5

B. Sejarah Lahirnya Khawarij...........................................................................6

C. Ajaran Pokok Khawarij.................................................................................9

D. Sekte-Sekte Ajaran Khwarij........................................................................10

BAB III...................................................................................................................14

PENUTUP..............................................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

B. Saran............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang rahmatan lil 'alamin, karena dibawa oleh
Rasulullah Saw. Namun semenjak wafatnya Rasulullah, terjadilah gejolak
perpecahan umat Islam. Menurut Ahli Sejarah, ada seorang yahudi
bernama Abdullah bin Saba' yang mengaku muslim, menjadi pemicu
timbulnya fitnah pada masa Khalifah Ustman bin Affan yang pada puncak
dari pergolakan itu ialah terbunuhnya Khalifah Ustman bin Affan.
Pergolakan terus berlanjut hingga pada masa pemilihan khalifah
berikutnya yaitu Ali bin Abi Thalib dengan terjadinya perang Jamal dan
perang Shiffin hingga peristiwa Tahkim (abritrase). Penyebab dari
perpecahan tersebut tak lepas dari faktor intern yaitu politik dari masing-
masing suku pada masa itu, lalu yang menjadi faktor ekstern ialah
pengaruh pemikiran agama lain terhadap Islam, seperti Yahudi dan
Nasrani. Hal ini berpengaruh pada perkembangan tauhid, terutama lahir
dan tumbuhnya aliran-aliran Teologi dalam Islam. Dalam hal ini kami
akan membahas mengenai aliran yang baru-baru muncul setelah peristiwa-
peristiwa tersebut di atas yakni khawarij.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Aliran Khawarij ?
2. Bagaimana Sejarah Lahirnya Khawarij ?
3. Apa Saja Ajaran Pokok Khawarij ?
4. Sebutkan Sekte-Sekte Ajaran Khawarij ?

C. Tujuan
1. Memahami Pengertian Khawarij
2. Mengetahui Sejarah Lahirnya Khawarij
3. Mengetahui Ajaran-Ajaran Pokok Khawarij
4. Mengetahui Sekte-Sekte Ajaran Khawarij

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Khawarij
Secara etimologi kata khawarij berasal dari bahasa Arab, yaitu
kharaja yang berarti keluar, muncul, timbul atau memberontak.
Berdasarkan pengertian etimologi ini pula, khawarij berarti setiap muslim
yang ingin keluar dari kesatuan umat Islam. Adapun khawarij dalam
terminologi ilmu kalam adalah suatu sekte/kelompok/aliran pengikut Ali
bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan
terhadap keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim), dalam perang
shiffin pada tahun 37 H/657 M, dengan kelompok bughat (pemberontak)
Muawiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah.
Harun Nasution menyebutkan bahwa nama Khawarij berasal dari
kata Kharaja yang berarti keluar. Nama itu sendiri diberikan kepada
mereka karena mereka keluar dari barisan Ali. Tetapi ada pendapat lain
mengatakan pemberian nama itu didasarkan atas ayat Al-Qur‟an surat an-
Nisa‟: 100 menyebutkan:
‫هّٰللا‬
ِ ْ‫َو َم ْن يُّهَا ِجرْ فِ ْي َسبِي ِْل ِ يَ ِج ْد فِى ااْل َر‬
ً‫ض ُم ٰر َغ ًما َكثِ ْيرًا َّو َس َعة‬

ُ ْ‫َو َم ْن ي َّْخرُجْ ِم ۢ ْن بَ ْيتِ ٖه ُمهَا ِجرًا اِلَى هّٰللا ِ َو َرسُوْ لِ ٖه ثُ َّم يُ ْد ِر ْكهُ ْال َمو‬
ۗ‫ت فَقَ ْد‬

x‫ࣖ َوقَ َع اَجْ ر ُٗه َعلَى هّٰللا ِ َۗو َكانَ هّٰللا ُ َغفُوْ رًا َّر ِح ْي ًما‬

“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di


muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak.
Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada
Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai
ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah.
Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An-
Nisaa‟: 100).

5
Dengan demikian kaum Khawarij memandang diri mereka sebagai
orang yang meninggalkan rumah dan kampung halamannya untuk
mengabdikan diri kepada Allah dan Rasul-Nya. Kaum khawarij kadang-
kadang juga menamakan golongan mereka kaum Syurah, artinya kaum
yang mengorbankan dirinya untuk kepentingan keridhoan Allah.
Sebagaimana tercantum dalam surat al Baqarah ayat 207:

ٌ ۢ ْ‫ت هّٰللا ِ ۗ َوهّٰللا ُ َرءُو‬


‫ف بِ ْال ِعبَا ِد‬ َ ْ‫اس َم ْن يَّ ْش ِريْ نَ ْف َسهُ ا ْبتِغ َۤا َء َمر‬
ِ ‫ضا‬ ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya


karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada
hamba-hamba-Nya”. (QS. Al-Baqarah: 207).

Dan mereka juga sering disebut Haruriyah dari kata Harura yaitu
nama desa yang terletak di dekat Kufa di Irak. Di tempat inilah mereka
berkumpul setelah memisahkan diri dari Ali berjumlah dua belas ribu
orang dengan memilih Abdullah Ibn wahab al-Rasid menjadi imam
sebagai ganti dari Ali Ibn Abi Thalib.1

B. Sejarah Lahirnya Khawarij


Pasca terbunuhnya Khalifah Ustman dalam sebuah tragedi, ketika
para demonstran yang sebelumnya mengepung rumah Ustman selama
empat bulan, berhasil menguasai rumahnya hingga terbunuhlah Ustman.
Kondisi umat islam pasca itu tidak stabil bahkan mendekati chaos,
sehingga harus ada kepemimpinan baru untuk mengatasi kondisi tersebut,
maka segeralah dilantik Ali bin Abu Thalib sebagai figur yang paling
cocok untuk memegang tampuk kepimpinan. Ali yang pada awalnya
menolak kedudukan sebagai khalifah, namun karena adanya desakkan dan
ancaman akan terjadinya fitnah jikalau masalah kekhalifaan ini belum
selesai.

1 Saleh. Khawarij dan Sejarah Perkembangannya. PAI SMKN Lubuk Lingau/Mahasiwa Pasca
IAIN Bengkulu. El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018. Hal.26-27

6
Dengan kondisi yang seperti itu, Sayyidina Ali yang lebih
mengutamakan persatuan umat, akhirnya mempersilahkan dilakukan
pembaiatan kepada dirinya sebagai khalifah sesuai dengan prinsip syura
dan ahli badar. Sejak awal, Ali r.a. menjadi khalifah sudah dihadapkan
tanggung jawab atas berbagai persoalan yaitu:
1. Mengusut tuntas atas kasus kematian Ustman

2. Mengatasi sikap Bani Umayyah terutama Muawiyah yang sejak


awal menolak kekhalifaan Ali

3. Menyelesaikan konfrontasi antara umat Islam yang terjadi di


penduduk Hijaz melawan penduduk Syam dalam pertempuran
bersenjata.
Masalah-masalah yang dihadapi Ali pun semakin rumit karena
Muawiyah kukuh dalam sikapnya tidak mengakui kekhalifaan Ali, juga
ketika beberapa kali usulan Khalifah Ali untuk melakukan perundingan
untuk menghindari peperangan antar sesama kaum muslimin ditolak oleh
Muawiyah, maka meletuslah perang Shiffin yang tidak bisa terelakkan;
peperangan ini berlangsung berbulan-bulan, bahkan ada yang menyebut
selama empat belas bulan, dan ketika hari-hari akhir dalam perang ini,
pasukan Khalifah Ali bin Abi Thalib sudah diambang kemenangan,
sedangkan posisi pasukan Muawiyyah jauh dari menguntungkan, maka
fihak Muawiyah pun menghalalkan segala cara agar tidak kalah, dan Amr
bin Ash sebagai penasehat Muawiyah mempunyai strategi politik yang
licik, Ia mengusulkan untuk melakukan perundingan atau dikenal dengan
tahkim (arbitrasi).
Muawiyah lantas mengambil al-Qur‘an dan memanggil asistennya
untuk menyebarkan diantara dua kubu tersebut. Ia berkata, keputusan
diantara kami dan kalian adalah mushaf ini‖. Ketika sebagian pasukan Ali
mendengar seruan ini, mereka langsung meninggalkan medan perang
tanpa memperdulikan komando pimpinan. Mereka mengatakan, al-Qur‘an
telah tiba, kita tidak boleh lagi berperang‖. Dan sebagian pasukan lain,

7
yang masih loyal kepada Ali tidak menghiraukan seruan itu dan
menganggap hanyalah tipu muslihat, komandan mereka adalah Malik al-
Asytar.
Sedangkan Khalifah Ali sendiri menganggap bahwa strategi tahkim
adalah tipu muslihat, Muawiyah bukanlah seorang ahli al-Qur‘an dan Ia
tidak meyakininya. Namun kelompok yang setuju dengan tahkim itu tetap
ingin meninggalkan perang bahkan justru mengancam Imam Ali akan
dibunuh, jika tidak memerintahkan Malik untuk menghentikan perang.
Mereka mengatakan Malik telah kafir. Sehingga dengan terpaksa, Imam
Ali pun akhirnya mau menerima tahkim itu.
Kejadian tersebut memiliki efek sangat krusial, sehingga
menimbulkan perpecahan dan perselisihan di kalangan kelompok Ali bin
Abi Thalib. Hal ini semakin bertambah parah dengan adanya perselisihan
yang terjadi antara dua hakim, seperti yang diceritakan para sejarawan
dengan adanya penipuan oleh kelompok Muawiyyah yang diwakili oleh
Amr bin Ash terhadap hakim yang dipilih kelompok Ali yaitu Abu Musa
Asy‘ari. Sebenarnya Ali memilih Ibnu Abbas sebagai wakilnya, namun
kaum Khawarij menolak karena dia adalah anak paman beliau, sehingga
dianggap tidak netral, lalu Beliau memilih Malik, namun tetap ditolak
hingga akhirnya terpaksa Imam Ali mengikuti keinginan mereka yang
memilih diwakili oleh Abu Musa.12 Kejadian tahkim ini banyak menyulut
perdebatan seputar kondisi dan hakikat peristiwa yang terjadi di dalamnya.
Namun demikian tahkim merupakan salah satu isyarat jelas tentang
pengkristalan pemikiran Khawarij.
Dari kejadian Tahkim itulah semakin melemahkan pasukan Imam
Ali, serta mencetuskan perpecahan yang berlarut-larut, diantaranya
munculnya kelompok khawarij sebagai aliran oposisi revolusioner pertama
dalam sejarah Islam. Bahkan sebagian pakar menyebutnya partai politik
pertama dalam sejarah Islam. Dengan karakter dan pribadi yang khas.2

2 Mahfuzah Saniah dan Muhammad Alfan Sidik. Pemikiran Khwarij: Studi Historis Genealogis
Pemikiran Islam STAIN Riau: Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau. 2020. Volume 1 Nomor 1,

8
C. Ajaran Pokok Khawarij
Ajaran pokok khawarij ialah Khilafah, dosa, dan imam. Mereka
menghendaki kedudukan khilafah dipilih secara demokrasi melalui
pemilihan bebas. Menurut sunni khilafah, Khalifah haruslah seorang
penguasa yang bebas, tanpa kekuranga-kekurangan pribadi, seseorang
yang berwatak baik, mempunyai kesanggupa untuk mengurus soal-soal
Negara dan memimpin jamaah waktu sholat.
Dosa yang ada hanyalah dosa besar saja, tidak ada pembagian dosa
besar dan dosa kecil. semua pendurhakaan terhadap Allah Swt. Adalah
berakibat dosa besar. Pendapat Khawarij ini berbeda dengan paham Sunni
yang membagi ada dosa besar dan dosa kecil. Dosa kecil disebut sayyi’at.
Latar belakang khawarij menetapkan dosa itu hanya satu macamnya,
yaitu hanya ada dosa besar saja, agar orang islam yang tidak sejalan
dengan pendiriannya dapat diperangi dan dapat dirampas harta bendanya,
dengan dalih mereka berdosa dan setiap yang berdosa adalah kafir.
Berkenaan dengan persoalan ini Harun Nasution
mengidentifikasikan aliran yang dapat dikatagorikan sebagai aliran
Khawarij, yaitu sebagai berikut:
a. Mudah mengkafirkan orang yang tidak segolongan dengan
mereka walaupun orang itu adalah penganut agama islam.
b. Islam yang benar adalah mereka yang fahami dan amalkan,
sedangkan islam yang sebagaimana yang difahami dan
diamalkan golongan lain tidak benar.
c. Orang-orang yang tersesat dan menjadi kafir perlu dibawa
kembali ke islam yang sebenarnya, yaitu seperti islam yang
mereka fahami dan amalakan.
d. Mereka bersifat fanatic dalam faham dan tidak segan-segan
menggunakan kekerasan dan membunuh untuk mencapai tujuan
mereka.3
Juni 2020 ISSN: 2723-4894 (cetak), ISSN: 2723-4886 (daring). Hal. 73-75
3 Masroz. Ilmu Tauhud (Aliran Khawarij). https://makalahe19.blogspot.com/2015/09/makalah-
ilmu-tauhid-aliran-khawarij.html. Diakses pada tanggal 13 Febuari 2023. Pukul 14:54.

9
D. Sekte-Sekte Ajaran Khwarij
1. Sekte-Sekte Ekstrim
a. Al- Muhakkimah
Mereka merupakan Khawarij asli pengikut Ali ra yang
berdomisili di Harurah. Adapaun ajarannya adalah:
1) Ali telah melakukan kesalahan, maka harus diganti.
Penggantinya harus dari suku Qoraisy, yang penting tidak
melakukan dosa.
2) Pelaku dosa disamakan kafir, dan seseorang dianggap kafir
karena dosa besar. Zina, meninggalkan sholat, membunuh juga
dosa besar, karena menjadi kafir, telah keluar dari Islam. Tokoh
sekte ini bernama Abdullah ibn Wahab ar-Rasyidi.
b. Az-Zariqah
Golongan ini adalah golongan yang terkuat dan terbanyak.
Daerah kekuasaan mereka terletak di perbatasan Irak dengan Iran.
Nama ini diambil dari nama pemimpinnya, yaitu Nafi’ Ibnu Al-Azraq.
Menurut Al-Baghdadi, pengikut golongan ini berjumlah lebih dari 20
ribu orang. Khalifah pertama yang mereka pilih adalah Nafi’ sendiri
dan kepadanya mereka beri geral Amir al-Mu’minin. Adapun ajarannya
adalah :
1) Semua penduduk yang tidak membantu gerakan mereka
apalagi yang menantang mereka dipandang musyrik, karena
mereka menyeru masyarakat kepada seruan Rasul.
2) Daerah penduduk yang tidak menyetujui paham mereka
dipandang Darus Syirki, haram mengadakan hubungan baik
dengan mereka, haram bermukim di tengah-tengah mereka,
haram berbisanan dengan mereka, haram pusaka mempusakai,
haram memakan sembelihan mereka, tidak boleh mengikuti
sembahyang mereka, tidak boleh menerima kesaksian mereka,
tidak boleh belajar ilmu agama dari mereka, halal berkhianat
terhadap amanah-amanah mereka, bolh membunuh mereka,

10
dan boleh membunuh wanita dan anak-anak dari penduduk
daerah itu.
3) Tidak boleh memelihara diri dalam bermuamalah dengan
penduduk daerah itu karena Allah telah mencela orag-orang
yang karena takut lalu memelihara.
4) Para pezina muhshan boleh tidak dirajam, karena nash hanya
menyuruh setiap pezina dicambuk saja. Demikian juga mereka
mewajibkan hukum had atas orang yang menuduh wanita
muhshanah berzina, tidak dikenakan hukuman had atas
penuduh yang menuduh lelaki yang muhshan.

2. Sekte-sekte yang moderat, yaitu:


a. Ibadliyah
Nama sekte ini diambil dari nama tokohnya, yaitu Abdullah ibn
Ibadl. pada tahun 686 M, memisahkan diri dari golongan al-Azariqoh.
Ajarannya antara lain:
1) Orang Islam yang menentangnya bukanlah musyrik dan
bukan pula mukmin. Mereka menamakannya kafir. Tetapi
mereka dikatakan kafir nikmat, bukan kafir iktikad. Karena
mereka itu tidak kufur kepada Allah, tetapi berselah di sisi
Allah Ta’ala.
2) Tidak halal mengambil harta rampasan perang orang Islam
yang ikut berperang kecuali kuda, senjata dan peralatan
perang lainnya dan mereka mengembalikan emas dan
perak.
3) Menerima kesaksian orang-orang yang menentangnya,
mengawininya dan saling waris-mewarisinya. Syahadat
mereka dapat diterima. Membunuh mereka adalah haram.
4) Daerah orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka,
kecuali camp pemerintah merupakan dar tawhid, daerah
yang meng-Esa-kan Tuhan, dan tidak boleh diperangi.

11
Yang merupakan dar-kufr, yaitu yang harus diperangi,
hanyalah ma’askar pemerintah.
5) Pendapat-pendapat kaum Ibadliyah kebanyakan benar,
paling dekat pemikiranya dengan Ahlus Sunnah dan paling
jauh dari pendapat-pendapat yang melampaui batas.

3. Golongan Lain dalam Khawarij


a. Al-‘Ajaridah
Al-‘Ajaridah adalah aliran yang radikal dalam Khawarij.
Mereka adalah pengikut dari ‘Abd al-Karim Ibn ‘ajrad. mereka
berpendapat:
1)      Tidak mengakui surat Yusuf termasuk ayat-ayat Al-
Qur’an. Mereka berpendapat bahwa tidak layak terdapat kisah
cinta dalam Al-Qur’an.
2)      Tidak menghalalkan harta bendanya, kecuali pemiliknya
dibunuh.
3)      Menghalalkan menikahi cucu perempuannya sendiri, dan
cucu kemenakannya. Karena yang dilarang dalam Al-Qur’an
ialah menikahi anak perempuannya sendiri atau menikahi
kemenakan perempuan.
b. Golongan Shaffariyah
Golongan Shaffariyah ialah pengikut-pengikut Ibnu Saffar.
Mereka dinamakan demikian, karena wajah mereka pucat lantaran
banyak beribadah malam dan mereka menyalahi golongan-golongan
yang telah lalu dalam beberapa urusan. Diantara pendapat mereka ialah:
1)        Orang yang mengerjakan dosa besar yang tidak
dikenakan hukuman had seperti tidak mengerjakan sholat,
dipandang kafir. Orang yang mengerjakan dosa besar yang ada
hukuman had, seperti zina, mencuri, tidak boleh dikatakan kafir,
hanya dikatakan pezina, pencuri dan sebagainya.

12
2)        Orang yang tidak turut bertempur bersama mereka tidak
dikafirkan asal sependirian dalam bidang akidah, boleh
dilakukan dalam hal-hal yang berpautan dengan ucapan tetapi
tidak boleh dalam hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan.
c. Golongan Nadjah
Nadjah Ibn ‘Amir al-Hanafi dari Yamamah dengan pengikut-
pengikutnya pada mulanya ingin menggabungkan diri dengan golongan
al-Azariqah. Tetapi dalam golongan tersebut timbul perpecahan. Najdah
berpendapat bahwa orang berdosa besar yang menjadi kafir dan kekal
dalam neraka hanyalah orang Islam yang tidak sepaham dengan
golongannya. Adapun jika pengikutnya mengerjakan dosa besar, betul
akan mendapatkan siksaan, tetapi bukan dalam neraka, dan kemudian
akan masuk surga. Dosa kecil baginya akan menjadi dosa besar, kalau
dikerjakan terus-menerus dan yang mengerjakannya sendiri menjadi
musyrik. Mereka juga berpendapat bahwa yang diwajibkan bagi tiap-
tiap muslim ialah mengetahui Allah dan Rasul-Nya, mengetahui haram
membunuh orang Islam dan percaya pada seluruh apa yang diwahyukan
Allah kepada Rasul-Nya.4

BAB III

PENUTUP

4 Nanda Pambudi, dkk. Aliran Khawarij. (Semarang: UIN Walisongo. 2016). Hal 4

13
A. Kesimpulan
Khawarij adalah sekelompok orang yang memisahkan diri dari
kelompok Ali bin Abi Thalib, setelah tahkim terjadi antara kelompok Ali
dengan kelompok Muawiyah pada peperangan Shiffin pada tahun 37 H.
Pemikiran kelompok Khawarij adalah hukum kafir bagi pelaku yang
melakukan tahkim serta meneriakkan slogan lā hukm illā li Allāh, tidak
ada keputusan kecuali keputusan Allah. Adanya perbedaan pandangan satu
sama lain dalam kelompok Khawarij mengakibatkan mereka terpecah
belah menjadi beberapa sekte. Menurut sejarah beberapa sekte yang
mendominasi dan menonjol diantaranya adalah Al-Muhakimah, Al-
Azariqah, Al-Najdah, Al-Ajaridah, Al-Sufriyah dan Al-Ibadah.

B. Saran
1. Meningkatkan pemikiran-pemikiran yang logis dan mendalami
pemahaman berpikir dengan berlandaskan kepada Al-Qur’an dan Al-
Hadist sebagai pedoman. Pemahaman dalam berpikir logis ini dapat
menimbulkan pemikiran serta gerakan yang positif. 
2. Mencermati dan Mewaspadai adanya gerakan-gerakan baru dalam
Islam.  
3. Saling menghargai pendapat, pemikiran, gerakan dan organisasi dalam
Islam.

DAFTAR PUSTAKA

14
Masroz. Ilmu Tauhud (Aliran Khawarij).
https://makalahe19.blogspot.com/2015/09/makalah-ilmu-tauhid-aliran-
khawarij.html. Diakses pada tanggal 13 Febuari 2023. Pukul 14:54.
Pambudi Nanda, dkk. Aliran Khawarij. (Semarang: UIN Walisongo. 2016
Saleh. Khawarij dan Sejarah Perkembangannya. PAI SMKN Lubuk
Lingau/Mahasiwa Pasca IAIN Bengkulu. El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli-
Desember 2018.
Saniah Mahfuzah dan Muhammad Alfan Sidik. Pemikiran Khwarij: Studi
Historis Genealogis Pemikiran Islam STAIN Riau: Sultan Abdurrahman
Kepulauan Riau. 2020. Volume 1 Nomor 1, Juni 2020 ISSN: 2723-4894
(cetak), ISSN: 2723-4886 (daring).

15

Anda mungkin juga menyukai