Anda di halaman 1dari 18

BAB I berupa pesantren tradisional hingga modern, sejak madrasah

PENDAHULUAN hingga sekolah Islam bonafide, mulai Sekolah Tinggi Islam


sampai Universitas Islam, semua tak luput dari dinamika dan
A. Latar Belakang perubahan demi mencapai perkembangan dan kemajuan yang
Pendidikan merupakan bagian yang inhern dalam maksimal. Pertanyaannya kemudian adalah sudahkah kita
kehidupan manusia. Dan, manusia hanya dapat dimanusiakan mencermati dan memahami bagaimana kemunculan dan
melalui proses pendidikan. Karena hal itulah, maka pendidikan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia, untuk kemudian
merupakan sebuah proses yang sangat vital dalam dapat bersama-sama meningkatkan kualitasnya, demi tercipta
kelangsungan hidup manusia. Tak terkecuali pendidikan Islam, pendidikan Islam yang humanis, dinamis, berkarakter
yang dalam sejarah perjalanannya memiliki berbagai sekaligus juga tetap dalam koridor Alqur’an dan Assunah.
dinamika. Eksistensi pendidikan Islam senyatanya telah
membuat kita terperangah dengan berbagai dinamika dan B. Rumusan Masalah

perubahan yang ada. 1. Apa yang di maksud dengan Pendidikan Islam?


2. Bagaimana sejarah awal masuknya Pendidikan Islam
Berbagai perubahan dan perkembangan dalam di Indonesia?
pendidikan Islam itu sepatutnya membuat kita senantiasa 3. Bagaimana institusi Pendidikan Islam di Indonesia?
terpacu untuk mengkaji dan meningkatkan lagi kualitas diri, 4. Apa saja lembaga Pendidikan Islam yang ada di
demi peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan Islam di Indonesia?
Indonesia. Telah lazim diketahui, keberadaan pendidikan Islam 5. Bagaimana system penyelengaraan Pendidikan Islam
di Indonesia banyak diwarnai perubahan, sejalan dengan di Indonesia?
perkembangan zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi
yang ada. Sejak dari awal pendidikan Islam, yang masih

1
BAB II spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasa,
PEMBAHASAN akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
A. Definisi Pendidikan Islam Islam merupakan ketundukan seorang hamba kepada
Di dalam literature Islam yang telah diperkenalkan wahyu illahi yang di turunkan kepada para nabi dan Rasul Saw
para ahli pendidikan Islam, kata pendidikan sama dengan kata guna di jadikan sebagai pedoman hidup dan juga sebagai
tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. hokum/aturan Allah Swt yang dapat membimbing umat
Kata tarbiyah mengandung 3 akar kata yaitu: ‫ ير بؤ‬-‫ر با‬ manusia ke jalan yang lurus menuju ke kebahagiaan dunia
‫(– تر بيه‬bertambah). akhirat.
Kata tarbiyah bermakna upaya mempersiapkan individu untuk Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar
kehidupan yang lebih menyempurkan etika, sistematis dalam yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapakan
berfikir, memiliki ketajaman intuisi, giat dalam berkreasi, peserta didik untuk meyakini, memahami dan megamalkan
memiliki toleransi kepada yang lain, memiliki komptensi ajaran islam serta meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt
dalam mengungkapkan sesuatu melalui bahsa lisan dan tulisan, melalui pengajaran, pembimbingan dan pelatihan.
serta memiliki bebrapa keterampilan. Sedangkan kata ta’lim
yaitu pengajaran yang bermakna “Transfer of Knowledge”. B. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia
Dan kata ta’dib mengandung 3 akar kata yaitu : – ‫ادب – يا د بؤ‬
‫( تعد با‬pendidikan dan etika). Studi tentang perkembangan pendidikan Islam di
Dari segi istilah Pendidikan dinyatakan sebagai usaha Indonesia tidak terlepas dari kajian sejarah masuknya Islam di
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan Indonesia. Ini karena awal munculnya pendidika Islam di
proses pembelajaran agar peserta didik scara aktif Indonesia terwujud dengan adanya praktek penyebaran agam
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan Islam itu sendiri. Masuk dan berkembangnya agama Islam di

2
Indonesia disebabakan dua faktor yang cukup Dominan. Pendidikan Islam pada fase kedua ditandai dengan
Pertama, letak geografis Indonesia yang berada di terbentuknya system sanggar/surau sebagai pusat study Islam
persimpangan jalan Internasional dari jurusan Timur Tengah yang dipimpin oleh ahli-ahli Islam saat itu.
menuju Tiongkok. Kedua, Kesuburan tanah yang Pendidikan Islam fase ke tiga yaitu munculnya
menghasilkan bahan-bahan keperlua hidup yang dibutuhkan kerajaan-kerajaan islam di Indonesia.
oleh bangsa lain, misalnya rempah-rempah yang akhirnya kerajaan Islam yang pertama adalah fase atau kerajaan
Indonesia ditinggali oleh para pedagang dari manca negara. Samudera di Aceh yang beridiri pada abad 10 M dengan
Masuknya islam di Indonesia melalui 3 fase. Fase rajanya yang pertama Al Malik Ibrahim bin Mahdum, yang
pertama diawali dengan masuknya Islam ke Indonesia pada kedua bernama Al Malik Al Shaleh dan yang terakhir Al Malik
abad 7 M/1 H yang disebarkan oleh pedagang dan muballigh Sabar Syah. Sistem pendidikan Islam pada masa ini,
dari Arab di pantai barat Pulau Sumatera, tepatnya di daerah sebagaimana keterangan Ibnu Batutah, sebagai berikut:
Baros. Interaksi penyebaran Islam kepada penduduk lokal 1. Materi pendidikan dan pengajaran agama bidang
melalui kontak jual beli, perkawinan, dan dakwah baik secara Syariat ialah Fiqh Madzhab Syafi’i.
individu maupun kolektif 2. Sistem pendidikannya secara informal berupa majlis
Materi pelajarannya yang pertama adalah kalimat taklim dan halaqah.
Syahadat. Sebab barang siapa yang telah bersyahadat berarti 3. Tokoh pemerintahan merangkap sebagai tokoh ulama.
sudah masuk Islam kemudian secara lambat laun 4. Biaya pendidikan agama bersumber dari Negara
dikembangkan pada materi rukun iman, rukun Islam terus
belanjut pada cara melaksnakan sholat lima waktu, membaca Pendidikan Islam pertama kali masuk ke Jawa pada
al-Qur’an dan seterusnya. abad 14 M (1399 M) di bawa oleh Maulana Malik Ibrahim
bersama keponakannya yang bernama Mahdum Ishaq yang

3
menetap di Gresik. Perkembangan Pendidikan Islam semakin dasar sampai pendidikan tinggi, dan dilaksanakan berdasarkan
kokoh dengan adanya pimpnan yang diebut Wali Songo. aturan resmi.
Haidar Nawawi mengelompokkan lembaga pendidikan
C. Institusi Pendidikan Islam di Indonesia sekolah kepada lembaga pendidikan yang kegiatan
Indonesia sebagai negara yang majemuk, kaya dengan pendidikannya diselenggarakan secara sengaja, berencana,
keaneka ragaman suku, budaya, bahasa, dan adat istiadatnya sistematis dalam rangka membantu anak dalam
memiliki berbagai bentuk Institusi Pendidikan. Sebagaimana mengembangkan potensinya agar mampu menjlanakn
yang dituangkan dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tugasnya sebagai khalifah Allah Swt di bumi.
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Instutusi Pendidikan Di Indonesia yang termasuk kategori lembaga
dikelompokkan menjadi tiga Kelompok, yaitu Pendidikan pendidikan formal adalah sebagai berikut:
Islam Formal, Pendidikan Islam Non-Formal, dan Pendidikan a. Raudhatul Athfal (RA) atau Bustanul Athfal, atau
Islam In-Formal. nama lain sesuai dengan pendiriannya
1. Pendidikan Formal b. Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Dasar Islam
Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem (SDI)
Pendidikan Nasional dinyatakan dengan jelas bahwa c. Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah
“Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur Pertama Islam (SMPI), atau nama lain yang
dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan setingkat dengan lembaga ini
menengah, dan pendidikan tinggi. Abu Ahmad dan Nur d. Madrasah Aliyah (MA) atau Sekolah Menengah
Uhbiyato memberi pengertian tentang lembaga penddikan Atas Islam (SMAI) atau nama lain yang setingkat
sekolah, yaitu bila dalam pendidikan tersebut diadakan dengan lembaga ini
ditempat tertentu, teratur, sistematis, mempunyai perpanjnagan e. Perguruan Tinggi Islam antara lain adalah sekolah
dalam kurun waktu tertentu, berlangsung mulai pendidikan Tinggi Agama Islam (STAIN), Institut Agama

4
Islam Negeri (IAIN) Universitas Islam Negeri taklimiyah sebagai bagian dari pendidikan keagamaan
(UIN) atau lembaga sejenis milik Yayasan atau Islam.
organisasi keIslaman. Beberapa diantara pendidikan Islam yang tidak formal
diselenggrakan oleh masyarakat dan masih tetap eksis hingga
2. Pendidikan Non Formal sekarang adalah sebagai berikut :
Sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem a. Masjid, Mushalla, Langgar, Surau dan Rangkang
Pendidikan, Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di b. Madrasah Diniyah
luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara c. Majlis Ta’lim, TPQ, Taman Pendidikan Seni al-
terstruktur dan berjenjang. Ramayulis mengartikan pendidikan Qur’an, Jama’ah wirid
Non-Formal adalah lembaga pendidikan yang teratur namun d. Kursus-kursus KeIslaman
tidak mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat. e. Badan-badan Pembinaan Rohani
Denagn kata lain dapat dipahami bahwa penidikan Islam non- f. Badan-Badan Konsultasi keagamaan
formal adalah pendidikan yang diselengggrakan oleh
masyarakat dengan tanpa mengikuti peraturan yang baku dari 3. Pendidikan Informal
pemerintah. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga
Kebijakan-kebijakan pemerintah yang tertuang dan lingkungan. Keluarga sebagai unit terkecil dalam
dalam PP No. 55 tahun 2007 mengatur tentang masyarakat adalah sekelompok orang yang memiliki pola-pola
pelaksanaan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan kepentingan masing-masing dalam mendidik anak yang belum
pada jenjang pendidikan formal, nonformal, dan informal. ada di lingkungannya. Pengertian ini berarti menegakkan
Di dalam PP No. 55 tahun 2007 menyebut majelis taklim, bahwa yang masuk adalam ketagori pendidi Islam in formal
pengajian kitab, pendidikan Alquran dan diniyah adalah pendidika Islam yang diberikan oleh orang tua kepada
keluarganya dan juga pendidikan Islam dilingkunangan

5
masyarakat seperti majlis ta’lim yang ada di masjid-masjid organisasi simbolik. Pendapat Hasan Langgulung inilah
atau mushola. pendapat yang mencakup keduanya (Fisik dan Non-fisik) dan
Praktek pendidikan Islam informal tidak terikat cukup menggambarakan tentang realitas lembaga pendidikan
dengan penjenjangan, waktu, atau muatan kuirkulumnya. Islam di Indonesia
Pendidikan berjalan secara alami dan materi pendidikannya Ada berbagai bentuk lembaga pendidikan Islam di
bersiafat kondisonal dan sesuai dengan kebutuhan tanpa ada Indonesia, antara lain adalah pondok pesantren dengan
program waktu dan evaluasi. berbagai variannya, sekolah Islam atau Madrasah dengan
berbagai jenjang dan modelnya, dan perguruan tinggi dengan
D. Lembaga Pendidikan Islam berbagai program studinya.
Secara etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan,
sesuatu yang memberi bentuk pada yang lain, badan atau 1. Pondok Pesantren
organisasi yang bertujuan untuk mengadakan suatu penelitian Pesantren merupakan bentuk lembaga pendidikan
keilmuan atau melakukann suatu usaha. Istilah lembaga Islam yang pertama di Indonesia. Berdasarkan Pendataan
pendidikan Islam, secara terminologi ada banyak pendapat DEPAG pada tahun 1984-1985, pondok pesantren tertua di
yang menjelaskan pengertiannya. Ada yang memaknai Indonesia adalah pondok pesantren Jan Tampes II berdiri pada
lembaga pendidikan Islam secara fisik dan ada yang tahun 1062 di Pamekasan Madura. Sekalipun kebenarannya
mengartikannya secara abstrak. Sebagaimana yang dikutip masih diragukan tapi pesantren merupakn lembaga pendidikan
oleh Prof. Dr Ramayulis, Hasan Langgulung menjelaskan Islam Tertua di Indonesia.
bahwa lembaga pendidikan adalah suatau sistem peratuaran Istilah pondok berarti rumah atau tempat tinggal
yang bersifat mujarrad suatu konsepsi yang terdiri dari Kode- sederhana yang terbuat dari bambu. Disamping itu kata
kode, Norma-norma, Ideologi-ideologi dan sebagainya, baik Pondok mungkin berasal dari bahasa arab “Funduq” yang
tertulis atau tidak, termasuk perlengkapan material dan berarti Hotel Atau Asrama. Sedangakan Pesantren menurut

6
Mastuhu adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk hanya untuk meraih prestasi kehidupan dunia. Kemampuan
mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan pesantren untuk tetap survive hingga kini tentu merupakan
mengamalkan najaran Islam dengan menekankan oentingnay kebanggaan tersendiri bagi umat Islam, terutama kalangan
moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari. pesantren. Hal ini sangat beralasan, sebab ditengah derasnya
Pesantren merupakan bentuk lembaga pendidikan arus modern dan globalisasi, dunia pesantren masih konsis
Islam yang pertama di Indonesia. Keberadaan Pondok dengan kitab kuning dan konsep pendidikan yang mungkin
Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di oleh sebagian orang dianggap tradisional. Begitu pula dengan
Indonesia, telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyiaran pelajaran kitab-kitab kuning (klasik) merupakan salah satu
Islam dan telah banyak berperan dalam mencerdaskan elemen dasar dari tradisi pesantren. Seluruh sisi kehidupan
kehidupan masyarakat. Sejarah perkembangan Pondok pesantren bersifat religius-teosentris yang merujuk kepada al-
Pesantren menunjukkan bahwa lembaga ini tetap eksis dan Qur’an dan Hadis, sehingga semua aktivitas pendidikan
konsisten menjalankan fungsinya sebagai pusat pengajaran dipandang sebagai ibadah kepada Tuhan.
ilmu-ilmu agama Islam (tafaqquh fiddin) sehingga dari Seiring dengan perkembangan zaman dan cepatnya
pesantren lahir kader ulama, guru agama, mubaligh, tokoh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta arus
politik dan lain-lain yang dibutuhkan masyarakat. informasi global, pendidikan di pondok pesantren juga
Pada sejarah berdirinya pesantren, awalnya pesantren mengalami perubahan dalam rangka penyesuaian, khususnya
didirikan dengan misi khusus, yaitu: pertama, sebagai wahana menyangkut kurikulum dan metode serta teknik
kaderisasi ulama’ yang nantinya diharapkan mampu pembelajarannya. Aktifitas belajar bukan hanya diposisikan
menyebarkan agama di tengah-tengah masyarakat; kedua, sebagai media (alat), tetapi sekaligus sebagai tujuan, karena itu
membentuk jiwa santri yang memiliki kualifikasi moral dan proses belajar mengajar di pesantren sering tidak mengalami
religius; ketiga, menanamkan kesadaran holistik bahwa belajar dinamika dan tidak mempertimbangkan waktu, strategi, dan
merupakan kewajiban dan pengabdian kepada tuhan, bukan metode yang lebih kontekstual dengan perkembangan zaman.

7
Padahal, seiring dengan pergeseran zaman santri mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak
membutuhkan formalitas, sebut saja Ijazah serta penguasaan menerapkan kurikulum nasional.
bidang keahlian lain yang dapat mengantarnya agar mampu c. Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu
menjalani kehidupan. Di era modern, santri tidak cukup hanya agama dalam bentuk madrsah diniyah.
berbekal nilai dan norma moral saja, tapi perlu pula dilengkapi d. Pesantren yang hanya sekedar menjadi tempat
dengan keahlian yang relevan dengan dunia kerja modern. pengajian.
Hal demikian inilah yang kemudian mengharuskan Pesantren jenis yang ketiga dan keempat ini masih
pendidikan di Pondok Pesantren mengalami perubahan dan mempertahankan pola pendidikan khas pesantren yang telah
pengembangan khususnya kurikulum dan metode lama berlaku di pesantren, baik kurikulum atau metode
pembelajarannya. Sejak tahun 1970-an bentuk-bentuk pembelajarannya, sehingga disebut Pondok Pesantren
pendidikan yang diselenggarakan di pesantren sudah sangat Salafiyah. Berbeda dengan Pondok pesantren jenis pertama,
bervariasi. Bentuk-bentuk pendidikan dapat diklasifikasikan Pesantren ini tidak menggunakan kurikulum pemerintah dan
menjadi empat tipe, yakni: hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dengan mengkaji kitab-
a. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan kitab klasik atau yang disebut kitab Kuning. Metode
formal dengan menerapkan kurikulum nasional, pembelajarannya pun menggunakan metode khas pesantren
baik yang hanya memilki sekolah keagamaan tradisional yaitu sorogan, bandongan dan halaqoh.
(MI, MTs, MA. Dan PT. Agama Islam) maupun Kebanyakan santrinya belum mendapatkan kesempatan untuk
yang juga memilki sekolah umum (SD, SMP, mengikuti pendidikan dasar, sehingga keluaran/lulusan
SMA, dan PT Umum). Pesantren Salafiyah tersebut tidak mendapatkan Surat Tanda
b. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah sebagaimana lulusan
keagamaan dalam bentuk madrasah dan pendidikan formal yang dapat digunakan untuk melanjutkan

8
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau untuk memenuhi adalah organisasi mordernis Islam seperti Jami’at Khair, Al-
tuntutan pekerjaan. Irsyad, dan Muhammadiyah.
Berdasarkan Pendataan pada tahun 2011/2012 Jumlah Dalam perkembangannya, pendirian pendidikan Islam
pondok pesantren di Indoensia mencapai 27.230 pondok ini menjadi inspirasi bagi hampir semua organisasi pergerakan
pesantren yang tersebar di sekuruh Indonesia Populasi Pondok Islam seperti Nahdlotul Ulama’ (NU) dengan Pendidikan
Pesantren terbesar berada di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Maarif tahun 1926 di Jawa timur, Persatuan Islam (Persis),
Jawa Tengah dan Banten yang berjumlah 78,60% dari jumlah Persatuan Umat Islam (PUI), Al-Washliyah, Matalaul Anwar,
seluruh Pondok Pesantren di Indonesia. Dengan rincian Jawa dan Persatuan Tarbiyah Islamiah (Perti) dengan corak dan ciri
Barat 7.624 (28,00%), Jawa Timur 6.003 (22,05%), Jawa khas masing-masing. Sekolah yang mereka dirikan merupakan
Tengah 4.276 (15,70%), dan Banten 3.500 (12,85%). Dari sekolah umum dengan memasukkan pengajarah Agama dan
seluruh Pondok Pesantren yang ada, berdasarkan tipologi menambahkan nama Islam di belakangnya sehingga menjadi
Pondok Pesantren, terdapat sebanyak 14.459 (53,10%) Pondok SD Islam, SMP Islam, dan SMA Islam. Selain itu, ada yang
Pesantren Salafiyah, dan 7.727 (28,38%) Khalafiyah/Ashriyah, menggunakan nama organisasi penyelenggara seperti SD
serta 5.044 (18,52%) sebagai Pondok Pesantren Kombinasi. Muhammadiyah, SMP Maarif NU, SMA Al-Irsyad. Ada pula
yang menggunakan perlambang berbahasa Arab, misalnya SD
2. Sekolah Islam Al-Falah, SMP Futuhiyah. Dan belakngan ini muncul nama
Sekolah Islam merupakan bentuk dari modernisasi SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) SMPIT (Sekolah
pendidikan Islam. Awal munculnya Sekolah Islam berawal Menengah Pertama Islam terpadu). Belakangan ini muncul
dari adanya sekelompok masyarakat yang berlatar belakang sekolah Islam dengan model fullday atau Boarding Scholl.
agama yang mempuntai gagasan membuka sekolah dengan Perkembangan Sekolah Islam saat ini mendapat
sistem “sekolah belanda” dengan tambahan pelajaran Agama. Animo dari masyarakat yang cukup besar. Hal ini terjadi
Pemrakarsa Utama dalam modernisasi Pendidikan Islam sebagai imbas dari kekurangan yang ada pada Madrasah atau

9
Sekolah. Banyak masyarakat menilai bahwa pendidikan di yang pertama kali berdiri di Indonesia dan menjadi cikal bakal
madrasah kurang profesioanl dalam biadang materi umum Sekolah Tinggi Islam yang lain baik negeri maupun swasta.
sehingga tertinggal dengan sekolah, sementara sekolah umum Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
kurang dalam memberikan layanan pendidikan Agama. pendidikan Nasioanl pasal 19 ayat 1 menyatakan “Pendidikan
Sekolah Islam muncul sebagai alterntif bagi masyarakat yang tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
ingin mendapatkan pendidikan Agama yang baik dan menengah yang mencakup program pendidikan diploma,
pendidikan umum yang profesional. sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan
3. Perguruan Tinggi Islam oleh pendidikan tinggi”. dari pernyataan tersebut dapat
Pendirian lembaga pendidikan tinggi Islam sudah dipahami bahwa yang dimaksud dengan perguruan tinggi
dirintis sejak zaman pemerintahan, dimana Dr. Satiman Islam adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
Wirjosandjoyo pernah mengemukakan pentingnya keberadaan (SMA/MA) yang mencakup program pendidikan diploma,
lembaga pendidikan tinggi Islam untuk mengangkat harga diri sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang berciri khas Islam.
kaum muslim di Hindia Belanda yang terjajah itu. Bagi Saat ini Pendidikan Tinggi Islam (PTI) di Indonesia
Indonesia, kebutuhan Pendidikan tinggi Islam sudah sanagat baik yang negeri maupun yang swasta terus berkembang
mendesak untuk mendidik tenaga ahli dalam bidang Ilmu dengan berbagai program studi dan jurusan. Saat ini Pergurun
agama Islam dan sebagai pusat pengembanagan Tinggi Islam Swasta se-Indonesia berjumlah 272 lembaga
intelektualisme agama Islam. Keinginan tersebut berhasil sementara Perguruan Tinggi Islam Negeri berjumlah 52.
direalisasi di Minangkabau dengan didirikannya sekolah
Tinggi oleh persatuan Guru-Guru Agama Islam (PGAI) di E. Sistem Penyelenggaraan Pendidikan Islam di Indonesia
Padang yang diresmikan pada tanggal 9 Desember 1940. Sistem adalah suatu gagasan atau prinsip yang
Sekolah Tinggi Islam ini merupakan Sekolah Tinggi Islam bertauatan yang tergabung menjadi suatu keseluruhan. Dengan
demikian Sistem pendidikan bisa difahami sebagai himpunan

10
gagasan atau prinsip-prinsip pendidikan yang saling bertauatan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Bab I, Pasal 1,
yang tergabung menjadi suatu keseluruhan. Ayat 2 berbunyi, “Pendidikan keagamaan adalah pendidikan
Dalam mengkaji sistem pendidikan dalam suatu yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan
negara tidak terlepas dari falasafah suatu bangsa tersebut. peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang
Ketika negar-negara barat mempunya falsafah hidup ajaran agama dan / atau menjadi ahli ilmu agama dan
rasionalis, materialis, dan pragmatis maka sistem pendidiksan mengamalkan ajaran agamanya”.
yang dibuat oleh barat tentu bercorak rasionalis, pragmatis, Sistem Penyelenggaraan Pendidikan Islam In-Formal
dan materialis. Falsafah bangsa Indonesia adalah Pancasila. dan Non-formal memang disebut dalam Peratuarn Pemerintah
Dengan demikian maka sistem pendidikan Nasional Indonesia akan tetapi dalam pelaksaannya berjalan secara alami tanpa
(Pendidikan Islam) bercorak khusus Indonesia yang tidak terikat dengan peraturan yang baku dan diselenggrakan sesuai
ditemui pada sistem pendidikan lainnya. Pendidikan Nasional dengan situasi, kondisi dan tujuan penyelenggaraannya.
adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Adapun sistem penyelenggaran pendidkan Islam
Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang- formal di Indonesia sebagai bagian dari pendidikan nasional
Undang Dasar 1945. tentu tidak terlepas dari Sistem Pendidikan Nasional.
Penyelenggaraan Sistem Pendidikan di Indonesia Penyelenggaraan Pendidikan Islam mengacu pada delapan
sudah diatur dengan jelas di dalam Undang-Undang Standar pendidikan nasional yang sudah ditetapkan di dalam
SISDIKNAS kemudian dijabarkan ke dalam Peratuaran Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Pemerintah lalu dioprasionalkan dalam Peratuaran Meneteri. Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Pendidikan Islam merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Islam sehingga sistemnye mengikuti Sistem Pendidikan Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan
Nasional. Pendidikan keagamaan menurut Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 32. tahun 2013 tentang
Pemerintah Republik Indonesia No: 55 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

11
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410). yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
1. Tujuan Pendidikan Islam menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia jawab.
Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3) mengamanatkan bahwa
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem 2. Kurikulum
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Tujuan digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
Pendidikan Islam sebagai bagian dari sistem pendidikan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Nasional maka tujuan pendidikannya sebagaimana yang Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum,
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
tentang Sistem Pendidikan Nasional. isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara
Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran[36].
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa Kurikulum yang diberlakukan untuk tingkat MI - MA
pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang- mulai tahun ajaran 2013/2014 adalah kurikulum 2013 yang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. mana kurikulum tersebut telah memenuhi kedua dimensi
Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional tersebut. Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak sebagai berikut:
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

12
a. Mengembangkan keseimbangan antara pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan inti;
kemampuan intelektual dan psikomotorik; g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada
b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang prinsip akumulatif, saling memperkuat
memberikan pengalaman belajar terencana (reinforced) dan memperkaya (enriched)
dimana peserta didik menerapkan apa yang antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan (organisasi horizontal dan vertikal).
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar; 3. Pembelajaran
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
keterampilan serta menerapkannya dalam dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; belajar. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan Islam
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
dan keterampilan; aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
kompetensi dasar mata pelajaran; Untuk itu setiap satuan pendidikan Islam harus
f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pengorganisasi (organizing elements) kompetensi pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian

13
kompetensi lulusan. Sesuai dengan Standar Kompetensi i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan
Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang dan pemberdayaan peserta didik sebagai
digunakan: pembelajar sepanjang hayat;
a. Dari pesertadidik diberi tahu menuju pesertadidik j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
mencari tahu; memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo),
b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar membangun kemauan (ing madyo mangun karso),
menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; dan mengembangkan kreativitas peserta didik
c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; k. Pembelajaranyang berlangsung di rumah, di
d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju sekolah, dan di masyarakat;
pembelajaran berbasis kompetensi; l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa
e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa,
terpadu; dan di mana saja adalah kelas.
f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
yang kebenarannya multi dimensi; pembelajaran; dan
g. Dari pembelajaran verbalisme menuju n. Pengakuan atas perbedaan individualdan latar
keterampilan aplikatif; belakang budaya peserta didik
h. Peningkatan dan keseimbangan antara
keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan Sasaran pembelajaran mencakup engembangan ranah
mental (softskills); sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut

14
memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. APBN untuk pendidikan. Sehingga ada bantuan bagi sekolah
Sikap diperoleh melalui aktivitas“ menerima, menjalankan, berupa BOS, BSM, Blok Grand, DAK dan laian-lain.
menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan Pendanaan Pendidikan Islam formal menjadi tanggung jawab
diperoleh melalui aktivitas“ mengingat, memahami, bersama antara pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Masyarakat. UU Sisdikna Mengamanatkan :
Keterampilan diperoleh melaluiaktivitas“ mengamati, a. Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan
Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan masyarakat.
turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk b. Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab
memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana
(tematik antar mata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata diatur dalam Pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar
pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan 5. Penilaian
karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka Evaluasi merupakan bagian yang cukup penting dalam
sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran pendidikan Islam. Baik mulai dari tingkat dasar samapai
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah(project tingkat tinggi. untuk penilaian lembaga pendidikan formal
based learning). tidak MI/MTs/MA/yang sederajat telah diatur dalam
Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian
4. Pembiayaan Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
Pemerintah Indonesia telah menetapkan anggran 20 % dari belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian

15
diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, e. Ulangan tengah semester dan ulangan akhir
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat semester, dilakukan oleh pendidik di bawah
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan koordinasi satuan pendidikan.
ujian sekolah/madrasah. f. Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan
Ruang lingkup Penilaian hasil belajar peserta didik pendidikan pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI
yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan (tingkat 5), dengan menggunakan kisi-kisi yang
untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap disusun oleh Pemerintah. Ujian tingkat
standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas
pada ruang lingkup materi, kompetensi mata IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6)
pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses. dilakukan melalui UN.
Mekanisme penilaian mulai jenjang Sekolah Dasar g. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan
sampai Menengah diatur sebagai berikut: dengan metode survei oleh Pemerintah pada akhir
a. Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas
berkelanjutan. VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).
b. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk h. Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan
tiap kali sebelum ulangan harian. sesuai dengan peraturan perundang-undangan
c. Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk i. Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai
tiap akhir bab atau tema pelajaran. dengan peraturan perundang-undangan.
d. Ulangan harian dilakukan oleh pendidik
terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam
bentuk ulangan atau penugasan.

16
BAB III a. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan
PENUTUP formal dengan menerapkan kurikulum nasional
b. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan
Kesimpulan keagamaan dalam bentuk madrasah dan
mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak
Dari urian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa : menerapkan kurikulum nasional
1. Sejarah perjalana pendidikan Islam di Indonesia c. Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu
berawal dari pertama kali Islam disebarkan di agama dalam bentuk madrsah diniyah.
Indonesia, perkembangan pendidikan Islam terus d. Pesantren yang hanya sekedar menjadi tempat
berjalan mulai dari masa kerajaan hingga masa pengajian
sekarang 4. Madrasah merupakan lemabaga pendidikan Islam
2. Institusi Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang diakui bagian dari pendidikan Nasional. Jenjang
yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas Madrsah tediri dari RA. MI, MTs, dan MA
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan 5. Sekolah Islam merupakan bentuk dari modernisasi
pendidikan tinggi jalur pendidikan di luar pendidikan pendidikan Islam yang di prakarsi oleh tokoh-tokoh
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan atau organisasi modernis Islam Indonesia
berjenjang, In-Formal (pendidikan keluarga dan 6. Pergurun Tinggi Islam merupakan lembaga
lingkungan) pendidikan Islam lanjutan dari tingkatan MA atau
3. Pondok Pesantren merupakan bentuk lembaga SMA
pendidikan Islam yang pertama di Indonesia. Saat ini 7. Sistem penyelnggraan pendidikan Islam In Formal dan
Pondok Pesantren berkembang menjadi 4 tipe. Non formal berjelan sesuai dengan kebutuhan dan

17
situasi masyarakat tertentu, tidak terikat dengan waktu
dan evaluasi yang ditentukan oleh pemerintah
8. Sistem penyelenggraan Institusi Pendidikan Islam
Formal mengikuti ketentuan yang ditetapak oleh
pemerintah.

18

Anda mungkin juga menyukai