“IBADAH SHALAT”
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Fiqh”
Dosen Pengampuh:
ALIAS, S.H.I
الرحِ يْم
ّ الرحْ َم ِن ِ ّ ِِ ِبس ِْم
ّ َللا
َ ْص ٰلوة َ كَان َت
ًعلَى ْال ُمؤْ مِ نِيْنَ ِك ٰتبًا َّم ْوقُ ْوت َّ ا َِّن ال
"Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman." (QS. An Nisa: 103)
Ayat di atas adalah salah satu dari sekian banyaknya ayat yang
memerintahkan kita sebagai umat muslim untuk melaksanakan perintah Allah
seklaigus mengokohkan risalah Islam yang dibawa oleh sang pemberi syafaat di
hari akhir kelak. Rasulullah Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah telah
meninggalkan sebuah pusaka, yakni sebuah petunjuk tentang risalah-risalah
kehidupan yang tak ternilai harganya.
Akhirnya sebagai penulis hanya dapat berpesan kepada kita semua bahwa
kekuatan umat islam yang sesungguhnya adalah tergantung pada shalatnya,
identitas seorang muslim terdapat pada shalat. Segala perbuatan mungkar dapat di
cegah dengan shalat.
Tim Penulis
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Shalat lima waktu merupakan latihan pembinaan disiplin pribadi,
untuk secara teratur dan terus menerus melaksanakannya pada waktu yang
ditentukan dan sesuai dengan rukunnya sehingga akan terbentuk kedisiplinan
pada diri individu tersebut1. Keterangan di atas menunjukkan bahwa
pentingnya menunaikan shalat lima waktu, maka dibutuhkan peranan orang tua
dalam memotivasi anak agar bisa mengamalkan shalat lima waktu terutama
sejak anak masih kecil. Sebagai orang tua tentu bertanggung jawab atas shalat
putra dan putrinya dan hendaknya berlaku tegas sebagaimana diajarkan oleh
Rasulullah SAW dalam mendidik anak untuk melaksanakan shalat. Ibadah
shalat tidak dapat dilakukan begitu saja, melainkan harus dipelajari tata cara
dan praktiknya sebagaimana yang telah Rasulullah SAW contohkan. Sebagai
orang tua dalam membimbing anak agar mampu dan mau melaksanakan shalat
dengan benar, Rasulullah SAW telah memerintahkan “didiklah anak-anakmu
shalat sejak berumur 7 tahun, dan pukullah setelah 10 tahun”. Perintah
Rasulullah SAW ini memiliki maksud agar dalam mendidik anak tidak secara
instant, melainkan bertahap, kontinyu dan konsisten dari umur 7 tahun. Usia 7
tahun bagi anak merupakan golden age dimana anak memiliki kepekaan untuk
meniru dan mencontoh apa yang ia lihat
1
Zakiyah Daradjat dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Grafindo, 2004), hal. 37.
1
2
umur 7 tahun. Usia 7 tahun bagi anak merupakan golden age dimana anak
memiliki kepekaan untuk meniru dan mencontoh apa yang ia lihat dan dengar.
Hal ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW agar tegas dalam memerintah
anak untuk melaksanakan shalat. Sabda Nabi SAW:
قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم،عن عبد هللا بن عمر رضي هللا عنه قال:
Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun! Dan pukullah mereka
ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat)! Dan
pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan)!
(Hadits ini hasan. Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 495; Ahmad, II/180,
187; Al-Hakim, I/197)2
2
https://galamedia.pikiran-rakyat.com/humaniora/pr-352121565/hadist-hari-ini-perintah-
kepada-anak-anak-untuk-mendirikan-shalat
3
3
Asadullah Al-Faruq, Gantungkan Cambuk di Rumahmu: Seni Mendisiplinkan Anak
Menurut Resep Nabi, (Solo: Nabawi Publishing, 2012), hal. 64.
4
Hasan Sadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve), Jilid 2, h. 883.
5
Al Syaikh Muhammad Mahmud al-Shawaf, pengajaran Shalat Lengkap, (Semarang: Dina
Utama Semarang, 1995), hal. 12.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas maka
muncul pokok-pokok masalah dalam penulisan ini.
C. Tujuan Penulisan
Setelah melihat dan memperhatikan rumusan masalah yang
dipaparkan diatas, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
A. Shalat
a. Pengertian shalat menurut bahasa
6
Jamal Abdul Hadi, dkk, Menuntun Buah Hati Menuju Surga, Penerjemah, Abdul Hadid,
Cet.1, (Surakarta: Era Intermedia, 2005), hal. 95.
5
6
”Sholat adalah tiang agama, maka barang siapa yang menegakannya berarti
menegakan sholat agama, dan barang siapa yang meninggalkannya berarti
meruntuhkan agama.” (HR. Baihaqi dari Umar ra).
7
Drs. Sazali., M.Si. Signifikansi Ibadah Sholat Dalam Pembentukan Kesehatan Jasmani
dan Rohani, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Nasional, JURNAL ILMU DAN
BUDAYA VOLUME : 40, No. 52, JULI/2016 (online)
7
8
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Shalat..., hal. 40-41.
8
Ibadah yang satu ini memiliki banyak faedah yang tak terbatas, baik
dari sisi agama maupun dunia. Ibadah ini sangat bermanfaat bagi kesehatan,
memberi dampak positif dalam hubungan kemasyarakatan dan keteraturan
hidup. Di dalamnya pun tercakup banyak macam ibadah. Selain doa, di
dalamnya terdapat dzikrullah, ada tilawah Al-Qur`an, berdiri di hadapan Allah
subhanahu wa ta’ala, ruku’, sujud, tasbih dan takbir. Karenanya, shalat
merupakan induk ibadah badaniyyah (ibadah yang dilakukan oleh tubuh).
Definisi secara syar'i juga tertulis dalam surat An Nisa ayat 103 yang berbunyi:
9
Ibid
9
10
https://www.detik.com/edu/detikpedia/ (online)
11
Tafsir Setelah mengajak Bani Israil untuk memeluk Islam dan meninggalkan
kesesatan, perintah utama yang disampaikan kepada mereka setelah larangan di atas adalah
perintah untuk melaksanakan salat. Dan laksanakanlah salat untuk memohon petunjuk dan
pertolongan Allah, tunaikanlah zakat untuk menyucikan hatimu dan menyatakan syukur
kepada-Nya atas segala nikmat-Nya, dan rukuklah beserta orang yang rukuk, yakni kaum
muslim yang beriman dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad . Penambahan perintah untuk
rukuk setelah ada perintah untuk melaksanakan salat itu mengisyaratkan ajakan agar mereka
memeluk Islam dan melaksanakan salat seperti salatnya umat Islam. Dalam tata cara salat orang
Yahudi tidak dikenal gerakan rukuk.
10
Pada ayat ini terdapat tiga macam perintah Allah yang ditujukan kepada Bani
Israil, ialah:
1.Agar mereka melaksanakan salat setiap waktu dengan cara yang sebaik-
baiknya, melengkapi segala syarat dan rukunnya, serta menjaga waktu-
waktunya yang telah ditentukan, menghadapkan seluruh hati kepada Allah
dengan tulus dan khusyuk, sesuai dengan syariat yang dibawa Nabi Musa a.s.
"Orang Mukmin terhadap Mukmin yang lain tak ubahnya seperti sebuah
bangunan, masing-masing bagiannya saling menguatkan." (Riwayat al-
Bukhari dan Muslim)
3.Agar mereka rukuk bersama orang-orang yang rukuk. Maksudnya ialah agar
mereka masuk Islam dan melaksanakan salat berjamaah seperti halnya kaum
Muslimin. Dalam hubungan ini Rasulullah telah bersabda:
"Salat berjamaah itu lebih utama dengan dua pulu tujuh derajat daripada salat
seorang diri". (Riwayat al-Bukhari dan Muslim) 12
12
https://kalam.sindonews.com/ayat/43/2/al-baqarah-ayat-43 (online)
13
https://tafsirweb.com/934-surat-al-baqarah-ayat-238.html (online)
11
An-Nisa: 10314
14
https://tafsirweb.com/1635-surat-an-nisa-ayat-103.html (online)
12
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman.
QS. Al-Ankabut: 45
Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. 15
15
https://tafsirweb.com/7271-surat-al-ankabut-ayat-45.html. Tafsir Al-Muyassar /
Kementerian Agama Saudi Arabia Dan bacalah apa yang diturunkan kepadamu dari al-Qur’an ini
dan amalkanlah kandungannya, serta laksanakanlah shalat dengan seluruh aturannya. Sesungguhnya
menjaga shalat dengan baik akan menahan orang yang melakukannya dari terjerumus di dalam
maksiat-maksiat dan perbuatan-perbuatan mungkar. Hal itu dikarenakan orang yang menegakannya,
yang menyempurnakan rukun-rukun dan syarat-syaratnya, hatinya akan bercahaya, dan keimanan,
ketakwaan dan kecintaannya terhadap kebaikan akan bertambah, dan (sebaliknya) keinginannya
terhadap keburukan akan semakin berkurang atau hilang sama sekali. Dan sungguh mengingat Allah
di dalam shalat dan di tempat lainnya lebih agung dan lebih utama dari segala sesuatu. Dan Allah
mengetahui apa saja yang kalian perbuat, yang baik maupun yang buruk. Lalu Dia memberikan
balasan kepada kalian atas perbuatan tersebut dengan balasan yang sempurna lagi penuh.
14
a) Suci dari hadats. Hal ini dapat dilakukan dengan wudhu, mandi besar
(wajib), tayammum.
b) Suci pakaian, badan dan tempat dari najis. Dari dua syarat tersebut, orang
yang shalat harus menyempurnakan kesucian dari hadats dan najis.
16
Abdul Aziz Muhammad Azzzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, “Al-Wasitu fil
Fiqhi Al-Ibadati”, terj. Kamran As’at Irsyady, Fiqh Ibadah, hal. 169
17
Abdul Aziz Muhammad Azzzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, “Al-Wasitu fil
Fiqhi Al-Ibadati”, terj. Kamran As’at Irsyady, Fiqh Ibadah, hal. 169-170
15
c) Mengetahui masuknya waktu shalat. Ini adalah syarat yang ditujukan bagi
seorang mukallaf dan juga sebagai syarat sah shalat sehingga tidak sah
shalat seseorang yang dilakukan sebelum masuk waktunya.
d) Menutup aurat. Aurat laki-laki yaitu mulai dari pusar sampai lutut,
sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan
kedua telapak tangan.
e) Menghadap kiblat. Hal ini merujuk pada ketetapan Al-Qur’an bahwasanya
dalam melaksanakan shalat itu harus menghadap kiblat (ka’bah) 18
18
M. Abdul Mujieb AS, Fiqih Islam (Sumber Hukum Islam), (Rembang: Bintang Pelajar,
1986), hal. 181-184.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat adalah tiang Agama yang merupakan pilar kedua dalam Islam
setelah syahadat. Shalat juga merupaka suatu bentuk pendakian orang-orang
beriman serta doa orang-orang shaleh dalam mencapai ridha sang pencipta.
Shalat juga merupakan suatu bentung komunikasi atau sarana penghubung
antara manusia dengan Tuhannya secara langsung. Shalat memungkinkan akal
terhubung secara langsung dengan sang Pencipta, menghindarkan seluruh
kepentingan personal dengan material.
16
Daftar Pustaka
Azzzam Muhammad Aziz Abdul dan Hawwas Sayyed Wahhab Abdul. “Al-Wasitu fil
Fiqhi Al-Ibadati”, terj. Kamran As’at Irsyady, Fiqh Ibadah.
Hadi Abdul Jamal, dkk, Menuntun Buah Hati Menuju Surga, Penerjemah, Abdul Hadid,
Cet.1, (Surakarta: Era Intermedia, 2005).
M. Mujieb Abdul AS, Fiqih Islam (Sumber Hukum Islam), (Rembang: Bintang Pelajar,
1986).
Sazali. Signifikansi Ibadah Sholat Dalam Pembentukan Kesehatan Jasmani dan Rohani,
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Nasional, JURNAL ILMU DAN
BUDAYA VOLUME : 40, No. 52, JULI/2016 (online)
https://www.detik.com/edu/detikpedia/ (online)
https://galamedia.pikiran-rakyat.com/humaniora/pr-352121565/hadist-hari-ini-perintah-
kepada-anak-anak-untuk-mendirikan-shalat
https://kalam.sindonews.com/ayat/43/2/al-baqarah-ayat-43 (online)
https://tafsirweb.com/934-surat-al-baqarah-ayat-238.html (online)
https://tafsirweb.com/1635-surat-an-nisa-ayat-103.html (online)
https://tafsirweb.com/7271-surat-al-ankabut-ayat-45.html
17