Hadist Tematik
Di
S
U
S
U
N
Oleh
Tgk. H. Anas Hasbi, S.H.i
PASCA SARJANA
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabbil’alamin berkat rahmat-Nya dan karunia-Nya yang
tak terhingga di limpahkan kepada kita semua sehingga karena itu juga penulis
islam
Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan kita semua selaku
belum sempurna seperti yang ada dalam benak dan harapan pembaca semua
karena penulis hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa karena
Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik penulis
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK..............................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................4
A. Latar Belakang...............................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................4
C. Tujuan Makalah.............................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................5
A. Pendidikan Puasa Untuk Anak.......................................5
B. Cara Mengajarkan Anak Berpuasa.................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengalaman menjalankan puasa yang dilakukan orang dewasa dan orang
tua akan menjadi sebuah proses pembelajaran bagi anak-anak yang pada
waktunya akan memulai ibadah serupa dengan mencontoh apa yang telah
mungkin, yaitu sejak usia balita dan pra sekolah dengan membuat suasana
mengenalkan puasa kepada anak-anak bisa dimulai pada usia dini dengan
mengubah waktu ibu memasak di dapur dari pagi hari menjadi siang atau sore
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Al Hakim dan Abu Dawud meriwayatkan dari Ibnu Amr Bin Al-Ash. Dari
ibadah shalat jika mereka berusia tujuh tahun. Dan jika mereka sudah berusia
sepuluh tahun, maka pukullah mereka jika tidak mau melaksanakannya dan
pisahkanlah tempat tidur mereka.” Dari perintah shalat ini kita bisa menyamakan
dengan puasa dan haji. Kita latih anak-anak untuk melakukan puasa jika mereka
kuat, dan haji jika mampu. Rahasianya adalah, agar anak dapat mempelajari hukum
ibadah ini sejak masa pertumbuhannya. Sehingga ketika anak tumbuh besar, ia telah
terbiasa melakukan dan terdidik untuk mentaati Allah SWT, melaksanakan hak-Nya,
Pengalaman menjalankan puasa yang dilakukan orang dewasa dan orang tua
akan menjadi sebuah proses pembelajaran bagi anak-anak yang pada waktunya akan
memulai ibadah serupa dengan mencontoh apa yang telah dilakukan orang tua
mereka.
yaitu sejak usia balita dan pra sekolah dengan membuat suasana berpuasa di
lingkungan hidup anak pada hari-hari puasa,” kata Hanny Muchtar Darta, (Chief of
Pendekatan secara positif untuk mengenalkan puasa kepada anak-anak bisa dimulai
pada usia dini dengan menciptakan suasana berbeda dengan hari-hari biasa misalnya
dengan mengubah waktu ibu memasak di dapur dari pagi hari menjadi siang atau
sore hari, tidak menempatkan makanan matang di meja makan, orang dewasa yang
Ulama sepakat bahwa anak kecil yang belum balig tidak wajib melaksanakan
5
puasa Ramadhan. Bagi anak perempuan, tanda balignya adalah dengan mengeluarkan
darah haid. Sedangkan bagi anak laki-laki, ditandai dengan keluarnya sperma akibat
mimpi basah. Batas minimal usianya sembilan tahun (kalender hijriyyah). Jika darah haid
atau sperma itu belum keluar hingga ia menginjak usia 15 tahun (kalender Hijriyah),
tetap dianjurkan untuk dilatih berpuasa. Sehingga ketika ia sudah menginjak usia balig, ia
sudah siap melaksanakan puasa Ramadhan satu bulan penuh. Ia sudah tidak kaget dan
terbiasa berpuasa.
Terkait dengan anjuran melatih puasa anak sejak kecil atau sebelum usia balig,
Imam Al-Bukhari di dalam kitab Shahihnya telah membahas satu bab khusus yang
berjudul “Bab Shaumi As-Shibyan / bab puasanya anak-anak kecil”. Bahkan di samping
judul bab itu, beliau mengutip atsar dari Sayyidina Umar r.a. yang pernah berkata kepada
orang yang mabuk di bulan Ramadhan, ‘Celakalah kamu, padahal anak-anak kecil kami
sudah berpuasa.’ Lalu, beliau memukul lelaki pemabuk itu. Dalam riwayat Imam Al-
Baghawi, pukulan Umar r.a. tersebut sebagai had/hukuman atas tindakan minuman keras.
Atsar Sayyidina Umar r.a. tersebut menunjukkan bahwa anak-anak kecil pada zamannya
sudah dilatih untuk berpuasa. Kemudian, Imam Al-Bukhari menyebutkan riwayat yang
Mu’awwidz, ia berkata,
َأْر َس َل الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َغ َداَة َعاُشوَر اَء ِإَلى ُقَر ى اَأْلْنَص اِر َم ْن َأْص َبَح ُم ْفِط ًر ا َفْلُيِتَّم َبِقَّي َة َيْو ِم ِه َو َم ْن َأْص َبَح
َص اِئًم ا َفلَيُص ْم َق اَلْت َفُكَّن ا َنُص وُم ُه َبْع ُد َو ُنَص ِّو ُم ِص ْبَياَنَنا َو َنْج َع ُل َلُهْم الُّلْعَب َة ِم ْن اْلِعْه ِن َف ِإَذ ا َبَك ى َأَح ُدُهْم َع َلى الَّطَع اِم
“Suatu pagi di hari Asyura’, Nabi saw. mengirim petugas ke perkampungan kaum Anshar
(untuk menyampaikan), ‘Siapa yang tidak berpuasa sejak pagi hari, maka ia harus
menggantinya pada hari yang lain, dan siapa yang sudah berpuasa sejak pagi hari, maka
buatkan untuk mereka mainan dari bulu domba. Apabila salah seorang dari mereka
menangis meminta makanan, maka kami beri ia permainan itu hingga tiba waktu berbuka
puasa.”
keterangan bahwa perkampungan kaum Anshar itu berada di sekitar Madinah dan Ar-
Rubayyi’ itu membawa anak-anak kecil ke dalam masjid lalu dibuatkan mainan dari bulu
domba.
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa
sekelompok ulama salaf yang di antaranya adalah Ibnu Sirrin, Az-Zuhri, dan Imam As-
Syafii mensunnahkan untuk memerintah anak-anak kecil berpuasa jika mereka mampu
melaksanakannya. Lalu, kapan anak kecil itu dilatih untuk berpuasa? Pada usia berapa?
Ulama dari kalangan Syafi’i memberi batasan anak kecil itu layak untuk dilatih berpuasa
adalah usia 7 dan 10 tahun. Hal ini diqiyaskan pada hadis anjuran memerintahkan anak-
anak yang usianya sudah mencapai 7 tahun untuk melaksanakan shalat dan dipukul
«ُم ُر وا َأْو اَل َد ُك ْم ِبالَّص اَل ِة َو ُهْم: َقاَل َر ُس وُل ِهَّللا َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم: َقاَل، َعْن َج ِّد ِه، َعْن َأِبيِه،َعْن َع ْمِر و ْبِن ُش َعْيٍب
َو ُهْم َأْبَناُء َعْش ٍر َو َفِّر ُقوا َبْيَنُهْم ِفي اْلَم َض اِج ِع» رواه أبو داود، َو اْض ِر ُبوُهْم َع َلْيَها، َأْبَناُء َسْبِع ِس ِنيَن.
Dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,
“Perintahlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat saat mereka usia 7 tahun,
pukullah mereka yang tidak melaksanakannya saat mereka usia 10 tahun, dan pisahkan
Imam Ibnu Hajar di dalam Fathul Barinya menjelaskan bahwa hadis riwayat Ar-
disyariatkannya melatih anak-anak kecil untuk berpuasa. Hal yang perlu diperhatikan
7
pada hadis riwayat Ar-Rubayyi’ tersebut juga adalah metodenya dalam melatih anak-
anak berpuasa. Ia membuat mainan yang dapat melupakan anak-anak kecil itu pada rasa
lapar dan haus. Metode ini dapat dikembangkan oleh orang tua dengan cara-cara yang
lebih modern.
Metode melatih puasa anak-anak kecil itu dapat dilakukan dengan bertahap.
Anak-anak pada awalnya dibangunkan malam hari untuk ikut sahur bersama keluarga.
Setelah itu, dicoba agar ia tidak makan sampai pukul 9 pagi, lalu baru boleh makan dan
minum ketika mendengar azan Dhuhur, Asar, dan Maghrib. Tentunya, setiap orang tua
1. Di usia 4 tahun sampai 8 tahun mereka masih dalam masa tumbuh dan sedang asik
– asiknya bermain. Ajarkan pengertian puasa pada mereka. Kemudian ajak mereka
2. Melatih puasa bagi anak pada awal – awal latihan tidak harus sampai sehari penuh.
Pastikan anak latihan puasa setengah hari dulu dan mereka berhasil. Beri motivasi
terus sampai mereka dapat menyelesaikan puasa satu hari penuh. Beri anak pujian jika
menjalankan puasanya.
3. Temani anak dalam menjalankan puasa. Ajarkan juga mereka manfaat shalat dan
zikir. Dengan adanya orang tua disamping mereka ini akan membuat anak tambah
bersemangat dan termotivasi karena melihat orang tuanya yang juga berpuasa. Anak
akan berpikir bagaimana orang tua mereka tetap dapat melakukan segala macam
4. Ajarkan anak tentang pahala puasa dan manfaat puasa. Anak – anak sangat senang
mendengarkan cerita – cerita tentang puasa dari orang tua mereka. Ini menuntut orang
tua untuk aktif dalam memberikan manfaat pendidikan karakter bagi anak berpuasa.
8
Anak juga akan semakin kreatif karena sering mengajukan pertanyaan tentang puasa
5. Ketika hari pertama tiba, berikan pujian secara langsung dan spesifik atas perilaku
positif yang telah ditunjukkannya sehingga dia merasa dihargai, merasa nyaman dan
semakin merasa percaya diri dalam melakukan kegiatan barunya sebab banyak orang
tua tidak sampai hati menyuruh anaknya berpuasa, karena takut kurus atau sakit.
6. Tindakan orang tua yang membiarkan anaknya tidak pernah terlatih melakukan
puasa atau sengaja tidak mau menyuruh atau melatih anak berpuasa karena kasihan
kepada anak,
selagi dini sudah selayaknya dilakukan orang tua yang menginginkan anak-anaknya
BAB III
PENUTUP
9
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pengalaman menjalankan puasa yang dilakukan orang dewasa dan orang tua
akan menjadi sebuah proses pembelajaran bagi anak-anak yang pada waktunya
akan memulai ibadah serupa dengan mencontoh apa yang telah dilakukan orang
tua mereka.
mungkin, yaitu sejak usia balita dan pra sekolah dengan membuat suasana
berpuasa di lingkungan hidup anak pada hari-hari puasa,” kata Hanny Muchtar
kepada anak-anak bisa dimulai pada usia dini dengan menciptakan suasana
berbeda dengan hari-hari biasa misalnya dengan mengubah waktu ibu memasak
di dapur dari pagi hari menjadi siang atau sore hari, tidak menempatkan
makanan matang di meja makan, orang dewasa yang berpuasa menolak ditawari
DAFTAR PUSTAKA
10
Al-Djamali, Fadhil. 1993. Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam.
Jakarta: IKAPI.
Ali, Marpuji, dkk. 2010. Buku Kultum: Integritas Iman, Ilmu, dan Amal.
Praja, Juhaya S.. 2002. Filsafat dan Metodologi Ilmu dalam Islam.
Jakarta: Teraju.
Qadir, C.A. 1988. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam diterjemahkan
dari Philosophy and Science in the Islamic World.
Jakarta: IKAPI.
Yogyakarta: Teras.
11