Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AGAMA

Nama Anggota: 1. Agitya Aderiz Alhariri

2. Ezky Pramudya A.

3. Irpan Riffendi

4. Muhammad Rayyan A.

5. Raffi Nur Alamsyah

6. Rahman Sanjoko

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuuh.

Selamat Pagi, dan salam sejahtera untuk kita semua.

Bapak Kabul Santoso selaku guru agama yang saya hormati, dan teman temanku yang insya
Allah dirahmati Allah

Sebelum saya menyampaikan perkenankanlah saya mengucapkan puja dan puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayahnya
pada hari ini kita semua dapat berkumpul di kelas 9c dalam rangka kegiatan belajar
mengajar. Tak lupa pula salawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
besar Nabi agung Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di hari kiamat nanti.

Syukur alhamdulillah, pada hari ini kita diberikan kesempatan untuk melaksanakan tugas
kita, dengan tujuan meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan Ibadah .

Pada kesempatan ini saya, diberikan kesempatan untuk berbicara disini dalam dengan tema
berbakti kepada orang tua. Berbakti kepada orang hukumnya wajib karena orang tua telah
mengasuh dan mendidik kita sampai sekarang ini. Seperti yang telah dijelaskan di dalam
surat Al-Isra ayat 23 yang artinya “Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik – baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua – duanya sampai
berumur lanjut dalam pemliharaanmu, maka sekali – kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia”
Begitulah Al-quran menggambarkan tentang bagaimana manusia harus berbuat baik kepada
kedua orang tua. Karena memang sudah sepantasnya dan seharusnya bagi seorang anak
untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, yang demikian itu karena betapa besar jasa
keduanya kepada sang anak. Jika kita sebagai anak, sampai berani terhadap orang tua maka
ancamannya adalah termasuk salah satu dosa besar. Alqur’an juga menyinggung bagaimana
pengorbanan orang tua terhadap anaknya ketika sang anak masih dalam kandungan. Betapa
susah dan payahnya sang ibu dalam menjaga kandungannya agar sang anak terlahir dengan
sehat dan sempurna. Bagaimana sakitnya derita yang di tanggung sang ibu ketika menanti
detik – detik kelahiran, dia berjuang sekuat tenaga antara hidup dan mati demi si mungil
pujaan hati. Dan seberapa banyak keringat yang di keluarkan sang ayah dalam mencari
nafkah untuk membahagiakan sang anak yang nantinya akan menjadi pelita ke hidupan
mareka, kata – kata lelah tidak pernah terucap dari bibir sang ayah tatkala melihat senyum
bahagia dari bibir mungil Si Penyejuk Mata.

Saya pernah mendengar suatu kisah dari guru saya, Al habib Novel bin Salim bin Jindan
yaitu Di Yaman, tinggalah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit
sopak, tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang soleh dan sangat
berbakti kepadanya Ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais
senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya. Hanya satu permintaan yang
sulit ia kabulkan.

“Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat
mengerjakan haji,” pinta Ibunya. Uwais tercenung, perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh
melewati padang pasir tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan
membawa banyak perbekalan. Namun Uwais sangat miskin dan tak memiliki kendaraan.

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seeokar anak lembu, Kira-kira
untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkinkan pergi Haji naik lembu. Olala, ternyata Uwais
membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak balik menggendong anak
lembu itu naik turun bukit. “Uwais gila.. Uwais gila…” kata orang-orang. Yah, kelakuan
Uwais memang sungguh aneh.

Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik turun bukit. Makin hari
anak lembu itu makin besar, dan makin besar tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena
latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kg, begitu
juga dengan otot Uwais yang makin membesar. Ia menjadi kuat mengangkat barang. Tahulah
sekarang orang-orang apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari. Ternyata ia latihan
untuk menggendong Ibunya.

Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah! Subhanallah, alangkah
besar cinta Uwais pada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi
keinginan ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran
air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa. “Ya Allah,
ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais. “Bagaimana dengan dosamu?” tanya ibunya heran.
Uwais menjawab, “Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah
ridho dari Ibu yang akan membawa aku ke surga.”

Subhanallah, itulah keinganan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun
memberikan karunianya, Uwais seketika itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya.
Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan
disisakan di tengkuk? itulah tanda untuk Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dua
sahabat utama Rasulullah SAW untuk mengenali Uwais.

Beliau berdua sengaja mencari Uwais di sekitar Ka’bah karena Rasullah SAW berpesan “Di
zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kamu berdua
pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan
muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau berjumpa dengan dia minta tolong dia berdua
untuk kamu berdua.”

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban,
dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci
padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta
(menghamburkan kekayaan).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Teman- temanku, Bapak Ibu guru yang berbahagia,

Saat ini kita telah berada di masa akhir zaman, zaman milenial maka jangan sampai kita
terlarut dalam kemajuan zaman, namun mengikis akhlak baik kita. Semoga semoga orang
tua kita senantiasa diberikan kesehatan, rezeki, kesabaran sehingga dapat menemani hingga
nanti. Untuk teman-temanku yang orang tuanya telah dipanggil disisi Allah, semoga
ditempatkan di surga firdaus yang senantiasa melihat kesuksesan kita dengan senyumnya.

Sekin yang dapat saya sampaikan, apabila ada yang kurang berkenan saya mohon maaf.
Terima kasih

Akhiru qouli hadza, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.


TUGAS AGAMA

Nama Anggota: 1. Agitya Aderiz Alhariri

2. Ezky Pramudya A.

3. Irpan Riffendi

4. Muhammad Rayyan A.

5. Raffi Nur Alamsyah

6. Rahman Sanjoko

Sejarah Islam di Indonesia -Awal Masuk


dan Perkembangannya
written by Adara Primadia

Islam sudah mulai diperkenalkan ke berbagai negara yang ada di dunia sejak dahulu kala baik
itu ke afrika, timur tengah, asia dan eropa. Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, agama Islam
sudah disebarluaskan ke berbagai negara bahkan setelah wafatnya beliau pada 632 M, syi’ar
agama Islam masih  terus dilakukan oleh para khalifah dan para pemimpin Dinasti Islam
lainnya.

Islam pertama kali diperkenalkan di Indonesia saat Dinasti Umayyah mendirikan pangkalan
dagang di pantai barat Sumatera. Indonesia yang terkenal akan rempah-rempahnya, ramai
dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai penjuru dunia. Para pedagang Muslim pun juga
berdatangan ke Indonesia untuk berdagang dan sudah  berlangsung dari abad ke abad.

Tidak hanya melakukan perdagangan saja, para pedagang muslim yang berasal dari Arab,
Gujarat dan Persia itu pun juga mendakwahkan ajaran Islam kepada penduduk sekitar.
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai sejarah masuk dan perkembangan di Indonesia.

Awal Masuknya

Islam masuk dan berkembang di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman dahulu. Perihal
kapan dan siapakah yang membawa Islam masuk ke Indonesia sering menjadi pertanyaan dan
perdebatan. Berbagai macam teori dikemukakan oleh para sejarawan yang tentunya didukung
oleh fakta-fakta yang telah mereka kumpulkan.

Karena itulah beberapa sejarawan Islam terbagi-bagi dalam beberapa kelompok dimana
mereka masing-masing mendukung teori yang mereka anggap lebih kuat. Seperti halnya yang
dikemukakan oleh ahli sejarah, Ahmad Mansur Suryanegara, ia membagi perbedaan pendapat
terkait awal masuknya Islam di Indonesia menjadi tiga teori, yaitu :

1. Teori Gujarat

Suryanegara (1996:75) mengemukakan bahwa dasar dari teori ini kemungkinan berdasar
kepada Snouck Hurgronje yaitu di dalam bukunya “L’ Arabie et les Indes Neerlandaises, atau
Revue de I’Historie des Religious.” Ada tiga alasan Snouk Hurgronje lebih menitikberatkan
keyakinannya ke Gurajat yaitu :

 Tidak banyak fakta yang menerangkan peranan bangsa Arab terkait penyebaran Islam
ke Nusantara.
 Sudah lama terjalin hubungan dagang antara Indonesia dan India.
 Terdapat inskripsi tertua mengenai Islam di Sumatera sehingga memberikan
gambaran hubungan antara Sumatera dan Gujarat.

Teori ini juga didukung oleh pendapat W.F.Stutterheim dalam bukunya “De Islam en Zijn
Komst In de Archipel”. Ia menyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke 13.
Hal itu didasarkan pada batu nisan Sultan Malik As-Saleh, Sultan Pertama dari Kerajaan
Samudera Pasai yang wafat pada 1297. Snouch Hurgronje juga mengatakan bahwa Islam
masuk pada abad ke 13 M dari Gujarat.

Selain itu, alasan mengapa Islam masuk ke Indonesia dari Gujarat adalah Islam disebarkan
melalui jalur perdagangan antara Indonesia – Cambay (Gujarat) – Timur Tengah – Eropa.

2. Teori Mekkah

Teori ini didukung oleh para sejarawan muslim seperti Prof.Hamka yang mengatakan bahwa
Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah yakni kurang lebih sekitar abad
ke 7 M sampai 8 M yang langsung dari Arab.

Hal itu didukung dengan sudah adanya jalur pelayaran yang ramai dan bersifat Internasional
jauh sebelum abad ke-13 M melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina
( Asia Timur), Bani Umayyah (Asia Barat) dan Sriwijaya (Asia Tenggara).

Selain itu, Hamka mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M
berdasarkan berita Cina Dinasti Tang yang mengatakan bahwa ada daerah pemukiman
pedagang Arab Islam di pantai Barat Sumatera.

Bukan hanya itu saja, J.C. Van Leur mengatakan dalam bukunya “Indonesia : Trade and
Society” bahwa pada 674 M di pantai Barat Sumatera terdapat pemukiman Arab Islam
dengan perkiraan bahwa bangsa Arab telah membangun pemukiman perdagangannya di
Kanton pada abad ke-4 M.

Sedangkan, teori yang menyatakan bahwa Islam masuk pada abad ke-13 M yang ditandai
dengan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai, dikatakan bukan sebagai awal masuknya Islam
tapi merupakan perkembangan Islam di Nusantara.

3. Teori Persia
Suryanegara ( 1996 : 90 ) mengatakan bahwa pelopor teori Persia di Indonesia adalah
P.A.Hoesein Djajaningrat. Hal itu didukung dengan adanya kebudayaan yang ada di kalangan
masyarakat Islam di Indonesia dirasakan serupa dengan kebudayaan Persia sebagai contoh
dalam hal arsitektur dan sebagainya.

Upaya Islamisasi 

Islam datang ke Nusantara dan menyebarkan agama Islam ke berbagai kalangan masyarakat
secara damai. Berikut ini beberapa cara yang dilakukan guna menyebarkan Islam ke
Indonesia.

 Perdagangan

Dikarenakan Indonesia berada di posisi yang strategis untuk jalur perdagangan dan juga
merupakan penghasil rempah-rempah sudah pasti Indonesia banyak disinggahi para pedangan
dari segala penjuru dunia termasuk pedagang Islam. Banyak dari pedagang Islam tersebut
yang tinggal dan membangun pemukiman serta berdakwah.

 Perkawinan

Banyak para pengusaha lokal yang menikahkan putri mereka dengan para pedangan Islam
karena pada saat itu para pedagang Islam dianggap sebagai kalangan yang terpandang.
Perkawinan akan berlangsung jika gadis tersebut memeluk agama Islam. Dengan begitu,
semakin banyaklah keluarga muslim dan keturunan muslim yang berada di Indonesia.

 Pendidikan

Para pedagang muslim juga membangun pondok pesantren sebagai sarana mendakwahkan
Islam di Indonesia yang dipmpin langsung oleh para guru agama Islam dan para ulama. Para
santri yang sudah lulus belajar di pondok pesantren akan mendakwahkan agama Islam
seketika mereka kembali ke kampong halaman masing-masing.

 Kesenian

Dakwah di Indonesia juga dilakukan dengan menggunakan kesenian dimana para pendakwah
menggunakan media seni untuk memperkenalkan Islam ke penduduk pribumi. Sebagai
contoh Sunan Kalijaga menggunakan wayang untuk berdakwah.

 Tasawuf

Penyebaran agama Islam ke penduduk pribumi dilakukan dengan menyebarkan teosofi yang
sudah bercampur dengan pemahaman masyarakat Indonesia karena pada umumnya para
pendakwah tersebut paham mengenai hal – hal magis dan memiliki kekuatan untuk
menyembuhkan.

Sebagai contoh Syaikh Hamzah Fansuri , Syamsudin Sumatrani, Nuruddin ar Raniri, Abdul
Rauf Singkel dari Aceh.
Perkembangan Islam 

Agama Islam yang masuk ke Indonesia tentunya mengubah kebudayaan yang ada di
Indonesia. Kebudayaan lokal yang sudah ada di Indonesia sejak lama mulai bertransformasi
dengan kebudayaan Islam.

Agama Islam yang datang melalui jalur perdagangan tentunya membawa pengaruh besar
kepada penduduk pribumi khususnya masyarakat melayu karena pada saat itu masyarakat
melayu sering melakukan aktivitas perdagangan. Pada saat itu ajaran agama Islam mudah
diterima di Indonesia karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah :

1. Ajaran agama Islam sederhana, mudah dimengerti dan mudah diterima.


2. Untuk memeluk agama Islam tidaklah sulit karena hanya mengucapkan dua kalimat
syahadat yaitu “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Aku bersaksi bahwa
Muhammad utusan Allah “
3. Upacara-upacara keagamaan Islam sederhana dan tidak menyulitkan.
4. Islam disebarkan dengan damai.
5. Agama Islam tidak mengenal kasta yang membeda-bedakan masyarakat berdasarkan
golongan-golongannya. Islam mengajarkan persamaan hak dan kesetaraan.
6. Runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya menjadi penyebab kuat
berkembang pesatnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
7. Islam mengajarkan moral kepada penduduk pribumi.
8. Para pendakwah pandai dalam hal pengobatan penyembuhan sehingga disenangi
penduduk pribumi.
9. Mengenalkan dan menyadarkan otoritas sakral dimana para pendakwah membuat
teks-teks yang ditulis untuk dipahami dan dihafal.
10. Islam mengajarkan bahwa untuk beribadah dapat dilakukan dimana saja selagi tempat
itu suci dan tidak harus selalu menetap di daerah tertentu karena takut tidak dilindungi
Tuhan.
11. Kekusaan politik yang dimiliki pedagang muslim yang mayoritas adalah kalangan
atas.
12. Umat Islam dipandang tangguh dalam hal kemiliteran.

Tidak hanya sampai pada dakwah yang disebarkan oleh para pendatang muslim dan
pedagang muslim saja tetapi seiring berjalannya waktu kerajaan-kerajaan Islam pun mulai
berdiri dan mencapai masa-masa kejayaannya serta banyak didirikan mesjid dan musholla di
berbagai tempat sebagai sarana ibadah. Kerajaan Islam pertama yang berdiri di Indonesia
adalah Kerajaan Samudera Pasai dengan Sultan Malik As-Saleh sebagai sultan pertamanya.

Agama Islam yang berkembang di Indonesia juga menyebabkan pengaruh yang besar baik itu
terkait arsitektur, bahasa, pendidikan, norma, hubungan sosial, budaya dan bidang lainnya.
Sebagai contoh dari bidang arsitektur terdapat berbagai jenis bangunan seperti mesjid,
kerajaan, benteng, kuburan, air mancur, bak pemandian, menara, surau, dan sebagainya,
terlihat corak-corak keislaman dan timur tengah di masing-masing bangunan tersebut.

Di bidang bahasa, terlihat beberapa kosa kata Indonesia merupakan adaptasi dari bahasa arab
seperti mesjid, kursi, ustadz, umat, kitab, dan sebagainya. Sedangkan di bidang pendidikan,
kita dapat melihat banyaknya sekolah-sekolah keislaman seperti pondok pesantren, madrasah
ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, madsarah aliyah, TPA & MDA serta perguruan tinggi
Islam.

Anda mungkin juga menyukai