Anda di halaman 1dari 8

Bismillahirrahmanirrahim.

Yang terhormat Bapak Kepala sekolah


Yang terhormat ibu walikelas terkhusus kelas 9 dan 6
Yang terhormat bapak ibu guru SD dan SMP
Yang terhormat bapak ibu guru pembimbing
Yang terhormat bapak ibu guru mahaiswa kampus mengajar
Dan yang terkasih kakak – kakak SMP dan teman – teman semua
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh…
Asholatu wassalamu a’la asrofil ambbiyaiwalmursalin wa’ala alihi
waashabihi ajma’in amma da’dhu.
Pertama tama dan yang paling utama kita panjatkan Puji dan rasa Syukur
kita kepada Alla SWT. Karena atas ni’mat Iman, islam dan ni’mat
Kesehatan yang telah diberikan kepada kita semua guna melaksanakan
kegiatan kita pada hari ini. Tak lupa pula Solawat serta salam kita
haturkan kepad Junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, serta para
sahabat yang telah berjuang menegakan Kebenaran yang Hakiki
sehingga kita dapat menikmati indahnya Islam Hingga saat ini.
1. Terimakasih atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan
kepada kelompok kami guna mempresentasekan hasil diskusi kami
dengan TEMA “ GENERASI YANG TERASING, GENERASI
YANG BERUNTUNG “. Yang akan disampaikan oleh teman
kami yang betugas, kepada saudari Raihana Mahmud kami
silahkan.
2. Terimakasih atas penjelasan yang telah disamapaikan oleh teman
kami. Dari pembahasan yang telah disampaikan dapat saya
simpulkan bahwa Generasi yang beruntung yaitu mereka yang
tetap Istiqomah dalam mengamalkan dan mengajarkan islam dan
membebaskan diri dari pemikiran pemikiran yang menyimpang
dari Al-Qur’an dan Sunnah. Mereka menjadi asing karena
kebaikan dan kebajikan yang dilakukan dan Allah telah mencatat
mereka sebagai orang yang beruntung, dan akan mendapatkan
tempat yang mulia disisiNya yaitu Jnnah.
Semoga kita semua termasuk golongan yang beruntung, terasing
karena kebenaran. Aamiin yarabbal alamin
3. Billahi fii sabililhaq fastabiqul khairat wasalamualaikum warah
matullahi wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
Yang terhormat Bapak Kepala sekolah
Yang terhormat ibu walikelas terkhusus kelas 9 dan 6
Yang terhormat bapak ibu guru SD dan SMP
Yang terhormat bapak ibu guru pembimbing
Dan yang terkasih kakak – kakak SMP dan teman – teman semua
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Dari tema yang telah kami angkat sebagai bahan diskusi kami yang
akan kami sampaikan yaitu : “ GENERASI YANG TERASING,
GENERASI YANG BERUNTUNG “. Dengan tema tersebut kami
mengajak kita semua untuk bermuhasabah diri terhadap amaliyyah yang
telah kita kerjakansebagai bahan evaluasi agar hari ini, esok, lusa dan
kemudian menjadi pribadi yang lebih baik. Sesuai dengan penegasan
Allah SWT dalam Al-qur’an surah Al-Hsyr ayat 18 yang artinya “ Hai
orang – orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
( Akhirat ); dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Sebagai bahan Muhasabah kita kami mengajak kita semua memahami
dan merenungkan salah satu sabda Rasulullah SAW, berikut :
Ta’awuz
Bismillahirrahmanirrahim
BADA’AL ISLAMU GHORIBU WASAYAUDU KAMA BADA’AL
GHORIBAN FATUBA LIL GHURABA’I
Yang Artinya ‘ Islam pertamakali datang terasing dan akan terasing
sebagaimana permulaannya, karena itu beruntunglah mereka yang
terasing’.( HR. Muslim No.145 )
Merujuk pada sejarah Islam datang kedunia pertama kali dianggap
asing, bahkan masyarakat Arab Ketika itu menganggap Islam sebagai
agama yang tidak masuk akal, karena Islam membawa ajaran yang
sangat berbeda bahkan bertentangan denga apa yang telah Masyarakat
Arab telah lakukan pada waktu itu. Islam membawa kebenaran dan
akan memberantas penyimpanga – penyimpangan yang mereka lakukan.
Benar – benar saat itu Islam dianggap asing karena membawa kebenaran
dan yang ada pada diri mereka adalah Kebathilan. Apabila kita
analogikan; kita pergi kesuatu desa atau pemukiman yang primitive /
terbelakang dan kita membawa sesuatu yang baru dan mereka tidak
mengenal itu sebelumnya, maka bagi mereka apa yang kita bawa itu
amatlah asing, dan aka ada penolakan bagi mereka.
Begitu pula Islam pada saat pertama kali datang pada masyarakat Arab.
Islam membawa kebenaran ( Al – Haq ) dari Rabb semesta alam,
mengajak mereka pada Tauhid ( Pengesaan ) yaitu menyembah Allah
SWT sebagai Tuhan yang ESA, dan memberantas semua penyimpangan,
penyelewengan, dan keburukan – keburukan yang telah mandarah
daging pada mereka.
Selanjutnya kata Nabi “ dan islam akan Kembali dalam keadaan asing
sebagaimana mulanya ia datang”. Maka akan ada pertanyaan yang
datang,
lantas bagaimana keadaan Islam dimasa depan ?
apakah akan betul – betul terasing seperti awal kehadirannya ?
Di abad modern ini lebih parah dari pada zaman Jahiliyah dulu. Kala
dahulu Islam dianggap asing oleh orang – orang kafir Quraisy, sekarang
ini ajaran Islam yang sesungguhnya justru dianggap asing oleh
pemeluknya sendiri, oleh orang – orang yang telah mengaku sebagai
muslim, bahkan telah berlebel muslim sejak dilahirkan karena orang
tuanya, nenek moyangnya yang terlebih dahulu memeluk Islam.
Sekarang ini pemeluk Islam ( Muslim ) kadang merasa asing akan
kebenaran ajarannya, asing dalam mengamalkan ajaran dan tuntunanna.
Ajaran islam dianggap sebagai penghalang untuk meraih apa yang
diinginkan, sehingga tidak segan – segan aturan atau ajaran Islam yang
sudah jelas dan tegas mengajak dan akan membawa kepada
keselamatan pun dilanggar, ditinggalkan dan bahkan dibuang jauh –
jauh.
Lantas siapakan orang – orang yang disebut “ generasi yang terasing
adalah generasi yang beruntung “.?
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abdurahman
Ibn Mas’ud R.A Rasulullah SAW menjelaskan atas pertanyaan para
sahabat : siapa mereka yang beruntung itu ?
Beliau menjawab “ mereka adalah orang – orang yang telah
memperbaiki sunnahku ditangah manusia yang telah berbuat
kerusakan”. Dalam hadits lain yang diriwayat oleh Ibnu Maja
menjelaskan bahwa “orang – orang yang memisahkan diri dari kabilah –
kabilah yang sesat”.
Dari beberapa penafiran para ahli tafsir, kata AL Ghuraba dapat
disimpulkan yaitu “ orang – orang yang istiqomah di jalan Allah, yang
tetap berbuat baik Ketika yang lain telah rusak, dan mereka adalah
manusia yang dijanjikan surga dan kebahagiaan. Orang – orang yang
berpegang teguh dengan agama Islam, teguh pendirian dalam
keterasingannya, mereka tidak akan mendapatkan kejelekan sedikitpun,
sebanyak apaun orang mencela dan mengasingkannya.
Dari hadits tersebut kita bisa melihat bagaimana besarnya kutamaan
pengikut Sunnah dan keistimewaan mereka dibadingkan selain mereka.
Walaupun mereka berada dalam keterasisngan, akan tetapi pada
hakikatnya merkalah orang – orang yang dikenal oleh Allah Ta’ala.
pagi ini aku Bahagia sekali

pagi yang sudah lama aku nanti

pagi yang membuat aku Bahagia karena dari sini, aku bisa meliha senyuman yang teduhndan sejuk
laksana belaian embun pagi. Senyum itu adalah senyuman ayah ibuku

dalm enuman kalian sembunyikan Lelah

derita siang dan malam menimpatak sedetikpun kalian menghentikan cara untuk bisa memberi harapan
baru bagiku

seonggok caci selalu menghampiri secerca hinaan tak peduli, selalu kalian taruskan acara mencari
harapan baru bagi anakmu

ayah… ibu

samar samar aku teringat pesanmu “ nak mengajilah yang pintar agar kamu bisa mendo’akan ayahn dan
ibu, agar ayah dan ibu mendapatkan siraman surga dari lantunan Al Qur’anmu.”

Aku ingat benar pesanmu itu

Kini aku disini…di pentas yang megah ini mendekap pesanmu dengan ketangguhan hati yang melangit
biru

Aku tau ayah…aku tau ibu

Inin tidak sebanding dengan luka yang erring aku gores dalam hatimu

Ini tidak sebanding dengan Lelah yang engkau rasakan karenaku

Ini hanya setetes air dari lautan kasih sayang yang engkau curahkan dalam hidupu

Terimakasih ayah…terima kasih ibu

Aku mencintaimu karena ALLAH.

TERIMAKASIH GURUKU TERSAYANG


Ibu bapak iguru ini aku beberapa tahun yang lalu

Kuharap pagi ini engkau baik baik saja, pagi ini masih seperti pagi yang lalu

Ini aku yang dulu selembar kertas putih

Yang pernah engkau lukis warna warna damai nanberarti

Putih agar diriku berpikir jernih

Emas agar diriku bersinar cerah

Dan merah agar hatiku penuh dengan semangat yang membara.

Teruntuk guruku

Terimakasih yang tiada hingga, untukmu

Untuk keikhlasanmu mgeajariku

Untuk kesabaranmu menghadapi kenakalanku

Untuk lelahmu membimbingku

Untuk do’amu yang kau panjatkan ke langit sana untuk kesalehanku

Dan akhirnya hari yang kunannti tiba saatnya

Hari untukmu melepas tanganmu dari pundakku

Sketsa aku yang Tangguh yang akan engkau lepaskan

Sketsa aku yang tersenyum ceria yang siap untuk melangkah

Aku yakin tanpamu aku tak mungkin bisa menggapai asah ayah ibuku

Terima kasih guruku terimakasih atas cintamu yang melangit biru.

Anda mungkin juga menyukai