Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“MACAM-MACAM SHOLAT”
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
yang diampu oleh ibu Ririn Kurniati S.Pd

Disusun oleh;
Kelompok 1:
1. Ade Karmila
2. Ananda Putri Sera Ramadhani
3. Anisa Putri hidayah
4. Ariel Andika
5. Ayu Aulia
6. Bayu Ramadhan
7. Cahaya Subrina

X AKUNTANSI KEUANGAN LEMBAGA 1


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“MACAM-MACAM SHOLAT” dapat kami selesaikan dengan baik. Kelompok
kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
teman-teman sekalian tentang macam-macam sholat yang dianjurkan oleh
dalam agama Islam. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun
melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media
internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, Ibu Ririn Kurniati S.Pd, dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang
Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun
bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini,
kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari
pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Palembang, Januari
2022

Kelompok 1
I. PENGERTIAN SHOLAT

Dalam buku berjudul “Misteri Kedua Belah Tangan dalam Salat, Zikir, dan
Doa” karya Dr KH Badruddin Hasyim Subky, M HI, kata sholat sebetulnya
berasal dari shalla sholattun yang berarti wa aqimussholata da’aa’. Jika
diuraikan, kata shalla berarti doa, sedangkan kata shollatun artinya adalah
mendirikan sholat. Namun jika kata shalla digabung lalu dibaca
menjadi shalallahu ‘alaih, maka kata ini dapat diartikan sebagai doa semoga
Allah SWT memberikan rahmat atau keberkahan kepada hambaNya.

Secara ringkasnya, kata sholat sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya
doa. Dan, doa adalah sebuah permohonan umat kepada Yang Kuasa. Dalam
buku “Shalat: Hikmah Falsafah dan Urgensinya” karya Abdul Aziz Salim
Basyarahil, pengertian sholat adalah suatu ibadah yang meliputi peragaan
tubuh khusus, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam atau taslim.

Dengan menjalankan sholat, seorang umat muslim bisa dibilang menjalankan


semua ibadah. Sebab, dalam gerakan dan bacaan sholat, umat muslim turut
berzikir, tilawah, berdiri, bertasbih, bersujud, berdoa, dan bertakbir kepada
Allah SWT. Maka demikian, sholat bisa dibilang sebagai ibadah yang
komplet.

II. PERINTAH SHOLAT DALAM AL-QUR’AN


Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk menjalankan sholat. Khususnya
sholat wajib lima waktu. Hal tersebut termuat dalam beberapa surah di Al-
quran. Berikut di antaranya:

Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 45 berfirman:

‫َو اْسَتِع يُنوا ِبالَّصْبِر َو الَّص اَل ِةۚ َو ِإَّنَها َلَك ِبيَر ٌة ِإاَّل َع َلى اْلَخ اِشِع يَن‬

Arab latin: Wasta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā ‘alal-


khāsyi’īn

Artinya: “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat.
Dan (sholat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”

Perintah sholat juga termuat dalam surah Al-Isra ayat 78. Berikut bacaannya:

‫َأِقِم ٱلَّص َلٰو َة ِلُد ُلوِك ٱلَّش ْم ِس ِإَلٰى َغ َس ِق ٱَّلْيِل َو ُقْر َء اَن ٱْلَفْج ِرۖ ِإَّن ُقْر َء اَن ٱْلَفْج ِر َك اَن َم ْش ُهوًدا‬

Arab latin: Aqimiṣ-ṣalāta lidulụkisy-syamsi ilā gasaqil-laili wa qur`ānal-fajr,


inna qur`ānal-fajri kāna masy-hụdā

Artinya: “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap


malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu
disaksikan (oleh malaikat).”

Dalam surah An-Nisa ayat 103 Allah SWT juga berfirman:

‫َفِإَذ ا َقَض ْيُتُم الَّص اَل َة َفاْذ ُك ُروا َهَّللا ِقَياًم ا َو ُقُعوًدا َو َع َلٰى ُج ُنوِبُك ْم ۚ َفِإَذ ا اْطَم ْأَنْنُتْم َفَأِقيُم وا الَّص اَل َةۚ ِإَّن الَّص اَل َة َك اَنْت َع َلى اْلُم ْؤ ِمِنيَن‬
‫ِكَتاًبا َم ْو ُقوًتا‬

Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah


di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila
kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman.”

Selain itu, Allah SWT juga menjelaskan pahala bagi umat-Nya yang
menjalankan sholat. Dalam surah Hud ayat 114, Allah SWT berfirman:
‫َّٰذ‬
‫َو َأِقِم ٱلَّص َلٰو َة َطَر َفِى ٱلَّنَهاِر َو ُزَلًفا ِّم َن ٱَّلْيِل ۚ ِإَّن ٱْلَحَس َٰن ِت ُيْذ ِهْبَن ٱلَّس ِّئَـاِتۚ َٰذ ِلَك ِذ ْك َر ٰى ِلل ِكِريَن‬
Artinya “Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan
pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan
yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah
peringatan bagi orang-orang yang ingat.”

Sebagai tambahan, agaknya Pins juga perlu mengetahui dalil mengenai sholat.
Dalam hadis shalil dari riwayat Abi Hurairah RA, beliau berkata:

“Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kalian, kalau ada


sungai di depan pintu di mana kalian mandi lima kali sehari, apakah Anda
mengatakan bahwa kotoran di badannya masih ada?” Mereka menjawab:
“”Tidak, tidak tersisa apapun dari kotoran. Beliau berkata, “Seperti itulah
sholat yang lima. Allah SWT menghapus dengan segala dosa.”

III. SYARAT DAN HUKUM SHOLAT


Berikut syarat sholat yang perlu Pins ketahui:

1. Beragama Islam
2. Memiliki akal yang sehat dan tidak gila
3. Sudah dewasa atau baligh
4. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan hal lain yang menjadi
penghalang sholat.
Selain itu terdapat pula syarat sah sholat yang harus dilakukan sebelum
menjalaninya. Berikut beberapa di antaranya:
1. Sholat sesuai waktu yang sudah ditepatkan
2. Suci dari hadas besar maupun hadas kecil
3. Suci badan, suci pakaian, dan tempat sholat pun terbebas dari najis
4. Menutup aurat sesuai yang telah ditetapkan oleh Allah SWT
5. Menghadap ke kiblat.
Guna membuat sholatmu diterima, Pins pun perlu mengikuti rukun sholat
berikut:

1. Berdiri bagi yang mampu


2. Membaca niat
3. Melakukan takbiratul ihram
4. Membaca Al-Fatihah pada tiap rakaat sholat
5. Rukuk dan tuma’ninah
6. Iktidal setelah rukuk dan tuma’ninah
7. Sujud dua kali dengan tuma’ninah
8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
9. Duduk tasyahud akhir
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca shalawat nabi pada tasyahud akhir
12. Membaca salam yang pertama
13. Tertib melakukan rukun sholat secara berurutan.

IV. MACAM – MACAM SHOLAT

a. Sholat Fardhu
Fardu ain, Salat lima waktu adalah salat yang dikerjakan pada waktu tertentu,
sebanyak lima kali sehari. Salat lima waktu merupakan salah satu dari lima
rukun Islam. Allah menurunkan perintah salat lima waktu ketika peristiwa Isra
Mikraj. Salat ini hukumnya fardu ain (wajib), yakni wajib dilaksanakan oleh
setiap Muslim yang telah menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali
berhalangan karena sakit keras, gangguan kejiwaan, haid, dan sebagainya.
Khusus untuk sakit atau disabilitas yang membatasi umat menjalankan salat
sebagaimana mestinya, maka mereka diperbolehkan melakukan salat dalam
posisi duduk atau berbaring semampu mereka.

Khusus pada hari Jumat, laki-laki muslim wajib melaksanakan salat Jumat di
masjid secara berjemaah (bersama-sama) sebagai pengganti salat Zuhur. Salat
Jumat tidak wajib dilakukan oleh perempuan, atau bagi mereka yang sedang
dalam perjalanan (musafir).

Salat lima waktu merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Allah
menurunkan perintah salat ketika peristiwa Isra’ Mi’raj.
salat lima waktu tersebut adalah:

Subuh, terdiri dari 2 rakaat. Waktu Shubuh diawali dari munculnya fajar
shaddiq, yakni cahaya putih yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh
berakhir ketika terbitnya Matahari.

Zuhur, terdiri dari 4 rakaat. Waktu Zhuhur diawali jika Matahari telah
tergelincir (condong) ke arah barat, dan berakhir ketika masuk waktu

Asar, terdiri dari 4 rakaat. Waktu Ashar diawali jika panjang bayang-bayang
benda melebihi panjang benda itu sendiri. Khusus untuk madzab Imam Hanafi,
waktu Ahsar dimulai jika panjang bayang-bayang benda dua kali melebihi
panjang benda itu sendiri. Waktu Asar berakhir dengan terbenamnya Matahari.
Magrib, terdiri dari 3 rakaat.

Waktu Magrib diawali dengan terbenamnya Matahari, dan berakhir dengan


masuknya waktu

Isya, terdiri dari 4 rakaat. Waktu Isya diawali dengan hilangnya cahaya merah
(syafaq) di langit barat, dan berakhir hingga terbitnya fajar shaddiq keesokan
harinya. Menurut Imam Syi’ah, Salat Isya boleh dilakukan setelah
mengerjakan Salat Magrib

b. Sholat sunnah 2 rakaat


Sholat sunnah dua rakaat terdiri dari beberapa jenis, mulai dari rawatib hingga
istikharah. Sholat sunnah biasa dikerjakan umat Islam di luar ibadah wajib,
misal sholat fardhu lima kali sehari.
Jumhur ulama mengatakan, sholat sunnah termasuk ibadah badaniyah yang
paling afdal daripada ibadah lain yang tidak wajib. Salah satu ulama yang
menyampaikan hal ini adalah Imam Ibnu Hajar al-Haitami rahimahullah dalam
Kitab Tuhfatul Muhtaj Fii Syahril Minhaj jilid 2

Macam-macam sholat sunnah dua rakaat:


1. Sholat rawatib
Sholat rawatib adalah sholat sunnah yang mengiringi sholat fardhu, baik
sebelum maupun setelahnya. Sholat yang dikerjakan sebelum sholat fardu
dinamakan sunnah qabliyah. Sedangkan sholat yang dikerjakan setelah sholat
fardhu disebut sunnah badiyah.
Secara umum, sholat sunnah rawatib terdiri dari dua rakaat sebelum sholat
subuh, dua rakaat sebelum sholat dzuhur, dua rakaat sesudah sholat dzuhur,
dua rakaat sesudah sholat maghrib, dan dua rakaat sesudah sholat isya. Berikut
haditsnya,

‫َم ْن َثاَبَر َع َلى ِثْنَتْى َع ْش َر َة َر ْك َع ًة ِم َن الُّس َّنِة َبَنى ُهَّللا َلُه َبْيًت ا ِفي اْلَج َّن ِة َأْر َب ِع َر َك َع اٍت َقْب َل الُّظْه ِر َو َر ْك َع َتْيِن‬
‫َبْعَدَها َو َر ْك َع َتْيِن َبْع َد اْلَم ْغ ِر ِب َو َر ْك َع َتْيِن َبْع َد اْلِع َش اِء َو َر ْك َع َتْيِن َقْبَل اْلَفْج ِر‬

Artinya: "Siapa saja yang terbiasa menunaikan sholat sunnah 12 rakaat, Allah
SWT akan membuatkannya rumah di surga yaitu: empat rakaat sebelum zuhur,
dua rakaat setelahnya, dua rakaat usai maghrib, dua rakaat setelah isya, dan
dua rakaat sebelum subuh." (HR Tirmidzi).

2. Sholat tahiyatul masjid


Sholat tahiyatul masjid adalah sholat sunnah dua rakaat yang dilakukan ketika
memasuki masjid sebelum duduk, terutama saat sholat Jumat. Sholat ini
dilakukan sebagai penghormatan terhadap masjid.

Berikut haditsnya seperti diceritakan Dari Abu Qatadah RA,

‫ِإَذ ا َد َخ َل َأَح ُد ُك ْم اْلَم ْس ِج َد َفْلَيْر َكْع َر ْك َع َتْيِن َقْبَل َأْن َيْج ِلَس‬

Artinya: "Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, janganlah duduk
sehingga sholat dua rakaat." (HR Bukhari dan Muslim).

3. Sholat taubat
Sholat taubat adalah sholat sunnah yang dikerjakan seorang muslim yang ingin
bertaubat atas perbuatan dosa yang telah dilakukan. Sholat taubat dilakukan
sebanyak dua rakaat tanpa ada waktu khusus.

Berikut hadits tentang sholat taubat,

« ‫ ُثَّم َق َر َأ‬.» ‫َم ا ِم ْن َع ْبٍد ُيْذ ِنُب َذْنًبا َفُيْح ِس ُن الُّطُهوَر ُثَّم َيُقوُم َفُيَص ِّلى َر ْك َع َتْيِن ُثَّم َيْسَتْغ ِفُر َهَّللا ِإَّال َغ َفَر ُهَّللا َل ُه‬
‫َهِذِه اآلَيَة (َو اَّلِذ يَن ِإَذ ا َفَع ُلوا َفاِح َش ًة َأْو َظَلُم وا َأْنُفَس ُهْم َذ َك ُروا َهَّللا) ِإَلى آِخ ِر اآلَيِة‬.

Artinya: "Tidak ada seorang hamba pun yang melakukan dosa, lalu dia bersuci
dengan baik selanjutnya berdiri lalu melakukan shalat dua raka'at, kemudian
memohon ampun kepada Allâh, kecuali Allâh pasti akan mengampuninya.
Kemudian beliau n membaca ayat (yang artinya), "Dan (juga) orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka
ingat akan Allâh," sampai akhir ayat. (HR Abu Dawud).

4. Sholat istikharah
Sholat istikharah adalah sholat sunnah dua rakaat untuk memohon pertolongan
kepada Allah dalam menunjukkan pilihan terbaik di antara dua pilihan. Waktu
yang afdhal untuk mengerjakan sholat istikharah adalah malam hari.

Disebutkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari dari Jabir RA, Rasulullah
SAW mengajarkan umatnya sholat istikharah untuk segala urusan. Berikut
haditsnya,

‫َك اَن َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُيَع ِّلُم َنا ااِل ْس ِتَخاَر َة ِفي اُأْلُم وِر ُك ِّلَها َك َم ا ُيَع ِّلُم َنا الُّسوَر َة ِم ْن اْلُقْر آِن َيُق وُل‬
‫ِإَذ ا َهَّم َأَح ُد ُك ْم ِباَأْلْم ِر َفْلَيْر َكْع َر ْك َع َتْيِن ِم ْن َغْيِر اْلَفِر يَض ِة ُثَّم ِلَيُقْل‬

Artinya: Rasulullah SAW mengajari kami shalat istikharah dalam setiap


perkara atau urusan yang kami hadapi, sebagaimana Beliau mengajarkan kami
suatu surat dari al-Qur'an. Beliau berkata: "Jika salah seorang di antara kalian
berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua rakaat yang bukan
shalat wajib, kemudian berdoalah." (HR Al-Bukhari).

5. Sholat fajar
Sholat fajar adalah sholat sunnah yang dikerjakan sebelum sholat subuh,
tepatnya setelah adzan subuh berkumandang. Sholat fajar dikerjakan sebanyak
dua rakaat. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa mengerjakan sholat
fajar lebih baik dari dunia dan seisinya. Salah satunya dalam hadits yang
bersumber dari Aisyah RA,

‫َلُهَم ا َأَح ُّب ِإَلَّى ِم َن الُّد ْنَيا َج ِم يًعا‬

Artinya: "Dua raka'at shalat sunnah fajar lebih kucintai daripada dunia
seluruhnya." (HR Muslim).

Selain sholat sunnah dua rakaat di atas, sahabat hikmah juga bisa
mengerjakan sholat dhuha di pagi hari dan tahajud di malam hari. Keduanya
dilakukan paling sedikit dua rakaat dan paling banyak tidak terbatas
jumlahnya.

Anda mungkin juga menyukai