SHOLAT
Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Praktik Ibadah
Oleh :
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
A. THAHARAH.....................................................................................................................5
1. Pengertian Thaharah.....................................................................................................5
2. Macam-macam Thaharah.............................................................................................6
B. WUDLU............................................................................................................................9
C. MANDI..............................................................................................................................10
D. TAYAMUM......................................................................................................................11
E. ISTINJA...........................................................................................................................12
F. HIKMAH BERSUCI........................................................................................................12
A. Simpulan...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai mahluk
yang paling sempurna yaitu shalat, atau terkadang tau tentang kewajiban tapi tidak mengerti
terhadap apa yang dilakukaan.
Dalam istilah lain, sholat adalah satu macam atau bentuk ibadah yang di wujudkan
dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu di sertai ucapan-ucapan tertentu dan dengan
syarat-syarat tertentu pula. Istilah sholat ini tidak jauh berbeda dari arti yang digunakan oleh
bahasa di atas, karena di dalamnya mengandung doa-doa, baik yang berupa permohonan,
rahmat, ampunan dan lain sebagainya.
Adalah suatu kenyataan bahwa tak seorangpun yang sempurna, apalagi maha
sempurna, melainkan seseorang itu serba terbatas, sehingga dalam menempuh perjalanan
hidupnya yang sangat komplek itu, ia tidak akan luput dari kesulitan dan problema. Oleh
karena itu kita perlu mengetahui apa itu sholat, dan syarat rukunya
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17
rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim
mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat-shalat sunah.
BAB II
SHALAT
A PENGERTIAN
a ARTI SHALAT
Menurut bahasa, shalat berarti do'a sedang menurut syara' berarti menghadap
jiwa dan raga kepada Allah; karena taqwa hamba kepada tuhannya,
mengagungkan kebesarannya dengan khusyu' dah ikhlas dalam bentuk perkataan dan
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Menurut cara-cara
dan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Artinya:
"Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat, dan tunduklah/ruku'lah bersama-
sama orang-orang yang ruku ".(Q.S. Al-Baqarah :43).
Artinya:
"Dan dirikanlah shalat oleh karena itu shalat mencegah kamu dari kejahatan dan dari
munkar (perkerjaan buruk-dan keji)." (QS.Al-ankabut : 45).
() .
Artinya : Dari amri bin Syuaib dari ayahnya, dari neneknya. Nabi bersabda
perintahlah anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka meningkat 7
tahun dan (dimana perlu) pukullah mereka meningkat 1 tahun. (H.R. Abu Dawud).
b SYARAT - SYARAT WAJIB MENGERJAKAN SHALAT
Tentang syarat- syarat wajib mengerjakan itu ada 6 ( enam ) perkara, yaitu:
1 Islam.
2 Suci dari hadas besar dan kecil.
3 Sampai dakwah Islam kepadanya.
4 Berakal.
5 Ada pendengaran / tidak tuli
d RUKUN SHALAT.
Tentang rukun shalat ini dirumuskan menjadi 13 perkara:
1 Niat, artinya menyegaja di dalam hati untuk melakukan shalat.
Sabda Nabi Muhammad s.a.w.:
2 Berdiri, bagi orang yang kuasa ;(tidak dapat berdiri boleh dengan duduk
tidak dapat duduk boleh berbaring).
3 Takbiratul iliram, membaca "Allah Akbar", Artinya Allah maha Besar.
4 Membaca Surat Al-fatihah.
5 Rukun' dan thuma'ninah artinya membungkuk sehingga punggung menjadi
sama datar dengan leher dan kedua belaah tangannya memegang lutut.
6 I'tidal dengan thuma'ninah.
7 Sujud dua kali dengan thuma'ninah.
8 Duduk diantara dua sujud dengan thuma'ninah.
9 Duduk untuk tasyahud pertama.
10 Membaca tasyahud akhir.
11 Membaca shalawat atas Nabi .
12 Mengucap salam yang pertama.
13 Tertib.
Keterangan:
Thuma'ninah yakni berhenti sejenak sekedar ucapan subhanallah.
e. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHALAT
g. SHALAT BERJAMAAH
Shalat berjama'ah ialah shalat yang dilakukan oleh orang banyak bersama-
sama, sekurang-kurangnya dua orang, seorang diantaranya mereka yang lebih
fasih bacaannya dan lebih mengerti tentang hukum Islam dipilih menjadi imam.
Shalat berjama'ah hukumnya sunnah mu'akkad kecuali shalat jama'ah
pada shalat jum'at. Padahal 27 derajat (kali) dibandingkan dengan shalat
sendirian.
Rasululah saw. Bersabda:
:
( ) .
h. SHALAT BAGI YANG BEPERGIAN
Bagi rang yang bepergian (musafir) dibolehkan mengqashar atau menjama'
shalat-shalat fardhu.
i SHALAT QASHAR
Shalat qashar ialah shalat yang diperpendek (diringkaskan). Seorang musafir
diperbolehkan mengqashar shalat fardhu yang empat raka'at menjadi dua raka'at.
Adapun shalat maghrib (3 raka'at) dan shubuh (2 raka'at) tetap sebagaimana biasa.
Artinya:
"Apabila kamu mengadakan perjalanan diatas bumi (didarat maupun dilaut)
maka tidak ada halangan bagimu untuk memendekkan shalat " (Q.S An-Nisa : 101).
j. SUJUD SAHWI
Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan karena kelupaan dalam
shalat. Cara mengerjakannya sama dengan sujud biasa, artinya dengan takbir
diantara dua sujud dan dikerjakan sesudah tahiyat akhir sebelum salam.
Artinya:
"Maha Suci Allah yang tidak tidur dan tidak lupa".
B. MACAM-MACAM SHALAT
a Shalat fardhu
Shalat fardlu meliputi shalat Subuh, Dzuhur, Ashar, Magh-rib, dan Isya.
b Shalat Sunnah
1 Arti Shalat Sunnah
Shalat-shalat sunah/nawafil ialah shalat-shalat sunnah yang diluar dari
pada shalat-shalat yang difardhukan. Shalat itu dikerjakan oleh Nabi
Muhammad untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mengharapkan
tambahan pahala.
2 Shalat Sunnah Rawatib.
Shalat sunnah rawatib ialah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan
sesudah shalat fardhu. Seluruh dari shalat rawatib ini 22 raka'at.
2 raka'at sebelum shalat Subuh (sesudah shalat shubuh tidak ada sunnat
ba'diyah); 2 raka'at sebelum shalat Zhuhur; 2 atau 4 raka'at sesudah shalat
zhuhur.
2 raka'at 4 raka'at sebelum shalat `ashar, (sesudah shalat `ashar tidak
ada surmah ba'diyah).
2 raka'at sesudah shalat mahgrib.
2 raka'at sebelum shalat isya.
2 raka'at sesudah shalat isya.
Artinya
"Jika salah seorang diantaramu masuk di masjid, maka hendaklah ia shalat
dua raka'at sebelum duduk ".
4 Shalat Sunnah Taubat
Shalat yang disunnahkan, shalat ini dilaksanakan setelah seseorang
melakukan dosa atau merasa berbuat dosa, lalu bertaubat kepada Allah swt.
Doanya :
"Saya memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung, saya mengaku
bahwa tiada tuhan yang hidup terus selalu jaga. Saya memohon taubat
kepadanya, selaku taubatnya seorang hamba yang banyak dosa, yang tidak
mempunyai daya upaya untuk bertaubat madlarat atau manfa'at, untuk mati
atau hidup maupun bangkit nanti.
5 Shalat Sunnah Awwabin
Sesudah sunnah ba'da maghrib (ba'diyyah), disunnahkan pula bagi
siapa saja yang mengerjakan sunnah dua sampai dengan enam raka'at, yang
dinamakan shalat sunnah awwabin.
Sabda Nabi Muhammad saw yang artinya : "Tidak akan kecewa bagi
orang yang melaksanakan shalat istiqarah, dan tidak akan menyesal
bagi orang yang suka bermusyawarah dan tidak akan kekurangan bagi
orang yang suka berhemat". (H.R.Thabrani).
10 Shalat Hajat.
Shalat hajat ialah shalat sunnah yang dikerjakan karena mempunyai
hajat agar diperkenankan hajatnya oleh Allah. Shalat hajat dikerjakan dua
raka'at, kemudian berdo'a memohon sesuatu yang menjadi hajatnya. Shalat
hajat dilaksanakan dua raka'at sampai dengan 12 raka'at dengan tiap-tiap dua
raka'at satu salam.
"Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah
dengan sabar dan shalat, karena sesungguhnya Allah beserta oring-orang
yang sabar". (Q.S. Al-Baqarah. 153).
11 Shalat Tasbih.
Shalat sunnah tasbih ialah shalat yang sebagaimana diajarkan oleh
Rasulullah saw. Kepada pamannya. Sayidina Abbas Ibnu Muthalib.
Shalat tasbih ini dianjurkan mengamalkan, kalau dapat tiap-tiap malam
kalau tidak dapat tiap malam maka sekali seminggu, kalau, juga tak
sanggup sekali seminggu, dapat juga dilakukan sebulan sekali atau setahun
sekali dan kalau tak dapat setahun, setidak-tidaknya sekali seumur hidup.
12 Shalat Tahajjud
Shalat Tahjjud ialah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu malam,
sedikitnya dua raka'at dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas. Waktunya
sesudah shalat isya sampai terbit fajar. Shalat dapat disebut tahajjud, dengan
syarat apabila dilakukan sesudah bangun dari tidur malam, sekalipun tidur itu
hanya sebentar. Hadits Rasulullah saw.
Hadist Rasulullah saw :
"Perintah Allah turun ke langit dunia diwaktu hingga sepertiga yang akhir
dari waktu malam, lalu berseru: adakah orang-orang yang memohon
(berdo'a, pasti akan Ku kabulkan, adakah orang yang meminta, pasti akan Ku
beri dan adakah yang menharap/memohon ampunan, pasti akan Ku ampuni
baginya. Sampai tiba waktu subuh.
13 Shalat Dhuha
Shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik, hukumnya
sunnah. Permulaan shalat Dhuha ini kira-kira matahari sedang naik
setinggi kurang lebih 7 hasta dan berakhir diwaktu matahari lingsir. Sekurang-
kurangnya shalat ini dua raka'at, sebanyak-banyaknya 8 raka'at.
Dari Zaid bin Arqam r.a. berkata :
Abu Hurairah na berkata : " Kekasihku Rasulullah saw berpesan pada saya
supaya berpuasa tiga hari tiap-tiap bulan dan shalat dhuha dua raka'at, dan
shalat witir sebelum tidur". (H.R. Bukhari dan Muslim).
D. HIKMAH SHALAT
a Meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah.
b Memberikan ketenangan dalam diri (lahir dan bathin).
c Mendapatkan kecintaan kepada Allah.
d Mencegah perbuatan keji dan mungkar.
e Mendapatkan ridha Allah Swt.
Demikian paparan yang dapat kami persembahkan menganai sholat dengan waktu
yang cukup singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua baik di dunia maupun akherat
kelak, kami memohon maaf apbila dalam pemaparan yang kami sampaikan ini terdapat
banyak kesalahan dalam makalah ini, kami juga mengharapkan kritik dan sarann yang
sifatnya membangun untuk makalah-makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid ,Abdul. Beni HMd Saebani, Fiqh Ibadah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009)
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Penerjemah: Nor Hasanuddin, (Jakarta: Pena Pundi Aksara,
2006)
Abdul aziz,bin Zainudin,, Fathul muin bi sarkhil qurotal ain,Indonesia ; Daroyail Kitabah