Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SHOLAT
Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Praktik Ibadah

Oleh :

Rizky Novita Gaossalma 1137050196

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Mei 2017


Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengatar............................................................................................................................2

Daftar Isi...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................................................5

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4

A. THAHARAH.....................................................................................................................5
1. Pengertian Thaharah.....................................................................................................5
2. Macam-macam Thaharah.............................................................................................6
B. WUDLU............................................................................................................................9
C. MANDI..............................................................................................................................10
D. TAYAMUM......................................................................................................................11
E. ISTINJA...........................................................................................................................12
F. HIKMAH BERSUCI........................................................................................................12

BAB III PENUTUP.................................................................................................................12

A. Simpulan...........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai mahluk
yang paling sempurna yaitu shalat, atau terkadang tau tentang kewajiban tapi tidak mengerti
terhadap apa yang dilakukaan.
Dalam istilah lain, sholat adalah satu macam atau bentuk ibadah yang di wujudkan
dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu di sertai ucapan-ucapan tertentu dan dengan
syarat-syarat tertentu pula. Istilah sholat ini tidak jauh berbeda dari arti yang digunakan oleh
bahasa di atas, karena di dalamnya mengandung doa-doa, baik yang berupa permohonan,
rahmat, ampunan dan lain sebagainya.

Adalah suatu kenyataan bahwa tak seorangpun yang sempurna, apalagi maha

sempurna, melainkan seseorang itu serba terbatas, sehingga dalam menempuh perjalanan

hidupnya yang sangat komplek itu, ia tidak akan luput dari kesulitan dan problema. Oleh

karena itu kita perlu mengetahui apa itu sholat, dan syarat rukunya

Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17

rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim

mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat-shalat sunah.
BAB II
SHALAT

A PENGERTIAN
a ARTI SHALAT
Menurut bahasa, shalat berarti do'a sedang menurut syara' berarti menghadap
jiwa dan raga kepada Allah; karena taqwa hamba kepada tuhannya,
mengagungkan kebesarannya dengan khusyu' dah ikhlas dalam bentuk perkataan dan
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Menurut cara-cara
dan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Artinya:
"Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat, dan tunduklah/ruku'lah bersama-
sama orang-orang yang ruku ".(Q.S. Al-Baqarah :43).

Artinya:
"Dan dirikanlah shalat oleh karena itu shalat mencegah kamu dari kejahatan dan dari
munkar (perkerjaan buruk-dan keji)." (QS.Al-ankabut : 45).

Shalat adalah ibadah yang paling utarna untuk membuktikan keislaman


seseorang. Islam memandang shalat sebagai tiang agama dan inti sari islam terletak
pada shalat, sebab dalarn shalat tersimpul seluruh rukun agama. Oleh karena itu
amalan shalat ini perlu sekali ditanamkan dalam jiwa anak-anak oleh setiap orang
tua. Harus melatih anaknya untuk mengerjakan shalat dan memerintahkannya kala
mereka berusia 7 tahun. Anak harus diperintah umtuk mengerjakan shalat dengan
keras bila mereka telah mencapai usia 10 tahun.


() .
Artinya : Dari amri bin Syuaib dari ayahnya, dari neneknya. Nabi bersabda
perintahlah anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka meningkat 7
tahun dan (dimana perlu) pukullah mereka meningkat 1 tahun. (H.R. Abu Dawud).
b SYARAT - SYARAT WAJIB MENGERJAKAN SHALAT
Tentang syarat- syarat wajib mengerjakan itu ada 6 ( enam ) perkara, yaitu:

1 Islam.
2 Suci dari hadas besar dan kecil.
3 Sampai dakwah Islam kepadanya.
4 Berakal.
5 Ada pendengaran / tidak tuli

c. SYARAT SYARAT SAHNYA SHALAT


Syarat-syarat sah shalat ada 5, yaitu:
1 suci badannya dari dua hadats; yaitu hadats keeil dan hadats besar.
2 bersih badan, pakaian dan tempatnya dari najis
3 menutup aurat; bagi laki-laki antara pusat dan lutut dan bagi wanita seluruh
badannya kecuali muka dan telapak tangan.
4 sudah masuk shalat.
5 menghadap kiblat.

d RUKUN SHALAT.
Tentang rukun shalat ini dirumuskan menjadi 13 perkara:
1 Niat, artinya menyegaja di dalam hati untuk melakukan shalat.
Sabda Nabi Muhammad s.a.w.:

2 Berdiri, bagi orang yang kuasa ;(tidak dapat berdiri boleh dengan duduk
tidak dapat duduk boleh berbaring).
3 Takbiratul iliram, membaca "Allah Akbar", Artinya Allah maha Besar.
4 Membaca Surat Al-fatihah.
5 Rukun' dan thuma'ninah artinya membungkuk sehingga punggung menjadi
sama datar dengan leher dan kedua belaah tangannya memegang lutut.
6 I'tidal dengan thuma'ninah.
7 Sujud dua kali dengan thuma'ninah.
8 Duduk diantara dua sujud dengan thuma'ninah.
9 Duduk untuk tasyahud pertama.
10 Membaca tasyahud akhir.
11 Membaca shalawat atas Nabi .
12 Mengucap salam yang pertama.
13 Tertib.
Keterangan:
Thuma'ninah yakni berhenti sejenak sekedar ucapan subhanallah.
e. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHALAT

Adapun hal-hal yang membatalkan shalat, ialah


1 Berhadats kecil maupun besar.
2 Terkena najis yang tidak bisa dimaafkan.
3 Berkata-kata dengan sengaja selain bacaan shalat.
4 Sengaja meninggalkan sesuatu rukun atau syarat shalat tanpa `udzur.
5 Tertawa berbahak-bahak.
6 Bergerak tiga kali berturut-turut.
7 Mendahului Imam sampai dua rukun.
8 Murtad, yakni keluar dari Islam.

f. PERBUATAN PERBUATAN YANG MAKRUH DIDALAM SHALAT.

Perbuatan-perbuatan yang makruh didalam shalat ialah


1 Menahan hadats.
2 Melihat kekanan / kekiri.
3 Meludah kemuka, ke kanan atau ke kiri.
4 Memalingkan muka.
5 Memejamkan mata.
6 Menutup mata rapat-rapat.
7 Melihat ke arah langit.
8 Terangkat kepalanya atau menurunkannya dengan sangat di waktu ruku
9 Menahan telapak tangannya dilengan bajunya ketika sedang takbiratul'ihram,
ruku atau sujud.
10 Bertolak pinggang ; yakni meletakkan kedua tangannya di atas pinggang.
11 Shalat di kuburan atau biara / gereja.

g. SHALAT BERJAMAAH
Shalat berjama'ah ialah shalat yang dilakukan oleh orang banyak bersama-
sama, sekurang-kurangnya dua orang, seorang diantaranya mereka yang lebih
fasih bacaannya dan lebih mengerti tentang hukum Islam dipilih menjadi imam.
Shalat berjama'ah hukumnya sunnah mu'akkad kecuali shalat jama'ah
pada shalat jum'at. Padahal 27 derajat (kali) dibandingkan dengan shalat
sendirian.
Rasululah saw. Bersabda:

:


( ) .
h. SHALAT BAGI YANG BEPERGIAN
Bagi rang yang bepergian (musafir) dibolehkan mengqashar atau menjama'
shalat-shalat fardhu.

i SHALAT QASHAR
Shalat qashar ialah shalat yang diperpendek (diringkaskan). Seorang musafir
diperbolehkan mengqashar shalat fardhu yang empat raka'at menjadi dua raka'at.
Adapun shalat maghrib (3 raka'at) dan shubuh (2 raka'at) tetap sebagaimana biasa.
Artinya:
"Apabila kamu mengadakan perjalanan diatas bumi (didarat maupun dilaut)
maka tidak ada halangan bagimu untuk memendekkan shalat " (Q.S An-Nisa : 101).

Syarat-syarat sahnya shalat qashar:


1 Jarak perjalanan sekurang-kurangnya dua hari perjalanan kaki, atau dua marhalal
(yaitu sama dengan 16 farsah). Keterangan ini berdasarkan hadist Nabi saw.


( ) .
Artinya:
"Pernah Ibnu Umar dan Ibn Abbas r.a. mengqashar dan berbuka dalam
perjalanan sejauh empat burud yaitu enam batas farsakh".
2 Bepergian bukan untuk maksiat.
3 Shalat yang boleh diqashar hanya shalat yang empat raka'at saja, dan bukan
shalat qadla.
4 Niat mengqashar pada waktu takbiratul 'ihram.
5 Tidak ma'mun kepada orang shalat yang bukan musafir.
j SHALAT BAGI ORANG YANG SAKIT
Orang yang sedang sakit wajib pula mengerjakan shalat, selama akal dan
ingatanya masih radar.
1 Kalau tidak dapat berdiri, boleh mengerjakanya sambil duduk.
2 Jika tidak dapat duduk, boleh mengerjakanya dengan cara; dua belah kakinya
diarahkan ke arah kiblat, kepalanya ditinggikan dengan alas bantal dan
mukanya diarahkan ke kiblat.
3 Jika duduk seperti biasa dan berbaring juga tidak dapat, maka boleh berbaring
dengan seluruh anggota badan dihadapkan ke arah kiblat.
4 Jika tidak dapat mengerjakan dengan cara berbaring seperti tersebut diatas,
maka cukup dengan isyarat, bak dengan kepada maupun dengan mata.

j. SUJUD SAHWI
Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan karena kelupaan dalam
shalat. Cara mengerjakannya sama dengan sujud biasa, artinya dengan takbir
diantara dua sujud dan dikerjakan sesudah tahiyat akhir sebelum salam.


Artinya:
"Maha Suci Allah yang tidak tidur dan tidak lupa".

B. MACAM-MACAM SHALAT
a Shalat fardhu
Shalat fardlu meliputi shalat Subuh, Dzuhur, Ashar, Magh-rib, dan Isya.
b Shalat Sunnah
1 Arti Shalat Sunnah
Shalat-shalat sunah/nawafil ialah shalat-shalat sunnah yang diluar dari
pada shalat-shalat yang difardhukan. Shalat itu dikerjakan oleh Nabi
Muhammad untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mengharapkan
tambahan pahala.
2 Shalat Sunnah Rawatib.
Shalat sunnah rawatib ialah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan
sesudah shalat fardhu. Seluruh dari shalat rawatib ini 22 raka'at.
2 raka'at sebelum shalat Subuh (sesudah shalat shubuh tidak ada sunnat
ba'diyah); 2 raka'at sebelum shalat Zhuhur; 2 atau 4 raka'at sesudah shalat
zhuhur.
2 raka'at 4 raka'at sebelum shalat `ashar, (sesudah shalat `ashar tidak
ada surmah ba'diyah).
2 raka'at sesudah shalat mahgrib.
2 raka'at sebelum shalat isya.
2 raka'at sesudah shalat isya.

Shalat-shalat tersebut, yang dikerjakan sebelum shalat fardhu dinamakan


Qabliyah dan sesudahnya disebut "Badiyah".
3 Shalat Tahyatul Masjid
Shalat sunnah yang dikerjakan oleh jama'ah yang sedang masuk ke masjid,
baik pada hari Jum'at maupun lainya, diwaktu malam atau siang.
Sabda Rasulullah saw.



Artinya
"Jika salah seorang diantaramu masuk di masjid, maka hendaklah ia shalat
dua raka'at sebelum duduk ".
4 Shalat Sunnah Taubat
Shalat yang disunnahkan, shalat ini dilaksanakan setelah seseorang
melakukan dosa atau merasa berbuat dosa, lalu bertaubat kepada Allah swt.

Doanya :
"Saya memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung, saya mengaku
bahwa tiada tuhan yang hidup terus selalu jaga. Saya memohon taubat
kepadanya, selaku taubatnya seorang hamba yang banyak dosa, yang tidak
mempunyai daya upaya untuk bertaubat madlarat atau manfa'at, untuk mati
atau hidup maupun bangkit nanti.
5 Shalat Sunnah Awwabin
Sesudah sunnah ba'da maghrib (ba'diyyah), disunnahkan pula bagi
siapa saja yang mengerjakan sunnah dua sampai dengan enam raka'at, yang
dinamakan shalat sunnah awwabin.

6 Shalat Sunnah Tarawih


Shalat malam yang dikerjakan pada bulan ramadhan. Shalat ini hukumnya
sunnah muakkad, boleh dikerjakan sendiri-sendiri atau berjama'ah.
Shalat tarawih ini dilakukan sesudah shalat isya sampai waktu fajar.
Bilangan raka'atnya ada 8 raka'at sampai 20 raka'at.
7 Shalat Sunnah Witir.
Shalat witir hukumnya sunnah, yakni shalat sunnah yang sangat
diutamakan. Dalam hadits dinyatakan yang artinya:
"Dari Ali .r.a berkata : "Shalat witir itu bukan wajib sebagaimana shalat
lima waktu, tetapi Rasulullah saw. telah mencontohkannya dan bersabda:
"sesungguhnya Allah itu witir (Esa) dan suka kepada witir, maka shalat
witirlah wahai ahli Qur'an". (H.R. Abu Daud dan At-Tirmidzi).
Waktunya sesudah shalat isya sampai terbit fajar, biasanya shalat witir itu
dirangkaikan dengan shalat tarawih. Bilangan raka'at nya 1, raka'at 3, 5, 7, 9,
dan 11.
8 Shalat Id atau Shalat Hari Raya
Shalat Hari Raya ada dua, yaitu hari Raya Fitrah dan hari Raya Adha.
Waktu shalat id dimulai dari terbit matahari sampai tergelincirnya.
Hukumnya sunnah muakkad bagi laki-laki dan perempuan mukim atau musafir.
Boleh dikerjakan sendirian dan sebaiknya dilakukan berjama'ah.
9 Shalat Istiqarah
Shalat istiqarah ialah shalat sunnah dua raka'at untuk memohon kepada
Allah ketentuan pilihan yang lebih baik diantara dua hal atau lebih yang
belum dapat ditentukan baik buruknya. Shalat istiqarah lebih utama
dikerjakan seperti shalat tahajud yakni dimalam hari. Hukumnya sunnah
muakkad bagi yang sedang menghajatkan petunjuk itu.

Sabda Nabi Muhammad saw yang artinya : "Tidak akan kecewa bagi
orang yang melaksanakan shalat istiqarah, dan tidak akan menyesal
bagi orang yang suka bermusyawarah dan tidak akan kekurangan bagi
orang yang suka berhemat". (H.R.Thabrani).
10 Shalat Hajat.
Shalat hajat ialah shalat sunnah yang dikerjakan karena mempunyai
hajat agar diperkenankan hajatnya oleh Allah. Shalat hajat dikerjakan dua
raka'at, kemudian berdo'a memohon sesuatu yang menjadi hajatnya. Shalat
hajat dilaksanakan dua raka'at sampai dengan 12 raka'at dengan tiap-tiap dua
raka'at satu salam.
"Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah
dengan sabar dan shalat, karena sesungguhnya Allah beserta oring-orang
yang sabar". (Q.S. Al-Baqarah. 153).
11 Shalat Tasbih.
Shalat sunnah tasbih ialah shalat yang sebagaimana diajarkan oleh
Rasulullah saw. Kepada pamannya. Sayidina Abbas Ibnu Muthalib.
Shalat tasbih ini dianjurkan mengamalkan, kalau dapat tiap-tiap malam
kalau tidak dapat tiap malam maka sekali seminggu, kalau, juga tak
sanggup sekali seminggu, dapat juga dilakukan sebulan sekali atau setahun
sekali dan kalau tak dapat setahun, setidak-tidaknya sekali seumur hidup.
12 Shalat Tahajjud
Shalat Tahjjud ialah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu malam,
sedikitnya dua raka'at dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas. Waktunya
sesudah shalat isya sampai terbit fajar. Shalat dapat disebut tahajjud, dengan
syarat apabila dilakukan sesudah bangun dari tidur malam, sekalipun tidur itu
hanya sebentar. Hadits Rasulullah saw.
Hadist Rasulullah saw :
"Perintah Allah turun ke langit dunia diwaktu hingga sepertiga yang akhir
dari waktu malam, lalu berseru: adakah orang-orang yang memohon
(berdo'a, pasti akan Ku kabulkan, adakah orang yang meminta, pasti akan Ku
beri dan adakah yang menharap/memohon ampunan, pasti akan Ku ampuni
baginya. Sampai tiba waktu subuh.
13 Shalat Dhuha
Shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik, hukumnya
sunnah. Permulaan shalat Dhuha ini kira-kira matahari sedang naik
setinggi kurang lebih 7 hasta dan berakhir diwaktu matahari lingsir. Sekurang-
kurangnya shalat ini dua raka'at, sebanyak-banyaknya 8 raka'at.
Dari Zaid bin Arqam r.a. berkata :
Abu Hurairah na berkata : " Kekasihku Rasulullah saw berpesan pada saya
supaya berpuasa tiga hari tiap-tiap bulan dan shalat dhuha dua raka'at, dan
shalat witir sebelum tidur". (H.R. Bukhari dan Muslim).

C. TATA CARA PELAKSANAAN SHALAT.


a Berdiri
b Takbiratul ihram
c Membaca surat iftitah
d Membaca surat al-Fatihah
e Membaca surat pendek
f Rukuk
g I'tidal
h Sujud
i Duduk antara dua Sujud
j Sujud
k Duduk tasyahud awal (raka'at kedua )
l Duduk tasyahud akhir (raka'at terakhir )
m Salam

D. HIKMAH SHALAT
a Meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah.
b Memberikan ketenangan dalam diri (lahir dan bathin).
c Mendapatkan kecintaan kepada Allah.
d Mencegah perbuatan keji dan mungkar.
e Mendapatkan ridha Allah Swt.

D. Hukum Meninggalkan Shalat


Bila yang meninggalkan shalat tersebut tidak meyakini kewajiban shalat maka ulama
sepakat bahwa orang tersebut kafir menurut nash/dalil yang ada dan ijma. Namun bila
meninggalkannya karena malas maka ada perbedaan pendapat dalam hal ini.
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata, Orang yang meninggalkan shalat
karena mengingkari kewajibannya maka orang itu kafir menurut kesepakatan kaum muslimin.
Ia keluar dari Islam, kecuali jika orang itu baru masuk Islam dan tidak berkumpul dengan
kaum muslimin sesaatpun yang memungkinkan sampainya berita tentang wajibnya shalat
padanya dalam masa tersebut. Bila ia meninggalkan shalat karena malas-malasan sementara ia
meyakini akan kewajibannya sebagaimana keadaan kebanyakan manusia, mereka tidak
mengerjakan shalat karena malas padahal tahu hukum shalat tersebut maka ulama berbeda
pendapat dalam masalah ini.(Al-Minhaj, 2/257)Wallahu taala alam bish-shawab.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat merupakan kewajiban setiap muslim,karena hal ini di syariatkan oleh Allah
SWT. Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai prakteknya, hal ini tidak menjadi masalah
karena di dalam al-qur'an sendiri tidak ada ayat yang menjelaskan secara terperinci mengenai
praktek shalat. Tugas dari seorang muslim hanyalah melaksnakan shalat dari mulai baligh
sampai napas terakhir, semua perbedaan mengenai praktek shalat semua pendapat bisa dikatan
benar karena masing-masing memilki dasar dan pendafaatnya masing-masing dan tentunnya
berdasarkan ijtihad yang panjang.
Setiap perintah Allah yang di berikan kepada kaum muslimin tentunya memiliki
paidah untuk kaum muslimin sendiri, seperti halnya umat islam di perintahkan untuk
melaksanakan shalat, salah satu paidahnya yakni supaya umat islam selalu mengingat
tuhannya dan bisa meminta karunianya dan manfaat yang lainnya yakni bisa mendapkan
ampunan dari Allah SWT.

Demikian paparan yang dapat kami persembahkan menganai sholat dengan waktu
yang cukup singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua baik di dunia maupun akherat
kelak, kami memohon maaf apbila dalam pemaparan yang kami sampaikan ini terdapat
banyak kesalahan dalam makalah ini, kami juga mengharapkan kritik dan sarann yang
sifatnya membangun untuk makalah-makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hamid ,Abdul. Beni HMd Saebani, Fiqh Ibadah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009)

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Penerjemah: Nor Hasanuddin, (Jakarta: Pena Pundi Aksara,

2006)

Rasyid Sulaiman, Fiqh Islam, (PT. Sirnar Baru Algensido 1954)

Dradjat ,Zakiah Prof.Dr. Ilmu Fiqh,Yogyakarta:PT Dana Bhakti Wakaf,1995

Abdul aziz,bin Zainudin,, Fathul muin bi sarkhil qurotal ain,Indonesia ; Daroyail Kitabah

Anda mungkin juga menyukai