Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

TENTANG
SEJARAH KEMUNDURAN PENDIDOKAN ISLAM
Dosen Pengampu : Ibu Istiqomah, M.Pd.

Disusun Oleh:
M. Anwar Ibrohim

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)


TUNAS BANGSA BANJARNEGARA
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga
makalah dengan judul “Sejarah kemunduran pendidikan islam” dapat terselesaikan.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Istiqomah, M.Pd., selaku dosen
mata kuliah Pendidikan pancasila yang telah membantu memberikan arahan dalam
mengerjakan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu
memberikan masukan dalam pembuatan makalah ini.Kami menyadari adanya kekurangan pada
makalah ini,oleh sebab itu saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ ii

Daftar Isi ......................................................................................................... iii

Pendahuluan .................................................................................................... 1

A. Latar belakang masalah ....................................................................... 1


B. Rumusan masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................ 1

Pembahasan ..................................................................................................... 2

A. Masa kemunduran pendidikan islam .................................................. 2


B. Faktor – faktor kemunduran pendidikan islam .................................... 5

Penutup ........................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ......................................................................................... 8

Daftar Pustaka ................................................................................................. 9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebelum abad ke VII M pendidikan dan kebudayaan islam mengalami masa kejayaan
yang mana kejayaan tersebut adalah sebagai akibat dari perpaduannya unsur-unsur
pembawaan ajaran islam dengan unsur-unsur yang berasal dari luar sehingga
berkembanglah berbagai ilmu pengetahuan. Akan tetapi pada abad ke VIII M pendidikan
dan kebudayaan islm tersebut mengalami kemunduran. Hal ini terjadi karena bangsa-
bangsa eropa untuk merembeskan kekayaan budaya umat islam ke barat, dan bersamaan
waktunya dengan datangnya bangsa timur untuk menghancurkan dan memusnahkannya.
Peristiwa mundurnya kaum muslimin dari sepanyol dan keruntuhan Bagdhad dengan
segala akibatnya adalah merupakanmasa semakin memudarnya kebudayaan islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kemunduran pendidikan islam?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkannya?
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui tentang
kemunduran pendidikan islam serta faktor yang menyebabkannya baik dari faktor eksternal
maupun faktor internal

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. MASA KEMUNDURAN PENDIDIKAN ISLAM
M.M. syarif, sebagaimana dikutip oleh zuhairini, menjelaskan bahwa segala
kemunduran pendidikan islam mulai tampak setelah abad ke 13 M. Yang ditandai dengan
terus melemahnya pemikiran islam sampai abad ke 18M. Secara kuantitas, pendidikan
islam menunjukkan perkembangan yang baik. Madrasah telah diperkenalkan dan didirikan
dibeberapa wilayah islam. Keterlibatan langsung penguasa terhadap pendidikan, memacu
makin berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan. Penguasa dinasti ayyubiyah,
mamluk, usmanidan sebagainya terus memperbanyak bangunan madrasah-madrasah.
Kontrol negara yang kuat terhadap sistem madrasah, membuat masyarakat islam
mengarahkan kegiatan pendidikan formal dimadrasah-madrasah. Bahkan dari segi
pengorganisasian, sistem madrasah mencapai puncak perkembangannya pada masa
kerajaan usmani, dimana sistem tersebut dilembagakan secara sistematis, dipelihara, dan
ditunjang oleh pejabat “syaikh al-islam” dengan kecakapan dan efisiensi administrasi yang
tinggi.1
Kehancuran total yang dialami oleh baghdad dan cordova sebagai pusat pendidikan
dan kebudayaan islam, menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan kebudayaan islam.
Musnahnya lembaga-lembaga pendidikan dan semua buku-buku ilmu pengetahuan dari
kedua pusat pendidikan ditimur dan barat dunia islam tersebut, menyebabkan pula
kemunduran pendidikan diseluruh dunia islam, terutama dalam bidang intelektual dan
material, tetapi tidak demikian halnya dalam bidang kehidupan batin dan spiritual. 2
Kemunduran pendidikan islam pada masa-masa ini, terletak pada merosotnya mutu
pendidikan dan pengajaran dilembaga-lembaga pendidikan. Materi pelajarannya, seperti
dijelaskan zuhairi, sangat sederhana. Materi yang diajarkan hanyalah materi-materi dan
ilmu-ilmu keagamaan. Lembagalembaga pendidikan tidak lagi mengajarkan ilmu-ilmu
filosofis, termasuk ilmu pengetahuan. Rasionalismepun kehilangan peranannya, dalam arti
semaakin dijahui. Kedudukan akal semakin surut. Dengan dicurigainya pemikiran rasional,
daya penalaran umat islam mengalami kebekuan sehingga pemikiran kritis, penelitian, dan
ijtihad tidak lagi dikembangkan. Akibatnya, tidak ada lagi ulama’-ulama’ yang
menghasilkan karya-karya intelektualisme yang mengagumkan. Mereka lebih senang
mengikuti pemikiran-pemikiran ulama’ terdahulu daripada berusaha melakukan
penemuan-penemuan baru. Keterpesonaan terhadap buah pikiran masa lampau, membuat
umat islam merasa cukup dengan apa yang sudah ada. Mereka tidak mau berusaha lebih
keras lagi untuk memunculkan gagasan-gagasan keagamaan yang cemerlang. Usaha yang
mereka tempuh hanyalah sebatas pemberian syarah atau ta’liqah pada kritik-kritik ulama’
terdahulu yang bertujuan memudahkan pembaca untuk memahami kitab-kitab rujukan

1
Hanun asrohah, sejarah pendidikan islam (jakarta: logos, 1999), 120-121.
2
Samsul nizar, sejarah pendidikan islam: menelusuri jejak sejarah pendidikan era rasulullah
sampai indonesia (jakart: kencana, 2011), 177.
2
dengan menjelaskn kalimat-kalimat secara semantik, atau menambah penjelasan dengan
mengutip ucapan-ucapan para ulama’ lain.3
Diantara sebab-sebab kemacetan pemikiran dan kemunduran umat islam adalah
lenyapnya metode berpikir rasional, ynag pernah dikembangkan oleh mu’tazilah.
Pemikiran rasional mu’tazilah, yang talah menimbulkan peristiwa “mihnah”, telah
mengundang antipati umat islam bukan saja terhadap aliran mu’tazilah, tetapi juga terhadap
metode berpikir rasional. Sejak saat itu, masyarakat tidak mau mendalami ilmu-ilmu sains
dan filosofis. Pemikiran logis dan ilmiah tidak lagi menjadi budaya berpikir masyarakat
muslim sampai akhirnya pola berpikir mereka didominasi oleh superstisi, Tahayyul dan
kajumudan.
Antipati terhadap mu’tazilah menyebabkan pengawasan yang ketat terhadap
kurikulum. Jatuhnya paham mu’tazilah mengangkat posisi kaum konservatif menjadi kuat.
Untuk mengembalikan paham ahlussunnah sekaligus memperkokohkannya, ulama’-ulama’
melakukan kontrol terhadap kurikulum dilembaga-lembaga. Karena ulama’ dianggap
sebagai kaum terpelajar dan memiliki otoritas keagamaan dan masalah hukum islam.
Ulama’-ulama’ ini menganut paham konservatif dan fundamental bahwa wahyu merupakan
inti segala macam pengetahuan. Oleh karena itu, mereka hanya mengedepankan ilmu-ilmu
keagamaan dilembaga pendidikan islam.4
Kondisi demikian diperburuk lagi oleh jatuhnya kerajaan abbasiyah oleh serangan
orang-orang tartar dan mongol pada masa pertengahan abad ke 13 M. Ketika kota bagdad
sebagai pusat ilmu dan kebudayaan hancur sama sekali. Sekitar 800.000 penduduk bagdad
dibunuh. Perpustakaan dihancurkan, ribuan rumah penduduk diratakan. Dalam peristiwa
tersebut, umat islam kehilangan lembaga-lembaga pendidikan dan buku-buku ilmu
pengetahuan yang sangat berharga nilainya bagi pendidikan islam. Musnahnya beribu-ribu
buku, baik buku-buku tentang keagamaan maupun ilmu-ilmu sains dan filsafat,
mempengaruhi perkembangan intelektualisme islam, apalagi yang menyangkut kelestarian
ilmu-ilmu pengetahuan dan filsafat dalam islam. Berbagai literatur ilmu sains dan filsafat
telah lenyap. Sedangkan dikalangan masyarakat yang bebas dari bencana kaum mongol
tidak ada yang menguasai berbagai bidang sains dan filsafat. Inilah salah satunya yang
mempersulit umat islam untuk mengembalikan kekayaan intelektual yang berharga seperti
pada masa kejayaan semula.
Kehancuran abbasiyah membuka kesempatan bagi orang-orang turki untuk naik ke
panggung sejarah politik islam. Keturunan hulagu mendirikan kerajaan turki didaerah-
daerah yang mereka kuasai. Timur lenk, keturunan jengis khan, membentuk dinasti timur
lenk didaerah samarkand setelah menakhlukkannya pada 1369 M. Diasia kecil, seorang
keturunan kepala suku turki, usman, membangun dinasti yang dinamai usmaniyyah. Selain
asia kecil, dinasti usmani mencapai sukses besar dalam mengembangkan wilayah
kekuasaannya sehingga meliputi asia kecil, armenia, irak, suria, libia, tunis, aljazair,
bukgaria, yaman, yugoslavia, albania, rumania. Penguasapenguasa turki tersebut
mengerahkan segenap perhatian mereka untuk kebesaran dan kejayaan politik. Mereka
kurang begitu memperhatikan.

3
Hanun asrohah, sejarah pendidikan islam (jakarta: logos, 1999),121.
4
Ibid., 122-123.
3
Memang mereka menyemarakkan pelaksanaan pengajaran dan pendidikan islam,
namun mereka juga terbawa oleh kondisi dunia islam pada umumnya yang tidak peduli
terhadap keadaan intelektual islam. Diirak juga bediri kerajaan besar, yaitu kerajaan
syafawi. Sedangkan diindia terdapat kerajaan islam yang besar seperti halnya kerajaan
syafawi dan kerajaan usmani. Akan tetapi, kerajaan-kerajaan besar tersebut kurang antusias
terhadap kehidupan pemikiran islam. Meski mereka mempunyai kejayaan terutama dalam
bentuk literatur, seperti diungkapkan oleh harun nasution, namun bobot dan jumlahnya
tidak mengagungkan seperti pada masa sebelumnya. Perhatian pada ilmu pengetahuan
kurang sekali. Kurangnya perhatian penguasapenguasa terhadap kehidupan intelektualisme
menambah umat islam semakin tidak bergairah untuk melahirkan karya-karya intelektual
sehingga ilmu pengetahuan islam mengalami stagnasi.5
Kemunduran pendidikan dan intelektualisme terus mencekam masyarakat muslim,
apalagi berkembangnya sikap hidup fatalistik dalam masyarakat. Keadaan frustrasi seperti
disebutkan zuhairini menyebabkan orang islam hanya bergantung dan mengembalikan
segala keuntungan dan penderitaan kepada tuhan. Seseorang yang frustasi dan fatalis tidak
lagi percaya kepada kemampuannya untuk maju atau mengatasi problem keagamaan dan
kemasyarakatan. Mereka lari dari kenyataan dan hanya mendekatkan diri kepada tuhan.
Untuk itu, mereka masuk ketarekat-tarekat sehingga tarekat sangat berpengaruh dalam
hidup umat islam. Dengan berfikir dan berdo’a sebanyak-banyaknya mereka berharap
semoga allah menghapus penderitaan mereka dan mengembalikan kejayaan yang pernah
dicapai umat islam. Berpikir ilmiah dan naturalis (berdasarkan sunnah allah) tidak lagi
diterapkan. Oleh karena itu, berkembanglah tahayyul dan kurafat. Mereka percaya pada
kekuatan syeikh-syeikh dan benda-benda kermat, sebagaimana yang telah digambarkan
oleh ahmad yamin mengutip dari muhammad bin abd al-wahhab:
‫ تُقا َ ُم‬،َ‫عداَدَ لَها‬َ َ‫ َو َه ِذ ِه االَض ِْر َحةُ ال‬.‫لى النَّ ْف ِع َوالض َِّر‬ َ ‫ع‬ َ َ‫ َويَ ْعت َ ِقد ُْونَ اَنَّ ُه ْم قاَد ُِر ْون‬،‫فَ َه ُؤالَءِ االَ ْولِيا َ ُء يُ َح ُّج اِلَ ْي ِه ْم َوتُقَدُّ ُم لَ ُه ْم النُّذُ ْو ُر‬
‫شر ع ْن ُهم‬ َّ ‫ب ال َخي ِْر لَ ُه ْم َودَ ْف َع ال‬ ْ ‫س ُح ْونَ ِبها َ َو َيتَذَل َّل ُونَ ِبها َ َو َي‬
َ ‫طلُب ُْونَ ِم ْنها َ َج ْل‬ َّ ‫اس اِلَيْها َ ِر َحالَ ُه ْم َو َيت َ َم‬ُ ًّ‫ َيشُدُّ الن‬،ِ‫اره‬ ِ ‫ط‬ َ ‫ف ِى َجمِ ي ِْع ا َ ْق‬
...‫ى ا ُ ْو ا َ ْولِيا َ َء‬ٌّ ‫ففى كُ ِل ب ْلدَةٍ َو ِل‬ ِ
.....para wali itu didatangi dan dijadikan tempat bernazar. Banyak orang islam yang
percaya bahwa wali-wali itu mampu mendatangkan kebaikan dan bahaya. Kuburankuburan
tidak terbilang jumlahnya, yang dibangun diseluruh daerah islam. Orang-orang datang
kesana, meminta berkah, merendahkan diri dihadapannya, dan meminta untuk
mendapatkan kebaikan dan dijauhkan dari kesulitan. Disetiap negri terdapat satu atau
beberapa wali....
Lebih lanjut dijelaskan:
،ِ‫الءِ ا َ ْه ُل بَ ْلدةٍ " َم ْن ُف ْو َخةٍ" بِاليَما َ َمة‬
َ ‫ َف َه ُؤ‬.ِ‫ت َوال َجماَد‬
ِ َ ‫ى ال َّنبا‬ ِ َّ ‫ بَ ْل اَس َْركُ ْوا َم َع‬، َ‫بَ ْل َواَسْفا َ ْه؟ لَ ْم يَ ْكتَفِ ال ُم ْس ِل ُم ْونَ بِذَلِك‬
َّ ‫َّللا َحت‬
َ
‫صدَها َ ِمنَ العَ َوان ِِس ت َزَ َّو َجت لِعا ِمها َوهَذا الغا ُر ف ِى "الد َّْر ِعيَّةِ" يَحِ ُّج اِل ْي ِه‬
َ َ َ َ ْ َ َ‫ع ِج ْيبَةٌ َم ْن ق‬ َ ٌ ‫يَ ْعت َ ِقد ُْونَ ف ِى ن َْخلَ ٍة هُنَاكَ ا َ َّن لَها َ قُد َْرة‬
.ََ ‫فى كُ ِل َب ْلدَةٍ ِمنَ ال ِبالَ ِد ا ِال ْسالَ ِميَّ ِة ِمثْ َل هَذا‬
ِ ‫ َو‬، ٍ‫س ِلت َ َب ُّرك‬ُ َّ ‫النا‬
َ Tetapi, sesungguhnya kaum muslimin belum cukup dengan hal tersebut. Bahkan,
mereka menyekutukan allah dengan tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati. Mereka,
adalah penduduk suatu negri (yang percaya terhadap tahayyul). Mereka percaya kepada
pohon kurma yang ada disana yang memiliki keajaiban, dimana wanita-wanita berdatangan

5
Hanun asrohah, sejarah pendidikan islam (jakarta: logos, 1999),123-124.
4
untuk meminta jodoh. Dan ada gua didar’iyyah yang didatangi oleh orang-orang untuk
mencari berkah. Disetiap negri didunia islam, dilanda hal semacam itu. Demikian
gambaran umat islam yang mengalami kemunduran tidak hanya dibidang pendidikan dan
pemikiran tetapi juga pada aspek lainnya, seprti keagamaan, kemasyarakatan, politik, dan
ekonomi. Umat islam menjadi statis, jumut dan terbelakang.6
Sepanjang sejarahnya sejak awal dalam pemikiran terlibat dua pola yang saling
berlomba mengembangkan diri, dan mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan
pola pendidikan umat islam. Dari pemikiran yang bersifat tradisional, yang selalu
mendasarkan diri pada wahyu, yang kemudian berkembang menjadi pola pemikiran
sufiistik dan mengembangkan pola pendidikan sufi. Pola pemikiran ini sangat
memperhatikan aspek-aspek batiniah dan akhlak atau budi pekerti manusia.sedangkan dari
pola pemikiran yang rasional, yang mementingkan akal pikiran, menimbulkan pola
pendidikan empiris rasional. Pola pendidikan bentuk kedua ini sangat memperhatikan
pendidikan intelektual dan penguasaan material.
Pada masa jayanya pendidikan islam, kedua pola pendidikan tersebut menghiasi dunia
islam pun yang berpadu dan saling melengkapi. Akan tetapi ketika pola pemikiran rasional
diambil alih oleh eropa dan dunia islam pun meninggalkan pola berfikir tersebut. Sehingga
tinggal pola pemikiran sufistik yang sifatnya memang sangat memperhatikan kehidupan
batin yang akhirnya mengabaikan dunia material. Dari aspek inilah dikatakan bahwa
pendidikan dan kebudayaan islam mengalami kemunduran.7
B. FAKTOR-FAKTOR KEMUNDURAN PENDIDIKAN ISLAM
Setelah kita mengetahui asas kebangkitan peradapan islam kini kita perlu mengkaji
sebab-sebab kemunduran dan kejatuhannya. Dengan begitu kita dapat mengambil pelajaran
dan bahkan menguji letak kelemahan, kemungkinan dan tantangan. Kemunduran suatu
peradapan tidak bisa dikaitkan dengan satu atau dua faktor saja. Karena peradapan adalah
sebuah organisme yang sistematis. Artinya kelemahan pada salah satu organ atau
elemennya akan membawa dampak kepada organ lainnya. Setidaknya antara satu faktor
dengan faktor lainnya, yang secara umum dibagi menjadi faktor eksternal dan internal
berkaitan erat sekali. Untuk menjelaskan faktor penyebab kemunduran umut islam secara
eksternal kita rujuk paparan al-Hasan, faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor ekologi dan alami, yaitu kondisi tanah dimana negara-negara islam berada
kegersangan atau semi gersang. Kondisi ini juga rentang dari sisi pertahanan diri
serangan luar. Demikian pula pada tahun 1347-1349 terjadi wabah penyakit yang
mematikan di Mesir, Syiria dan Iraq. Karena faktor ini penduduk tidak berkonsentrasi
pada suatu kawasan tertentu kepada pendidikan.
2. Perang salib yang terjadi dari tahun 1096-1270, dan serangan mongol dari tahun
1220-1300an. “perang salib” menurut Bernand Lewis, “pada dasarnya merupakan
pengalaman pertama imperilialisme barat yang ekspansionis, yang dimotifasi oleh
tujuan materi agama sebagai medium psikologisnya.

6
Hanun asrohah, sejarah pendidikan islam (jakarta: logos, 1999),125-126.
7
http://walidrahmanto.blogspot.com/2011/06/sejarah-pendidikan-islam-pada-masa.html,
diakses pada 18 oktober 2013
5
3. Hilangnya perdagangan islam internasional dan munculnya kekuatan barat. Pada
tahun 1492 Granada jatuh dan secara kebetulan Columbus mulia petualangannya.
Dalam mencari rute ke India ia menempuh jalur yang melewati negara-negara islam.
Pada saat yang sama Portugis juga mencari jalan ke Timir dan melewati
negaranegara islam. Disaat itu ke kekuatan umat islam baik di Laut atau di Darat
telah memudar. Akhirnya pos-pos perdagangan itu dengan mudah dikuasai mereka.
4. Meskipun barat muncul sebagai kekuatan baru, umat muslim bukanlah peradaban
yang seperti peradaban kuno yang tidak dapat bangkit lagi. Peradaban islam terus dan
bahkan berkembang secara berlahan-lahan dan bahkan dianggap sebagai ancaman
barat. Akan tetapi Kolonialis melihat bahawa kekuatan islam yang selama itu berhasil
memperhasilkan berbagai kultur, etnik, ras, dan bangsa dapat dilemahkan yaitu
dengan cara adu domba dan teknik divide et impera sehingga konflik intern terjadi tak
terhindarkan dan akibatnya negara-negara islam terfragmentasi menjadi negaranegara
kecil.8
Diungkapkan oleh M. M Sharif, bahwa pikiran islam menurun setelah abad ke XIII M
terus melemah sampai abad ke XVIII M. Di antara sebab-sebab melemahnya pikiran islam
antara lain:
1. Telah berkelebihan filsafat islam (yang bercorak sufistis) yang dimasukkan oleh Al
Ghazali dalam alam islam di Timur dan berkelebihan pula Ibnu Rusyd dalam
memasukan filsafat islamnya(yang bercorak rasionalistis) de dunia islam di Barat.
AlGhazali dengan filsafat islamnya menuu ke arah bidang rohaniah sehingga
menghilang ia ke dalam alam tasawuf, sedangkan Ibnu Rusynd dengan filsafatnya
menuju kearah yang bertentangan dengan Al-Ghazali. Maka Ibnu Rusyd dengan
filsafatnya menuju jurang materialisme.
2. Umat islam, terutama para pemerintahnya (khalifah, sultan, amir-amir) melalaikan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan tidak memberi kesempatan untuk berkembang.
3. Terjadinya pemberontakan-pemberontakan yang dibarengi dengan serangan dari
luar, sehingga menimbulkan kehancuran-kehancuran yang mengakibatkan berhentinya
kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di dunia islam.9
Penyebab kemunduran pendidikan dan kemacetan pemikiran islam, pada umumnya
disadarkan pada sistem madrasah. Padahal fenomena tersebut juga terjadi dilembaga
pendidikan selain madrasah. Kurikulum dimadrasah dan lembaga lainnya sangat
terbatas. Pelajaran dipelajari secara tekstual dan doktrinal. Sistem komentar buku
membiasakan sarjana-sarjana muslim menulis ta’liqah terghadap bahan pengajaran
guru-guru mereka. Selain materinya yang sederhana, madrasah yang dibangun hanya
untuk mempelajari fikih menjadi sarana untuk mengembangkan empat mahzab fikih.
Madrasah-madrasah pada umumnya didirikan untuk mendalami fikih diantara empat
mahzab sehingga tanpa disadari umat islam terjadilah pembakuan terhadap empat
mahzab fikih, yang karenya memberikan kesan seolah-olah pintu ijtihad telah ditutup.

8
http://walidrahmanto.blogspot.com/2011/06/sejarah-pendidikan-islam-pada-masa.html,
diakses pada 18 oktober 2013
9
Samsul nizar, sejarah pendidikan islam: menelusuri jejak sejarah pendidikan era rasulullah
sampai indonesia (jakart: kencana, 2011),177-178.
6
Maka dari itu, kaum intelektual enggan berijtihad untuk memecahkan problem-problem
kemasyarakatan dan keagamaan yang menghimpit umat islam. Akibatnya, semakin hari
umat islam semakin mundur dan terbelakang dari bangsa-bangsa eropa.10
Fazlur Rahman menjelaskan tentang gejala-gejala kemunduran atau kemacetan islam
diantaranya:
1. Penutupan pintu ijtihad (yakni pemikiran yang orisinil dan bebas) selam abad ke 4 H/
10M dan 5H/11M telah membawa kebada kemacetan umum dalam ilmu hukum dan
ilmu intelektual, khususnya yang pertama. Ilmu-ilmu intelektual, yakni teologi dan
pemikiran keagamaan. Sangat mengalami kemunduran dan menjadi miskin karena
pengucilan mereka yang disengaja dari intelektualisme sekuler dan karene kemunduran
yang disebut terakhir ini, khususnya filsafat, dan juga pengucilan dari bentuk-benyuk
pemikiran keagamaan seprti yuang bibawa oleh sufisme.11
2. Kemunduran dan kemerosotan mutu pendidikan dan pengajaran pada masa ini, tampak
jelas dengan sedikitnya materi kurikulum dan mata pelajaran pada umumnya madrasah-
madrasah yang ada, disamping itu juga telah menyempitnya bidang-bidang ilmu
pengetahuan umum dan terbatasnya ilmu-ilmu keagamaan.12

10
Hanun asrohah, sejarah pendidikan islam (jakarta: logos, 1999),122.
11
Samsul nizar, sejarah pendidikan islam: menelusuri jejak sejarah pendidikan era
rasulullah sampai indonesia (jakart: kencana, 2011),178.
12
Ibid., 179.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan Dari beberapa pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa islam
pernah mencatat pencapaian sains dan teknologi yang sangat mencengangkan. Masa ke
emasan ini ditandai dengan berkembangnya tradisi intelektual dan kuatnya spirit
pencarian pengembangan sains. Akan tetapi pada saat ini dunia islam mengalami
kemunduran dan kemerosotan yang disebabkan oleh beberapa faktor yang secara umum
bagi menjadi dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Dari faktor eksternal
diantaranya penyebab kemunduran pendidikan islam adalah adanya pemberontakan
yang dibarengi dengan serangan dari luar. Sedangkan dari faktor internal yaitu
dikarenakan umat islam terutama pemerintahannya sudah tidak lagi memperhatikan
ilmu pengetahuan dan para ahli lebih tertarik untuk terlibat dalam urusan-urusan politik.
Kemunduran pendidikan islam setelah jatuhnya baghdad dan cordova tersebut
sesungguhnya hanya karena akibat dari faktor-faktor kehancuran kekuasaan islam
(sosial, politik dan keagamaan) sebagaimana yang telah dibahas dimuka, bahwa dengan
jatuhnya pusat-pusat kekuasaan islam, menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan
kebudayaan islam. Disamping itu juga, ternyata yang dialami oleh dunia pendidikan
adalah sama, baik kaum nasrani spanyol maupun tentara mongol sama sekali belum
dapat menghargai betapa tingginya nilai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu keadaan
umat islam terutama pada pendidikan sangat statis. Hingga masyarakat pada masa itu
lebih memiliih untuk mengembalikan segala sesuatunya kepada tuhan. Perkembangan
ilmu pengetahuan pada masa ini dapat dikatakann macet total.

8
DAFTAR PUSTAKA
Asrohah,Hanun.1999.Sejarah Pendidikan Islam.Jakarta:PT.Logos Wacana Ilmu.
http://walidrahmanto.blogspot.com/2011/06/sejarah-pendidikan-islam-pada-
masa.html, diakses pada 18 oktober 2013.
Nizar, Samsul.2011.sejarah pendidikan islam:menelusuri jejak sejarah pendidikan era
rasulullah sampai indonesia.jakarta:kencana.

Anda mungkin juga menyukai