1. Fungsi Pemersatu
Berdirinya suatu organisasi tidak terepas dari alasan yang mendasarinya yaitu dorongan
yang menggerakkan para profesional untuk membentuk suatu organisasi keprofesian.
Motif tersebut begitu bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik ekonomi, kultural, dan
falsafah tentang sistem nilai. Organisasi profesi kependidikan ini digunakan sebagai
wadah pemersatu berbagai potensi profesi kependidikan dalam menghadapikompleksitas
tantangan dan harapan masyarakat pengguna jasa kependidikan. Mempersatukan potensi
tersebut nantinya diharapkan organisasi profesi kependidikan memiliki kewibawaan dan
kekuatan untuk menentukan kebijakan dan melakukan tindakan bersama, yaitu upaya
untuk melindungi danmemperjuangkan kepentingan para pengemban profesi
kependidikan itu sendiridan kepentingan masyarakat pengguna jasa profesi ini.
2. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional
Fungsi ini tertuang dalam PP No. 38 Tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi “tenaga
kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan
mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan
kesejahteraan tenaga kependidikan” peraturan pemerintah tersebut menunjukan adanya
legalitas formal yang secara tersirat mewajibkan anggota profesi kependidikan untuk
selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui organisasi atau ikatan profesi
kependidikan. Dalam UUSPN Tahun 1989 pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa “tenaga
kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan kemampuan profesionalnya
sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan bangsa”.
Kemampuan yang dimaksud adalah kompetensi. Kompetensi diartikan sebagai kecakapan
atau kemampuan mengerjakan kependidikan. Peningkatan kemampuan professional juga
terkait dengan Kurikulum 1994 melalui dua program, yaitu:
1) Program Terstruktur merupakan program yang dibuat dan dilaksanakan serta
mempunyai bahan dan produk kegiatan belajar yang dapat diakreditasikan secara
akademik dalam jumlah SKS tertentu.
2) Program Tidak Terstruktur merupakan program pembinaan dan pengembangan tenaga
kependidikan yang dibuka berdasarkan kebutuhan tertentu sesuai dengan tuntutan
waktu dan lingkungan yang ada. Terlingkup dalam program tidak terstruktur ini
adalah Penataran tingkat nasional dan wilayah, Supervisi yang dilaksanakan oleh
pejabat terkait, Pembinaan dan pengembangan sejawat, Pembinaan dan
pengembangan individual.
Tujuan Organisasi
Salah satu tujuan organisasi keprofesian guru adalah mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan
kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan guru. Sebagaimana dijelaskan dalam
PP No. 38 tahun 1992 pasal 61, ada lima misi dan tujuan organisasi kependidikan yaitu:
Sedangkan visinya secara umum ialah terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional.
Organisasi profesi sebagaimana telah disebutkan dalam UU RI pasal 40 ayat 1 mempunyai
tujuan untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan pendidikan,
perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian dalam masyarakat. Sebagaimana
dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61, ada lima misi dan tujuan organisasi
kependidikan, yaitu: meningkatkan dan/atau mengembangkan. Sedangkan visinya secara
umum ialah terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional.
Organisasi profesi guru juga mempunyai beberapa kewenangan yang tercantum dalam UU RI
No. 14 tahun 2005 pasal 42 tentang guru dan dosen, yaitu :
Bentuk organisasi para pengemban tugas keprofesian juga cukup bervariasi dipandang dari
segi derajat keeratan dan keterikatan dengan/dan antaranggotanya. Dalam bidang pendidikan,
dapat ditemukan berbagai bentuk keorganisasian, antara lain:
1. Berbentuk persatuan (union), misalnya: Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),
Ausrtalian Education Union (AUE), Singapore Teachers’ Union (STU), Sabah Teachers
Union (STU).
2. Berbentuk federasi (federation) misalnya: All India Primary Teachers Federation
(AIPTF), dan Bangladesh Teachers’ Federation (BTF).
3. Berbentuk aliansi (alliance), antara lain di Pilipina, seperti National Alliance of Teachers
and Office Workers (NATOW).
4. Berbentuk asosiasi (association) misalnya, All Pakistan Government School Teachar
Association (APGSTA), dan Brunei Malay Teachers’ Association (BMTA).
Sedangkan ditinjau dari kategori keanggotaannya, corak organisasi profesi ini dapat
dibedakan berdasarkan
(1) Jenjang pendidikan bertugas (SD, SMP, dll);
(2) Status penyelenggara kelembagaan pendidikannya (negeri, swasta);
(3) Bidang studi keahliannya (bahasa, kesenian, matematika, dll);
(4) Jender (Pria, Wanita);
(5) Latar belakang etnis (cina, tamil, dll) seperti China education Society di Malaysia.
SUMBER :