Anda di halaman 1dari 20

1

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS


“BABAR ANES”
(BAkso BAkaR Anak UNNES)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis (SKB)

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
2

A. Nama Perusahaan
Nama perusahaan yang akan kami dirikan adalah “BABAR ANES” (Bakso
Bakar Anak UNNES). Usaha yang kami dirikan ini adalah usaha yang bergerak di
bidang kuliner berupa bakso bakar.
B. Lokasi
Lokasi yang kami pilih untuk mendirikan usaha bakso bakar yaitu di depan
Unnes Shopping Center (UNSEC) disekitar kawasan simpang 7 Unnes, Sekaran
Gunungpati Semarang. Pemilihan lokasi tersebut karena merupakan lokasi yang
sangat strategis. Selain itu lokasi di depan UNSEC selalu ramai pada siang sampai
sore hari karena banyak orang yang lewat dan sering dijadikan tempat berkumpul
anak-anak untuk sekedar nongkrong bersama.
C. Deskripsi Batasan Proyek
Daerah sekaran merupakan daerah yang cukup padat karena letaknya yang
berada dekat dengan Universitas Negeri Semarang. Sebagian besar penduduknya
adalah mahasiswa baik dari dalam Semarang maupun luar kota Semarang. Selain
mahasiswa, masyarakat umum yang berasal dari luar pun banyak berdatangan.
Kebanyakan dari mereka mendirikan usaha untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa
yang semakin meningkat jumlahnya. Karena letaknya yang dekat dengan UNNES
inilah yang menjadikan daerah Sekaran ramai, berbagai pusat kegiatan usaha banyak
didirikan mulai dari warung makan, mini market, jasa fotokopi sampai loundry
banyak bermunculan. Hal ini disebabkan karena banyaknya peluang yang terjadi,
para pengusaha kecil menengah yang bisa membaca peluang ini langsung
mendirikan usahanya. Begitupun dengan kami yang berhasil membaca peluang yaitu
peluang untuk mendirikan usaha kuliner jajanan kecil berupa bakso bakar.
D. Tujuan Usaha Jangka Panjang
Pendirian usaha ini bertujuan untuk membangun usaha jangka panjang dalam
pembuatan variasi unik jajanan bakso bakar.
E. Kriteria Kelayakan
Usaha ini dikatakan layak apabila dapat mengembalikan dana investasi yang
telah dikeluarkan dalam jangka waktu 6 bulan dan keuntungannya diatas 40%.
3

F. Pedoman Dasar Proyek


1. Dasar Pemikiran
Usaha makanan merupakan bisnis yang senantiasa bertahan dan terus
berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan kuliner masyarakat. Ada
beberapa hal yang membuat bisnis ini terus tumbuh. Pertama, makanan merupakan
suatu kebutuhan masyarakat baik sebagai kebutuhan kuliner atau jajanan maaupun
kebutuhan pokok.
Usaha makanan memiliki pangsa pasar tersendiri, seperti remaja, mahasiswa,
dan masyarakat penggemar kuliner. Salah satu bisnis makanan yang saat ini
digemari adalah bakso. Banyaknya penggemar bakso yang meliputi kalangan bawah
sampai kalangan atas, dari yang muda sampai yang sudah tua menjadikan bisnis ini
dapat dikatakan sebagai bisnis yang menjanjikan untuk memberikan keuntungan dan
tidak mudah mengalami penurunan karena bisnis ini bukan merupakan bisnis
musiman. Hal ini yang memotivasi kami dalam membangun dan mengembangkan
usaha di bidang kuliner.
Usaha bakso yang akan kami kembangkan yakni Bakso Bakar sebagai
makanan kecil atau cemilan dengan rasa yang lezat dan dengan berbagai macam
varian rasa. Bisnis “BABAR ANES” ini tidak jauh berbeda dengan bakso-bakso
lainnya yang berada di sekitar kampus UNNES dalam hal bahan baku serta cara
pembuatannya. Yang berbeda yakni pada cara penyajian BABAR ANES ini, yaitu
dengan cara dibakar layaknya sate serta disajikan dengan berbagai macam varian
rasa sebagai saus pelengkapnya.
Sebagai usaha makanan kecil, BABAR ANES ini tidak perlu menyewa kios
karena hanya perlu menggunakan gerobak motor (gerobak yang ditaruh di atas
motor) sebagai tempat berjualan yang nantinya akan ditempatkan pada lokasi yang
telah kami tentukan. Pemilihan gerobak motor ini dengan mempertimbangkan segi
fleksibilitas gerobak sehingga mudah dalam membawanya.
4

2. Pendanaan
Usaha BABAR ANES yang kami dirikan merupakan jenis usaha kecil yang
berbentuk Firma. Sumber dana untuk membiayai usaha ini berasal dari :

Sumber Prosentase (%) Jumlah


a. Pribadi :
- Nurul H. 20 Rp. 1.000.000
- Khumaidi 20 Rp. 1.000.000
- Zaenul K. 20 Rp. 1.000.000
- Anggita N. 20 Rp. 1.000.000
- Muji Tri W. 20 Rp. 1.000.000
Jumlah 100 Rp. 5.000.000

3. Biaya Investasi
Peralatan
Peralatan dan alat bantu lain Rp. 1.932.500
Total
Investasi Rp. 1.932.500
Modal
Kerja  -  -
Total
Kebutuha
n Rp. 1.932.500

4. Tim Studi
Dalam pelaksanaan usaha kami membentuk tim studi yang beranggotakan :
1. Nurul Hidayati (Manajer Umum)
2. Khumaidi (Tenaga Kerja 1)
3. Anggita Novi Anggraeni (Tenaga Kerja 2)
4. Muji Tri Winarti (Tenaga Kerja 3)
5. Zaenul Komar (Tenaga Kerja 4)
5

G. Aspek-aspek Usaha
1. Aspek Manajemen dan Organisasi
Struktur organisasi yang disusun dalam usaha yang akan kami dirikan yaitu
struktur organisasi sederhana yang terdiri dari empat divisi. Masing-masing divisi
yaitu divisi Tenaga Kerja 1, divisi Tenaga Kerja 2, divisi Tenaga Kerja 3, dan divisi
Tenaga Kerja 4.
Berikut ini gambar struktur organisasi secara sederhana :

Manajer Umum
Nurul Hidayati

Tenaga Kerja 1 Tenaga Kerja 2 Tenaga Kerja 3 Tenaga Kerja 4


Khumaidi Anggita N. A Muji Tri W Zaenul Komar

Deskripsi pekerjaan :
1. Manajer Umum
Manajer umum membawahi 4 divisi. Tugas utama seorang manajer umum
adalah bertanggung jawab terhadap keseluruhan divisi tersebut. Manajer umum
harus bisa memastikan bahwa setiap divisi di bawahnya melaksanakan tugasnya
masing-masing dengan baik dan benar. Selain itu manajer umum bertugas
merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan, mengawasi serta mengevaluasi
kegiatan usaha secara menyeluruh. Untuk melaksanakan tugasnya, seorang manajer
umum haruslah mempunyai sikap tegas, disiplin, dan bertanggung jawab.

2. Tenaga Kerja 1
Tenaga Kerja 1 mempunyai tanggung jawab utama terhadap proses pembuatan
bakso bakar. TK 1 ini harus mengerti betul segala hal yang berkaitan dengan proses
produksi bakso bakar, mulai dari proses pembakaran hingga pembubuhan bumbu
6

secara tepat dan pas di lidah konsumen. Untuk itu, diperlukan TK 1 yang memiliki
tangan dan lengan kuat, mempunyai pengetahuan tingkat kematangan bakso bakar,
dapat memperkirakan seberapa lama bakso dibakar hingga matang sempurna dan
menjaga kestabilan api, serta dapat memperkirakan banyaknya pembubuhan bumbu
agar terasa nikmat saat disantap. Modal utama yang harus dimiliki oleh TK 1 adalah
gerakan yang cekatan dan terampil agar konsumen tidak perlu menunggu terlalu
lama saat membeli.

3. Tenaga Kerja 2
Tenaga Kerja 2 memiliki tugas pokok dalam hal melayani pembeli, mulai dari
mencatat pesanan pembeli, meneruskannya kepada bagian Tenaga Kerja 1 (bagian
produksi), membungkus pesanan hingga menerima uang dari pembeli. Karena
tugasnya yang berhadapan langsung dengan pembeli, maka seorang TK 2 harus
mempunyai tingkat kesabaran tinggi, ramah kepada pembeli, berpenampilan bersih
dan menarik, serta penuh perhatian terhadap pembeli.

4. Tenaga Kerja 3
Tenaga Kerja 3 mempunyai kewajiban untuk berbelanja bahan-bahan yang
diperlukan selama proses produksi, baik bahan baku maupun bahan penolong.
Mempunyai pengetahuan terkini tentang harga pasar bahan-bahan sangat mutlak
diperlukan agar TK 3 tidak mudah dikelabuhi oleh oknum-oknum pedagang di
pasar. Selain perlu mengetahui mengenai harga-harga bahan, seorang TK 3 juga
perlu mengetahui kualitas bahan-bahan yang harus dibeli, dapat memperkirakan
harga yang harus dibayar untuk mendapatkan bahan-bahan dengan kualitas tertentu.
Agar hemat pengeluaran, TK 3 harus pandai menawar harga dan mempunyai
kecakapan berbicara yang agak lumayan agar pedagang bersedia menurunkan harga
yang ditawarkan kepadanya. Berhubung bahan-bahan yang diperlukan tidak sedikit,
TK 3 harus gesit dalam bergerak demi tercapainya aspek efektivitas, efisiensi, dan
ekonomis dari segi waktu, biaya, dan tenaga.

5. Tenaga Kerja 4
7

Tenaga Kerja 4 mempunyai tugas pokok untuk menata layout lapak berjualan,
namun bisa juga membantu pekerjaan TK 1, TK 2, TK 3, atau bisa juga membantu
pekerjaan manajer umum. Bisa dikatakan TK 4 adalah pekerja “serabutan”. Karena
tenaganya banyak terpakai maka TK 4 harus mempunyai persediaan dan pertahanan
tenaga yang ekstra, cekatan, dan gesit.

2. Aspek Pemasaran
1. Bentuk Pasar
Bentuk pasar “Babar Anes” adalah pasar persaingan sempurna karena banyak
penjual dan pembeli.
2. Peluang pasar dan proyeksi penjualan
a. Peluang
Melihat dari tempat usaha yang akan didirikan di sekitar kampus
UNNES dengan jumlah mahasiswanya sekitar 20.000 mahasiswa membuka
prospek peluang usaha yang sangat baik. Selain itu juga banyak terdapat
penduduk yang bertempat tinggal di sekitar kampus UNNES yang bisa
menjadi target konsumen. Meskipun sudah banyak usaha yang menggunakan
bahan baku bakso untuk makanan camilan seperti bakso mini, namun “Babar
Anes” ini mempunyai prospek yang sangat baik karena tampilan bentuk
penyajiannya dengan ditusuk dan dibakar, sangat berbeda dengan bakso mini
yang berkuah. Babar Anes menyediakan berbagai macam varian rasa (asam
manis, pedas manis, ekstra pedas) dan dijual dengan harga yang relative
murah sesuai dengan uang saku mahasiswa.
Berikut ini perkiraan besarnya peluang usaha “Babar Anes” secara
kuantitatif :
o Jumlah mahasiswa : 20.000 mahasiswa
o Jumlah penduduk sekitar : 1.000 orang
o Jumlah permintaan : 25%
o Jumlah penawaran : 6 penjual bakso mini dan 1 penjual bakso
bakar dengan kemampuan menyediakan ±535 porsi setiap harinya.
8

Sehingga,
D = (25% x 21.000) = 5.250
S = (7 x 535) = 3.750
P 1.500

b. Proyeksi penjualan
Dari perhitungan diatas, peluang yang ada sebanyak 1.500 tusuk. “Babar
Anes” menentukan besarnya proyeksi penjualan sebesar 30% dari peluang.
Sehingga proyeksi penjualannya adalah 30% x 1.500 = 500 tusuk.
c. Segmentasi pasar
Bakso merupakan makanan yang dapat dikonsumsi oleh semua kalangan
umur dimulai dari kalangan anak – anak, remaja, dewasa dan orang tua.
Usaha “Babar Anes” menetapkan segmentasi pasar bagi kalangan mahasiswa
UNNES, dan masyarakat sekitar UNNES.
d. Target pasar
“BABAR ANES” ditargetkan untuk semua kalangan baik anak-anak maupun
dewasa. Adapun target pasar yang dituju yaitu di area kampus Universitas
Negeri Semarang. Area Universitas Negeri Semarang tidak hanya
didominasi oleh masyarakat asli Semarang tetapi juga terdapat kaum
pendatang yang biasanya kos ataupun mengontrak di daerah sekitar kampus.
Peluang ini dapat kita manfaatkan karena rata-rata anak kos biasanya lebih
menyukai hal-hal yang berbau cepat dalam penyajian (cepat saji) serta dapat
pula sebagai alternatif makanan lain jika bosan terhadap menu sehari-hari.
e. Posisi produk di pasar
Keunggulan dari produk kami adalah bakso bakar dengan berbagai macam
pilihan rasa yang unik, dan harga lebih terjangkau. Melihat situasi di tempat
yang akan dimasuki produk, sepertinya produk bakso bakar ini akan laku di
pasaran. Hal ini dikarenakan harganya yang terjangkau dan sangat pas untuk
9

ukuran dompet mahasiswa dan masyarakat sekitar UNNES. Selain itu


pesaing yang menjual bakso bakar masih sedikit.

f. Strategi pemasaran
Strategi pemasaran dilakukan dengan melakukan analisa SWOT. Analisis
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treath) meliputi aspek 4 P, yaitu :
a) Product
Jenis : Bakso bakar
Kegunaan produk : Alternatif camilan murah
Kapasitas produksi : 500 tusuk / hari
b) Price
Harga bakso bakar yang ditawarkan adalah Rp 1.500 / tusuk. 1 tusuk
terdiri dari 4 buah bakso yang dilumuri dengan aneka saus sesuai selera.
c) Place
Tempat usaha kami terletak di jalan simpang tujuh UNNES tepatnya di
depan UNSEC yang berdekatan dengan kantin UNNES.
d) Promotion
- Promosi dilakukan oleh semua tenaga kerja dikost masing-masing
dengan cara memperkenalkan produk “BABAR ANES”.
- Membuat leaflet dan menempelkannya di tempat yang strategis seprti
mading kampus, gazebo tiap fakultas, dan di beberapa kost di daerah
sekitar Sekaran, Banaran dan Patemon.
- Menyebarkan pesan melalui media sosial seperti facebook, twitter
maupun Blackberry Messenger.

3. Aspek Teknik Dan Teknologi Produksi


1. Produk
a. Jenis dan Ukuran Produk : Bakso Bakar, tusuk
b. Kegunaan Produk : Alternatif cemilan murah
c. Kapasitas Produksi : 500 tusuk/hari
10

2. Proses produksi

Campur semua bahan+ Adonan yang telah jadi Rebus bakso hingga matang,
bumbu halus, aduk rata kemudian di bentuk angkat dan tiriskan
hingga jadi adonan bulat-bulat / sesuai
keinginan

Tusuk bakso menggunakan


Sssetelah bakso dibakar, tusukan sate sesuai
kebutuhan,bakar hingga
oleskan saus sesuai dengan
matang sebelum di hidangkan
selera pembeli

Proses Pembuatan Saus :

1 2 3 4

panaskan masukkan masukkan masukkan


margarin, air, semua tepung
tumis panaskan bumbu2 meizena,
bawang hingga dan bahan2 aduk hingga
putih dan mendidih selain mengental
bawang tepung
bombay meizena

Keterangan :
11

 Saus asam manis : tambahkan irisan nanas


 Saus pedas manis : tambahkan lebih banyak gula pasir dan saus cabai
 Saus ekstra pedas : tambahkan lebih banyak saus cabai
3. Perencanaan Plan Site
Tempat usaha kami terletak di jalan simpang tujuh UNNES tepatnya di depan
UNSEC yang berdekatan dengan kantin UNNES, konsep penjualan
menggunakan kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan gerobak bakso, hal
ini dimaksudkan agar lebih fleksibel dan mudah pembawaannya. Gerobak
bakso yang berada diatas motor berfungsi untuk tempat bakso,bumbu-bumbu
dan bahan lainnya serta terdapat satu tempat pembakaran bakso yang berada
disamping gerobak.
4. Peralatan :

No Nama Barang Jumlah Harga/Satuan Total


1 Gerobak 1 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
2 Alat pembakaran 1 Rp 35.000 Rp 35.000
3 Kipas tangan 2 Rp 5.000 Rp10.000
4 Baskom besar 2 Rp 6.000 Rp 12.000
5 Nampan kecil 1 Rp 5.000 Rp 5.000
6 Kuas Kecil 2 Rp 5.000 Rp 10.000
7 Sendok sayur 3 Rp 3.000 Rp 9.000
8 Toples sedang 3 Rp 6.000 Rp 18.000
9 Kain Lap 3 Rp 4.500 Rp 13.500
10 Kain Clemek 1 Rp 15.000 Rp 15.000
11 Panci sedang 1 Rp 40.000 Rp 40.000
12 Pisau 3 Rp 5.000 Rp 15.000
13 Talenan 2 Rp 5.000 Rp 10.000
14 Tempat Sampah 1 Rp 10.000 Rp 10.000
15 Saringan Bakso 2 Rp 5000 Rp 10.000
16 Kompor Gas 1 tungku 1 Rp70.000 Rp 70.000
17 Tabung Gas 3kg 1 Rp120.000 Rp120.000
18 Cobek 1 Rp30.000 Rp30.000
Total Biaya Peralatan Rp.1.932.500

5. Bahan baku dan bahan penunjang


Tabel 5.1.1 Bahan Utama Membuat Bakso
No Bahan Takaran Harga satuan Total
12

1 Daging ayam giling 10 kg Rp23.000/kg Rp230.000


2 Tepung sagu 4 kg Rp6.500/kg Rp26.000
3 Putih telur 2 kg Rp16.000 Rp32.000
4 Tusukan sate 500 tusuk Rp4.000/200 tusuk Rp12.000
5 Gas LPG 3kg 1 Rp15.000 Rp15.000
6 Arang 10 plastik kecil Rp 500 Rp 5.000
Jumlah Rp320.000

Tabel 5.1.2 Bumbu Halus


No Bahan Takaran Harga/satuan Total
1 Bawang putih 1 kg Rp80.000/kg Rp80.000
2 Merica 500 gram Rp10.000/kg Rp5.000
3. Penyedap rasa 5 bungkus kecil Rp500/bungkus Rp2.500
5 Garam 1 bungkus kecil Rp1.000 Rp1.000
Jumlah Rp88.500

Tabel 5.1.3. Olesan Luar Pada Bakso


No Bahan Takaran Harga/satuan Total
1 Kecap manis 1 botol kecil Rp4.500 Rp4.500
2 Margarin 250 gram Rp5.000 Rp5.000
3 Saos pedas 2 botol kecil Rp4.500 Rp9.000
4 Saos tomat 2 botol kecil Rp4.500 Rp9.000
5 Cabai merah ½ kg Rp20.000/kg Rp10.000
6. Bawang merah ¼ kg Rp45.000/kg Rp11.250
7 Bawang bombay 250 gram Rp20.000/kg Rp5.000
8 Cabai rawit ½ kg Rp38.000/kg Rp19.000
9 Tepung meizena 100 gram Rp10.000 Rp1.000
10 Nanas 1 buah Rp3.000/buah Rp3.000
11 Gula pasir ½ kg Rp16.000/kg Rp8.000
13

Jumlah Rp84.750

6. Ketersediaan bahan baku dan bahan penunjang


Untuk bahan baku dan bahan penunjang sendiri kami memperoleh dari
pasar sampangan, dua dari pegawai kami setiap pagi pergi ke pasar untuk
membeli bahan-bahan yang diperlukan, sehingga setiap kali memproduksi bakso
kami menggunakan bahan-bahan yang masih segar dan masih fresh. Sehingga
terjamin kualitas dan kesehatannya.

7. Ongkos produksi
Biaya tetap Rp 1.932.500
Biaya Variabel Rp 493.250
Total Rp 2.425.750

8. Lokasi Perencanaan

EMBUNG UNNES
GSG UNNES

AHASS BNI

SIMPANG 7
UNNES

KANTIN
UNN
ES

LOKASI
KOPMA REM
U

FMIPA
FOTOCOPY
14

9. Perencanaan Lay Out

Keterangan:

= Gerobak Bakso Bakar

= Tempat Pembakaran Bakso

4. Aspek Sosial Ekonomi


Usaha ini memiliki dampak pada aspek sosial ekonomi dari pelaksanaan
investasi usaha BABAR ANES bagi masyarakat yaitu meningkatkan
pendapatan pedagang khususnya pedagang yang menjual bahan-bahan yang
diperlukan untuk proses produksi.

5. Aspek Keuangan
a. Jumlah biaya yang dibutuhkan Rp 5.000.000
b. Sumber dana
Sumber Prosentase (%) Jumlah
a. Pribadi :
- Nurul H. 20 Rp. 1.000.000
- Khumaidi 20 Rp. 1.000.000
- Zaenul K. 20 Rp. 1.000.000
- Anggita N. 20 Rp. 1.000.000
- Muji Tri W. 20 Rp. 1.000.000
Jumlah 100 Rp. 5.000.000
15

c. Alokasi biaya
Modal awal Rp. 5.000.000
Aset tetap Rp. 1.932.500
Biaya operasional Rp. 493.250
Rp. 2.425.750
Kas Rp. 2.574.250
d. Proyeksi laporan keuangan
Diasumsikan bahwa produksi 1 bulan = 26 hari (setiap hari Minggu
libur)
-Laporan rugi/laba per 1x produksi
Pendapatan Rp. 712.500
(95% x 500 unit x Rp 1500)
Biaya operasional Rp. 493.250
(Rp 320.000+Rp 88.500+Rp 84.750)

Biaya tetap Rp. 7.433


{(10% x Rp 1.932.500) / 26}
Laba kotor Rp. 211.817
Cadangan 10% Rp. 21.181,7
Rp. 190.635,3
Bagi hasil 15% x 5 orang x Rp 190.635,3 Rp. 142.976,5
Laba bersih per 1x produksi Rp. 47.658,8
Laba bersih per bulan Rp. 1.239.128,8

-Laporan Perubahan Ekuitas


Modal awal Rp 5.000.000
Laba bersih Rp 1.239.128,8
16

Prive Rp -
Kenaikan modal Rp 1.239.128,8
Modal akhir Rp 6.239.128,8
-Laporan Posisi Keuangan
ASET
Kas Rp 4.006.628,8
Persediaan 493.250
Peralatan 1.932.500
Akm. Penyst. Peralatan ( 193.250 )
Total ASET Rp 6.239.128,8
KEWAJIBAN & EKUITAS
Kewajiban -
Ekuitas Rp 6.239.128,8
Total Kewajiban & Ekuitas Rp 6.239.128,8

e. Analisis Kelayakan
-Asumsi-asumsi Kelayakan
Usaha ini dikatakan layak apabila :
 dapat mengembalikan dana investasi yang telah dikeluarkan
dalam jangka waktu 6 bulan (terlihat pada payback period)
 mendapatkan keuntungan diatas 40% (terlihat pada ROI)
 nilai B/C ratio lebih dari 1 ( terlihat pada B/C ratio)
-Analisis :
 Produksi 1 hari = 500 unit
 Produksi 1 bulan = 13000 unit
 Produksi 1 tahun 12 x 13000 = 156.000 unit
 Harga "Babar Anes" yang ditawarkan adalah Rp 1.500/unit
 Hasil penjualan 1 tahun
= 95% x 156.000 unit x Rp 1.500
= Rp. 222.300.000
17

 Total biaya operasional 1 tahun


= 12 x {26 x (Rp 320.000+Rp 88.500+Rp 84.750+Rp 7.433)
= 12 x Rp 13.017.758
= Rp. 156.213.096
Laba kotor dalam satu tahun = Rp. 222.300.000 – Rp 156.213.096
= Rp 66.086.904

 BEP (Break Even Point)


biaya operasional per bulan
=
BEP Volume produksi keuntungan kotor unit
= 13.017.758
423,6*
= 30.731, 25
= 30.732 unit
*Rp 66.086.904 / 156.000 unit = Rp 423,6

Jadi pada tingkat volume produksi 30.732 unit, usaha ini berada pada
titik impas.
BEP ini terjadi setelah berproduksi selama
= 30.732 unit / 500 unit
= 61, 46 hari
= 2 bulan 10 hari.
Total biaya per bulan
=
BEP Harga Produksi volume produksi per bulan
= 13.017.758
13.000
= Rp. 1.001, 37
Jadi pada tingkat harga Rp 1.001, 37 usaha ini berada pada titik impas.

 B/C Ratio
18

Hasil penjualan
=
B/C Ratio total biaya
= 222.300.000
156.213.096
= 1,42
Karena B/C ratio >1 maka usaha ini layak untuk dijalankan, artinya tiap
satuan biaya yang dikeluarkan diperoleh hasil penjualan sebesar 1,42 kali
lipat.
 ROI (Return On Investment)
Keuntungan
=
ROI total biaya
= 66.086.904
156.213.096
= 0,423
= 42%
Usaha ini layak untuk dikembangkan karena setiap pembiayaan sebesar
Rp 100,00 diperoleh keuntungan sebesar Rp 42,00

 PP (Payback Period)
Investasi awal = Rp. 5.000.000,00
Laba kotor per bulan = Rp. 5.507.242
Cadangan 10% = (Rp. 550.724,2 )
Rp 4.956.517,8
Bagi hasil 5 orang x15% x Rp. 4.956.517,8 ( Rp 3.717.388,35 )
Laba bersih per bulan Rp. 1.239.128,8
PP = Rp. 5.000.000 / Rp. 1.239.128,8
= 4,035 bulan
= 4 bulan 1 hari
Periode pengembalian (PP) investasi pada kondisi normal akan kembali
membutuhkan waktu selama 4 bulan 1 hari.
19

GAMBAR PRODUK

Bakso bakar dg saus asam manis

Bakso bakar dg saus pedas manis


20

Bakso bakar dg saus ekstra pedas

Anda mungkin juga menyukai