Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

ANALISIS STUDY KELAYAKAN BISNIS “ MIE AYAM JAMUR SEHAT ”


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Disusun Oleh :
Nurul Azizah
Nim.1187012401734
Dosen Pengampu:
Muklis,SE.,MM

JURUSAN MANAJEMEN V/E


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan proposal Studi Kelayakan Bisnis tentang “Mie Ayam Jamur Sehat” dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru mata
kuliah Studi Kelayakan Bisnis yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas
sehingga proposal usaha ini dapat selesai dengan lancar. Ibu dan Ayah dirumah yang telah
memberikan bantuan materil maupun do’anya, sehingga pembuatan proposal usaha ini dapat
terselesaikan. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu
pembuatan proposal usaha ini.
Akhir kata semoga proposal usaha ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami
pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan proposal usaha ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan. Akhir kata kami sampaikan terimakasih.

Pekanbaru 12 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Ruang Lingkup
1.3. Visi, Misi Dan Tujuan Usaha
1.4. Data Perusahaan
1.5. Nama Dan Alamat Pemilik
1.6. Konsep Usaha
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Tujuan Bisnis
2.2 Studi Kelayakan Bisnis
2.3 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
2.4 Pihak-pihak yang Memerlukan Studi Kelayakan Bisnis
2.5 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
BAB III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
3.1. Aspek Pasar
3.1.1 Gambaran Umum Dan Pemasaran
3.1.2 Jenis Produk Yang Dipasarkan
3.1.3 Target Pasar
3.1.4 Pesaing
3.1.5 Sasaran Pembeli
3.2 Aspek Pemasaran
3.2.1 Promosi
3.2.2 Pengembangan Pasar
3.2.3 Pengembangan Produk
3.2.4 Langkah-langkah Promosi
3.3 Analisis SWOT
3.4 Analisis 4P
3.5 Distribusi
BAB IV ASPEK PRODUKSI
4.1 Produk
4.2 Jenis Produk
4.3 Kualitas Produk
4.4 Volume Produk Akan Dibuat
4.5 Bahan Baku Dan Peralatan Yang Dibutuhkan
4.6 Proses Pembuatan
BAB V ASPEK KEUANGAN
5.1 Biaya Tetap (Fixed Cost)
5.2 Biaya Variabel (Variabel Cost) Per Bulan
5.3 Total Biaya (Total Cost)
5.4 Daftar Harga
5.5 Pendapatan
5.6 Penghitungan Harga
5.7 Analisis Titik Impas (Break Event Point)
5.8 Rencana Laporan Arus Kas (Cash Flow)
BAB VI ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
6.1 Struktur Organisasi
6.2 Job Description
BAB VII PENUTUP
7.1 Antisipasi Masa Depan
7.2 Kesimpulan
7.3 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisnis kuliner memang tak ada habisnya, dari sekedar hobi makan pun kini bisa dijadikan
sebagai peluang bisnis. Berbagai macam jenis makanan bermunculan dengan ragam kreatifitas
yang menarik dan unik. Perkembangan kuliner di Indonesia diwarnai oleh tiga fase yaitu original
food, multicultural food, dan kuliner kontemporer yang sampai sekarang masih banyak
peminatnya. Ada yang masih asli namun seiring perkembangan, masakan tradisional mengalami
perubahan dan penyesuaian baik dari penampilan, komposisi, memasaknya, cara hidang bahkan
cara menyantapnya (Yuyun Alamsyah, 2008:6). Makanan tradisional atau biasa pun dapat
dikreasikan menjadi makanan yang mempunyai cita rasa dan nilai jual yang tinggi. Salah satunya
adalah Mie Ayam.
Mie Ayam Jamur merupakan bisnis yang lahir dari sebuah ide inovasi terhadap produk makanan
yang populer dan sudah menjamur dimana-mana sejak dulu. Selain itu, bisnis Mie Ayam ini
sangat mudah di jumpai di seluruh daerah khususnya daerah riau seperti bisnis kaki lima,
sekolah/kampus, cafe, maupun restoran. Salah satu nama gerai Mie Ayam kota garo yang sudah
berkembang adalah “Mie Ayam Jamur” ia membuat inovasi mie dengan hidangan jamur di
atasnya. Nama Mie Ayam Jamur terinspirasi dari quotes-quotes yang sedang trend di daerah riau
dan sekitarnya. Mie Ayam ini dibuat menyerupai mie ayam jamur pada umumnya dan ada
tambahan quotes diatasnya. Isi mie ayam terdiri dari berbagai paduan mie, ayam, bakso, jamur,
sawi hijau, kuah dan saus. Untuk kemasan mie ayam jamur dikemas menggunakan piring dan
mangkuk. Adapun untuk kuah akan dikemas menggunakan mangkuk plastik mini. Target pasar
mie ayam jamur yaitu masyarakat bawah sampai masyarakat atas. Mie Ayam Jamur memiliki
positioning yaitu memberikan pengalaman cita rasa jamur pada konsumen.
1.2 Ruang Lingkup 
Berdasarkan latar belakang diatas, ruang lingkup permasalan yang perlu dibahas yaitu mengenai
gambaran umum tentang kondisi usaha baik dari segi potensial maupun bidang usaha itu sendiri. 
A. Visi, Misi dan Tujuan Usaha

a. Visi
Adapun visi dari usaha ini adalah sebagai berikut: “ Menciptakan produk
makanan unggulan yang berkualitas dan banyak diminati atau disukai masyarakat
dengan mengdepankan pencitraan makanan yang sehat dan alami serta dengan
bahan-bahan pilihan dari indonesia. Menjadi salah satu alternatif makanan cepat
saji yang paling digemari oleh kalangan masyarakat.

b. Misi
1) Selalu melakukan inovasi secara berkelanjutan terhadap mie ayam jamur.
2) Selalu memberikan kepuasaan konsumen terhadap kualitas dan cita-cita
produk mie ayam jamur .
3) Melayani sepenuh hati setiap keinginan dan kebutuhan seluruh pelanggan.
4) Membangun semangat enterprenuer/wirausaha

1.3 Tujuan Usaha


Dengan terus melakukan inovasi yang baik secara berkelanjutan, diharapkan Mie Ayam Jamur
dapat menjadi salah satu bangkitnya sebuah industri kreatif kuliner di Kota pekanbaru,
Khususnya seluruh riau. Dengan demikian, sebagai pecinta mie ayam akan mengalami
pengalaman baru dalam menikmati sebuah mie ayam jamur yang terbaru ini.

1.4 Data Perusahaan


a) Nama Usaha
Kami mendirikan usaha ini dengan nama “Mie Ayam Sehat” nama tersebut
terbentuk atas kesepakatan pihak-pihak yang terkait, adapun moto usaha ini
adalah “Harga Kaki Lima Citarasa Bintang Lima”.
b) Tempat Usaha
Usaha ini didirkan di tepi Jl. Lintas Raya Simpang Gelombang-Petapahan Km
15,Kota Garo Kecematan Tapung Hilir
c) Waktu Operasional
Waktu operasional akan dilaksankan pada senin sampai dengan minggu pada
pukul 13.00 WIB s.d 22.00 WIB.

1.5 Nama Dan Alamat Pemilik


Nama : Rahma Susanti
Alamat : Jl. Lintas simpang gelombang – petapahan km 15,kota garo.
No.Tlp : 089655506475
E-mail : mieayamjamursehat@gmail.com
Facebook : Mieayamjamursehat
Instagram : @mieayamjamursehat
1.6 Konsep Usaha
Mie Ayam Jamur sehat adalah konsep warung ini di dasarkan pada makanan/jajanan mie yang di
olah dengan bahan-bahan pilihan dan bercita rasa tinggi. Dengan rasa yang Khas, Gurih, Lezat
dan terkesan elegan apabila membeli Mie Ayam Jamur ini maka dapat dikatakan Mie Ayam
Produk kami adalah produk Mutu dari Produk sejenis yang ada di pasar.  Warung mie ayam ini
menawarkan berbagai menu pilihan yang menggugah selera bagi para penikmatnya dan warung
mie ayam ini menyediakan Wifi untuk membuat nyaman para pembeli. Selain itu juga kami
mengkonsepkan agar menjual bahan baku mie kepada pedagang mie ayam lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dan Tujuan Bisnis
Suliyanto (2010) mengatakan “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “busy” yang artinya “sibuk”,
sedangkan “business” artinya “kesibukan”. Bisnis dalam arti luas sering didefinisikan sebagai
keseluruhan kegiatan yang direncanakan dan dijalankan oleh perorangan atau kelompok secara
teratur dengan cara menciptakan, memasarkan barang maupun jasa, baik dengan tujuan mencari
keuntungan maupun tidak bertujuan mencari keuntungan.
Menurut Suliyanto (2010) mendefinisi pengertian bisnis dengan tujuan bisnis yang dapat
dikelompokan menjadi dua kelompok berikut:
1. Bisnis yang berorientasi keuntungan (profitoriented), bisnis yang berorientasi keuntungan
adalah bisnis yang didirikan semata-mata bertujuan memperoleh keuntungan untuk
meningkatkan kesejahteraan pemilik dan karyawannya serta untuk mengembangkan
usaha lebih lanjut.
2. Bisnis yang tidak berorientasi keuntungan (non-profitoriented), bisnis yang tidak
berorientasi keuntungan adalah bisnis yang didirikan dengan tujuan utama untuk
kepentingan sosial.
Berdasarkan jenis kegiatannya secara umum bisnis dapat dibedakan menjadi empat macam,yaitu:
a. Bisnis ekstraktif adalah bisnis yang bergerak dalam penggalian barang-barang tambang.
b. Bisnis agraris adalah bisnis yang bergerak dalam bidang pertanian, termasuk didalamnya
perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan.
c. Bisnis industry adalah bisnis yang bergerak dalam bidang pengolahan (manufaktur), yaitu
bisnis dengan tujuan untuk mengubah barang yang kurang berdaya guna menjadi lebih
berdaya guna.
d. Bisnis jasa adalah bisnis yang bergerak dalam penyediaan produk yang tidak berwujud.

2.2 Studi Kelayakan Bisnis


a) Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Kasmir dan Jakfar (2010) mendefinisikan studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan dalam
rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Sementara itu, menurut Umar (2007) studi kelayakan bisnis adalah penelitian terhadap rencana
bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat
dioperasionalkan secarar utin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu
yang tidak ditentukan.
Sedangkan Subagyo (2007) menyebutkan studi kelayakan bisnis bila diletakkan padao bjek
pendirian sebuah usaha baru disebut studi kelayakan proyek. Jika objeknya adalah
pengembangan usaha,studi kelayakannya disebut studi kelayakan bisnis.
2.3 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Subagyo (2007), Secara umum tujuan penyusunan studi kelayakan adalah mencari
jawaban atas pertanyaan - pertanyaan berikut:
1) Produk yang akan ditawarkan marketable atau tidak.
2) Dari sisi produksi, secara teknis dapat dilakukan dan sustainable atau tidak.
3) Dari sudut pandang manjemen, bisnis tersebut efektif dan efisien atau tidak.
4) Ditinjau dari sisi hukum, termasuk usaha yang legal atau ilegalatau tidak.
5) Dari sisi keuangan, bisnis tersebut profitable atau tidak.
Jika jawabannya adalah marketable, sustainable, efektif dan efisien, legal, dan profitable, berarti
bisnis tersebut layak (layak untuk dibiayai/ diberikan kredit/ didirikan/ dan atau disetujui
izinnya).
2.4 Pihak – pihak Yang Memerlukan Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Umar (2005) berpendapat bahwa tujuan yang ingin dicapai dari studi kelayakan bisnis
sekurang - kurangnya mencakup empat pihak yang berkepentingan, yaitu:
1. Bagi pihak investor: Studi kelayakan bisnis ditujukan untukmelakukan penilaian
darikelayakan usaha untuk menjadimasukan berguna, karena sudah mengkaji berbagai
aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis,aspek manajemen operasional
dan aspek financial secara komprehensif dan detail, sehingga dapat dijadikan dasar bagi
investor untuk membuat keputusan investasi secara lebih obyektif.
2. Bagi analisis : Studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna dan dapat dipakai sebagai
penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu rencana usaha,
usaha baru, pengembangan usaha, atau menilai kembali usaha yang sudah ada.
3. Bagi masyarakat: Hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu peluang untuk
meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat baik yang terlibat secara langsung
maupun muncul karena adanya nilai tambah sebagai akibat dari adanya usaha tersebut.
4. Bagi pemerintah: Dari sudut pandang mikro, hasil studi kelayakan bisnis ini bagi
pemerintah, terutama untuk tujuan pengembangan sumber daya, baik dalam pemanfaatan
sumber-sumber alam (SDA) maupun pemanfaatan sumber daya manusia (SDM) berupa
penyerapan tenaga kerja, selain itu, adanya usaha baru atau berkembangnya usaha lama
sebagai hasil dari studi kelayakan bisnis yang dilakukan oleh individu atau badan usaha
tentunya akan menambah pemasukan pemerintah baik dari pajak pertambahan nilai
(PPN) maupun dari pajak penghasilan (PPH) dan retribusi berupa biaya perijinan, biaya
pendaftaran, administrasi dan lainnya yang layak diterima sesuai dengan ketentuan
berlaku. Secara makro, pemerintah dapat berharap dari keberhasilan studi kelayakan
bisnis ini mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional, sehingga
tercapai pertumbuhan penduduk domestic bruto (PDB) dan kenaikan penerimaan
perkapita.
2.5 Aspek – Aspek Studi Kelayakan Bisnis
Kasmir (2012) menjabarkan untuk menganalisis studi kelayakan suatu usaha aspek-aspek yang
perlu dinilai, yaitu:
1) Aspek Hukum Pada umumnya untuk memulai studi kelayakan suatu usaha dimulai dari
aspek hukum. Aspek hukum digunakan untuk meneliti kelengkapan, kesempurnaan, dan
keaslian dokumen-dokumen yang dimiliki mulai dari badan usaha, izin-izin sampai
dokumen lainnya. Jenis badan hukum yang ada di Indonesia sangat beragam. Masing-
masing badan hukum memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Dalam praktiknya
jenis badan hukum yang ada di Indonesia sebagai berikut (Kasmir dan Jakfar, 2010) :
a. Perseorangan
b. Firma (Fa)
c. PersekutuanKomanditer (CV)
d. PerseroanTerbatas (PT)
e. Perusahaan Negara
f. Perusahaan Daerah
g. Yayasan
h. Koperasi (Kasmir dan Jakfar,2010).
2) Aspek Pasar dan Pemasaran Suratman (2002) menegaskan aspek pasar merupakan aspek
yang paling utama dan pertama dilakukan dalam pengkajian usulan proyek investasi,
alasannya adalah tidak akan mungkin suatu proyek didirikan dan dioperasikan jika tidak
ada pasar yang siap menerima produk perusahaan tersebut. Analisis aspek pasar bertujuan
mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, market share, kondisi
persaingan, dan siklus hidup dari produk yang sama.
Kotler dan Keller (2007) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu rangkaian tujuan dan
sasaran, kebijakan, dan aturan yang menjadi arah kepada usaha-usaha pemasaran
perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan pesaing yang selalu berbeda.
Pemasaran merupakan suatu proses social manajerial yang di dalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Konsep ini
yang mendasari definisi pemasaran diantaranya kebutuhan (needs), keinginan (want), dan
permintaan (demands).
Menurut Rangkuti (2005), strategi pemasaran adalah tujuan jangka panjang dari suatu
perusahaan, serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumber daya yang
penting untuk mencapai tujuan tersebut.
3) Aspek Teknis/Produksi Kajian aspek teknis atau produksi menitik beratkan pada
penilaian atas kelayakan bisnis dari sisi teknik dan teknologi. Penilaian meliputi lokasi,
layout gedung dan ruangan, serta teknologi yang dipakai (Kasmir dan Jakfar 2010).
Selain itu juga kapasitas produksi, pengendalian bahan baku dan barang jadi, dan
pengawasan kualitas produk (Umar 2007).
4) Aspek Manajemen Organisasi David (2006) menjelaskan fungsi manajemen terdiri dari
lima aktivitas dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi,
pengelolaan staf, dan pengendalian.
a) Perencanaan adalah proses seseorang menentukan apakah akan menjalankan suatu
usaha, menjalankan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan,
dan menyiapkan cara mengatasi kesulitan yang tidak diharapkan dengan sumber daya
yang cukup.
b) Pengorganisasian mencakup semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur
pekerjaan dan hubungan otoritas. Tujuan pengorganisasian adalah untuk mencapai
usaha terkoordinasi dengan mendefinisikan hubungan pekerjaan dan otoritas.
Pengorganisasian menentukan siapa melakukan apa dan siapa harus melapor kepada
siapa.
c) Pemberian motivasi di definisikan sebagai proses mempengaruhi orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Fungsi motivasi dalam manajemen mencakup
kepemimpinan, dinamika kelompok, komunikasi, dan perubahan organisasi.
d) Pengelolaan staf disebut juga manajemen sumber daya manusia meliputi aktivitas
seperti perekrutan, wawancara pengujian, penyeleksian, pengkompensasian,
pendisiplinan, promosi, pemindahan, pendemosian, dan pemecatan karyawan serta
pegelolaan hubungan dengan serikat pekerja.
e) Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk
memastikan bahwa hasil actual konsisten dengan hasil yang direncanakan.
Pengendalian terdiri dari empat tahap dasar, yaitu menetapkan standar kerja,
mengukur kinerja individu dan organisasi, membandingkan kinerja actual dengan
standar kinerja yang direncanakan, dan melakukan tindakan kreatif
5) Aspek Ekonomi Dan Sosial
Setiap usaha yang dijalankan akan memberikan dampak positif dan negatif. Jika ditinjau
dari aspek ekonomi, dampak positif yang diberikan dengan adanya usaha tersebut lebih
ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah umumnya. Bagi masyarakat
dampak terbesar yang dirasakan adalah meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.
Sedangkan bagi pemerintah dampak positif yang diperoleh adalah memberikan
pemasukan berupa pendapatan, baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Sebaliknya dampak negative yang terjadi yaitu eksplorasi sumber daya alam yang
berlebihan dan masuknya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi
masyarakat sekitarnya. Dampak positif dari aspek social bagi masyarakat adalah
tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Dampak negative dari aspek social
terjadinya perubahan demografi, budaya, gaya hidup, dan kesehatan.
6) Aspek Dampak Lingkungan
Lingkungan hidup merupakan aspek yang menjadi pertimbangan untuk menentukan
kelayakan suatu usaha. Dampak lingkungan hidup yang terjadi dapat berupa perubahan
fisik, kimia, biologi, atau sosial. Dampak ini dapat langsung terlihat pada saat kegiatan
usaha dilakukan atau baru terlihat beberapa waktu kemudian dalam jangka waktu yang
panjang. Perubahan lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan
yang sudah ada.
7) Aspek Keungan
Aspek finansial merupakan aspek kunci dari suatu studi kelayakan, karena sekalipun
aspek lain tergolong layak, jika studi aspek finansial memberikan hasil yang tidak layak,
maka usulan proyek akan ditolak karena tidak akan memberikan manfaat ekonomi
(Harning dan Basalamah, 2003:13). Keuangan (bahasa Inggris: finance) mempelajari
bagaimana individu, bisnis, dan organisasi meningkatkan, mengalokasi, dan
menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu, dan juga menghitung risiko
dalam menjalankan proyek mereka. Istilah keuangan dapat berarti:
 Ilmu keuangan dan asset lainnya
 Manajemen asset tersebut
 Menghitung dan mengatur risiko proyek
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara
keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang berkaitan dengan keuntungan
perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti
kelayakanya. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi
dapat dilakukan melalui pendekatan.
a. Payback Period (PP)
Yaitu jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali jumlah
modalyangditanam, semakin cepat modal dapat diperoleh kembali berarti semakin
kecil resikoyangharus diambil/ dihadapi (Periode waktu yang menunjukkan berapa
lama danayangdiinvestasikan akan bisa kembali).
Rumus Pay Back Period :
Payback Period =  Nilai InvestasiProceed
(Penerimaan Investasi
Rumus Pay Back Period jika kas pertahunnya jumlah berbeda

a−b
Pay Back Period = n + x 1 tahun
c−b

Keterangan :
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum menutup investasi mula – mula
a = Jumlah investasi mula – mula
b = Jumlah investasi arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
b. Average Rate Of Return (ARR)
Merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara
membandingkan antara rata-rata laba sebelum pajak EAT dengan rata-rata investasi.

Jumlah EAT
ARR = x 100%
Investasi

Kriteria penilaian ARR :


Jika ARR > 100%, Investasi Diterima
Jika ARR < 100%, Investasi Ditolak

c. Net Present Value (NPV)


Yaitu selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor. Dengan kata
lain merupakan arus kas yang  diperkirakan  pada  masa  yang  akan  dating  yang di
diskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan
biaya investasi, biaya operasional, dan pemeliharaan, serta perkiraan manfaat/ benefit
dari proyek yang direncanakan. Rumus yang digunakan Net Present Value Arus kas
masukdan keluar yang didiskonkan pada saat ini (present value (PV) yang
dijumlahkan selama masahidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus :

Rt
( 1+i ) t

Dimana :
t = waktu arus kas
i = suku bunga diskonto yang digunakan
Rt = arus kas bersih ( the net cash flow ) dalam waktu t
Arti perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan, bila :
 NPV > 0 , Maka Proyek bisa dijalankan
 NPV = 0, Maka Proyek dilaksanakan / tidak dilaksanakan, tidak akan berpengaruh pada
keuangan perusahaan
  NPV < 0, Maka Proyek ditolak

d. Internal Rate Of Return (IRR)


IRR adalah hasil yang diperoleh dari suatu proposal bisnis, yaitu tingkat diskonto
(discount rate) yang akan menjadi present value dari aliran kas masuk (cash
inflow) sama dengan investasiawal. IRR adalah memberikan asumsi bahwa cash
inflow di investasikan kembali pada tingkat bunga internal (internal rate).

IRR = i 1+ NPV ¿ ¿ - i 1)
(NPV )1- (NPV )2

Kelebihan :
a. Memperhatikan nilai waktu dari uang
b. Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan
e. Profitability Index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai arus kas bersih yang akan datang
dengannilai investasi yang sekarang. Profitability Index harus lebih besar dari 1 baru
dikatakan layak. Semakin besar PI, investasi semakin layak.

Nilai Aliran Kas Masuk


(PI) =
Nilai Investasi

Kelayakan investasi menurut standar analisa ini adalah :


Jika PI > 1 ; maka investasitsb dpt dijalankan (layak/ feasible)J
ika PI < 1 ; investasi tsb tidak layak dijalankan (tidaklayak/ not feasible).

f. Break Event Point (BEP)


Titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biayasama atau seimbang sehingga tidak
terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan. Break Even Point ini digunakan
untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak
apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.
Kompenen Penghitungan Dasar Break Even Point :
1. Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan
produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya iniyaitu biaya
tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
2. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung
dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti
variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik,
dll.
3. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah
diproduksi.
Rumus Break Even Point rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point ini terdiri
dari dua macam sebagai berikut:
1. Dasar Unit. Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat
titik impas : BEP = FC /(P-VC)
2. Dasar Penjualan. Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat
titik impas: FC/ (1 – (VC/P))* Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan
istilah Margin Kontribusi Per Unit. Dalam berbisnis, tentunya analisis break even
point sangat membantu pelaku bisni suntuk memproyeksikan seberapa
banyak barang yang harus diproduksi dan perbandingannya  dengan  uang/pendapatan
yang diterima.

BAB III
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
3.1 Aspek Pasar
3.1.1 Gambaran Umum Pasar Dan Sasaran
Usaha penjualan “Mie Ayam Jamur Sehat” ini merupakan usaha kecil yang
dijalankan untuk sementara sebagai batu loncatan. Jika usaha ini berhasil atau
sukses dan dapat mencapai tujuan yang kita harapkan, maka kami akan
memperbesar usaha ini dengan membuka cabang-cabang.
3.1.2 Jenis Produk Yang Dipasarkan
Produk yang kami pasarkan merupakan berbagai jenis mie ayam jamur dan
minuman yang bisa memuaskan hasrat para penikmatnya.
3.1.3 Target Pasar
Produk “Mie Ayam Jamur Sehat” ini bisa dinikmati oleh berbagai kalangan
mulai dari anak sekolah, mahasiswa, pegawai kantoran, ibu rumah tangga,
sampai dengan lansia sekalipun dapat menikmati produk ini karena
menggunakan bahan-bahan yang alami dan berkualitas.
3.1.4 Pesaing
Untuk saat ini kami mempunyai beberapa pesaing. Pengaruh pesaing
terhadap penjualan mie ayam jamur saya agak sedikit berpengaruh karena
pesaing saya sudah terlebih dahulu berjualan mie ayam dan juga tempat
berjualannya yang cukup strategis sehingga banyak orang yang melakukan
aktifitas disekitar ditempat tersebut sering berkunjung dan membeli mie
ayam mereka.
3.1.5 Sasaran Pembeli
Sasaran dari warung “Mie Ayam Jamur sehat” ini adalah para penikmat mie
ayam dari semua kalangan mulai dari anak sekolah, pegawai kantoran,
mahasiswa, ibu rumah tangga, dan lain-lain. Terutama yang sangat
mementingkan faktor kesehatan untuk dirinya dan orang yang ada
disekitarnya.
3.2 Aspek Pemasaran
3.2.1 Promosi
Promosi yang akan kami lakukan dengan menyebarkan brosur tempat-tempat
ramai dan menyebarkannya di sosial media seperti Blogger, Facebook,
Twitter, BBM, dan lain-lain. Pada bulan-bulan pertama kami juga akan
memberikan diskon maupun potongan harga kepada para konsumen, agar para
konsumen tertarik terhadap produk kami dan dapat berkunjung kembali.
3.2.2 Pengembangan Pasar
Setelah berhasil pada usaha pertama kami akan mencoba untuk membuka
cabang “Mie Ayam Jamur Sehat” baik didalam kota maupun luar kota agar
nantinya para konsumen bisa lebih mengenal cita rasa dari “Mie Ayam Jamur
Sehat”.
3.2.3 Pengembangan Produk
Pengembangan produk kedepan untuk produk Mie ayam Jamur ini agak sulit
mengingat bahwa Model atau jenis dari masakan Mie ayam jamur memiliki
karakteristik tersendiri, pasar tersendiri dan langganan atau customer
tersendiri pula. Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara
penyajian ataupun cara pendistribusian ke langganan. Jenis mie ayam yang
baik untuk kesehatan pastinya akan menjadi salah satu daya tarik bagi para
konsumen.
3.2.4 Langkah – Langkah Promosi
Pada permulaan kami akan mencoba memberikan potongan harga pada
konsumen dan terus mempertahankan citarasa yang kami punya tanpa
mengubahnya ke yang lebih buruk.
3.3 Analisis SWOT
Setiap kegiatan untuk memulai usaha, maka hal yang harus dilakukan terlebih dahulu
adalah mengukur kemapuan kami terhadap lingkungan atau pesaing, yaitu melalui
analisis SWOT:
1. Strength (Kekuatan)
a. Rasanya enak dan unik
b. Memiliki angka kecukupan gizi yang tinggi
c. Dapat disukai oleh semua kalangan
d. Harga terjangkau oleh semua kalangan
e. Bahan bakunya terjangkau dan mudah diperoleh
f. Cara pembuatannya mudah
2. Weakness (Kelemahan)
a. Tidak tahan lama
b. Banyak saingan
c. Belum mempunyai cabang
d. Kurang modal untuk memulai usaha
e. Harga bahan baku yang tidak stabil
3. Oppoturnity (Peluang)
a. Penjualan “Mie Ayam Jamur Sehat” memiliki peluang yang cukup besar
karena selain  memiliki cita rasa yang enak dan unik juga memiliki
kandungan gizi yang memadai.
b. Memiliki lokasi yang strategis karena terletak di persimpangan jalan yang
banyak dilalui oleh banyak orang.
4. Treath (Ancaman)
a. Banyak memiliki pesaing selain dari pedagang mie ayam lain sendiri juga
dari pesaing makanan sejenis seperti bakso dan soto.
b. Dalam memproduksi “Mie Ayam Jamur Sehat” memungkinkan pihak lain
mencuri resep ataupun ide usaha yang telah dikembangkan.
c. Harga bahan baku yang sewaktu-waktu bisa naik dapat menyebabkan
kenaikan harga roti bakar yang mungkin dapat mengurangi pembeli.
d. Bila hujan turun maka orang malas keluar rumah sehingga pembeli tidak
begitu banyak (jarang).
3.4 Analisis 4P
1. Product (Produk)
Produk yang kami jual berupa segala jenis mie ayam jamur dan segala jenis
minuman yang merupakan makanan yang memiliki angka kecukupan gizi
yang memadai.
2. Price (Harga)
Harga yang kami tawarkan dari produk yang kami buat dapat dijangkau oleh
semua kalangan baik itu kalangan bawah, kalangan menengah, maupun
kalangan atas.
3. Promotion (Promosi)
Dalam melakukan promosi produk ini seperti yang telah dibahas sebelumnya
kami akan banyak memberi diskon dan potongan-potongan harga pada bulan-
bulan pertama.
4. Place (Tempat)
Tempat yang kami gunakan dalam usaha ini adalah pusat perbelanjaan yang
ada di desa kota garo yang merupakan tempat yang paling strategis di
kampung ini.
3.5 Distribusi
Tempat penjualan produk Mie Ayam Jamur Kami ini tempatnya benar benar
Strategis, dengan Trafic yang padat dan Jumlah Populasi orang di sekitar tempat
penjualan padat. Dengan tempat yang cukup strategis akan sedikit banyak
menimbulkan Efek Buying Signal, Orang yang tadinya belum tahu keberadaan Produk
kita akan dengan segera tahu, dengan demikian Faktor Manusia yang biasanya suka
mencoba coba hal hal baru akan timbul.
BAB IV ASPEK PRODUKSI
4.1 Produk
Produk yang kami jual berupa segala jenis mie ayam jamur dan segala jenis
minuman yang merupakan makanan yang memiliki angka kecukupan gizi yang
memadai.
4.2 Jenis Produk
Jenis produk yang ada pada “Mie Ayam Jamur Sehat” terdiri dari makanan dan
minuman. Adapun daftar menunya adalah sebagai berikut :
 Makanan
 Mie ayam original
 Mie ayam pangsit
 Mie ayam baso
 Mie ayam cabe hijau
 Mie ayam spesial
 Minuman
 Air Mineral botol
 Teh manis
 Lemontea
 Aneka Jus Buah
 Soft Drink
 Makanan ringan
 Aneka cemilan pelengkap
4.3 Jenis Produk
Kualitas produk yang kami berikan sangatlah berkualitas karena bahan-bahan yang
digunakan merupakan bahan-bahan alami tanpa mengandung pengawet apapun.
4.4 Volume Produk Akan Dibuat
Dalam hal kegiatan produksi, kami berusaha untuk mengoptimalkan bahan baku
yang tersedia untuk berproduksi semaksimal mungkin. Perkiraan dalam sehari
membuat 30 Mie Ayam Jamur Sehat dan 30 Mie Ayam biasa yang nantinya akan
menjadi 30 porsi mie ayam.
4.5 Bahan Baku Dan Peralatan Yang Dibutuhkan
1. Bahan Baku
a.  Bahan untuk membuat Mie :
 1 kg tepung terigu
 10 gr garam
 6-10 gr garam alkali
 250 gr tepung tapioca
 380 gr air
b. Bahan untuk membuat Minyak ayam :
 1000 ml minyak sayur
 250 gr kulit atau lemak ayam
 10 siung bawang putih, memarkan
 ½ sendok teh lada halus
 ½ sendok teh ketumbar halus
c. Bahan untuk membuat Kaldu :
 200 ml air
 2 lembar daun seledri, iris
 Tulang ayam cuci dan memarkan
d. Bahan untuk membuat Tumis ayam :
 250 gr daging ayam
 2 ruas jahe
 1 sendok teh lada bubuk
 10 sendok makan minyak sayur
 5 sendok makan kecap asin
 5 sendok makan kecap manis
 ½ sendok teh garam
 3 siung bawang putih
 1 gelas air
e. Bahan untuk pelengkap mie ayam :
 Caisim
 Sawi putih
 Toga panjang
 Pangsit
2. Peralatan Yang Dibutuhkan
a. No. Mesin dan Peralatan
 Kuali/penggorengan
 Saringan minyak
 Kompor gas
 Tabung LPG 3 kg
 Panci besar
 Sendok & garpu @4 lusin
 piring 3 lusin
 Mangkok 3 lusin
 Centong sayur besar
 Sumpit 4 lusin
 spatula mangkok mini
4.6 Proses Pembuatan
Proses pembuatan Mie Ayam Jamur terdiri dari :
 Tahap Penyiapan Bahan dan Penimbangan
Pada tahap ini semua bahan untuk membuat mie ayam disiapkan kemudian
ditimbang sesuai dengan takaran kebutuhan.
 Tahap Pembuatan Tumis Ayam jamur
Bahan ayam jamur:
 sdm Minyak goreng
 6 siung Bawang putih cincang
 1 btg daun bawang iris-iris
 400 gr Daging ayam, potong kotak kecil
 1 sdm Saus tiram
 1 sdm minyak wijen
 1 sdm Kecap manis
 1 sdm kecap asin
 1 sdt merica bubuk - secukupnya Garam
 100 ml Air kaldu
 200 gr Jamur kancing iri
Langkah langkah : Cuci ayam sampe bersih, lalu potong kecil-kecil.
Haluskan bumbu, kemudian tumis semua bahan dan bumbu sampai
matang
 Tahap Perebusan
Dalam proses perebusan, hal yang pertama dilakukan adalah panaskan air
hingga mendidih di dalam panci. Kemudian setelah mendidih rebus mie dan
sawi hijau. Kemudian ditiriskan.
 Tahap Penggorengan
Pada tahap ini, mie yang telah di rebus di masak kembali (di tumis dengan
ayam jamur yang sudah jadi. Jadi mie ayam di buat jika ada pelanggan yang
datang memesan.
 Tahap Untuk Membuat Kuah
 Rebus air bersamaan hingga mendidih.
 Tambahkan penyedap rasa atau daging agar kuah kaldu menjadi gurih
 Tambahkan daun bawang dan seledri
 Penyajian
 Masukan mie yang telah di rebus dan digoreng, tumisan jamur, sawi
hijau serta pelengkap lainnya ke dalam mangkuk atau piring
 Tambahkan saus, kecap dan sambal
 Tuang kuah ke mangkuk
 siapkan juga alat makan seperti sumpit, sendok dan garpu
 Mie ayam siap dimakan
BAB V ASPEK KEUANGAN
Total biaya pembangunan usaha Toko Roti Bakar tersebut sebesar Rp 21.450.000,-  dengan
rincian sebagai berikut :
5.1 Biaya Tetap (Fixed Cost)
 Kontrak toko/bulan Rp 3.000.000
 Kursi, meja, lemari Rp    5.000.000
 Penggiling mie 3  unit Rp       750.000
 Kompor gas 3 unit Rp    1. 200.000
 Peralatan memasak lainnya Rp    2. 500.000
 Peralatan makan-minum Rp    2. 500.000
 Kulkas Rp 1. 500.000
 Listril, air, dll Rp 300.000
 Pembuatan banner, stiker daftar harga Rp 50.000 -
 Total Biaya Tetap Rp 16.800.000

5.2 Biaya Variabel (Variabel Cost) Per Bulan


 Tepung terigu                                                              Rp       600.000
 Tepung tapioka                                                          Rp       300.000
 Minyak sayur                                                              Rp       400.000
 Daging ayam                                                               Rp       600.000
 Bumbu                                                                        Rp       500.000
 Kecap asin                                                                   Rp       100.000
 Kecap manis                                                                Rp       100.000
 Caisim                                                                         Rp       200.000
 Sawi putih                                                                   Rp       200.000
 Toge panjang                                                               Rp       200.000
 Aneka macam buah+teh+softdrink                            Rp      400.000
 Es Batu                                                                       Rp      150.000
 Susu                                                                            Rp      150.000
 Gula                                                                            Rp      200.000
 Gas                                                                              Rp      400.000
 Plastik, sedotan, dll                                                      Rp      250.000 +
 Total Biaya Variabel                                                        Rp  4.750.000

5.3 Total Biaya (Total Cost)


TC = TFC + TVC
TC = Rp 16.800.000, + Rp 4.750.000,
TC = Rp 21.450.000,
5.4 Daftar Harga
  Harga produk yang kami tawarkan sangatlah bervariasi dan sangat cocok untuk kantong anda,
yaitu berkisar antara Rp 3.000,00- Rp 15.000,00. Adapun rincian harganya adalah sebagai
berikut :
 Makanan
 Mie ayam original Rp   8.000
 Mie ayam pangsit                    Rp   9.000
 Mie ayam ceker                       Rp   9.000
 Mie ayam baso                        Rp 12.000
 Mie ayam jamur cabe hijau         Rp 12.000
 Mie ayam spesial                     Rp 15.000
 Minuman
 Air Mineral botol                    Rp   3.000
 Teh manis                                Rp  3.000
 Lemontea                                Rp  6.000
 Aneka Jus Buah                      Rp  7.000 - Rp  9.000
 Soft Drink                               Rp  7.000
 Makanan ringan
 Aneka cemilan pelengkap       Rp  3.000 - Rp 5.000

5.5 Pendapatan
Target penjualan Mie ayam per hari adalah 40 porsi. Waktu berjualan Senin - Minggu. Atau
dalam sebulan menjual 1200 porsi.
 Pendapatan Harian
 Mie ayam        30 porsi @Rp 10.000           = Rp      300.000
 Minuman         30 porsi @Rp   4.000           = Rp       120.000 +
Total Pendapatan Harian Rp     420.000
 Pendapatan Bulanan   = Rp 420.000 x 30     = Rp 12.600.000

5.6 Penghitungan Harga


Harga Pokok/Biaya Variabel                                             =  Rp 4.750.000
Hpp per Porsi                          = Rp 4.750.000 / 900             =  Rp 5.277  =  Rp 5.500
Laba yang diinginkan             = Rp 10.000 ─ Rp 5.500 =  Rp 4.500
5.7 Analisis Titik Impas (Break Event Point)
BEP = Biaya Tetap = Rp 16.800.000 = 3734 porsi
            Profit               Rp 4.500
Berarti akan BEP dalam = 3734 / 900 = 4,1488 bulan
5.8 Rencana Laporan Arus Kas (Cash Flow)
Laporan Arus Kas bulan Juni 2019
Kas Masuk
    Modal Awal  Rp 21.450.000
    Penjualan Tunai  Rp 12.600.000
    Jumlah Kas Masuk   Rp 34.050.000
Kas Keluar
    Biaya Tetap  Rp 16.800.000
    Biaya Variabel  Rp   4.750.000
    Gaji Karyawan  Rp   6.000.000
    Jumlah Kas Keluar ( Rp 27.550.000 )
Saldo Akhir Kas   Rp    6.500.000

BAB VI ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN


6.1 Struktur Organisasi
Adapun susunan organisasi pada “ Mie Ayam Jamur Sehat ” adalah sebagai berikut :
Struktur Organisasi

Struktur Organisasi dibuat untuk mengetahui tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing
– masing jabatan. Meskipun demikian semua mempunyai peran yang fleksibel.
6.2 Job Description
Owner adalah pemilik kedai yang sekaligus pemimpin bagi seluruh bagian yang ada di  “Mie
Ayam Jamur Sehat”.
 Restaurant Manager adalah seseorang yang ditunjuk sebagai kepala operasiaonal “Mie
Ayam Jamur Sehat”.
 Assistant Restaurant adalah seseorang yang diberi wewenang untuk membantu
Restaurant Manager dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
 Supervisor adalah sesorang yang mengawasi seluruh bagian restoran, membantu tugas
dan tanggung jawab Assistant Restaurant.
 Chef adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam operasional produksi di restoran.
 Wailter/Waitreess adalah sekelompok orang yang melayani kebutuhan tamu restoran.
 Cook Helper adalah sekelompok orang yang membantu pekerjaan chef di dapur.
BAB VII PENUTUP

7.1 Antisipasi Masa Depan


Sebagai wirausahawan yang baik, kami tidak akan membiarkan usaha ini
berjalan secara mendatar. Kami akan terus mencoba memperbaiki kualitas
pekerjaan kami, agar para peminat atau konsumen puas atas pelayanan dan
citarasa mie ayam jamur sehat yang kami buat. Karena apabila kualitas mie
ayam jamur sehat kami tidak kami tingkatkan kemungkinan besar usaha ini
tidak akan maju dan terancam bangkrut.

7.2 Kesimpulan
Menurut kami usaha ini dapat berkembang dan akan mencapai keberhasilan.
Kami sangat yakin bahwa usaha ini akan maju dan terus berkembang karena
dilakukan oleh orang–orang yang mempunyai kualitas dalam menjalankan
setiap pekerjaan. Kami sadar bahwa usaha ini tak akan langsung berkembang
pesat tapi kami akan terus berjuang untuk terus menjalankan dan
mengembangkan usaha ini.
7.3 Saran
Kita tidak bisa dalam memulai bisnis secara setengah-tengah, meskipun usaha
tersebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan
disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri,dengan demikian
ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan.
Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal
memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang
terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami
kesalahan,sementara modal lama kelamaam tersedot habis. Sudah sewajarnya
apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar
kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurang Dengan demikian
kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Andi Offset. Yogyakarta.
Kashmir dan Jakfar. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Prenada Media Grup. Jakarta.
Umar,Husein,2007. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi ketiga revisi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Ahmad, Subagyo. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Kasmir & Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Cetakan ke Delapan. Jakarta: Kencana.
Kotler, Philip dan Keller, 2007, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Kedua belas, PT. Indeks,
Jakarta.
David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis : Konsep. Edisi Sepuluh. Jakarta : Salemba Empat.
Haming, Murfidin dan Salim Basalamah. 2003. Studi Kelayakan Investasi : Proyek dan Bisnis.
Jakarta: PPM.
Bagus, Prasetyo. 2016. Mie Ayam BP. Proposal. Ekonomi. Universitas Esa Unggul. Jakarta.
Dian, Maysaro. 2020. Aspek Keuangan Dalam Study Kelayakan Bisnis. Makalah. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kusuma Negara. Jakarta.
Wawancara Pemilik Usaha Mie Ayam Jamr

Anda mungkin juga menyukai