Anda di halaman 1dari 17

GURU, PENDIDIK, &

TENAGA KEPENDIDIKAN
Nama : Hafidhotul Maulana Aulia Rohmah
NPM : 21110079
Sejarah Guru

GURU

Zaman Kerajaan Hindu Zaman Kerajaan Zaman Hindia Belanda


(Khusus bangsawan) Islam sampai sekarang
(Ustad, Kyai,Ulama)
Guru
 Zaman Kerajaan Hindu
Guru dengan nama Guru Mulia di dalam Pagura sebagai tempat menimba ilmu bagi rayat dan utamanya
kaum bangsawan.
 Zaman Kerajaan Islam
Guru dengan sebutan Ulama , Ustad yang di Surau, masjid sebagai panutan masyarakat dalam kehidupan
beragama khususnya dan dalam kehidupan bermasyrakat.
 Zaman Hindia Belanda sampai sekarang
Masa pemerintahan Hindia Belanda dibentuk sekolah Guru seperti ;
Normal school, Kweek School, Hogere Kweek School,dan Hollands Inlandse Kweek school, Hollonds
chenese Kweek School
Pengertian Guru
 Menurut UUGD Nomor: 14 tahun 2005 :
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
 Guru Profesional adalah Guru yang memiliki keahlian dan
keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan atau
pelatihan khusus guna menunjang pekerjaannya serta
memiliki kualifikasi akademik minimal S1/D4.
Pengertian Pendidik dan Tenaga
Pendidik
Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 di tegaskan :
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 di tegaskan :

Tenaga kependidikan
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
SEJARAH PERJUANGAN PGRI

Proklamasi Kemerdekaan dan Perjuangan Mempertahankan


Kemerdekaan

(penindasan dengan segala implikasinya)

Hasil perjuangan bangsa yang panjang


melawan penjajah

Proklamasi
Tantangan yang harus
dihadapi

2).Bangsa Indonesia harus


1.Bangsa Indonesia merebut (perjuangan
mempetahankan
kekuasan dari kekuasaan mempertahankan
kemerdekaan dari NICA
Jepang. kemerdekaan)
Belanda / Sekutu
Kelahiran PGRI

PGRI lahir 25 Nov 1945, seratus


hari setelah proklamasi
kemerdekaan

Jiwa heroik dan semangat mempertahankan


proklamasi menjiwai Kongres I di Solo tgl 23-25
Nov.1945.

Organisasi itu bersifat ;


1.Unitaristik, 2.Independen, 3.Nonpartisan
Sifat PGRI

1. Unitaristik : tanpa memandang 3. Nonpartisan : bukan merupakan


perbedaan tempat kerja,kedudukan, bagian dari dan berafiliasi kepada
agama, suku, golongan, gender, dan partai politik.
asal- usul.

2. Independen : yang berlandaskan pada


prinsip kemandirian organisasi dengan
mengutamakan kemitrasejajaran dengan
berbagai pihak.
Kedaulatan

Kedaulatan organisasi di tangan


anggota dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh kongres.
Visi & Misi PGRI

VISI MISI
Terwujudnya PGRI sebagai 1. meningkatkan profesionalisme guru dan dosen
organisasi profesi terpercaya, 2. memberikan perlindungan profesi, hukum, keselamatan,
dinamis, kuat, dan bermartabat. dan kesehatan kerja, serta hak atas kekayaan
intelektual.
3. meningkatkan kesejahteraan guru, dosen, dan tenaga
kependidikan.
4. membangun kerja sama dengan pemerintah, pemerintah
daeran, dan lembaga nonpemerintah
5. mewujudkqn pendidikan nasional yang bermutu dan
terjangkau masyarakat
6. mendorong layanan prima dalam pendidikan
7. . menyukseskan pembangunan nasional
PERIODE PERKEMBANGAN PGRI

1) Periode Pertama (1945-1955)/Tahap Formatif

 PGRI bagian kekuatan bangsa mempertahankan Neg Proklamasi


 Nasionalisme dan patriotisme sangat kental mewarnai kelahiran PGRI
 Th 1950, PGRI aktif memberi kontribusi terhadap pembangunan dan penataan sistem pendidikan
 PGRI sebagai organisasi kompak, kuat, pengurus memiliki visi yang sama.
 Kesibukan pengurus agenda pembukaan Komisariat-komisariat di daerah dan pemecahan masalah
pendidikan yang mendesak.
2) Periode Kedua (1955-1966)
(Tahap Pancaroba )

 Tahap ini mulai ada intrik kepentingan politik  menjelang pemilu 1955,
kelompok pro PKI mulai menanamkan pengaruhnya melalui konggres VIII di
Bandung th 1956.
 Perebutan pengaruh mencapai puncaknya pada konggres X PGRI di Jakarta,
diusulkan dengan lahirnya PGRI Non Vaksentral/PKI .
 Terjadinya G.30 S/PKI th 1965 mempercepat rontoknya kekuatan-kekuatan pro-
PKI dalam tubuh PGRI
 Krisis ini dapat diatasi berkat kematangan Ketua Umum M.E Subiadinata
3) Periode Ketiga (1967-1998)
(Tahap Stabilitas dan Pertumbuhan)

 Pada tahap ini setelah organisasi selamat dari ujian berat, ibarat sebuah
second curve .
 Sebagi komponen ORBA PGRI menikmati masa-masa perkembangan dan
stabilitas dan konduksif.
 Keadaan itu direpresentasikan dalam kepengurusan setelah ME Subiadinata
yaitu masa kepemimpinan Basyuni Suriamihardja selama enam periode dalam
empat tahunan (1970-1998).
Periode Keempat (1998-Sekarang)
(Tahap perkembangan lanjut)
 Sejak reformasi, konggres XVIII di Bandung th 1998.
 PGRI mulai mengambil jarak secara lebih fair dari pemerintah, dg tetap
mempertahankan “sikap kooperatif”
 PGRI kembali ke sifatnya secara konsisten dan konsekuen.
 Dalam konteks politik multi partai anggota dibebaskan untuk menentukan pilihannya.
 Perjuangan PGRI menjadi lebih berani menyampaikan tutuntannya. ( Puncaknya
adalah memperjuangkan Undang – undang Guru / UUGD No.14 Th 2005 )
 Pemikiran PGRI sebagai organisasi Serikat Pekerja disamping organsasi profesi
menguat
Perjuangan PGRI

 Sampai saat ini PGRI tetap konsisten dalam pejuangannya terfokus pada
upaya memperjuangkan hak-hak guru sebagaimana diatur di dalam UUGD
No.14 th 2005 yang belum direalisasikan oleh pemerintah.
 Hal tersebut dimaksudkan agar guru memliki kehidupan yang layak sebagai
tenaga pendidik profesionol dihadapan para peserta didiknya.

Anda mungkin juga menyukai