Anda di halaman 1dari 4

Nama : Roby Arpan Johari

NPM : 201643501896
Tugas : Sejarah perjuangan dan jati diri PGRI

1. Jelaskan apa kalian ketahui tentang organisasi guru zaman Belanda, Jepang, dan masa
kemerdekaan saat terjadi Kongres PGRI 1 di Solo?
2. Apa yang kalian ketahui tentang sejarah PGRI pada masa demokrasi liberal dan demokrasi
terpimpin serta intervensi PKI kepada PGRI sampai kongres IX di Surabaya?
3. Jelaskan pendapat anda tentang PGRI di masa order baru terutama terbentuk KAGI, sejalan
dengan sejarah nasional Indonesia pada masa tumbangnya order lama?
4. Sebutkan apa yang dimakan Guru menggugat?Jelaskan pula mengapa kongres PGRI di
bandung(kongres V) dinamakan kongres persatuan!
5. Apa yang kalian ketahui tentang hubungan luar negeri PGRI dengan organisasi Guru sedunia.
Pada kongres ke berapa sudah ada peninjauan dari organisasi Guru Luar Negeri?

JAWABAN
1. - Organisasi zaman belanda
Pada zaman Belanda awalnya organisasi perjuangan guru di pribumi berdiri pada tahun
1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). PGHB memiliki latar
belakang pendidikan yang berbeda-beda, mereka umumnya bertugas di sekolah desa
dan sekolah rakyat angka dua. Tetapi tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib
para anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan pendidikan yang berbeda.

Pada tahun 1932 nama Organisasi Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah
menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Pada zaman pendudukan Jepang segala
organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi
melakukan aktivitas.
-Organisasi zaman jepang
Bulan februari 1942 tentara jepang menduduki indonesia. Pertahanan sekutu yang
bernama ABCD front di Asia Timur, berantakan tak berdaya menghadapi bala tentara
Dai Nippon. Pemerintahan tentara penduduk Jepang melarang pengunaan bahasa
Belanda dan Inggris. Diperintahkannya agar disamping bahasa resmi di sekolah-
sekolah dan bahasa jepang dipelajari dan diajarkan juga. Sejak itu sekolah-sekolah
diberi nama Indonesia dan Jepan. Sekolah Dasar diberi nama “Syo Gakko”,sekolah
menengah “Cu Gakko”, dan sekolah tinggi “Dai Gakko”. Bulan September 1942
Pemerintahan Jepang mulai memebuka Sekolah Menengah Pertama dan atas termasuk
sekolah-sekolah kejuruan termasuk seperti”Sihan Gakko”(Sekolah Guru), ”Kasei Jo
Gakko”(Sekolah Kepandaian Putri) dan lain-lain. Perang dunia pecah pada tahun 1940
negeri Belanda diduduki Jerman. Pada tahun 1941 semua guru-guru laki-laki(Belanda
ditugaskan masuk milisi, Untuk mengisi kekosongan guru, beberapa sekolah sejenis
digabung , kekekosongan iti diisi oleh gur-guru Indonesia. Pada pemerintahan Jepang
segala organisasi dilarang,sekolah ditutup,secara otomatissegala pendidikan menjadi
beku.
-Masa Kemerdekaan
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) lahir pada saat berlangsungnya Kongres
Pendidik Bangsa (Kongres I) pada tanggal 24-25 November 1945.Kongres I
berlangsung tepat 100 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan.Kongres ini
diselenggarakan di Sekolah Guru Putri (SGP) di Surakarta, Jawa Tengah, yang
digerakkan dan dipimpin oleh para tokoh guru, Amin Singgih, RH.Koesnan dan
kawan-kawan.Dari kongres itu lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
sebagai wadah perjuangan kaum guru turut serta menegakkan dan mempertahankan
serta mengisi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka.
2. – PGRI Masa Demokrasi Liberal
Tahun 1950-1959, Saat kongres IV PGRI di Yogyakarta pada tanggal 26-28 feb
1950 saat itu Mr.Assa’at ditunjuk sebagai pemangku jabatan Presiden Republik
Indonesia. Mr. Assa’at pada acara pembukan kongres IV mengesankan dan membakar
semangat juang PGRI isinya :
a. Persatukanlah Negara Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke
b. Memuji PGRI merupakan pencerminan semangat juang para guru sebagai
pendidik rakayat dan pendidik bangsa
c. Mengajurkan agar PGRI sesuai dengan kehendak dan tekad para pendiri
- Masa demokrasi Terpimpin
Periode tahun 1962-1965 kongres ke X di selenggarakan dan merupakan masa
perpecahaan dalam tubuh PGRI yang lebih hebat dibandingkan pada periode
sebelumnya, Penyebab perpecahaan bukan demi kepentingan guru melainkan karena
ambisi politik dari luar. Dan telah terjadi pada tahun 1964 bahwa pemecatan Massal
Pejabat Departemen PP&K sistem pendidikan pancawardhana: perkembangan cinta
bangsa dan cinta tanah air, Perkembangan kecerdasan, Perkembangan emosional-
artistrik atau rasa keharuan dan keindahan lahir batin, Perkembangan keprigelan atau
kekerajinan tangan dan Perkembangan jasmani.
Moral panca cinta meliputi: Cinta nusa dan bangsa, Cinta ilmu pengetahuan, Cinta
kerja dan rakyat yang bekerja, Cinta perdamaian dan persahabatan antar bangsa-
bangsa, Cinta orang tua.
- PGRI Pasca-Peristiwa G30 S/PKI
Pada kongres IX PGRI di Surabaya (oktober 1959),infiltrasi PKI kedalam tubuh PGRI
benar” terasa,dan lebih jelas lagi dalam kongres X di Jakarta(November 1962). Kiranya
prinsip “siapa kawan siapa lawan” berlaku pula dalam tubuh PGRI.”kawan”adalah
semua golongan pancasilais anti PKI yang Dalam Pendidikan mengamankan Pancasila,
dan “Lawan”adalah PKI yang berusaha memaksakan pendidikan. ”pancacinta”
dan “pancatinggi”. Akan tetapi kekuatan pancasila. PGRI masih lebih kuat dan mampu
bertahan menghadapi tantangan tersebut.
3. Pendapat saya PGRI masa orde baru terbentuknya KAGI(Kesatuan Aksi Guru
Indonesia) adalah sejak lahirnya orde baru hingga berakhir di era ini, stabilitasi dan
pertumbuhan setelah selamat dari ujian berat dan kemudian menemukan momentum
pertumbuhan yang baru. PGRI menikmati masa-masa perkembangan dan stabilitasi
dan kekohensif pada interen organisasi. Bersama-sama Persatuan Guru NU, Ikatan
Guru Muhammadiyah, Ikatan Guru PSII (Serikat Islam Indonesia), Ikatan Guru
Marhaenis ( PNI Osa-Usep), Persatuan Guru Kristen Indonesia, Ikatan Guru Katholik,
Persatuan Guru Islam Indonesia,dan Persatuan Guru Perti membentuk
KAGI. Pembentukan KAGI di Jawa Tengah dan Jawa Timur antara lain adalah untuk
menyelamatkan PGRI. Hasilnya dari kemelut politik waktu itu telah mengadakan
Konferda dan terpilhnya Pengurus Daerah PGRI yang baru. Tugas Utama KAGI
antara lain membersihkan dunia pendidikan Indonesia dari unsur-unsur PKI dan Orde
Lama, yaitu PGRI Non Vaksentral ,Serikat Sekerja Pendidikan ,dan PGTI (Persatuan
Guru Teknik Indonesia, menyatukan guru didalam suatu wadah organisasi Guru
(PGRI), Memperjuangkan agar PGRI menjadi Organisasi Guru yang tidak hanya
bersifat Unitaristik tetapi juga Independen dan Non partai Politik.
4. tuntutan KP2KG dalam " GURU MENGGUGAT"
a. Hapus diskriminasi perlakuan terhadap tenaga guru,dosen dan tenaga fungsional
lainnya.
b. Tingkatkan tunjangan fungsional guru agar tidak berbeda jauh dengan tunjangan
tenaga fungsional lainnya.
c. Berlakukan sistem penggajian guru dan tenaga kependidikan secara khusus,
d. Tingkatkan anggaran pendidikan sekurang kurangnya 25 % dalam APBN
e. Pengelolaan pendidikan di daerah akibat berlakunya UU nomor 22 tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah tetap mengutamakan prinsif prinsif Profesionalisme
dengan menetapkan tenaga pengelola ditangan orang orang yang memiliki
kompetensi dan akuntabilitas yg tinggi melalui penjenjangan yang baku dan teruji.
f. Pembentukan Undang Undang khusus yang mengatur status Guru dengan mengacu
kepada rekomendasi ILO/UNESCO tahun 1966 tentang status Guru.
g. KP2KG dengan GURU MENGGUGAT melahirkan UU Guru dan Dosen,adanya
Sertifikasi Guru dan anggaran Pendidikan 20% dalam APBN.
Sedangkan kongres V di Bandung dinamakan kongres persatuan, karenauntuk pertama
kalinya cabang-cabang yang belum pernah hadir sebelumnya datang pada kongres ini.
Acaranya pun lebih bervariasi karena dalam kongres ini membicarakan suatu masalah
yang prinsip dan fundamental bagi kehidupan dan perkembangan PGRI selanjutnya.
Hasil kongres V adalah:
1. Menegaskan kembali pancasila sebagai azaz organisasi.
2. Menugaskan PB PGRI agar dalam waktu singkat melakukan segala usaha untuk
menghilangkan perbedaan gaji antara golongan yang pro dan kontra Republik.
3. Melakukan konsolidasi organisasi dengan membentuk pengurus komisaris-
komisaris daerah.
4. PGRI menjadi anggota Gabung Serikat Buruh Indonesia (SBSI).
Dan kongres V mengandung 2 momentum penting yaitu :
1. Menyambut lustrum PGRI yang segenap berusia 5 tahun.
2. Wujut rasa syukur dan suka cita yang mendalam karena SGI/PGI (Serikat Guru
Indonesia atau Persatuan Guru Indonesia) meleburkan diri dalam PGRI.
Kedua momentum ini mengandung makna bahwa kongres V di bandung merupakan
kongres persatuan. Kongres juga menugaskan PB PGRI agar dalam waktu singkat
melakukan segala usaha untuk menghilangkan perbedaan gaji antara “Non” (pro-
republik) dan “Ko” (bekerja dengan belanda) yang telah di tetapkan oleh peraturan
pemerintah.
5. PGRI sebagai organisasi pejuang pendidik dan pendidik pejuang selalu berusaha
menjalin serta mengembangkan kemitraan dalam bentuk kerjasama yang saling
menguntungkan dengan berbagai pihak, bahkan PGRI sudah menjalin hubungan
secara internasional.
Nilai – nilai yang dikembangkan berdasarkan kemitraan diantaranya adalah:
a. Menumbuhkan semangat rasa persatuan dan kesatuan.
b. Menumbuhkan rasa kesetiakawanan/solidaritas.
c. Menerima, membantu dan merasakan penderitaan orang lain.
d. Meduli terhadap keadaan masyarakat.
Hubungan PGRI dengan luar negeri sudah dapat dibuktikan sejak lahirnya PGRI. Pada
periode tahun 1945 sampai 1950, perjuangan PGRI dititik beratkan melawan NICA-
Belanda guna menyelamatkan perang kemerdekaan. Dalam usaha meningkatkan
pendidikan dimulai dengan peralihan pendidikan yang bersifat kolonial ke pendidikan
nasional.pada tahun 1948 PGRI

Anda mungkin juga menyukai