INDONESIA
(PGRI)
Acara pun lebih bervariasi karena dalam kongres ini bicarakan suatu
masalah yang prinsipil dan faundamental bagi kehidupan dan
perkembangan PGRI selanjutnya, yaitu asas organisasi ini : apakah akan
memilih sosialisme keadilan sosial atau pancasila, akhirnya pancasila
menjadi asas organisasi
Kongres V merupakan “Kongres Persatuan”. Kongres dihadiri
oleh perwakilan luar negeri yang ada diJakarta. Rapat diadakan
dipusat kebudayaan Jln. Naripan, kongres ini membicarakan
suatu masalah yang prinsipil dan fundamental bagi kehidupan
dan perkembangan PGRI yaitu asas organisasi akankah
memilih sosialisme keadilan sosial ataukah pancasila. Akhirnya,
pancasila diterima sebagai asas organisasi.
Kongres VI PGRI di Malang 24-30 November 1952
Kongres menyepakati beberapa keputusan panting. Dalam bidang organisasi,
menetapakan asas PGRI ialah keadilan sosial dan dasarnya ialah demokrasi,
PGRI tetap dalam GSBI. Dalam bidang pemburuhan memperjuangkan
kendaraan bagi pemilik sekolah, intruktur penjas, dan pendidikan masyarakat.
Dalam bidang pendidikan:
Sistem pengajaran diselaraskan dengan kebutuhan Negara pada masa
pembangunan.
KPKB dihapuskan pada akhir tahun pelajaran.
KPKB ditiadakan diubah menjadi SR 6 th
Kursus B-I/B-II untuk pengadaan guru SLTP dan SLTA diatur sebaik-baiknya.
Diadakan Hari Pendidikan Nasional.
Kongres VII PGRI di Semarang 24 November s/d 1 Desember 1954
Kongres ini dihadiri 639 orang utusan. Pelaksanan rapat bertempat di aula
SMA B Candi Semarang. Untuk pertama kalinya kongres PGRI dihadiri
oleh tamu-tamu dari luar negeri Maria Marchant wakil FISE di Paris,
Marcelino Bautista dari PPTA (Filipina) wakil WOTOP, Fan Ming, Chang
Chao, dan Shen Pei Yung dari SBP RRC, dan Jung Singh dari organisasi
guru Malaysia. Dibicarakan pula masalah pendidikan agama.
Kongres VIII PGRI di Bandung 1956