Anda di halaman 1dari 23

Latar Belakang Organisasi

PGRI
Kelompok 1

1. Doni putra (21010003)


2. Anggi Welandra (21010020)
3. Dara Widia (21010024)
4. Muhammad Yahya
(21010030)
5. Regiani Zahira (21010032)
Dosen Pengampu :
Zainal Akil, S.Pd
Pokok Bahasan :

01 03
Latar Belakang lahirnya Sejarah PGRI dari masa pra
PGRI secara kronologis,
legalitas dan tinjauan
02 kemerdekaan,saat
kemerdekaan,pasca
keilmuan kemerdekaan dan aplikasi
Menganalisis dan mensintesis
kesejarahan PGRI dalam HUT
guru sebagai pekerja
PGRI dan HGN
pendidikan
Latar Belakang lahirnya PGRI
01 secara kronologis, legalitas dan
tinjauan keilmuan
1. Kronologis kelahiran PGRI
Berdasarkan kronologis berdirinya organisasi PGRI pada tanggal 25
November 1945 adalah setelah seratus hari dari hari proklamasi RI
tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suasana masih dalam
keadaan perjuangan kemerdekaan bangsa ini menjadi suatu negara
yang berdaulat.
Dengan semangat pekik kemerdekaan yang bertalu-talu, dan bau
mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta,
mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga
tujuan yaitu :
1. Memepertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan
dasar-dasar kerakyatan
3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
2. Legalitas berdirinya PGRI
Terdaftar pada Departemen Kehakiman secara hukum organisasi PGRI
telah terdaftar sebagai organisasi profesi pada Departemen Kehakiman
RI sesuai dengan Penetapan Menteri Kehakiman RI dengan surat
penetapan nya No. 1.A.5/82/12 tanggal 20 September 1954.

Sebagai organisasi ketenagakerjaan atau serikat pekerja, PGRI telah


terdaftar pada Departemen Tenaga Kerja RI sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 370/M/BW/1999 tanggal 10
Agustus 1999. Berarti PGRI memiliki keleluasaan dalam aktifitas
ketenaga kerjaan bagi anggotanya sebagai pegawai atau tenaga kerja,
baik PNS maupun non PNS.
Dengan demikian PGRI beserta anggota nya menyadari resolusi
ketenagakerjaan secara umum sebagaimana telah dideklarasikan dunia
secara universal tentang Hak Azasi Manusia, yaitu resolusi 217 A (III)
tanggal 10 Desember 1948 bahwa :
1) Semua orang mempunyai hak untuk bekerja, untuk memilih tempat
kerja secara bebas untuk memperoleh lingkungan kerja yang pantas dan
aman dan untuk dilindungi dari pengangguran.
2) Semua orang mempunyai hak untuk mendapatkan upah dari
pekerjaannya secara adil tanpa diskriminasi.
3) Semua orang yang bekerja berhak mendapatkan upah yang memadai
yang dapat mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya di dalam
batas-batas yang sesuai dengan kelayakan hidup manusia serta jika perlu
juga mendapatkan tunjangan-tunjangan sosial.
4) Semua orang mempunyai hak untuk membentuk dan bergabung dalam
serikat pekerja untuk melindungi kebutuhan-kebutuhannya.
3. Tinjauan keilmuan
A. Tinjauan Filosofis
Dalam hal ini manusia mempunyai pemahaman atau pandangan
hidupnya sesuai dengan apa yang diyakininya itu benar adanya dan
diterima oleh kelompoknya. Seperti bangsa Indonesia memiliki suatu
pandanganhidupnya yang hakiki sejak menyepakati kemerdekaan
dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka dijadikanlah
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai kesatuan
pandangan hidupnya. Bangsa ini berpijak dengan pandangan yang
sama untuk membawa Negara ini kedepan dengan membuat dasar-
dasar berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan wujud dari
Pemahaman Pancasila UUD 1945, dan dijadikan sebagai dasar Negara
ini. Dalam Pembukaan UUD 1945 di cantumkan antaralain ; “ untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa…” yang merupakan satu diantara
empat tujuan negara Indonesia.
b. Tinjauan Sosiologis
Dipandang dari sudut sosiologis maka PGRI mampu mengelompokkan orang-
orang dan berkoordinasi dengan anggota dan mitranya dan berinteraksi sosial
dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Jadi PGRI adalah organisasi
masyarakat.Rasa ingin mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia
membantu ketertinggalan pendidikan dan pengetahuan tumbuh pada jiwa
para guru yang berkebangsaan Indonesia.

c. Tinjauan Phsikologis.
Di sini perlu pengertian satu sama lain dan memerlukan sikap-sikap dan
tindakan untuk menumbuhkan hubungan yang harmonis satu sama lainnya
dengan menggunakan pemahaman-pemahaman yang bersifat phsikis atau
kejiwaan.Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh,guru akan berani bila
bersama sama dalam perjuangan dan terasa mudah untuk mengerjakan
beban berat,berat sama dipikul ringan sama dijinjing,guru berani melakukan
tugasnya bila itu didukung oleh kelompoknya.
02 Guru Sebagai Profesi Pelayanan
Pendidikan
Berdasarkan kesepakatan yang diikrarkan bersama bangsa-
bangsa yang mendunia ini barulah memberikan wawasan bagi guru
sebagai profesi pelayanan di bidang pendidikan dan sebagai manusia
yang hidup di alam merdeka dan demokrasi ini. Guru akan menentukan
sikap yang benar-benar tahu posisi dalam berkerja danberorganisasi di
negeri yang dicintai ini.Kemudian dalam UUD 1945 pasal 27 ditegaskan
bahwa “setiap warganegara berhak atas pekerjaan dan perlindungan
yang layak bagi manusia.” Jadiwajar guru di Indonesia mendapat hak
perlindungan hukum dalam bekerja sebagai tenaga profesional dan
sebagai warga negara yang baik.
Dari pihak organisasi dunia pendidikan tingkat Internasional
pun telah menegaskan, sesuai dengan keputusan Kongres Organisasi
WCOTP (World of Confederation of Organization Teaching
Professional) yaitu suatu organisasi gabungan organisasi-organisasi
profesi guru dunia di San Jose,
Costa Rica tahun 1990 memutuskan suatu resolusi tentang Pembinaan
kebebasan professional dan hak-hak serikat pekerja pendidikan sebagai
berikut :
1. Kegembiraan bagi para guru dan pekerja pendidikan lainnya atas
kebebasan akademis, kebebasan professional dan kebebasan serikat
pekerja.
2. Bila para guru diharuskan memberikan suatu bentuk pendidikan di
kelas yang konsisten dengan idealisme perdamaian keadilan, demokrasi
sosial.
3. Sebagai pekerja,
4. Menjadi bagian dari sekolah negeri
5. Pandangan politis para guru,
6. Kebiasaan serikat pekerja pendidikan dalam hubungan dengan partai-
partai politik
7. Organisasi-organisasi pekerja pendidikan harus independent dalam
soal dana
8. Bersamaan dengan organisasi-organisasi profesi pengajar lainnya
Guru bertanggungjawab atas tercapainya mutu produk pendidikan yang
dihasilkan, sehingga dalam melakukan proses guru harus bersungguh-
sungguh membangunan dan mencitrakn dirinya sebagai fasilitator,
inisiator, mediator, motivator, maupun evaluator atas pekerjaaan yang
dilakukannya .
Sejarah PGRI
03
A. Masa Pra Kemerdekaan
1. Pada masa kerajaan
Pendidikan bangsa Indonesia dipengaruhi oleh budaya bangsa
sendiri, dan pengaruh ajaran agama Hindu, Budha, Islam dan Kristen.
Menurut para ahli sejarah bahwa tujuan pendidikan pada masa kerajaan
Hindu dipengaruhi oleh kepercayaan politheisme yaitu percaya kepada
Dewa- dewa .
Sedangkan ajaran Budha mempengaruhi tujuan pendidikan pada
waktu itu yaitu berdasarkan ajaran Sidharta Gautama bahwa setiap
manusia didik menjadi manusia sempurna agar dapat masuk nirwana atau
surga. Pada masa kerajaan yang dipengaruhi agama Islam adalah
berorientasi
kepada proses pembentukan akhlakul karimah (berakhlak mulia).
2. Masa Penjajahan
Pada abad 17 dan 18 Indonesia dijajah oleh Belanda. Selama
Belanda berkuasa dan menjajah, pendidikan di Indonesia pilih kasih dan
tidak berkembang. Pendidikan di utamakan kepada orang asing dan
kaum pedagang dan anak-anak pegawai Belanda saja. Para raja-raja tidak
kuasa pula melaksanakan pendidikan kepada rakyatnya. Pendidikan yang
ada dilaksanakan oleh pemerintahan Belanda yang guru-gurunya
dirangkap oleh
para pengelola gereja. Format pendidikan yang dikelola oleh rakyat harus
dan pengelolaannya dibebankan kepada rakyat.
3 Pada masa perintis kemerdekaan
Setelah masa kesadaran kemerdekaan tumbuh dan berkembang
sejak mulai tahun 1908 dengan lahirnya organisasi
BudiUtomo yang merintis bersama- sama organisasi profesi dan pemuda
sehingga berhasil mewujudkan lahirnya Sumpah Pemuda
Tahun 1922 lahir pula Perguruan Taman Siswa dengan
pendirinya Kin hajar Dewantara .Selanjutnya dari sisi ulama lahirlah
organisasi Nahdatul Ulama (NU) yang didirikan oleh KH. Hasyim
Asyhari pada tanggal 31Januari 1926. Semangat mulai bersatu terwujud
para pemuda membentuk diriula dan dirintislah suatu keputusan para
pemuda dengan Sumpah
Pemudanya (1928), yaitu: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa
Indonesia.pada tahun 1932 Persatuan Guru Hindia Belanda ( PGHB )
berubah
nama menjadi Persatuan Guru Indonesia ( PGI ) belum muncul (R)
2. Masa Pasca Kemerdekaan Indonesia
 Begitu Proklamasi diumumkan oleh para Proklamator Soekarno-Hatta
seratus hari kemudian lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) setelah disepakati secara nasional pada Kongres pertama
guru_x0002_guru Indonesia di Surakarta (kota Solo) Provinsi Jawa
Tengah pada
tanggal 25 Nopember 1945.
 Lahirnya PGRI telah membawa persatuan dan kesatuan para guru dan
tenaga kependidikan di seluruh Indonesia, sehingga menghapuskan
segala bentuk perpecahan diantara kelompok guru. Peserta Kongres
PGRI menunjuk ketua Umum Pengurus Besar PGRI yaitu Amin Singgih.

.
  Masa Orde Lama
• Pada masa-masa perpolitikan bangsa Indonesia tiba pada puncaknya dalam Pemilu pertama
tahun 1955, para anggota PGRI terbawa arus politik dan banyak yang melibatkan diri dalam
peserta pemilu maka terjadilah kemacetan dalam perjalanan organisasi.

• Kemudian setelah pemerintahan orde lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno berakhir
(1966), maka pemerintahan dikuasai oleh orde baru yang dipimpin oleh Soeharto (1966).
  Masa Orde Baru
• Pada masa orde baru ini mulailah PGRI menunjukkan sebagai organisasi modern, dalam
rangka ikut aktif membangun pendidikan di Indonesia.
• Begitu terkesannya kerjasama organisasi PGRI dengan Pihak Pemerintah saat itu maka secara
mendasar pusat perkantoran organisasi PGRI dibantu oleh Pemerintah RI sehingga terwujud
Pembangunan Gedung Guru Indonesia di Jakarta, tepatnya Jl. Tanah Abang 3 No. 24 Jakarta.
• Dari sini berkembanglah sayap organisasi dengan berdirinya Yayasan Pembinaan Lembaga
Pendidikan (YPLP-PGRI), Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH), Badan Pengelola
Gedung Guru Indonesia (BP GGI), PT Harapan Masa ( percetakan), Majalah Suara Guru.
  Masa Reformasi
• Era reformasi ditandai dengan runtuhnya sebuah rezim orde baru yang otoriter. Setelah orde
baru tumbang maka perubahan menjadi pilihan pembangunan bangsa.
• Perjuangan PGRI pada masa reformasi ini meliputi bidang keorganisasian, kesejahteraan
ketenagakerjaan, perundang-undangan, reformasi pendidikan nasional serta kemitraan
nasional dan internasional.
• PGRI melepaskan diri dari Partai Politik, tidak lagi bergabung dengan suatu partai tertentu.
Pada masa ini PGRI benar-benar telah membawa organisasi dengan paradigma barunya
yaitu unitaritas, independen dan non partai politik
• Akhirnya berkat semangat perjuangan yang menggelora sejak tahun 1998 KONGRES XVIII di
Bandung sampai tahun berikutnya dapat membuahkan hasil yaitu Undang-Undang No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
• Pada tahun berikutnya PGRI melalui kesepakatan dalam keputusan Kongres XVIII-XX bertekad
mendesak Pihak Pemerintah untuk peduli dengan guru dan lahirlah ketentuan-ketentuan
tentang mutu dan kesejahteraan guru seperti ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun
2008 tentang Guru, selanjutnya ketentuan lainnya yang berkaitan dengan kesejahteraan guru.
thank you

Anda mungkin juga menyukai