Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“JATI DIRI, SIFAT SIFAT DAN SEMANGAT PGRI ”

DISUSUN OLEH :

1. Hafiz Wijaya (2023143328)


2. M.Rafahael Pratama Putra (2023143355)
3. Natali Amelia (2023143341)
4. Nabilla Syadena (2023143346)
5. Dina Saputri Dewi (2023143360)

DOSEN PEMBIMBING :
JANUARDI S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas limpahan

rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan

yang berarti dan sesuai dengan harapan. Makalah ini akan membahas tentang “Jati

Diri, Sifat-Sifat dan Semangat PGRI ” Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada

Bapak JANUARDI S.Pd, M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah “ KE-PGRI-

AN ” yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan

makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan

kritik dan saran untuk perbaikan sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik.

Demikian makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi yang

membaca khususnya mahasiswa Universitas PGRI Palembang.

Palembang, 19 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jati Diri PGRI ....................................................................... 3


2.2 Dasar PGRI ............................................................................................. 5
2.3 Ciri Jati Diri PGRI .................................................................................. 5
2.4 Sifat PGRI............................................................................................... 10
2.5 Semangat PGRI ...................................................................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14


3.2 Saran ....................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran guru, pejuang tanpa tanda jasa pun tak luput untuk memperjuangkan hak-
hak kita agar menjadi cendekia terpelajar. Dalam perjalanannya, ketika zaman
penjajahan Belanda, terdapat bermacam-macam sekolah bagi golongan tertentu
seperti Volksschool untuk masyarakat desa, Tweede Inlandse School untuk rakyat
biasa di kota-kota, dan Sekolah Dasar berbahasa Belanda untuk anak priyai atau
anak-anak pegawai pemerintah Hindia Belanda yang gajinya paling sedikit fi
100/bulan. Guru-gurunya adalah tamatan dari sekolah-sekolah guru seperti Sekolah
Guru Desa, Normalschool (NS), Kweekschool (KS), Hogere Kweckhooi (HKS),
dan sebagainya. Namun, jerih payah guru-guru tersebut tak sebanding dengan upah
yang didapat. Pasalnya, gaji guru disesuaikan ia berasal dari lulusan sekolah mana.
Tak jarang hal tersebut menimbulkan pertentangan antar-golongan guru yang tidak
menguntungkan dunia pendidikan. Maka dari itu, dibentuklah suatu perkumpulan-
perkumpulan guru dari berbagai jenjang guru pada masa penjajahan kala itu.
Dampaknya, lahirlah perkumpulan guru yang disebut PGRI, dalam Kongres I PGRI
di Surakarta 21 November 1945 yang memiliki asas dan semangat ke-PGRI-an.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari jati diri PGRI?
2. Bagaimana Dasar yang terkandung dari PGRI?
3. Bagaimana ciri-ciri jati diri PGRI?
4. Apa sifat yang terkandung dalam PGRI?
5. Apa Landasan semangat PGRI?

1
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dari jati diri PGRI.
2. Untuk mengetahui dasar yang terkandung dari PGRI.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri jati diri PGRI.
4. Untuk mengetahu sifat yang terkandung dalam PGRI.
5. Untuk mengetahui landasan PGRI.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jati Diri PGRI


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, jati diri adalah ciri-ciri, gambaran atau
suatu benda, identitas, inti, jiwa dan daya gerak dari dalam, spiritualisasi. Jati diri
PGRI adalah identitas organisasi guru yang diwujudkan oleh PGRI secara pribadi,
sebagai warga negara dan tenaga prifesi. Menurut PB PGRI (2000), jati diri PGRI
merupakan urat nadi perkembangan dan keberadaan PGRI dalam keseluruhan
perjalanan bangsa untuk mewujudkan hak-hak asasi guru sebagi pribadi, warga
Negara dan pengembang profesi. Sebagaimana telah tercantum dalam anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) PGRI pasal 3, bahwa jati diri PGRI
adalah sebagai berikut:
1. PGRI sebagai organisasi profesi
PGRI sebagai organisasi profesi berarti suatu organisasi yang terdiri
dari guru guru dan tenaga kependidikan yang sejawat berkumpul dalam suatu
wadah persatuan atau perkumpulan dan berjuang mewujudkan semua amanat
keputusan organisasi baik yang tersurat maupun yang tersirat sesuai dengan
ketentuan atau aturan mainnya.
2. PGRI sebagai organisasi perjuangan
PGRI sebagai organisasi perjuangan artinya menurut AD/ART adalah
mengemban amanat dan cita cita proklamasi 17 agustus 1945, menjamin,
menjaga dan mempertahankan keutuhan dan kelangsungan NKRI dengan
membudayakan nilai-nilai luhur Pancasila.

3
3. PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan
PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan adalah organisasi yang
menyadari bahwa anggotanya mempunyai hak untuk bekerja, untuk memilih
tempat kerja secara bebas untuk memperoleh lingkungan kerja yang pantas dan
aman untuk dilindungi dan hak untuk mendapatkan upah dan pekerjaan secara
adil tanpa diskriminasi serta hak untuk membentuk dan bergabung kedalam
serikat pekerja (traid union) untuk melindungi kebutuhan-krbutuannya.

Jati diri PGRI adalah perwujudan dari sifat-sifat yang khas PGRI yang tampak
dalam nilai-nilai, pola pikir, sikap perbuatan, Tindakan, perjuangan dan
profesionalisasi yang didasarkan falsafah Negara Pancasila dalam UUD 1945, serta
jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945. Terbentuknya organisasi Persatuan Guru
Republik Indonesia adalah hasil dari perjuangan guru-guru Indonesia. Sejarah
perjuangan kaum Guru, memang telah dimulai dari masa Hindia Belanda dengan
adanya oraganisasi Persatuan Guru Hindia Belanda pada tahun 1912. Persatuan
Guru Hindia Belanda kemudian mengalami perubahan menjadi Persatuan Guru
Indonesia pada tahun 1932. Pada tanggal 23-25 November 1945 diadakan kongres
Guru, yang menghasilkan Persatuan Guru Republik Indonesia. Dalam situasi
perjuangan rakyat melawan Sekutu, guru guru mengadakan kongres yang
dilaksankan di Sekolah Guru Puteri (SGP) gedung Van De Vanter, sekarang SMP 3
Surakarta Jawa Tengah. Sebagai penggerak dan pemimpin adalah Amin Singgih dan
Rh. Koesnan. Kongres dilaksankan dari tanggal 23 sampai 25 November 1945.

Hasil kongres tersebut adalah guru-guru sepakat untuk membentuk suatu


organisasi yang bisa mewadahi aspirasi dan perjuangan guru untuk kemajuan
bangsa Indonesia. Atas usulan dari Persatuan Guru Seluruh Periangan (PGSP) dari
Jawa Barat yang mengusulkan nama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Seluruh peserta kongres sepakat dan menyetujui berdirinya suatu organisasiyang
bernama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

4
2.2 Dasar Jati Diri PGRI
Dasar jati diri Indonesia terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
a. Dasar Historis
PGRI berdasarkan hakekat kelahirannya merupakan bagian dari
perjuangan semesta rakyat Indonesia, melalui profesi keguruan menyebarkan
semangat perjuangan dalam merebut, menegakkan, menyelamatkan dan
mempertahankan kemerdekaan, menyelamatkan dan mempertahankan
kemerdekaan negara kesatuan replublik Indonesia 17 agustus 1945 yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Dasar Ideologi, politis
Secara ideologi-politis,PGRI berkewajiban untuk mewujudkan cita cita
kemerdekaan melalui pembangunan nasional di bidang Pendidikan serta terikat
dengan pelaksanaan Pancasila dan undang-undang dasar 1945.
c. Dasar Sosiologi dan IPTEK
Dalam pengabdiannya, PGRI selalu bersifat rensponsif,adaptif, inovatif
dan permisi selektif terhadap keadaan masyarakat serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

2.3 Ciri-ciri Jati Diri PGRI

Jati diri PGRI memiliki ciri ciri sebagai berikut:


1. Nasionalisme
Nasionalisme adalah kesadaran suatu warga negara yang secara
professional atau actual bersama-sama mencapai, mempertahankan dan
mengabdikan identitas, integritas kemakmmuran dan kekuatan bangsa secara
mandiri. Dalam halini PGRI mengutamakan persatuan dan kesatuan sebagai
modal dasar dengan memupuk sikap dan sifat patriotisme sebagai jiwa dan
semangat PGRI dalam melaksankan misinya. Indonesia yang merupakan
negara kepulauan dengan berbagai macam suku bangsa, Bahasa daerah, budaya
dan dapat istiadat perlu mewujudkan persatuan dan kesatuan. Sikap ini harus

5
diawali dari kehidupan sehari-hari diirumah, dalam pergulan, di sekolah. Hal
itu akan terwujud jika kita bila diantar kita salling mengenal, memahami, saling
menghormati, dan saling menghargai.

2. Paham Demokrasi
Paham demokrasi di awali dalam system pemerinttahan kota bangsa
yunani (508SM). Bentuk pemerintahan baru itu kmudian dinamakan”
Demokrasi”, artinya pemerintahn oleh raktyat. Jadi demokrasi itu sudah ada
sebelum Kristen dan islam lahir sebagaiagama besar dkidunia. Kemudian
demokrasi memasuki abad rasionalisme yaitu suatu aliran mendasarkan
pemikiran atas akal semata mata. Suatu teori yang mengandung prinsip-prinsip
keadilan yang universal, yang berlaku bagi semua waktun dan semua manusia.
Teori ini mendasari pengertian dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

3. Kemitraan
Kata “mitra” mempunyai arti teman sahabat atau kejam jalan yang
berarti menjalin persahabatan suara menjalin persahabatan tentang orang lain
diharapkan pula sebagian dan keuntungan di kedua pihak. PGRI sebagai
organisasi pejuang Pendidik dan Pendidik pejuang selalu berusaha menjalani
dan mengembangkan kemitraan dalam bentuk kerjasama nasional maupun
internasional kesemuanya itu dimaksudkan untuk membela hak dan nasi
pekerja pada umumnya dan guru pada khususnya.

4. Unitarisme
Pengertian “Unitarisme” mengandung arti suatu ajaran atau paham yang
menginginkan suatu bentuk kesatuan (misalnya negara kesatuan). Sedang
pengertian ciri Unitar isme dalam organisasi PGRI ialah semua guru dapat
menjadi anggota dengan tidak membedakan latar belakang, tingkat dan jenis
kelamin, status, asal usul serta adat istiadat. Sikap dan perilaku yang unitsristik
ditandai Dengan sikap yang toleran, sabar dan penuh pengertian. Sangat tidak

6
terpuji sebagai siswa lembaga terjadi PGRI, apabila di sekolah ada berbagai
kelompok yang menonjolkan adanya perbedaan yang didasarkan pada agama,
ras, suku dan sosial ekonomi.

5. Profesionalisme
Kata “professionalisme” diturunkan dari kata “professional” yang
berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilandasi
pendidikan seorang dikatakan profesional apabila ia telah mendapat pendidikan
dan Pandaian khusus untuk menjalankan pekerjaannya. Ciri profesionalisme
artinya PGRI mengutamakan karya dan kemampuan profesionalisme di
kalangan siswa. PGRI ini mewajibkan siswa belajar sungguh sungguh sesuai
dengan bakat minat dan cita cita nya agar memperoleh suatu keahlian atau
dalam mengerjakan Sesuatu.

6. Kekeluargaan
Hubungan sosial dalam bentuk kekeluargaan sangat dikenal di
Indonesia. Sikap kekeluargaan tunjukkan dengan sikap dan perilaku
keseharian. Sikap Gotong-royong, Ramah, tenggang rasa, saling membantu
dan rasa senang sip mengan dapat dilihat dalam kehidupan di desa. Dalam
kekeluargaan hatimu sikap saling Asah, asuh, ajri. Saling asah berarti saling
membantu dalam memperoleh pengetahuan, saling asih berkaitan dengan kasih
sayang sesama siswa lembaga PGRI. saling asuh saling mempunyai makna
saling mengingatkan apabila ada kesalahan. Ajrih berarti sikap segan, hormat
sikap takut melanggar tata tertib atau peraturan, baik yang diatur oleh manusia
maupun yang diatur dalam agama.

7. Kemandirian
Organisasi PGRI memeiliki ciri kemandirian, artinya bahwa dalam
melaksanakan sesuatu tidak sepenuhnya bergantung pada pihak lain, PGRI

7
nertumpuh pada kepercayaan, kemampuan diri sendiri, tanpa keterkaitan dan
ketergantungan pada pihak lain. Dalam era globalisasi dengan pesatnya
kemjuan teknologi dan informasi sangat memerlukan kemandirian dan kerja
sama antar bngsa. Seseorang memiliki kemandirian apabila mempuhyai
kemampuan, percaya diri serta keberanian untuk berbuta dan bertindak untuk
mencapai kemajuan. Kemandirian yang harus dimiliki siswa lebaga Pendidikan
PGRI adalah berbekal pengadaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kemampuan berinteraksi dengan orang lain.

8. Non Partai
Ciri non partai artinya bahwa PGRI tidsk mempunyai hubungan
organisasi dengan sosial politik maupun sebagai organisasi. PGRI tidak
menganut suatu paham politik tertentu, tidak menjadu bagian dari partai dari
politik apapun dan tidak melakukan kegiatan -kegiatan politik praktik seperti
yang dilakukan oleh partai politik . Hakekat dan ciri non partai politik adalah
kemandirian yang berarti memi;iki kemampuan diri. Disekolah ciri non partai
ini harus dapat ditunjukan dalam wawasan wiyata mandala. Arti kata’ wawasan’
berarti pandangan , ‘wiyata’ berarti pengajaran. Jadi wawasan wiyata mandala
adalah suatu pandangan bahwa sekolah adalah lingkungan belajar mengajar,
yang terlepas dari pengaruh apapun yang dapat mengganggu proses belajar
mengajar tersebut. Kewajiban siswa PGRI harus dapat menciptakan wawasan
wiyata mandala disekolah. Untuk menciptakannya, siswa harus menjaga
pengaruh- pengaruh dari luar yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.
Misalnya pengaruh untuk ikut tawuran atau berkelahi, ikut serta berpolitik
praktis.

9. Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai


Jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 itu adalah upaya PGRI dalam
menegakkan dan melestarikan semangat perjuangan kemerdekaan 1945

8
sebagai jiwakejuangan bangsa kepada generasi penerus. Semangat para pejuang
dan pediri bangsa selalu disertai dengan semangat rela berkorban, pantang
mundur, dan pengabdian kepada bangsa Indonesia tanpa pamrih. Rela
berkorban bukan berarti mengorbankan diri dengan sia-sia, tetapi berkorban
dalam membela keadilan dan kebenaran. Rela berkorban harus disertai
keiklasan dan kejujuran. Sikap pantang mundur memberi makna tidak mudah
putus asa. Siswa PGRI harus terus belajar. Kegagalan meruakan awal
keberhasilan. Belajar dan bekerja merupakkan motto Lembaga Pendidikan
PGRI. Sifat pengabdian kepada bangsa pernyataan sikap seluruh rakyat sebagai
bangsa Indonesia dari sabang sampai Merauke, membela bangsa Indonesia
perlu tumbuh dikembangkan

2.4 Tujuan dan Fungsi Jati Diri PGRI


Tujuan dan jati diri PGRI adalah sebagai berikut:
• Tegaknya keberadaan PGRI, tumbuhnya rasa bangga, rasa ikut memiliki.
• Tercapainya loyalitas, dedifikasi, disiplin dan kemampuan profesional yang
tinggi dalam tugas pokok dan fungsinya.
• Memiliki kemampuan dalam mengantisipasi setiap perubahan akibat
perkembangan masyarakat, ilmu dan teknologi

Sedangkan fungsi dari jati diri PGRI adalha sebagai berikut:

• Sebagai pedoman gerak perjuangan bagi anggota organisasi.


• Sebagai sarana memasyarakatkan eksitensi dan visi, misi organisasi.
• Sebagai sarana perjuangan (kaderisasi) dalam rangka mempertahankan,
meningkatkan dan mengembangkan organisasi PGRI.
• Sebagai pembangkit motivasi perjuangan PGRI.
• Sebagai wahana penerapan rasa kebanggaan pada anggota/warga PGRI.

9
2.5 Sifat sifat PGRI
PGRI memiliki tiga sifat atau asas-asas yang berfungsi semata-mata untuk
menjaga keutuhan PGRI dan bahaya perpecahan yang akan merugikan PGRI,
bangsa, dan negara. Berdasarkan AD/ART PGRI, pasal 4 bahwa sifat-sifat
organisasi PGRI adalah sebagai berikut:
a. Unitaristik
PGRI tidak mengenal perbedaan agama, perbedaan ras, suku bangsa
,pendidikan, ijazah, jeniskelamin dan sebagainya. Melihat kenyataan yang ada
guru memang memiliki latar belakang yang berbeda. Mereka berbeda agama,
berbeda suku bangsa. Berbeda jenis kelamin, berbeda kedudukan, berbeda
tempat dan jenjang pengabdian, berbeda aspirasinya. Kebhinekaan ini
merupakan potensi bangsa yang dipadukan sebagai perekat bangsa, bukan
untuk perpecahan. PGRI menyadari dan ingin menyatukan semua potensi
tersebut. Oleh karena itu PGRI menerapkan asas unitaristik sebagai asas
perjuangannya. Dengan asas unitaristik ini PGRI berupaya menghilangkan
perbedaan itu, PGRI tidak mengenal perbedaan agama, perbedaan ras, suku
bangsa, pendidikan, ijazah, jenis kelamin dan sebagainya.
b. Independen
PGRI merupakan organisasi yang mandiri. Tidak tergantung pada pihak
manapun. Dengan prinsip saling menghargai saling menghormati, menjalin
mitra kesejajaran, berdiri diatas semua golongan untuk diabdikan bagi
kepentingan anggota nusa dan bangsa. Asas ini memotivasi organisasi untuk
mampu berdiri di atas kaki sendiri, penuh percaya diri, bebas ketergantungan
dari pihak lain. Kemandirian ini menuntut pula kokohnya rasa persatuan dan
kesatuan, dedikasi yang tinggi, semangat kerja keras. Indepensi berlandaskan
pada asas demokrasi keterbukaan, pengakuan dan penghormatan atas hak azasi
manusia memotivasi untuk mampu berdiri diatas kaki sendiri, penuh percaya
diri, bebas dan sifat ketergantungan pada siapa pun juga. Azas kemandirian ini

10
menuntut pula kokohnya rasa persatuan dan kesatuan, penuh dedikasi semangat
kerja keras, berlandaskan pada asas kebersamaan dalam mitra kesejajaran.
c. Non Partai Politik
Melihat pengalaman sejarah sejak organisasi PGRI berdiri segala
kepentingan baik dari dalam maupun dari luar begitu kuat untuk
mempengaruhi, utama kepentingan politik, baik kepentingan politik
perorangan maupun kepentingan politik golongan. Pengalaman sejarah saat
orde lama dan orde baru merupakan pengalaman sangat berharga dalam
menentukan arah politik organisasi, pengalaman itulah membat organisasi
mengambil keputusan untuk menjadikan organisasi menjadi Non Partai Politik
PGRI sebagai organisasi tidak terikat atau mengikatkan diri pada salah satu
kekuatan sosial politik yang ada. PGRI memberikan kebebasan kepada
anggotanya dalam menyalurkan aspirasinya, sesuai pilihan hati nuraninya tanpa
meninggalkan asa dan jatidiri PGRI.

Ketiga asas itu diterapkan PGRI semata-mata untuk menjaga keutuhan


PGRI dan bahaya perpecahan yang akan merugikan PGRI, bangsa dan negara.

2.6 Semangat PGRI

PGRI memiliki dan melandasi kegiatannya pada semangat demokrasi,


kekeluargaan, keterbukaan, tanggung jawab, etika serta hukum. Semangat
demokrasi, artinya demokratis, dilaksanakan dengan adil dan rata. Tidak
memandang perbedaan berbagai aspek (unitaristik). Semangat kekeluargaan,
keterbukaan, tanggung jawab, etika, serta hukum maksudnya organisasi
dilaksanakan dengan mengedepankan asas musyawarah yang bisa
dipertanggungjawabkan, sesuai norma atau aturan yang berlaku, dan berlandaskan
asas hukum. Berarti PGRI suatu organisasi bersifat keterbukaan dan tidak ada yang
ditutupi antara pengurus maupun pengurus dengan anggotanya. Semua anggota
merasa memiliki organisasi ini. Tidak harus terpacu saling berebutbharus jadi
pengurus atau peran sesuatu atau kepanitiaan. Hal ini terasa Ketika mengambil

11
suatu keputusan atas nama suatu organisasi haruslah diambil atas keputusan rapat
dan dicantumkan dalam keputusan itu dan langsung menjadi dokumen yang
ditetapkan Bersama, dilaksanakan Bersama-sama, disosialisasikan secara
Bersama-sama dan di kampanyekan Bersama-sama dan bertanggung jawabkan
Bersama-sama. Jadi tidak ada keputusan atau kegiatan yang di tutup-tutupi. Dalam
hal ini pengurus besar PGRI mengemukakan bahwa visi dan misi PGRI dapat
terwujud dengan adanya keterbukaan atau transparasi dalam organisasi.

Persatuan Guru Republik Indonesia terus berjuang menggalang persatuan


dengan mengajak guru-guru di daerah untuk bergabung ke dalam PGRI. Namun,
perjuangan itu tidaklah mudah karena mendapat rintangan dari pihak Belanda.
Persatuan Guru Republik Indonesia merasa bangga dikarenakan Rh. Koesnan
diangkat menjadi Menteri Perhubungan dan Sosial dalam kabinet Moh. Hatta.
Peran Persatuan Guru Republik Indonesia pada masa Revolusi Indonesia adalah
ikut merumuskan tujuan Pendidikan Indonesia. Dari uraian latar belakang di atas
dalam tulisan bermaksud mengangkat kembali tentang “Perjuangan Organisasi
Guru di Masa Revolusi dengan melihat lebih jauh kiprah organisasi PGRI di awal
pendiriannya. Sebagaimana disebutkan, diawal kemerdekaan peran organisasi
PGRI menjadi sangat penting dalam menentukan Landasan dan Tujuan Pendidikan
Nasional dan Sistim Sekolah serta pembentukan sebagai organisasi perjuangan
yang turut serta mengawal dan mengisi kemerdekaan.

Para guru Indonesia menyadari betul semangat kemerdekaan sebagai perisai


yang ampuh bagi proses perwujudan persatuan guru-guru Republik Indonesia.
Motivasi ini pula yang mendorong proses lahirnya organisasi guru yang diharapkan
bakal menjadi embrio bagi penerusan cita-cita kemerdekaan. Setelah Indonesia
merdeka, semangat melanjutkan profesi keguruan dilanjutkan oleh orang-orang
peribumi Indonesia. Kehadiran organisasi para guru sebagai wadah dan sarana
kaum guru yang sedang berevolusi kemerdekaan, merupakan manisfestasi akan
keinsyafan dan rasa tanggung jawab kaum guru Indonesia dalam memenuhi
kewajiban akan pengabdiannya serta partisipasinya kepada perjuangan menegakan

12
untuk mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Hadiatmadja
dkk, 2000:19).

Perjuangan guru yang diwadahi oleh PGRI dalam masa kemerdekaan telah
banyak berjasa bagi bangsa Indonesia. Bukan hanya mendidik dalam rangka
mencerdaskan bangsa, tetapi ikut pula dalam perjuangan fisik melawan Belanda
yang ingin kembali menguasai Indonesia dengan membonceng sekutu. Peran yang
diambil oleh guru-guru Indonesia pada masa kemerdekaan telah banyak
memberikan sumbangsih bagi bangsa Indonesia. Dengan perjuangannya
pendidikan Indonesia mempunyai landasan dasar yaitu Pancasila. Penanaman
semangat patriotisme, sebagai tujuan pendidikan memang sesuai dengan situasi
pada waktu itu. Negara dan bangsa Indonesia sedang mengalami perjuangan fisik,
dan sewaktu-waktu pemerintah kolonialis Belanda masih berusah untuk menjajah
kembali Negara Indonesia. Oleh karena itu dapat dipahami mengapa semangat
patriotisme sangat ditekankan oleh pemerintah sebagai tujuan nasional pendidikan
di Indonesia. Maka, dengan semangat itu, kemerdekaan dapat dipertahankan dan
diisi. (Depdikbud, 1979 :95-96).

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jati diri PGRI adalah identitas organisasi guru yang diwujudkan oleh PGRI
secara pribadi, sebagai warga negara dan tenaga prifesi. Menurut PB PGRI (2000),
jati diri PGRI merupakan urat nadi perkembangan dan keberadaan PGRI dalam
keseluruhan perjalanan bangsa untuk mewujudkan hak-hak asasi guru sebagi
pribadi, warga Negara dan pengembang profesi. PGRI memiliki tiga sifat atau asas-
asas yang berfungsi semata-mata untuk menjaga keutuhan PGRI dan bahaya
perpecahan yang akan merugikan PGRI, bangsa, dan negara. Berdasarkan AD/ART
PGRI, pasal 4 bahwa sifat-sifat organisasi PGRI yaitu unitaristik, independent, dan
non partai politik
PGRI memiliki dan melandasi kegiatannya pada semangat demokrasi,
kekeluargaan, keterbukaan, tanggung jawab, etika serta hukum. Semangat
demokrasi, artinya demokratis, dilaksanakan dengan adil dan rata. Tidak
memandang perbedaan berbagai aspek (unitaristik). Berarti PGRI suatu organisasi
bersifat keterbukaan dan tidak ada yang ditutupi antara pengurus maupun pengurus
dengan anggotanya. Semua anggota merasa memiliki organisasi ini.

3.2 Saran
penulis tentunya menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kosasih Ahmad . (2016). PERJUANGAN ORGANISASI GURU DI MASA REVOLUSI


SEJARAH PGRI DI AWAL PENDIRIANNYA. SOSIO-E-KONS, Vol. 8 No.2

M.Si, Dr. H.Sugito.2012.Pendidikan Sejarah Perjuangan dan Jatidiri PGRI.


Jakarta:YPLP/PPLP PGRI Pusat.

Hadiatmadja, R.A. Soepardi., dkk., 2000. Pedidikan sejarah perjuangan PGRI


(PSPPGRI), Jilid II, III, IV, V. Semarang : IKIP PGRI.

Depdikbud.1979 Eisenstadt, S. N. 1986. Revolusi dan transformasi masyarakat, (terj.)


Candra Johan Jakarta: CV. Rajawali.

15

Anda mungkin juga menyukai